Mau jadi Lansia Sehat dan Produktif? Begini Caranya

Kesehatan Lansia adalah proses berkelanjutan dalam mengoptimalkan peluang dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental, kemandirian, dan kualitas hidup sepanjang kehidupan untuk mencapai kondisi penuaan yang sehat.

Lansia sehat adalah Lansia yang berdaya serta mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik, mental, sosial, finansial, dan spiritual mereka dan lingkungan sosialnya.

Masalah apa saja yang lazim terjadi pada Lansia?

Sindrom geriatri merupakan masalah yang sering dialami pada lansia dimana ada 14 penurunan kemampuan pada lansia yang ditandai dengan : 

  1. Berkurangnya Kemampuan Gerak : Berkurangnya kemampuan gerak dapat terjadi akibat penurunan fungsi fisik karena berkurangnya aktifitas serta karena menderita penyakit.
  2. Kejadian jatuh dan Patah Tulang : Perubahan gaya jalan dan keseimbangan yang dialami lansia dapat menyebabkan risiko jatuh dan patah tulang.
  3. Mengompol atau ketidakmampuan menahan keinginan BAK : Mengompol terjadi karena ketidakmampuan menahan keluarnya urin atau keluarnya urin secara tak terkendali pada saat yang tidak tepat dan tidak diinginkan.
  4. Infeksi : Infeksi yang dialami lansia karena menurunnya fungsi imun, perubahan berbagai fungsi tubuh serta penyakit yang dialami Lansia.   
  5. Gangguan Fungsi Indera : Gangguan yang sering dialami lansia adalah gangguan pendengaran, penglihatan dan penciuman akibat proses menua.
  6. Kekurangan gizi : Kekurangan gizi pada lansia karena kurangnya asupan energi dan protein, gangguan metabolisme tubuh, masalah psikologis serta masalah keuangan.
  7. Masalah akibat tindakan medis: Lansia menerima terlalu banyak obat, menggunakan obat terlalu lama atau obat dengan dosis yang berlebihan akibat penyakit yang diderita.
  8. Gangguan tidur : Lansia sering mengalami kesulitan jatuh tertidur, sulit terlelap, bangun pada malam hari dan sering buang air kecil yang mengganggu waktu tidurnya.
  9. Gangguan fungsi kognitif : Kapasitas intelektual yang menurun pada lansia sering menyebabkan lansia mengalami pikun.
  10. Isolasi : Lansia sering menarik diri dari lingkungan sekitar karena adanya masalah psikologis.
  11. Konstipasi : Kesulitan buang air besar (Konstipasi) sering terjadi pada lansia karena berkurangnya gerakan (peristaltik) usus.
  12. Gangguan fungsi imun : Sistem imun yang menurun pada lansia sehingga menyebabkan mudah terkena infeksi.
  13. Gangguan fungsi seksual : Sering terjadi pada lansia laki-laki berupa ketidakmampuan ereksi, ketidakmampuan penetrasi, atau  ketidakmampuan mempertahankan ereksi.
  14. Berkurangnya kemampuan keuangan : Masalah keuangan karena berkurangnya pendapatan meningkatkan risiko keterbatasan akses terhadap berbagai layanan kesehatan, serta pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Upaya Promotif Kesehatan Lansia

1. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan.

• Sayur dan buah merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat.

• Sayuran dan buah dapat dikonsumsi utuh atau dalam bentuk minuman jus.

• Konsumsi buah matang dan batasi minuman jus bergula atau minuman jus kemasan.

2. Biasakan mengonsumsi makanan sumber kalsium seperti ikan dan susu.

• Konsumsi bahan makanan sumber kalsium terutama dari ikan dan susu atau produk olahan susu lainnya (keju, yogurt, mentega/butter).

• Disarankan untuk memilih susu yang kandungan lemaknya lebih rendah.

3. Biasakan mengonsumsi makanan berserat.

• Asupan serat yang cukup akan membantu sistem pencernaan berjalan lancar.

• Konsumsi sumber karbohidrat yang banyak mengandung serat (seperti nasi merah, havermout, oatmeal dan roti gandum).

• Konsumsi sayuran serta buah yang banyak mengandung serat.

4. Batasi mengonsumsi makanan yang tinggi garam (natrium).

• Makanlah makanan rendah garam karena makanan tinggi kadar garam dapat meningkatkan hipertensi.

• Hindari makanan makanan yang mengandung kadar garam tinggi antara lain sosis, ikan asin, buah dan sayur yang diawetkan, dendeng, telur asin, kue kering, dll.

 5. Minum air putih sesuai kebutuhan

• Minum air sangat penting bagi metabolisme tubuh.

• Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh untuk mengganti cairan yang hilang.

