7 Jenis Gangguan Mental: Ketahui Gejala dan Penanganannya

Masalah kesehatan mental tidak bisa dianggap sepele. Meski tidak menyebabkan kematian secara langsung, gangguan mental tetap berdampak buruk bagi kesehatan, serta mengakibatkan penderitaan berkepanjangan, baik kepada penderitanya, keluarga maupun orang di sekitarnya. 

Oleh karenanya, penting untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, serta mengenali jenis-jenis gangguan mental pada umumnya. Apa yang dimaksud dengan kesehatan mental?

Seseorang dikatakan sehat secara mental jika dapat berkembang maksimal secara fisik, spiritual, dan sosial, sehingga ia sadar akan kemampuannya sendiri, mampu mengatasi tekanan dan bekerja secara produktif, serta bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Lalu, apa saja ciri-ciri orang yang mengalami gangguan mental?

Jenis Gangguan Mental yang Perlu Diketahui 

Gangguan mental atau mental health disorders bisa dikatakan sebagai suatu penyakit (mental illness), yang dapat menyebabkan perubahan pada emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Perubahan ini dikatakan sebagai gangguan jiwa, jika sudah menghambat aktivitas sehari-hari dan gaya hidup normal penderitanya. 

Berikut adalah jenis-jenis gangguan mental yang umum terjadi di sekitar kita.

1. Depresi

Gangguan kesehatan mental yang menyebabkan seseorang merasa sedih berkepanjangan, dan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan. Kondisi ini bisa berlangsung lama, mulai dari berminggu-minggu sampai berbulan-bulan. 

Sayangnya, depresi seringkali terabaikan karena dianggap sebagai gejala stres biasa. Padahal deteksi dini gejala depresi dapat membuka jalan untuk penanganan dan dukungan yang dibutuhkan.

Kenali gejala-gejala depresi, antara lain:

  • Sedih dan murung.
  • Kehilangan semangat dan energi.
  • Hilang nafsu makan.
  • Sulit tidur atau sebaliknya tidur berlebihan.
  • Merasa pesimis dan tidak berguna.
  • Sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan.
  • Gelisah dan tidak tenang.
  • Merasa bersalah dan putus asa
  • Memiliki pikiran menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
  • Gangguan fisik, seperti nyeri punggung dan sakit kepala.

Banyak faktor yang dapat memicu timbulnya gejala depresi, antara lain:

  • Mengalami peristiwa traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai, kekerasan, kebangkrutan, atau kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian.
  • Riwayat gangguan kesehatan mental dalam keluarga.
  • Penyalahgunaan alkohol atau obat terlarang, atau konsumsi obat berlebihan.
  • Menderita penyakit kronis yang sulit disembuhkan, seperti kanker, HIV/AIDS, penyakit jantung atau cacat tubuh.
  • Memiliki kepribadian yang lemah dan tidak mandiri, serta terlalu keras dalam menilai diri sendiri.

Hindari mendiagnosis diri sendiri jika mengalami gejala-gejala depresi. Segera cari bantuan dokter atau psikiater. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan psikologis, wawancara medis, serta pemeriksaan darah, jika diperlukan, untuk menentukan penyebab dan gejala depresi. 

Kemudian, setelah diagnosis depresi ditegakkan, dokter  dapat melakukan berbagai cara untuk mengatasinya, seperti terapi psikososial, psikoterapi, atau meresepkan obat antidepresan untuk mengembalikan keseimbangan senyawa kimia dalam otak, yang berfungsi membawa dan mengirimkan pesan ke otak. 

2. Gangguan Kecemasan

Merasa cemas sebenarnya merupakan suatu hal yang wajar, seperti saat akan melakukan wawancara pekerjaan, ujian di sekolah, atau mengambil keputusan penting. Namun, perasaan cemas ini akan menjadi gangguan kecemasan atau anxiety disorders ketika penderitanya merespon situasi atau hal-hal yang dialaminya dengan perasaan takut, cemas, dan khawatir yang berlebihan, bahkan tanpa alasan yang jelas. Gangguan kecemasan ini bisa berlangsung cukup lama, sehingga berdampak pada kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari dan kualitas hidup penderitanya. 

Beberapa jenis gangguan kecemasan yang banyak terjadi antara lain:

  • Gangguan Kecemasan Umum (GAD)

Jenis gangguan mental yang memicu perasaan cemas berlebihan, yang sulit dikendalikan dan berlarut-larut. 

  • Gangguan Kecemasan Sosial (GAK)

Kecemasan berlebihan saat berada dalam situasi sosial dan keramaian, dimana penderitanya akan merasa khawatir akan dihakimi, diejek, atau merasa malu berada di hadapan orang lain.

  • Fobia

Rasa takut dan cemas berlebihan yang dipicu oleh hal-hal, seperti tempat yang tertutup (agoraphobia), atau kejadian yang pernah dialami.

  • Panic Disorder

Serangan panik yang terjadi tiba-tiba tanpa tanda-tanda sebelumnya. dan bisa terjadi berkali-kali.

Walaupun berbeda-beda, gejala-gejala yang umum dirasakan oleh orang yang menderita gangguan kecemasan adalah:

Gejala Psikologis

  • Rasa gelisah, tegang dan sulit tenang.
  • Sulit berkonsentrasi atau merasa mudah terganggu.
  • Mengalami gangguan tidur.

Gejala Fisik

  • Sakit kepala, nyeri otot, atau gangguan pencernaan.
  • Merasa lelah berlebihan.
  • Napas tersengal-sengal atau sesak napas.
  • Mual.
  • Otot tegang atau tremor.
  • Keringat dingin
  • Jantung berdebar-debar

Penyebabnya bisa bermacam-macam, antara lain

  • Ketidakseimbangan senyawa kimia dalam otak yang dikenal sebagai neurotransmitter, serta hormon seperti serotonin, dopamin, atau norepinephrine.
  • Kelainan pada otak, dimana terjadi peningkatan aktivitas amygdala, yaitu bagian otak yang berperan dalam mengelola rasa takut dan cemas.
  • Faktor genetika yang membuat risiko seseorang terserang gangguan kecemasan lebih tinggi.
  • Stres atau trauma yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengubah neurotransmitter yang mengendalikan suasana hati Anda, sehingga dapat memicu timbulnya gangguan kecemasan.

