Mitos-mitos Menopouse

Setiap individu pasti akan mengalami proses penuaan. Pada tahap ini, akan terjadi penurunan dalam aspek fisik, mental, dan sosial, yang secara bertahap membuat mereka kesulitan untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Kelompok usia ini berada di fase terakhir dari proses penuaan. Menopause adalah proses transisi dari masa produktif ke masa non-produktif yang terjadi secara bertahap, disebabkan oleh penurunan hormon estrogen dan progesteron seiring bertambahnya usia. Menopause, seperti halnya menarche dan kehamilan, dianggap sebagai momen penting dalam kehidupan seorang wanita. Menarche menandai awal produksi hormon estrogen pada remaja perempuan, sementara menopause terjadi ketika ovarium tidak lagi memproduksi hormon estrogen. Pada usia sekitar 45 tahun, ovarium mulai mengalami penuaan dan kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan estrogen. Seiring berjalannya waktu, seluruh sistem hormonal mengalami penurunan fungsi secara bertahap, yang menyebabkan perubahan dalam sekresi hormon. Hal ini berpengaruh pada perubahan fisik serta kondisi psikologis perempuan yang menghadapi fase menopause, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi hubungan seksual dalam pernikahan. Penurunan fungsi ovarium yang mengakibatkan berkurangnya produksi hormon, terutama estrogen dan progesteron, dapat menyebabkan berbagai keluhan fisik dan psikologis pada perempuan. Kekurangan estrogen ini sering memengaruhi kualitas hidup, yang merupakan persepsi seseorang terhadap kemampuannya menjalani berbagai aspek kehidupan. Jika masalah ini tidak ditangani dengan baik, perempuan yang mengalaminya bisa merasa tidak nyaman dengan perubahan yang terjadi, yang sejatinya merupakan bagian dari proses alami dalam kehidupannya sebagai seorang perempuan. Oleh karena itu, apakah benar bahwa masa menopause selalu berhubungan dengan penurunan kualitas hidup perempuan? Tulisan ini akan membahas bagaimana sebenarnya kualitas hidup perempuan yang telah mengalami menopauseMenopause proses transisi dari masa reproduktif ke non-reproduktif yang terjadi secara bertahap, akibat penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron seiring bertambahnya usia.

Mitos-mitos Menopouse

Banyak mitos atau keyakinan yang berkembang di masyarakat mengenai menopause begitu kuat diyakini, sehingga membuat perempuan cenderung memiliki pandangan negatif saat mengalaminya.

1.    Perempuan yang mengalami menopause sering kali dianggap sebagai tanda penuaan atau dianggap telah melewati masa suburnya. Dengan berhentinya menstruasi, perempuan dianggap kehilangan kemampuannya untuk melahirkan anak, yang juga dipandang sebagai berkurangnya peranannya dalam melanjutkan generasi. Selain itu, penurunan atau penghentian produksi hormon estrogen dapat mempengaruhi hilangnya ciri-ciri kecantikan yang selama ini menjadi identitas dan kebanggaan bagi banyak perempuan.

2.    Menopause sering kali dihubungkan dengan perubahan peran seorang wanita sebagai istri dan ibu. Banyak perempuan yang mengalami menopause pada saat yang hampir bersamaan dengan puncak karier suami mereka. Pada masa ini, banyak suami yang lebih fokus pada pekerjaan sehingga waktu untuk berinteraksi dengan istri menjadi terbatas. Selain itu, anak-anak mereka biasanya sudah beranjak remaja atau dewasa muda.

3.    Beberapa wanita yang mengalami menopause merasa kehilangan daya tarik seksual dan mengalami penurunan dalam aktivitas seksual mereka. Ada yang beranggapan bahwa setelah menopause, mereka tidak lagi mampu memberikan kepuasan seksual kepada suaminya, bahkan mereka merasa tidak dapat menikmati hubungan intim karena elastisitas jaringan genital yang menurun. Beberapa juga meyakini bahwa wanita menopause sebaiknya menghindari hubungan seksual, karena dapat menyebabkan masalah kesehatan. Keyakinan tersebut mendorong sebagian wanita untuk mengurangi atau menghindari aktivitas seksual, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi keharmonisan hubungan suami istri. Kondisi ini berpotensi menimbulkan masalah yang lebih kompleks dalam hubungan mereka.

4.    Mitos lain yang beredar adalah bahwa menopause identik dengan gangguan emosional, seperti munculnya rasa cemas, tegang, kesedihan, mudah marah, mudah tersinggung, gugup, stres, dan depresi.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3836/mitos-mitos-menopouse

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search

+