• Anjuran minum air putih 6-8 gelas sehari (1.5-2 ltr/hari).

6. Tetap melakukan aktivitas fisik.

• Tetap beraktivitas fisik adalah salah satu cara untuk mendukung pemenuhan gizi seimbang pada lansia.

• Aktivitas fisik dapat membantu menambah selera makan.

• Aktifitas fisik menjaga kelenturan otot dan relaksasi otot, baik bagi kesehatan jantung, serta menjaga kebugaran tubuh lansia

7. Batasi konsumsi gula, garam dan lemak/ minyak.

• Makanan yang mengandung tinggi gula, garam dan lemak dapat meningkatkan risiko terhadap timbulnya penyakit hipertensi, stroke, penyakit jantung, kanker, diabetes, dan asam urat yang tinggi.

• Batasi makanan seperti jeroan,daging olahan (sosis, nugget, dll), dan emping melinjo.

• Sumber lemak baik yang dapat dikonsumsi seperti daging merah (sapi, kambing, dll), kacang kacangan, biji-bijian, alpukat, dan ikan.

• Anjuran konsumsi gula adalah maksimal 4 sendok makan per hari; anjuran konsumsi garam maksimal 1 sendok teh per hari; sementara asupan lemak/ minyak maksimal 5 sendok makan per hari.

Aktifitas fisik apa saja yang bisa dilakukan Lansia?

A. Berjalan kaki

Salah satu aktivitas fisik paling sederhana dan baik untuk lansia adalah jalan santai. Aktivitas ini dapat menambah stamina, membakar kalori berlebih, dan menguatkan jantung.

B. Bersepeda

Bersepeda baik untuk meningkatkan kekuatan tulang dan sendi, serta menjaga kesehatan jantung. Jaga keamanan saat bersepeda dengan menggunakan pelindung.

C. Berdansa

Melakukan gerakan dansa sambil diiringi musik atau lagu kesenangan tentu menjadi aktivitas yang sangat menyenangkan. Aktifitas dansa ini baik untuk menjaga kebugaran dan keseimbangan tubuh.

D. Berenang

Berenang merupakan salah satu pilihan aktifitas fisik yang paling baik bagi lansia karena dapat meningkatkan kekuatan otot dan sendi, melancarkan aliran darah, serta baik untuk kesehatan jantung, otak, dan paru-paru.

Latihan fisik apa yang bisa dilakukan Lansia?

a. Latihan Kelenturan Tubuh

Kelenturan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal. Bentuknya latihan peregangan/stretching, seperti peregangan leher, bahu, lengan, punggung, panggul, tungkai.

b. Latihan Keseimbangan

Latihan keseimbangan dapat membantu tubuh tetap seimbang dan mengurangi risiko terjatuh saat berjalan atau ketika melakukan aktivitas lain. Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri di atas satu kaki atau berjalan jinjit.

c. Latihan Beban

Melakukan latihan beban bertujuan meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot pada lansia dengan sarkopenia (penurunan masa dan kekuatan otot). Alatnya bisa menggunakan dumbbell seberat 0.5-5 kg, atau botol berisi air (500 ml) atau beban dari berat badan sendiri.Latihan ini dapat dilakukan dengan beberapa gerakan:

d. Latihan duduk-berdiri: Lakukan latihan berdiri dari kursi dan duduk kembali. Caranya: Dalam posisi duduk, geser badan kedepan sampai keujung kursi sambil pegangan pada kursi, kepala condong kedepan sampai sejajar kaki, tangan ditaruh diatas lutut, dalam satu gerakan mengayun kedepan sedikit, lalu dorong keatas dengan tegak. Lakukan gerakan dengan pengulangan 5x.

Latihan ini sangat baik untuk membangun otot-otot utama kaki Anda

e. Latihan jongkok-berdiri (Squat): Berdiri dengan kaki dibuka  selebar bahu. Jaga punggung tetap lurus, dorong pinggul ke belakang dan turunkan tubuh seolah-olah anda akan duduk di kursi. Kemudian berdiri kembali.  Jika lansia kurang mampu melakukan, dapat dibantu oleh pendamping dengan posisi pendamping berdiri di depan lansia (sambil memegang tangan lansia). Latihan ini juga menargetkan otot-otot utama kaki anda

f. Latihan push-up dinding (Wall press-up): Berdirilah sekitar tiga kaki menghadap dinding. Dengan kaki dibuka selebar bahu, letakkan tangan di dinding setinggi bahu. Dengan punggung lurus, turunkan tubuh ke arah dinding, lalu dorong kembali ke atas dengan meluruskan siku.(Posisi pendamping dapat berdiri di belakang lansia).Latihan ini akan memperkuat otot dada, bahu, dan lengan atas.

