Gizi untuk Proses Penyembuhan Luka pada Pasien dengan Diabetic Foot Ulcer (DFU)

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang sering disebut sebagai pembunuh diam dan tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikelola sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing individu. Oleh karena itu, pengelolaan DM perlu dilakukan seumur hidup. Neuropati diabetik, yang merupakan salah satu penyebab DFU, dapat mengakibatkan kaki pasien terasa mati rasa hingga mengalami luka yang serius. Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa kerusakan pada sistem otonom dapat terjadi di kedua kaki. Jika luka tersebut terinfeksi, konsekuensi terburuknya adalah amputasi kaki. Oleh karena itu, selain merawat kaki, penderita diabetes sangat disarankan untuk memperhatikan pola makan dan asupan gizi yang mereka konsumsi. Proses penyembuhan luka memerlukan nutrisi tertentu untuk mempercepatnya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa gizi memainkan peran krusial dalam penyembuhan luka, karena nutrisi tersebut berkontribusi pada fungsi sistem kekebalan, sintesis kolagen, serta meningkatkan kekuatan dan elastisitas luka. Konsumsi gizi yang tepat dapat mendukung proses penyembuhan DFU. Sebagian besar pasien DFU mengalami kekurangan mikronutrien akibat pola makan yang tidak memadai, yang berujung pada masalah malnutrisi. Asupan gizi yang tepat dapat membantu proses penyembuhan DFU. Banyak pasien DFU mengalami kekurangan mikronutrien akibat pola makan yang tidak seimbang, yang dapat mengakibatkan masalah malnutrisi. Pengaturan asupan gizi, baik makronutrien maupun mikronutrien, secara terapeutik adalah metode yang efektif untuk mengontrol dan mengurangi komplikasi lanjutan dari DFU. Nutrisi yang tepat dapat membantu tubuh dalam proses penyembuhan luka. Pemantauan dapat dilakukan melalui beberapa faktor, seperti ukuran ulkus, indeks glikemik, profil lipid, serta biomarker inflamasi dan oksidatif.

Macronutrient untuk Pasien dengan DFU

1.    Lemak tak jenuh sering disebut sebagai lemak baik, dan salah satu contohnya adalah Omega-3. Omega-3, sebagai makronutrien, memiliki peran penting dalam pembentukan kolagen. Peningkatan produksi kolagen yang efisien sangat bermanfaat untuk proses penyembuhan luka pada kulit. Kolagen berfungsi dengan mengurangi jaringan parut dan memberikan kekuatan pada jaringan ikat, seperti ligamen. Suplementasi asam lemak omega-3 sebesar 1 gram per hari pada responden selama 12 minggu terbukti dapat menurunkan kadar insulin, trigliserida serum, dan tanda-tanda peradangan.

2.    Lemak juga memiliki peran sebagai agen anti-inflamasi dalam proses penyembuhan luka, seperti asam linolenat dan linoleat. Selain dari suplemen minyak ikan, omega-3 bisa didapatkan dari kuning telur, makanan laut seperti salmon, sarden, makarel, serta beberapa jenis minyak nabati, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

3.    Protein terbukti memiliki peran yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka. Ini adalah sumber utama untuk pertumbuhan dan pemeliharaan otot serta jaringan tubuh.

4.    Karbohidrat adalah salah satu makronutrien penting yang berfungsi sebagai sumber utama energi bagi tubuh. Komponen glikoprotein yang terdapat dalam glukosa dari karbohidrat berperan penting dalam proses penyembuhan luka, karena dapat mengaktifkan enzim heksonikase dan sitrat sintase.

5.    Seng merupakan elemen yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka. Penurunan kadar seng dapat menghambat epitelialisasi dan proliferasi fibroblas, serta meningkatkan risiko infeksi. Selain itu, seng berperan dalam sintesis protein, berfungsi sebagai komponen untuk menyimpan insulin di pankreas, dan membantu kerja enzim dalam metabolisme lipid dan insulin di dalam tubuh. Suplementasi seng dapat mengurangi ukuran ulkus dan memperbaiki kadar glikemik, yang merupakan indikator dari penyembuhan luka.

6.    Vitamin E berkontribusi dalam mengurangi inflamasi dengan cara mengatur apoptosis, respons inflamasi, dan stres oksidatif, serta meningkatkan fungsi mitokondria dan ekspresi gen faktor pertumbuhan sel. Ini dapat mendukung metabolisme karbohidrat, karena ada peningkatan produksi magnesium dan glutathione yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka pada diabetes foot ulcer (DFU).

7.    Kekurangan vitamin D dapat meningkatkan kerentanan tubuh terhadap infeksi. Mengonsumsi suplemen vitamin D dapat secara signifikan menurunkan kadar lipid dan lipoprotein. Selain itu, vitamin D berkontribusi pada peningkatan pengendalian glikemik, yang merupakan faktor penting dalam proses penyembuhan luka.

8.    Mengonsumsi suplemen probiotik pada pasien DFU terbukti dapat mempercepat penyembuhan luka, yang terlihat dari penurunan ukuran luka, serta membantu mengatur kadar glikemik dalam tubuh.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3840/gizi-untuk-proses-penyembuhan-luka-pada-pasien-dengan-diabetic-foot-ulcer-dfu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search

+