Segera lakukan pemeriksaan dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional atau psikiater jika mengalami gejala gangguan kecemasan.

3. Gangguan Bipolar

Gangguan mental yang ditandai dengan perubahan ekstrim pada suasana hati, dari merasa sangat gembira kemudian berubah menjadi sangat sedih secara drastis. 

Perubahan suasana hati yang drastis ini dapat mempengaruhi tingkat energi, perilaku dan kemampuan berpikir penderitanya dalam waktu cukup lama, sehingga mengganggu kemampuan penderitanya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Secara umum, gejala bipolar dapat dibagi ke dalam 2 fase, yaitu fase mania dan fase depresi sebagai berikut:

Fase Mania

Fase mania merupakan ciri utama gangguan bipolar I, dimana penderitanya akan mengalami episode suasana hati yang sangat bersemangat dan senang, tapi juga sensitif dan mudah tersinggung. 

Orang yang berada dalam kondisi mania dapat melakukan hal-hal yang dapat merugikan mereka secara fisik, sosial, maupun finansial, seperti menghamburkan uang, berjudi atau mengendarai mobil secara sembarangan.

Gejala mania lainnya antara lain pikirannya berpacu dan merasa bisa melakukan banyak hal sekaligus, berbicara dengan sangat cepat atau merasa dirinya sangat penting, kuat, dan berbakat.

Fase Depresi  

Pada fase ini penderita bipolar akan mengalami gejala-gejala seperti yang dirasakan oleh penderita depresi, yaitu lelah, merasa hampa dan sangat sedih, kehilangan nafsu makan dan tidak berminat melakukan aktivitas sehari-hari, serta merasa tidak berharga dan putus asa.

Selain kedua fase ini, penderita bipolar kadang mengalami kondisi suasana hati normal, yang dikenal sebagai euthymia.

Adapun penyebab gangguan bipolar bisa bermacam-macam, mulai dari perubahan aktivitas dan ukuran otak, sampai trauma dan stres berlebihan.

Walaupun gangguan bipolar merupakan penyakit seumur hidup yang tidak bisa sembuh seutuhnya, terapi dan pengobatan yang tepat bisa membantu mengatasi gejala-gejalanya.

4. Skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan psikosis yang dapat mengacaukan pikiran, ingatan dan perilaku, sehingga penderita sulit membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri. Orang yang menderita skizofrenia akan mengalami gejala-gejala berikut ini:

  • Delusi

Keyakinan yang salah, contohnya merasa ada orang lain yang mengendalikan pikiran dan perbuatan kita. Walaupun banyak bukti keyakinan itu salah, penderitanya tetap tidak percaya.

  • Halusinasi

Merasa melihat, mendengar, atau menyentuh hal-hal yang tidak dirasakan oleh orang lain, seperti bisikan, suara-suara, dan lain sebagainya.

  • Ketidakmampuan berbicara secara koheren

Misalnya, berbicara kacau dan sulit dimengerti orang lain.

  • Kehilangan motivasi

Penderita tidak bersemangat melakukan aktivitas yang biasa diminati dan berhubungan dengan orang lain.

  • Curiga berlebihan dan paranoid

Hal ini mengakibatkan penderita tidak peduli dengan sekitarnya.

  • Kumal dan kotor

Penderita tidak mempedulikan kebersihan dan penampilan dirinya.

Para ahli mengatakan skizofrenia terjadi karena berbagai faktor, yang paling utama adalah:

  • Ketidakseimbangan senyawa kimia pada otak, yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal komunikasi dari sel ke sel.
  • Masalah dalam perkembangan otak sebelum kelahiran.
  • Koneksi yang terputus antara berbagai bagian di otak kita.

Skizofrenia tidak bisa disembuhkan, namun bisa ditangani dengan perawatan dan pengobatan yang tepat oleh dokter dan psikiater. 

5. Gangguan Makan 

Gangguan makan atau eating disorders adalah perilaku terhadap pola makan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, baik pada fisik maupun emosi. Gangguan makan yang berlangsung terus menerus dalam waktu lama dapat menghambat tubuh untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, serta merusak organ tubuh seperti jantung, tulang, sistem pencernaan, hingga membahayakan jiwa.

Tiga jenis gangguan makan yang paling umum terjadi adalah:

Anoreksia

Anoreksia nervosa adalah gangguan mental yang menyebabkan penderitanya makan lebih sedikit daripada yang dibutuhkan oleh tubuh, karena penderitanya terobsesi untuk kurus dan menurunkan berat badan terus menerus. Ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk yang berat badannya sudah di bawah rata-rata.

Kenali gejala-gejala anoreksia, antara lain tidak mau makan dan menyangkal rasa lapar, mengalami penurunan berat badan secara drastis, atau berolahraga secara berlebihan.

Bulimia

Penderita bulimia nervosa memiliki kecenderungan makan dalam porsi banyak dengan frekuensi lebih sering. Kemudian, karena takut berat badannya meningkat, penderita bulimia akan memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakan, baik secara paksa maupun menggunakan obat pencahar.

Gejala orang yang mengalami bulimia, selain tidak mampu mengontrol dirinya untuk tidak mengeluarkan kembali makanan yang baru saja dikonsumsi, juga memiliki kebiasaan olahraga berlebihan, dan sering pergi ke kamar mandi setelah makan.