g. Latihan angkat betis dengan ujung jari (Calf raise): Posisi berdiri tegak, lalu lakukan Gerakan seperti berjinjit pada kakikanan dan kiri secara bersamaan, kemudian turunkan kembali secara perlahan. (Lansia bisa juga menggunakan bantuan dengan berpegangan pada kursi) Latihan ini terutama melatih otot betis yang diperlukan untuk berjalan dan berlari.

h. Latihan otot lengan atas (Biceps curl): Berdiri tegak dengan

kaki dibuka selebar bahu. Pegang satu dumbbell di masing- masing tangan. Biarkan lengan anda rileks di sisi tubuh dengan telapak tangan menghadap ke depan. Tekuk kedua siku dan angkat beban sehingga dumbbell mendekati bahu anda, lalu turunkan beban ke posisi awal.

Pada gerakan ini yang terpenting bukan kecepatan saat mengangkat dumbbell Hal yang perlu diperhatikan adalah ekstensi dan hiperekstensi maksimal pada lengan lansia Latihan ini membangun kekuatan lengan atas.

Sumber

https://kemkes.go.id/id/mau-jadi-lansia-sehat-dan-produktif-begini-caranya

Permasalahan pada Lansia: Cara Pencegahan dan Tips Perawatannya

Lansia, orang yang telah berkontribusi banyak dalam kehidupan kita, mereka sering kali menghadapi berbagai masalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus. Berikut 3 (Tiga) masalah kesehatan yang umum dialami lansia, hal ini perlu ketahui agar kita dapat merawat lansia dengan benar. 

1. Inkontinensia Urin (Ngompol)

Inkontinensia urin atau yang lebih dikenal dengan istilah ngompol, adalah kondisi dimana seseorang tidak dapat mengendalikan buang air kecilnya. Penyebabnya dapat berupa kesulitan bergerak, penurunan fungsi panca indra, pikun/demensia, menopause, pembesaran prostat, diabetes melitus, dan riwayat melahirkan banyak anak.

Pencegahan inkontinensia urin dapat dilakukan dengan mengenali gejala awal (gelisah seperti mondar-mandir sambil memegang area alat kelamin, gerakan seperti mau membuka celana), keluarga harus mengetahui bahwa ngompol pada lansia bukanlah hal yang normal dari proses penuaan dan dapat dicegah. Jika keadaan ini terjadi pada lansia, keluarga dapat melapor pada kader atau petugas kesehatan di puskesmas/klinik/layanan kesehatan lainnya.

Berikut tips cara merawatnya:

  • Jaga kebersihan diri dan lingkungan
  • Pengaturan pola makan dan minum
  • Lakukan latihan otot dasar panggul
  • Berikan dukungan emosional
  • Gunakan pakaian dalam yang nyaman
  • Pastikan akses ke kamar mandi yang mudah
  • Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur

2. Tersedak

Tersedak adalah kondisi dimana saluran napas tersumbat sebagian atau seluruhnya oleh benda asing, makanan, atau cairan. Penyebabnya dapat berupa kesulitan menelan, demensia atau Alzheimer, penggunaan gigi palsu yang tidak pas, penggunaan obat-obatan, dan tekstur makanan yang keras atau besar.
Pencegahan tersedak pada lansia dapat dilakukan dengan mengenali kesulitan menelan, memberikan makanan yang mudah dikunyah dan ditelan, dan melakukan pertolongan pertama jika terjadi tersedak.

Beberapa cara untuk merawat lansia tersedak yaitu, kenali gejala tersedak, lakukan pertolongan pertama dan melakukan langkah Heimlich (pertolongan pertama untuk tersedak). 


3. Cedera Akibat Jatuh

Cedera akibat jatuh adalah kondisi dimana seseorang mengalami cedera akibat terjatuh. Faktor risikonya dapat berupa lingkungan yang tidak aman, penggunaan obat-obatan tertentu, dan alas kaki yang tidak cocok.

Langkah awal jika lansia mengalami jatuh adalah tetap tenang, memeriksa keadaan lansia, kemudian tanyakan kondisi lansia dan jangan memindahkan lansia jika mengalami sakit atau tanda gejala patah tulang. Jika ada tanda cedera serius atau kehilangan kesadaran, segera hubungi layanan darurat. Mari membantu lansia bangun dengan aman.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/permasalahan-pada-lansia-cara-pencegahan-dan-tips-perawatannya

Bayi Sehat Lahir dari Ibu Sehat sejak Remaja

Remaja merupakan kelompok usia 10 tahun sampai sebelum berusia 18 tahun. Upaya kesehatan remaja memiliki tujuan untuk mempersiapkan remaja menjadi orang dewasa yang sehat, cerdas, berkualitas, dan produktif dan berperan serta dalam menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dirinya.

Kesehatan remaja merupakan hal yang sangat penting diperhatikan karena pada masa ini remaja mengalami perubahan fisik, psikologis, dan sosial yang signifikan. Kesehatan remaja sangat dipengaruhi oleh pola makan yang sehat, aktivitas fisik yang teratur. Remaja yang sehat ditandai dengan berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh yang sesuai dengan usianya.

Upaya kesehatan remaja meliputi perkembangan positif, pencegahan kecelakaan, pencegahan kekerasan, kesehatan reproduksi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan pencegahan penyakit tidak menular, gizi dan aktifitas fisik, kesehatan Jiwa, dan kesehatan remaja pada situasi krisis.

Remaja juga perlu memiliki kesehatan mental dan emosional yang baik, serta kemampuan untuk mengambil keputusan yang baik dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Pola makan yang sehat dan bergizi sangat penting bagi kesehatan remaja. Orangtua dan remaja sendiri perlu memperhatikan asupan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Aktivitas fisik yang teratur juga perlu diperhatikan, seperti olahraga ringan atau berjalan-jalan, untuk membantu meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru, serta kekuatan otot dan tulang. Jika ada keluhan atau tanda-tanda tidak sehat pada remaja, segera konsultasikan ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Pencegahan dan perawatan yang tepat dapat membantu mempertahankan kesehatan remaja dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Upaya Kesehatan Remaja selain ditujukan kepada remaja juga ditujukan kepada orang tua atau pengasuh untuk mendukung dan mewujudkan remaja yang sehat. Upaya Kesehatan Remaja harus melibatkan peran serta remaja dalam menjaga mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dirinya.

Dukungan keluarga sangat diperlukan sehingga remaja dapat tumbuh sehat sesuai degan kemampuan, minat, dan bakatnya; mencegah perkawinan remaja; dan memfasilitasi remaja mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar. Dukungan Keluarga sebagaimana dimaksud dalam pengasuhan, pemeliharaan, Pendidikan, dan perlindungan kepada remaja.

Sumber

https://kemkes.go.id/id/bayi-sehat-lahir-dari-ibu-sehat-sejak-remaja

7 Jenis Gangguan Mental: Ketahui Gejala dan Penanganannya

Masalah kesehatan mental tidak bisa dianggap sepele. Meski tidak menyebabkan kematian secara langsung, gangguan mental tetap berdampak buruk bagi kesehatan, serta mengakibatkan penderitaan berkepanjangan, baik kepada penderitanya, keluarga maupun orang di sekitarnya. 

Oleh karenanya, penting untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, serta mengenali jenis-jenis gangguan mental pada umumnya. Apa yang dimaksud dengan kesehatan mental?

Seseorang dikatakan sehat secara mental jika dapat berkembang maksimal secara fisik, spiritual, dan sosial, sehingga ia sadar akan kemampuannya sendiri, mampu mengatasi tekanan dan bekerja secara produktif, serta bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Lalu, apa saja ciri-ciri orang yang mengalami gangguan mental?

Jenis Gangguan Mental yang Perlu Diketahui 

Gangguan mental atau mental health disorders bisa dikatakan sebagai suatu penyakit (mental illness), yang dapat menyebabkan perubahan pada emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. Perubahan ini dikatakan sebagai gangguan jiwa, jika sudah menghambat aktivitas sehari-hari dan gaya hidup normal penderitanya. 

Berikut adalah jenis-jenis gangguan mental yang umum terjadi di sekitar kita.

1. Depresi

Gangguan kesehatan mental yang menyebabkan seseorang merasa sedih berkepanjangan, dan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan. Kondisi ini bisa berlangsung lama, mulai dari berminggu-minggu sampai berbulan-bulan. 

Sayangnya, depresi seringkali terabaikan karena dianggap sebagai gejala stres biasa. Padahal deteksi dini gejala depresi dapat membuka jalan untuk penanganan dan dukungan yang dibutuhkan.

Kenali gejala-gejala depresi, antara lain:

  • Sedih dan murung.
  • Kehilangan semangat dan energi.
  • Hilang nafsu makan.
  • Sulit tidur atau sebaliknya tidur berlebihan.
  • Merasa pesimis dan tidak berguna.
  • Sulit berkonsentrasi dan membuat keputusan.
  • Gelisah dan tidak tenang.
  • Merasa bersalah dan putus asa
  • Memiliki pikiran menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
  • Gangguan fisik, seperti nyeri punggung dan sakit kepala.