 

Binge Eating Disorder (BED)

Gangguan makan berlebihan atau binge eating disorder terjadi ketika seseorang kehilangan kendali atas pola makannya, sehingga cenderung untuk makan lebih cepat dan banyak, bahkan saat tidak merasa lapar dan sudah kenyang. 

Namun, berbeda dengan penderita bulimia, penderita gangguan makan berlebihan tidak melakukan kompensasi seperti memuntahkan kembali makanannya atau berolahraga secara berlebihan. Penderita BED juga cenderung makan sendirian karena malu dengan porsi makanannya, tapi kemudian merasa depresi dan bersalah setelah makan.

Jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala dari ketiga jenis gangguan makan di atas, jangan ragu untuk mencari bantuan medis dan berkonsultasi kepada dokter, khususnya dokter spesialis gizi klinis. Gangguan makan dapat diatasi dengan bimbingan pola makan sehat, terapi dan pengobatan yang tepat dari dokter dan tenaga ahli kesehatan terkait.

6. Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)

Obsessive compulsive disorder (OCD) merupakan gangguan mental yang menyebabkan penderitanya melakukan suatu hal tertentu secara berulang-ulang untuk mengurangi kecemasan dalam pikirannya. Misalnya, mencuci tangan berkali-kali karena takut terserang penyakit, atau mengecek kunci pintu berkali-kali.

Penderita OCD biasanya sadar bahwa dorongan obsesif tersebut bermasalah, namun tidak bisa melawannya. Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita OCD antara lain faktor genetik, perubahan senyawa kimia pada otak, serta faktor lingkungan di sekitar penderita. 

Sejauh ini belum ada cara yang pasti untuk mencegah OCD. Namun, pemeriksaan dan penanganan sejak awal oleh tenaga kesehatan dapat membantu penderita mengendalikan gejala-gejala OCD, agar tidak semakin memburuk hingga mengganggu aktivitas dan kehidupan yang normal.

7. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Gangguan stres pasca trauma atau PTSD (post traumatic stress disorder) merupakan gangguan mental, yang dipicu oleh pengalaman atau menyaksikan peristiwa yang mengerikan bahkan mengancam jiwa, sehingga menimbulkan trauma. 

Peristiwa atau kejadian traumatis yang bisa memicu gejala PTSD antara lain kecelakaan, kekerasan fisik dan perundungan, pelecehan seksual, bencana alam, peperangan, atau penyakit yang mengancam jiwa seperti serangan jantung.

Gejala-gejala PTSD bisa dirasakan dalam jangka waktu pendek yaitu satu bulan setelah peristiwanya, yang dikenal sebagai acute stress disorder, atau lebih dari satu bulan hingga seumur hidup, yaitu complex PTSD (CPTSD). 

Beberapa gejala yang umumnya dirasakan oleh penderita PTSD adalah:

  • Ingatan terhadap peristiwa masa lalu yang muncul berulang-ulang dan menimbulkan rasa takut dan cemas, sehingga mengganggu penderitanya.
  • Sulit tidur dan sering bermimpi buruk.
  • Kecenderungan untuk menghindari tempat, aktivitas, dan hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa traumatis tersebut. 
  • Perubahan perilaku dan emosi, seperti mudah stres, marah, takut, dan susah berkonsentrasi.

Segera periksakan diri ke dokter atau psikiater, jika mengalami gejala-gejala PTSD selama lebih dari 1 bulan. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan dan merekomendasikan psikoterapi dan pengobatan yang dibutuhkan untuk mengatasi gejala-gejala PTSD.

Masih banyak lagi jenis gangguan mental yang harus kita waspadai. Yang pasti, apapun jenis dan berat ringannya, masalah kesehatan mental dapat berdampak pada penurunan produktivitas sumber daya manusia Indonesia dalam jangka panjang, sehingga perlu menjadi perhatian kita bersama.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/jenis-gangguan-mental

Sayangi Mata Anak Kita: Kenali 6 Gejala Gangguan Penglihatan Sejak Dini

Kesehatan mata bukan hanya penting bagi kita sebagai orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak. Di era digital ini, anak-anak semakin banyak terpapar layar gawai, baik untuk belajar maupun bermain. Sayangnya, paparan ini bisa mempengaruhi kesehatan mata mereka. Sebagai orang tua, kita perlu lebih peka dan peduli terhadap tanda-tanda gangguan penglihatan pada anak. Jangan sampai gangguan kecil yang tidak kita sadari berkembang menjadi masalah yang lebih serius di kemudian hari.

Berikut adalah enam gejala gangguan penglihatan yang perlu kita perhatikan, terutama pada anak-anak, beserta cara pencegahannya.

1. Mata Lelah atau Tegang (Digital Eye Strain)

Penggunaan gawai yang berlebih bisa membuat mata anak kita cepat lelah dan tegang. Anak mungkin mengeluh matanya sakit, atau kita melihat mereka sering menggosok-gosok mata setelah lama bermain atau belajar di depan layar. Untuk mengatasi ini, penting bagi kita untuk mengatur waktu screen time anak. Terapkan “Aturan 20-20-20”, yaitu setiap 20 menit, ajak anak melihat objek yang berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Istirahatkan mata mereka secara berkala agar mata tidak terlalu tegang.

Berikut adalah tabel rekomendasi screen time berdasarkan pedoman bersumber dari World Health Organization (WHO):


Sumber: WHO Guidelines on Physical Activity, Sedentary Behaviour, and Sleep for Children under 5 Years of Age (2019).

2. Sering Memicingkan Mata

Jika anak kita sering memicingkan mata saat menonton televisi atau membaca buku, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka mengalami masalah penglihatan seperti rabun jauh. Anak mungkin merasa kesulitan melihat objek yang jauh atau bahkan dekat, dan memicingkan mata menjadi cara mereka untuk memperjelas pandangan. Untuk memastikan kondisi ini, segera ajak anak untuk memeriksakan matanya ke dokter mata.

3. Penglihatan Ganda (Diplopia)

Jika anak mengeluh melihat satu benda seolah tampak menjadi dua, ini adalah tanda adanya gangguan serius pada mata. Penglihatan ganda pada anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti masalah pada otot mata atau masalah neurologis. Jangan menunda untuk memeriksakan anak ke dokter jika mereka mengalami gejala ini, karena tindakan cepat bisa mencegah masalah lebih lanjut.

4. Pupil Putih atau Kuning

Kondisi ini mungkin lebih jarang terjadi, tetapi sangat penting untuk diperhatikan. Pupil yang berwarna putih atau kuning bisa menjadi indikasi penyakit serius seperti katarak atau bahkan tumor mata pada anak-anak, seperti retinoblastoma. Pemeriksaan mata secara rutin dapat mendeteksi kondisi ini sejak dini, sehingga penanganan yang tepat bisa segera dilakukan.

5. Sakit Kepala

Anak yang sering mengeluh sakit kepala setelah membaca atau melihat layar bisa jadi mengalami gangguan penglihatan. Sakit kepala ini biasanya terjadi karena mata anak harus bekerja ekstra keras untuk fokus. Jika anak mengeluhkan hal ini, segera periksa mata mereka untuk memastikan apakah mereka memerlukan bantuan penglihatan seperti kacamata.

6. Mata Berair

Mata anak yang berair secara berlebihan tanpa sebab yang jelas bisa menjadi tanda adanya iritasi atau alergi. Namun, jika mata anak terus berair meskipun sudah tidak ada pemicu eksternal seperti debu, sebaiknya periksakan ke dokter mata untuk mengetahui penyebab pastinya dan mendapatkan perawatan yang tepat.

Mengapa Pemeriksaan Mata Rutin Sangat Penting untuk Anak?

Pemeriksaan mata pada anak tidak hanya penting untuk mengidentifikasi gangguan penglihatan lebih awal, tetapi juga untuk mendukung perkembangan mereka secara keseluruhan. Mata yang sehat berperan besar dalam proses belajar dan tumbuh kembang anak. Gangguan penglihatan yang tidak terdeteksi bisa membuat anak kesulitan belajar, bahkan mempengaruhi kepercayaan dirinya. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua perlu memperhatikan dan rutin memeriksakan kesehatan mata anak agar mereka bisa tumbuh dengan optimal dan menjalani aktivitas dengan nyaman.

Dengan menjaga kesehatan mata anak sejak dini, kita sudah mengambil langkah penting untuk melindungi masa depan mereka. Sayangi mata anak kita, karena mata yang sehat adalah salah satu kunci kesuksesan mereka dalam menjalani hidup.

#SayangiMataAnak #KesehatanMataAnak #PeriksaMataRutin #CegahGangguanPenglihatan  #BatasiGawai #BatasiLayar #ComputerVisionSyndrome #PenyakitTidakMenular #PenyakitTidakMenularIndonesia #PTM 

Sumber

https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/sayangi-mata-anak-kita-kenali-6-gejala-gangguan-penglihatan-sejak-dini

Yuk, Mengenal Obat Anti Virus

Antivirus atau antiviral adalah obat yang secara khusus digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Obat untuk virus ini tersedia dalam bentuk pil, tablet, sirup, dan cairan intravena (infus) . Adapun obat – obat antivirus, yaitu :

1. Obat untuk herpes kulit

Terdapat tiga jenis virus herpes yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit. Ketiganya yakni varicella zoster yang merupakan penyebab cacar air dan herpes zoster, herpes simpleks tipe I yang menjadi penyebab herpes oral, dan herpes simpleks tipe II yang mengakibatkan herpes genital.
Antivirus herpes bekerja dengan mengikat polymerase DNA . Acyclovir, valacyclovir, dan famciclovir adalah obat antivirus yang dapat menghambat infeksi virus herpes kulit tersebut.

2. Obat untuk influenza

Influenza atau flu adalah penyakit infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit ini salah satu infeksi virus yang umum dialami. Obat virus untuk flu menghambat bagian DNA virus, seperti neuraminidase, sehingga dapat meredakan gejala lebih cepat dan menghindari timbulnya komplikasi pada pasien yang berisiko. Terdapat beberapa jenis antivirus yang digunakan untuk mengatasi flu, seperti: oseltamivir, zanamivir, amantadine.

3. Obat untuk HPV

Infeksi HPV atau human papillomavirus adalah salah satu penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan gangguan pada permukaan kulit, kelamin, dan kanker serviks. Penyakit infeksi virus ini dapat diobati menggunakan obat antiviral, seperti ribarivin, yang juga dapat mengatasi infeksi virus di saluran pernapasan.

4. Obat untuk Hepatitis

Hepatitis merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C.  Obat antiviral dapat menghambat produksi virus hepatis B dan hepatitis C adalah interferon, jenisnya termasuk:

  • nukleosida atau nukleotida analog
  • protase inhibitor
  • polimerase inhibitor.

5. Obat untuk HIV/AIDS

Infeksi virus HIV dapat menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan penurunan kadar sel darah putih. Kondisi ini menyebabkan penderitanya sangat rentan mengalami penyakit infeksi. Kabar baiknya, pasien HIV/AIDS bisa menjalani hidup secara normal dengan mengonsumsi obat virus seperti Antiretroviral (ARV) : Zidovudin, Efavirenz, dll.
Efek samping yang paling umum adalah diare ringan yang berlangsung selama satu hingga empat hari. Reaksi samping lainnya meliputi urtikaria menyeluruh (biduran/ gatal), muntah, nyeri perut, kembung, dan mual serta neutropenia. ??