Banyak faktor yang dapat memicu timbulnya gejala depresi, antara lain:

  • Mengalami peristiwa traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai, kekerasan, kebangkrutan, atau kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian.
  • Riwayat gangguan kesehatan mental dalam keluarga.
  • Penyalahgunaan alkohol atau obat terlarang, atau konsumsi obat berlebihan.
  • Menderita penyakit kronis yang sulit disembuhkan, seperti kanker, HIV/AIDS, penyakit jantung atau cacat tubuh.
  • Memiliki kepribadian yang lemah dan tidak mandiri, serta terlalu keras dalam menilai diri sendiri.

Hindari mendiagnosis diri sendiri jika mengalami gejala-gejala depresi. Segera cari bantuan dokter atau psikiater. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan psikologis, wawancara medis, serta pemeriksaan darah, jika diperlukan, untuk menentukan penyebab dan gejala depresi. 

Kemudian, setelah diagnosis depresi ditegakkan, dokter  dapat melakukan berbagai cara untuk mengatasinya, seperti terapi psikososial, psikoterapi, atau meresepkan obat antidepresan untuk mengembalikan keseimbangan senyawa kimia dalam otak, yang berfungsi membawa dan mengirimkan pesan ke otak. 

2. Gangguan Kecemasan

Merasa cemas sebenarnya merupakan suatu hal yang wajar, seperti saat akan melakukan wawancara pekerjaan, ujian di sekolah, atau mengambil keputusan penting. Namun, perasaan cemas ini akan menjadi gangguan kecemasan atau anxiety disorders ketika penderitanya merespon situasi atau hal-hal yang dialaminya dengan perasaan takut, cemas, dan khawatir yang berlebihan, bahkan tanpa alasan yang jelas. Gangguan kecemasan ini bisa berlangsung cukup lama, sehingga berdampak pada kemampuan untuk beraktivitas sehari-hari dan kualitas hidup penderitanya. 

Beberapa jenis gangguan kecemasan yang banyak terjadi antara lain:

  • Gangguan Kecemasan Umum (GAD)

Jenis gangguan mental yang memicu perasaan cemas berlebihan, yang sulit dikendalikan dan berlarut-larut. 

  • Gangguan Kecemasan Sosial (GAK)

Kecemasan berlebihan saat berada dalam situasi sosial dan keramaian, dimana penderitanya akan merasa khawatir akan dihakimi, diejek, atau merasa malu berada di hadapan orang lain.

  • Fobia

Rasa takut dan cemas berlebihan yang dipicu oleh hal-hal, seperti tempat yang tertutup (agoraphobia), atau kejadian yang pernah dialami.

  • Panic Disorder

Serangan panik yang terjadi tiba-tiba tanpa tanda-tanda sebelumnya. dan bisa terjadi berkali-kali.

Walaupun berbeda-beda, gejala-gejala yang umum dirasakan oleh orang yang menderita gangguan kecemasan adalah:

Gejala Psikologis

  • Rasa gelisah, tegang dan sulit tenang.
  • Sulit berkonsentrasi atau merasa mudah terganggu.
  • Mengalami gangguan tidur.

Gejala Fisik

  • Sakit kepala, nyeri otot, atau gangguan pencernaan.
  • Merasa lelah berlebihan.
  • Napas tersengal-sengal atau sesak napas.
  • Mual.
  • Otot tegang atau tremor.
  • Keringat dingin
  • Jantung berdebar-debar

Penyebabnya bisa bermacam-macam, antara lain

  • Ketidakseimbangan senyawa kimia dalam otak yang dikenal sebagai neurotransmitter, serta hormon seperti serotonin, dopamin, atau norepinephrine.
  • Kelainan pada otak, dimana terjadi peningkatan aktivitas amygdala, yaitu bagian otak yang berperan dalam mengelola rasa takut dan cemas.
  • Faktor genetika yang membuat risiko seseorang terserang gangguan kecemasan lebih tinggi.
  • Stres atau trauma yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengubah neurotransmitter yang mengendalikan suasana hati Anda, sehingga dapat memicu timbulnya gangguan kecemasan.

Segera lakukan pemeriksaan dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional atau psikiater jika mengalami gejala gangguan kecemasan.

3. Gangguan Bipolar

Gangguan mental yang ditandai dengan perubahan ekstrim pada suasana hati, dari merasa sangat gembira kemudian berubah menjadi sangat sedih secara drastis. 

Perubahan suasana hati yang drastis ini dapat mempengaruhi tingkat energi, perilaku dan kemampuan berpikir penderitanya dalam waktu cukup lama, sehingga mengganggu kemampuan penderitanya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Secara umum, gejala bipolar dapat dibagi ke dalam 2 fase, yaitu fase mania dan fase depresi sebagai berikut:

Fase Mania

Fase mania merupakan ciri utama gangguan bipolar I, dimana penderitanya akan mengalami episode suasana hati yang sangat bersemangat dan senang, tapi juga sensitif dan mudah tersinggung. 