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3938/yuk-mengenal-obat-anti-virus

Latihan Fisik yang Baik untuk Kesehatan Tulang dan Sendi

Menjaga tulang dan sendi yang sehat memerlukan kombinasi latihan reguler, diet seimbang, dan faktor gaya hidup lainnya. Berikut adalah beberapa latihan dan tips untuk membantu meningkatkan kesehatan tulang dan sendi:  

Aktivitas Fisik dan Kesehatan Tulang dan Sendi

1.     Stres Mekanis

Latihan ini merangsang pertumbuhan tulang dengan memberikan stres mekanis pada tulang. Stres memicu sel tulang untuk memproduksi lebih banyak jaringan tulang, membuat tulang lebih kuat dan padat.

2.     Latihan Aerobik

Latihan berat, seperti berjalan, jogging, tenis, dan skipping, sangat bermanfaat untuk kesehatan tulang. Aktivitas ini memberikan stres pada tulang saat bekerja melawan gravitasi, merangsang pertumbuhan dan kepadatan tulang.

3.     Latihan Ketahanan

Latihan ketahanan, seperti angkat beban dan latihan tubuh, juga berkontribusi pada kesehatan tulang dengan memberikan stres pada tulang melalui kontraksi otot.

4.     Aktivitas Berat

Aktivitas seperti skipping dan menari dapat bermanfaat untuk kepadatan tulang, terutama pada wanita pasca menopause.

5.     Keseimbangan dan Koordinasi

Latihan yang meningkatkan keseimbangan dan koordinasi, seperti tai chi dan latihan keseimbangan, penting untuk mengurangi risiko jatuh dan patah tulang.

Latihan Kesehatan Tulang

1.     Latihan Berat Badan

Latihan berat badan penting untuk membangun dan menjaga kepadatan tulang. Latihan ini membuat Anda berkerja melawan gravitasi, yang merangsang pertumbuhan dan kekuatan tulang.

  • Ringan : Berjalan, berjalan cepat, naik tangga, lompatan tumit perlahan, berjalan di bukit
  • Sedang : Jogging, lari, olahraga tim, olahraga raket, lompat tali, lompatan rendah
  • Berat : Bola Basket, bola voli, olahraga lintas, lompatan bintang, lompatan tinggi

2.     Latihan Penguatan Otot

Latihan ini melibatkan resistensi untuk membuat otot bekerja lebih keras, yang pada gilirannya memperkuat tulang.

  • Mesin beban
  • Angkat Barbell
  • Pita resistensi
  • Latihan berat badan seperti pushup dan pullup

3.     Latihan Keseimbangan dan Koordinasi

Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi membantu mencegah jatuh, yang penting untuk menghindari patah tulang, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.

  • Tai Chi
  • Yoga
  • Berjalan di permukaan yang tidak stabil
  • Latihan keseimbangan seperti berdiri dengan satu kaki

Latihan Kesehatan Sendi

1.     Latihan Aerobik

Latihan aerobik meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan dan membantu menjaga berat badan yang sehat, mengurangi tekanan pada sendi.

  • Berenang
  • Bersepeda
  • Berjalan
  • Menari

2.     Latihan Fleksibilitas

Latihan fleksibilitas membantu menjaga rentang gerak pada sendi, mengurangi kekakuan dan nyeri.

  • Rutinitas peregangan
  • Yoga
  • Pilates

3.     Latihan Kekuatan

Latihan kekuatan membantu mendukung dan menstabilkan sendi dengan membangun otot di sekitarnya.

  • Angkat beban
  • Latihan dengan pita resistensi
  • Latihan berat badan seperti squats dan lunges

4.     Aktivitas Rendah Dampak

Bagi mereka yang mengalami nyeri sendi atau arthritis, aktivitas dengan dampak rendah bermanfaat karena mengurangi tekanan pada sendi namun tetap memberikan manfaat dari latihan.

  • Aerobik di air
  • Tai Chi
  • Yoga ringan

Frekuensi dan Durasi

Dewasa

Berusaha untuk setidaknya 150 menit latihan intensitas sedang atau 75 menit latihan intensitas tinggi per minggu. Sertakan aktivitas penguatan otot setidaknya dua kali seminggu.

Lansia

Lakukan campuran latihan keseimbangan, aerobik, dan penguatan otot dalam rutinitas mingguan Anda.

Anak-anak dan Remaja

Habiskan setidaknya 1 jam setiap hari berolahraga, dengan campuran aktivitas intensitas sedang dan tinggi. Sertakan latihan untuk memperkuat otot dan tulang setidaknya 3 hari seminggu.

Rekomendasi Khusus

Osteoporosis

Latihan berat badan dengan dampak sedang hingga tinggi dan latihan penguatan otot disarankan untuk meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang. Latihan keseimbangan juga penting untuk mencegah jatuh yang penting dalam pencegahan patah tulang pada pasien osteoporosis.

Artritis

Latihan aerobik berdampak rendah, latihan fleksibilitas, dan latihan kekuatan disarankan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi sendi. Sendi sehat juga memainkan peran penting dalam mencegah timbulnya nyeri dan operasi penggantian sendi pada usia dini – terutama pada pembedahan artroplasti pinggul dan lutut.

Dengan memasukkan latihan dan tips ini ke dalam rutinitas sehari-hari Anda, Anda dapat signifikan meningkatkan kesehatan tulang dan sendi, mengurangi risiko osteoporosis

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3945/latihan-fisik-yang-baik-untuk-kesehatan-tulang-dan-sendi

Demam Berdarah Dengue: Kapan Harus Ke IGD ?

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam Arthropod-Borne Virus. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk jenis Aedes Aegypti. DBD merupakan masalah utama penyakit endemik terutama pada daerah tropis. Data World Health Organzation (WHO) pada tahun 2023 melaporkan peningkatan kejadian DBD dengan total kasus infeksi sebanyak 6.5 juta dan 7300 diantaranya dilaporkan meninggal.