Orang yang berada dalam kondisi mania dapat melakukan hal-hal yang dapat merugikan mereka secara fisik, sosial, maupun finansial, seperti menghamburkan uang, berjudi atau mengendarai mobil secara sembarangan.

Gejala mania lainnya antara lain pikirannya berpacu dan merasa bisa melakukan banyak hal sekaligus, berbicara dengan sangat cepat atau merasa dirinya sangat penting, kuat, dan berbakat.

Fase Depresi  

Pada fase ini penderita bipolar akan mengalami gejala-gejala seperti yang dirasakan oleh penderita depresi, yaitu lelah, merasa hampa dan sangat sedih, kehilangan nafsu makan dan tidak berminat melakukan aktivitas sehari-hari, serta merasa tidak berharga dan putus asa.

Selain kedua fase ini, penderita bipolar kadang mengalami kondisi suasana hati normal, yang dikenal sebagai euthymia.

Adapun penyebab gangguan bipolar bisa bermacam-macam, mulai dari perubahan aktivitas dan ukuran otak, sampai trauma dan stres berlebihan.

Walaupun gangguan bipolar merupakan penyakit seumur hidup yang tidak bisa sembuh seutuhnya, terapi dan pengobatan yang tepat bisa membantu mengatasi gejala-gejalanya.

4. Skizofrenia

Skizofrenia merupakan gangguan psikosis yang dapat mengacaukan pikiran, ingatan dan perilaku, sehingga penderita sulit membedakan kenyataan dengan pikirannya sendiri. Orang yang menderita skizofrenia akan mengalami gejala-gejala berikut ini:

  • Delusi

Keyakinan yang salah, contohnya merasa ada orang lain yang mengendalikan pikiran dan perbuatan kita. Walaupun banyak bukti keyakinan itu salah, penderitanya tetap tidak percaya.

  • Halusinasi

Merasa melihat, mendengar, atau menyentuh hal-hal yang tidak dirasakan oleh orang lain, seperti bisikan, suara-suara, dan lain sebagainya.

  • Ketidakmampuan berbicara secara koheren

Misalnya, berbicara kacau dan sulit dimengerti orang lain.

  • Kehilangan motivasi

Penderita tidak bersemangat melakukan aktivitas yang biasa diminati dan berhubungan dengan orang lain.

  • Curiga berlebihan dan paranoid

Hal ini mengakibatkan penderita tidak peduli dengan sekitarnya.

  • Kumal dan kotor

Penderita tidak mempedulikan kebersihan dan penampilan dirinya.

Para ahli mengatakan skizofrenia terjadi karena berbagai faktor, yang paling utama adalah:

  • Ketidakseimbangan senyawa kimia pada otak, yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal komunikasi dari sel ke sel.
  • Masalah dalam perkembangan otak sebelum kelahiran.
  • Koneksi yang terputus antara berbagai bagian di otak kita.

Skizofrenia tidak bisa disembuhkan, namun bisa ditangani dengan perawatan dan pengobatan yang tepat oleh dokter dan psikiater. 

5. Gangguan Makan 

Gangguan makan atau eating disorders adalah perilaku terhadap pola makan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, baik pada fisik maupun emosi. Gangguan makan yang berlangsung terus menerus dalam waktu lama dapat menghambat tubuh untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, serta merusak organ tubuh seperti jantung, tulang, sistem pencernaan, hingga membahayakan jiwa.

Tiga jenis gangguan makan yang paling umum terjadi adalah:

Anoreksia

Anoreksia nervosa adalah gangguan mental yang menyebabkan penderitanya makan lebih sedikit daripada yang dibutuhkan oleh tubuh, karena penderitanya terobsesi untuk kurus dan menurunkan berat badan terus menerus. Ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk yang berat badannya sudah di bawah rata-rata.

Kenali gejala-gejala anoreksia, antara lain tidak mau makan dan menyangkal rasa lapar, mengalami penurunan berat badan secara drastis, atau berolahraga secara berlebihan.

Bulimia

Penderita bulimia nervosa memiliki kecenderungan makan dalam porsi banyak dengan frekuensi lebih sering. Kemudian, karena takut berat badannya meningkat, penderita bulimia akan memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakan, baik secara paksa maupun menggunakan obat pencahar.

Gejala orang yang mengalami bulimia, selain tidak mampu mengontrol dirinya untuk tidak mengeluarkan kembali makanan yang baru saja dikonsumsi, juga memiliki kebiasaan olahraga berlebihan, dan sering pergi ke kamar mandi setelah makan.