Virus DBD memilki masa inkubasi antara 3-10 hari setelah gigitan nyamuk. Gejala DBD biasanya akan muncul setelah masa inkubasi. Tingkatan gejala yang muncul bisa bermacam-macam mulai dari gejala ringan hingga gejala yang mengancam nyawa. Untuk itu penderita DBD perlu pemantauan ketat setiap harinya.

Gejala awal yang akan muncul pada penyakit DBD adalah demam tinggi hingga 40oC yang tidak turun selama 2-7 hari. Penderita DBD umumnya juga akan merasa nyeri mulai dari kepala, belakang mata, nyeri otot hingga sendi. Gejala lain yang muncul adalah mual muntah, kesulitan menelan dan munculnya bintik-bintik merah di beberapa bagian tubuh.

Penanganan awal pada penderita DBD di rumah adalah dengan pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Konsumsi obat paracetamol juga bisa diberikan untuk menurunkan gejala demam dan nyeri yang dirasakan. Hindari pemberian obat golongan NSAID seperti ibuprofen dan aspirin karena bisa menyebabkan perdarahan

Penyakit DBD juga memiliki beberapa gejala kronis yang harus diperhatikan. Gejala kronis biasanya muncul pada hari ke 3-7 setelah masa inkubasi. Gejala kronis yang muncul adalah nyeri perut berlanjut, mual muntah lebih dari 3x sehari, nafas cepat, perdarahan pada gusi, mimisan, muntah atau BAB darah dan kelemahan.

Penderita demam berdarah dengue yang sudah mengalami demam tinggi selama dua hari berturut-turut disertai gejala kronis harus segera mendapatkan penanganan lanjut di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Gejala kronis yang dialami pasien merupakan kondisi kritis yang harus segera medapatkan penanganan pertama terutama dalam instalasi gawat darurat. Penundaan perawatan akan meningkatkan mortalitas atau risiko kematian pada penderita.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3932/demam-berdarah-dengue-kapan-harus-ke-igd

Human Metapneumo Virus, Apa Sih Itu ?

Human Metapneumo Virus adalah virus yang menyebabkan penularan di bagian pernafasan. Permasalahan ini ditemukan sejak 2001 oleh Bernedette G.Van den Hougen di Belanda dengan  menggunakan metode PCR dengan sample 28 anak dibawah lima (5) tahun. Masa inkubasi human metapneumo virs selama 3 – 6 hari dan berlangsung selama 2 – 5 hari.

Virus Rna Tunggal sense negative dari famili pneumoviridal dari sub kelompok c avian (ampv).Teknik PCR dengan Rna Arbitavily Primed untuk mengenali virustak dikenal yang tumbuh dalam sel kultur. Wabah ini pada Desember 2024 yang terjadi di tiongkok baru-baru ini ditemukan pada anak-anak dibawah 14 tahun.

HMVP(human metapneumo virus) ini menginfeksi   sel epitel saluran nafas di hidung dan paru. HMVP menginduksi respon  kemakin dan sitokin (IL.6,IFN-ALFA, TNF alfa dan protein inflamasi makrofag) yang menyebabkan infiltrasi dan inflamasi peribronkhiolus.

Penularannya menyebabkan dari orang yang terinfeksi ke yang lain melalui sekresi yang   terkontaminasi (droplet   dan aerosol ). Kebanyakan virus ini ditemukan pada daerah subtropis yang meningkatkan pada musim dingin, sehingga pada kasus kasus ringan dapat sembuh tanpa pengobatan dengan pengobatan simptomatik.

Kemenkes menghimbau untuk tidak panik, tetapi tetap waspada. Siapa saja orang yang beresiko terkena virus human metapneumo virus, yaitu : 

  1. Anak – anak. 
  2. Orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah. 
  3. Lansia. 
  4. Pasien komplikasi kronis ( diabetes, penyakit jantung, dll ) yang dirawat di rumah sakit.
  5. Di ruang rawat inap dan kunjungan gawat darurat.

Tanda dan gejala yang sering muncul adalah nyeri tenggorokan, batuk dan pilek, mudah lelah dan demam, pneumonia dan sesak nafas.

Penanganan dan pengobatan :

  1. Untuk kasus ringan: istrahat yang cukup, rehidrasi dan nutrisi yang adekuat.  
  2. Kasus berat: sesak nafas, keluhan berlanjut lebih dari 10 hari wajib ke fasilitas kesehatan, sayangnya belum ada vaksin dan pengobatan.

Pencegahan dilakukan dengan cara :

  1. Kebersihan diri dan lingkungan seperti cuci tangan 20 detik dengan sabun dan air yang mengalir.
  2. Sugesti positif
  3. Olahraga, istirahat yang cukup dan meditasi serta relaksi
  4. Perkuat kekebalan tubuh dengan nutrisi dan cairan yang baik, vitamin dan suplemen yang terdaftar atau rekomendasi oleh Kemenkes atau Tenaga Kesehatan.
  5. Menghindari Rokok baik aktif maupun pasif

Strategi gizi yang direkomendasikan :

  1. Antioksidan    pada    makan. Quecetin          dan      resveratol         untuk mengurangi kerusakan zat peradangan dan replikasi virus.
  2. Seng dan Selenium
  3. Vitamin a dan e : hemostasis imunitas tubuh
  4. Probiotik :untuk   meningkatkan kekebalan usus dan paru serta mengurangi keparahan dan durasi infeksi pernafasan.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3934/human-metapneumo-virus-apa-sih-itu

Cara Kerja Obat Anti Virus

Antivirus atau antiviral adalah obat yang secara khusus digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Obat untuk virus ini tersedia dalam bentuk pil, tablet, sirup, dan cairan intravena (infus).

Awalnya, obat antivirus dipakai untuk mengobati penyakit seperti influenza (flu) atau herpes simpleks. Pengobatan antiviral kemudian semakin marak dikembangkan sejak obat antiretroviral terbukti efektif mengatasi HIV.