 

Binge Eating Disorder (BED)

Gangguan makan berlebihan atau binge eating disorder terjadi ketika seseorang kehilangan kendali atas pola makannya, sehingga cenderung untuk makan lebih cepat dan banyak, bahkan saat tidak merasa lapar dan sudah kenyang. 

Namun, berbeda dengan penderita bulimia, penderita gangguan makan berlebihan tidak melakukan kompensasi seperti memuntahkan kembali makanannya atau berolahraga secara berlebihan. Penderita BED juga cenderung makan sendirian karena malu dengan porsi makanannya, tapi kemudian merasa depresi dan bersalah setelah makan.

Jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala dari ketiga jenis gangguan makan di atas, jangan ragu untuk mencari bantuan medis dan berkonsultasi kepada dokter, khususnya dokter spesialis gizi klinis. Gangguan makan dapat diatasi dengan bimbingan pola makan sehat, terapi dan pengobatan yang tepat dari dokter dan tenaga ahli kesehatan terkait.

6. Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)

Obsessive compulsive disorder (OCD) merupakan gangguan mental yang menyebabkan penderitanya melakukan suatu hal tertentu secara berulang-ulang untuk mengurangi kecemasan dalam pikirannya. Misalnya, mencuci tangan berkali-kali karena takut terserang penyakit, atau mengecek kunci pintu berkali-kali.

Penderita OCD biasanya sadar bahwa dorongan obsesif tersebut bermasalah, namun tidak bisa melawannya. Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita OCD antara lain faktor genetik, perubahan senyawa kimia pada otak, serta faktor lingkungan di sekitar penderita. 

Sejauh ini belum ada cara yang pasti untuk mencegah OCD. Namun, pemeriksaan dan penanganan sejak awal oleh tenaga kesehatan dapat membantu penderita mengendalikan gejala-gejala OCD, agar tidak semakin memburuk hingga mengganggu aktivitas dan kehidupan yang normal.

7. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Gangguan stres pasca trauma atau PTSD (post traumatic stress disorder) merupakan gangguan mental, yang dipicu oleh pengalaman atau menyaksikan peristiwa yang mengerikan bahkan mengancam jiwa, sehingga menimbulkan trauma. 

Peristiwa atau kejadian traumatis yang bisa memicu gejala PTSD antara lain kecelakaan, kekerasan fisik dan perundungan, pelecehan seksual, bencana alam, peperangan, atau penyakit yang mengancam jiwa seperti serangan jantung.

Gejala-gejala PTSD bisa dirasakan dalam jangka waktu pendek yaitu satu bulan setelah peristiwanya, yang dikenal sebagai acute stress disorder, atau lebih dari satu bulan hingga seumur hidup, yaitu complex PTSD (CPTSD). 

Beberapa gejala yang umumnya dirasakan oleh penderita PTSD adalah:

  • Ingatan terhadap peristiwa masa lalu yang muncul berulang-ulang dan menimbulkan rasa takut dan cemas, sehingga mengganggu penderitanya.
  • Sulit tidur dan sering bermimpi buruk.
  • Kecenderungan untuk menghindari tempat, aktivitas, dan hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa traumatis tersebut. 
  • Perubahan perilaku dan emosi, seperti mudah stres, marah, takut, dan susah berkonsentrasi.

Segera periksakan diri ke dokter atau psikiater, jika mengalami gejala-gejala PTSD selama lebih dari 1 bulan. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan dan merekomendasikan psikoterapi dan pengobatan yang dibutuhkan untuk mengatasi gejala-gejala PTSD.

Masih banyak lagi jenis gangguan mental yang harus kita waspadai. Yang pasti, apapun jenis dan berat ringannya, masalah kesehatan mental dapat berdampak pada penurunan produktivitas sumber daya manusia Indonesia dalam jangka panjang, sehingga perlu menjadi perhatian kita bersama.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/jenis-gangguan-mental

Sayangi Mata Anak Kita: Kenali 6 Gejala Gangguan Penglihatan Sejak Dini

Kesehatan mata bukan hanya penting bagi kita sebagai orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak. Di era digital ini, anak-anak semakin banyak terpapar layar gawai, baik untuk belajar maupun bermain. Sayangnya, paparan ini bisa mempengaruhi kesehatan mata mereka. Sebagai orang tua, kita perlu lebih peka dan peduli terhadap tanda-tanda gangguan penglihatan pada anak. Jangan sampai gangguan kecil yang tidak kita sadari berkembang menjadi masalah yang lebih serius di kemudian hari.

Berikut adalah enam gejala gangguan penglihatan yang perlu kita perhatikan, terutama pada anak-anak, beserta cara pencegahannya.