Cara kerja obat anti virus :

  1. Virus adalah mikroorganisme yang memerlukan inang untuk dapat bertahan hidup. 
  2. Saat menyerang tubuh, virus akan masuk ke dalam sel sehat dan mengambil alih fungsinya untuk bereplikasi.
  3. Virus dapat menumpang di dalam sel atau secara langsung merusak sel agar kemudian bisa memperbanyak diri.
  4. Selama proses tersebut, virus akan terus-menerus menghancurkan serta menginfeksi sel-sel sehat di dalam tubuh.
  5. Oleh karena itu, obat untuk virus harus dapat masuk ke dalam sel dan memengaruhi virus tanpa merusak sel. 
  6. Secara umum, antiviral bukan bekerja secara langsung mematikan virus, melainkan menghambat perkembangan virus di dalam sel. 
  7. Obat untuk virus flu misalnya, enzim dalam antiviral akan mengganggu siklus infeksi virus dengan mencegah virus yang telah merusak satu sel untuk berpindah merusak sel lainnya.
  8. Dengan membatasi reproduksi virus, jumlah virus di dalam tubuh akan semakin berkurang. Oleh karena itu, sistem imun tubuh akan lebih mudah menghentikan infeksi virus.
  9. Cara kerja obat antiviral ini nantinya akan mempersingkat kemunculan gejala sekaligus mencegah gejala bertambah parah dan menimbulkan komplikasi.

Akan tetapi ada beberapa penyakit infeksi virus merupakan self-limiting disease. Self limiting disease adalah penyakit yang sembuh secara spontan, dengan atau tanpa pengobatan khusus. Dalam kebanyakan kasus, tidak diperlukan intervensi khusus untuk menghilangkan penyakit. Contohnya, dari infeksi ringan (misalnya pilek, flu) . Covid-19 pada umumnya juga (self limiting disease) terutama pada yang (bergejala) ringan.

Bagi self limiting disease, menerapkan pola hidup sehat sudah cukup untuk mengaktifkan system imun tubuh yaitu antara lain dengan pola makan dengan gizi seimbang, minum air putih sedikitnya 6 gelas/hari, olah raga setidaknya 3 kali dalam seminggu (minimal 30 menit), menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan serta istirahat/tidur yang cukup (6-8 jam/hari). 

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3935/cara-kerja-obat-anti-virus

Tips Cegah Heat Stroke

Aktivitas yang dilakukan di lingkungan panas dapat menyebabkan cedera panas. Bentuk dari cedera panas tersebut adalah heat strokeHeat stroke adalah suatu kondisi yang ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh mencapai lebih dari 400C dan disfungsi pada sistem saraf. Ada dua jenis heat stroke, yaitu Exertional Heat Stroke (EHS) dan Non-exertional (ClassicHeat Stroke (NEHS)EHS biasa terjadi selama aktivitas fisik berat di lingkungan yang panas dan dalam jangka waktu yang lama. NEHS lebih sering mempengaruhi orang tua, orang-orang yang memiliki penyakit kronis (jantung, demensia, penyakit paru obstruktif, dll), pengguna alkohol, dan orang-orang yang sangat muda.

Salah satu tanda dari heat stroke adalah atau peningkatan suhu tubuh. Jika tidak segera tertangani, suhu tubuh yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh dan kerusakan pada organ secara bersamaan. Adapun tanda tanda heat stroke yang lain yaitu suhu tubuh meningkat hingga 400C atau lebih, berhenti berkeringat atau tidak berkeringat saat suhu tubuh sedang tinggi, bingung, gelisah, cemas dan cepat marah, sakit kepala, mual dan muntah, jantung berdebar, kelemahan otot atau kelelahan, kejang dan pingsan.

Heat stroke dapat ditangani dengan cara memindahkan penderita ke tempat yang lebih teduh untuk mengurangi paparan sinar matahari langsung yang dapat meningkatkan suhu tubuh, lakukan kompres dingin di area leher, ketiak dan selangkangan karena di area tubuh tersebut terdapat banyak pembuluh darah sehingga lebih efektif untuk membantu menurukan suhu tubuh. Saat terjadi heat stroke, suhu tinggi pada tubuh dapat menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan maka perbanyak minum air putih untuk menghindari terjadinya dehidrasi.

Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya heat stroke yaitu:

  • Kurangi dan membatasi aktivitas fisik di lingkungan yang panas
  • Cukupi kebutuhan cairan saat berkativitas maupun tidak bertaktivitas agar terhindar dari dehidrasi

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3927/tips-cegah-heat-stroke

Kenali Gejala dan Penanganan Rinitis Alergi

Rhinitis alergi merupakan suatu kondisi terjadinya inflamasi pada membran mukosa hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama dan diperantarai oleh IgE. Peradangan yang terjadi pada rhinitis alergi ini biasanya ditandai dengan adanya gejala seperti hidung yang tersumbat, bersin, gatal pada area hidung, rinorea, dan post nasal drip (PND). Rhinitis dikategorikan menjadi 2, yakni rhinitis alergi dan rhinitis non-alergi.

Jika tidak ditangani, rinitis alergi dapat menyebabkan gangguan tidur, penurunan konsentrasi, lelah yang makin intens dan rasa kantuk pada siang hari. Gejala umum rinitis alergi antara lain:

  1. Hidung tersumbat
  2. Batuk akibat postnasal drip
  3. Hidung meler disertai cairan bening
  4. Mendengkur dan mulut kering saat tidur
  5. Mendadak bersin berkali-kali, khususnya pada pagi hari
  6. Mata gatal atau berair

Setiap orang memiliki reaksi berbeda-beda terhadap alergen. Ada yang sangat sering mengalami gejala tersebut, sementara lainnya kadang mengalami gejala yang sangat ringan. Rinitis alergi disebabkan oleh alergen dari lingkungan yang dapat muncul sepanjang tahun atau pada musim tertentu. Rinitis alergi perennial/rinitis alergi yang terjadi sepanjang tahun. Penyebabnya  asap rokok, alergi tungau , debu di rumah dan alergen dari dalam ruangan lainnya (jamur dan bulu binatang). Rinitis alergi musiman /rinitis alergi yang muncul selama musim tertentu (kabut dan serbuk sari).

Faktor seseorang lebih berisiko terserang rinitis alergi jika:

  1. Memiliki eksem
  2. Mengidap alergi atau asma
  3. Memiliki anggota keluarga terdekat dengan riwayat alergi atau asma
  4. Sering terpapar alergen, seperti asap rokok, jamur, bahan kimia, bulu binatang, atau tungau debu di rumah.

Potensi komplikasi terkait  rhinitis alergi  :

  1. Penurunan kualitas hidup (gejala yang muncul dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan produktivitas).
  2. Gangguan tidur (lebih sulit tertidur atau mudah terbangun sehingga menyebabkan kelelahan).
  3. Memburuknya gejala asma ( batuk atau mengi).
  4. Sinusitis(infeksi atau peradangan pada membran yang melapisi sinus akibat penyumbatan sinus yang berkepanjangan).
  5. Infeksi telinga bagian tengah (alergi dapat menyebabkan pembengkakan di sekitar saluran eustachius yang menyumbat drainase ruang udara di telinga bagian tengah sehingga menimbulkan penumpukan cairan dan infeksi).

Cara terbaik untuk menghindari rinitis alergi adalah dengan mengurangi paparan terhadap alergen pemicu gejala. Jika dokter sudah meresepkan obat alergi, minum obat tersebut sebelum Anda terpapar alergen, sesuai anjuran dokter. Jika menduga Anda mengidap rinitis alergi, konsultasikan dengan spesialis THT atau spesialis alergi. Spesialis THT mungkin akan melakukan: Tes uji tusuk alergi atau tes antibodi imunoglobulin E (IgE) khusus alergen (untuk mengidentifikasi pemicu alergi yang menyebabkan gejala), Nasoendoskopi( untuk mengevaluasi keparahan gangguan).

Penanganan awal yang bisa dilakukan untuk mencegah  rinitis alergi. Rinitis alergi umumnya ditangani dengan meminimalkan paparan terhadap alergen di lingkungan Anda. Dokter juga mungkin akan meresepkan obat untuk mengontrol gejala, atau menganjurkan imunoterapi.

Untuk mengurangi paparan alergen di  lingkungan

  1. Cuci alas tidur (seprai, sarung bantal, dan selimut) dengan air panas bersuhu minimal 60°C, setiap minggu atau dua minggu sekali.
  2. Bersihkan dan servis AC serta filternya secara berkala jika Anda tidur di ruangan ber-AC.
  3. Minimalkan penggunaan furnitur berkain, karpet, atau gorden berkain tebal di rumah.
  4. Gunakan kain basah untuk membersihkan permukaan furnitur rumah agar debu tidak menumpuk.
  5. Gunakan semprotan akarisida pada bahan kain tebal untuk membasmi tungau debu rumah.
  6. Gunakan vacum cleaner  untuk membersihkan debu.
  7. Untuk pasien anak minimalkan jumlah boneka /mainan terbuat dari kain di rumah

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3929/kenali-gejala-dan-penanganan-rinitis-alergi

Mitos/Fakta? Pasta Gigi untuk Luka Bakar

Luka bakar merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang dapat mengenai siapa saja dan dimana saja. Tidak sedikit masyarakat yang masih salah dalam memberikan penanganan pertama saat terjadi luka bakar salah satunya menggunakan pasta gigi. Pentingnya untuk memberikan tatalaksana penanganan pertama yang cepat dan tepat terutama pada masyarakat di rumah tangga yang awam terhadap penanganan luka bakar. Penanganan yang tepat dan cepat dapat mengurangi kemungkinan pembengkakan dan mempercepat proses pemulihan.

Apa itu luka bakar?

Luka pada kulit atau jaringan tubuh yang disebabkan oleh panas, listrik, gesekan atau kontak dengan bahan kimia. Luka bakar merupakan luka terbuka sehingga harus dirawat dengan baik, cepat dan tepat agar tidak merusak sel kulit, menyebabkan terjadinya infeksi atau iritasi, memperparah kondisi luka dan mempersulit proses penyembuhannya.

Bagaimana jika luka bakar tidak tertangani dengan baik?

Efek yang ditimbulkan dari penanganan yang kurang baik dan benar akan membentuk kerusakan jaringan, menimbulkan kecacatan fisik seperti bekas luka permanen pada kulit.

Apa efek samping penggunaan pasta gigi untuk penanganan luka bakar?

Pasta gigi mengandung bahan kimia abrasif seperti calcium carbonate, potassium citrate atau zat pemutih yang dapat menutup pori-pori kulit sehingga memperparah kondisi kullit yang terbakar. Kandungan didalam pasta gigi mampu menimbulkan iritasi, memperluas area luka, memicu infeksi hingga dapat menjadikan kulit melepuh.

Bagaimana penanganan pertama luka bakar yang baik dan tepat?

Penanganan pertama yang diberikan sesaat secara langsung setelah kejadian adalah mengalirkan air bersih bukan air es ke area luka bakar selama kurang lebih 20 menit untuk mengurangi nyeri, selanjutnya gunakan salep oles khusus luka bakar dengan tetap memperhatikan kebersihan saat penggunaan. Penggunaan air mengalir setelah terjadinya luka bakar mampu menurunkan pelebaran area luka bakar. Apabila anda membutuhkan perawatan segera hubungi 119 untuk bantuan terdekat dan atau  IGD RS Dr Sardjito di (0274) 5059999 untuk ambulance dan informasi lebih lanjut.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3930/mitosfakta-pasta-gigi-untuk-luka-bakar

1 2 3 22

Search

+