1. Mata Lelah atau Tegang (Digital Eye Strain)

Penggunaan gawai yang berlebih bisa membuat mata anak kita cepat lelah dan tegang. Anak mungkin mengeluh matanya sakit, atau kita melihat mereka sering menggosok-gosok mata setelah lama bermain atau belajar di depan layar. Untuk mengatasi ini, penting bagi kita untuk mengatur waktu screen time anak. Terapkan “Aturan 20-20-20”, yaitu setiap 20 menit, ajak anak melihat objek yang berjarak 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Istirahatkan mata mereka secara berkala agar mata tidak terlalu tegang.

Berikut adalah tabel rekomendasi screen time berdasarkan pedoman bersumber dari World Health Organization (WHO):


Sumber: WHO Guidelines on Physical Activity, Sedentary Behaviour, and Sleep for Children under 5 Years of Age (2019).

2. Sering Memicingkan Mata

Jika anak kita sering memicingkan mata saat menonton televisi atau membaca buku, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka mengalami masalah penglihatan seperti rabun jauh. Anak mungkin merasa kesulitan melihat objek yang jauh atau bahkan dekat, dan memicingkan mata menjadi cara mereka untuk memperjelas pandangan. Untuk memastikan kondisi ini, segera ajak anak untuk memeriksakan matanya ke dokter mata.

3. Penglihatan Ganda (Diplopia)

Jika anak mengeluh melihat satu benda seolah tampak menjadi dua, ini adalah tanda adanya gangguan serius pada mata. Penglihatan ganda pada anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti masalah pada otot mata atau masalah neurologis. Jangan menunda untuk memeriksakan anak ke dokter jika mereka mengalami gejala ini, karena tindakan cepat bisa mencegah masalah lebih lanjut.

4. Pupil Putih atau Kuning

Kondisi ini mungkin lebih jarang terjadi, tetapi sangat penting untuk diperhatikan. Pupil yang berwarna putih atau kuning bisa menjadi indikasi penyakit serius seperti katarak atau bahkan tumor mata pada anak-anak, seperti retinoblastoma. Pemeriksaan mata secara rutin dapat mendeteksi kondisi ini sejak dini, sehingga penanganan yang tepat bisa segera dilakukan.

5. Sakit Kepala

Anak yang sering mengeluh sakit kepala setelah membaca atau melihat layar bisa jadi mengalami gangguan penglihatan. Sakit kepala ini biasanya terjadi karena mata anak harus bekerja ekstra keras untuk fokus. Jika anak mengeluhkan hal ini, segera periksa mata mereka untuk memastikan apakah mereka memerlukan bantuan penglihatan seperti kacamata.

6. Mata Berair

Mata anak yang berair secara berlebihan tanpa sebab yang jelas bisa menjadi tanda adanya iritasi atau alergi. Namun, jika mata anak terus berair meskipun sudah tidak ada pemicu eksternal seperti debu, sebaiknya periksakan ke dokter mata untuk mengetahui penyebab pastinya dan mendapatkan perawatan yang tepat.

Mengapa Pemeriksaan Mata Rutin Sangat Penting untuk Anak?

Pemeriksaan mata pada anak tidak hanya penting untuk mengidentifikasi gangguan penglihatan lebih awal, tetapi juga untuk mendukung perkembangan mereka secara keseluruhan. Mata yang sehat berperan besar dalam proses belajar dan tumbuh kembang anak. Gangguan penglihatan yang tidak terdeteksi bisa membuat anak kesulitan belajar, bahkan mempengaruhi kepercayaan dirinya. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua perlu memperhatikan dan rutin memeriksakan kesehatan mata anak agar mereka bisa tumbuh dengan optimal dan menjalani aktivitas dengan nyaman.

Dengan menjaga kesehatan mata anak sejak dini, kita sudah mengambil langkah penting untuk melindungi masa depan mereka. Sayangi mata anak kita, karena mata yang sehat adalah salah satu kunci kesuksesan mereka dalam menjalani hidup.

#SayangiMataAnak #KesehatanMataAnak #PeriksaMataRutin #CegahGangguanPenglihatan  #BatasiGawai #BatasiLayar #ComputerVisionSyndrome #PenyakitTidakMenular #PenyakitTidakMenularIndonesia #PTM 

Sumber

https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/sayangi-mata-anak-kita-kenali-6-gejala-gangguan-penglihatan-sejak-dini

Yuk, Mengenal Obat Anti Virus

Antivirus atau antiviral adalah obat yang secara khusus digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Obat untuk virus ini tersedia dalam bentuk pil, tablet, sirup, dan cairan intravena (infus) . Adapun obat – obat antivirus, yaitu :

1. Obat untuk herpes kulit

Terdapat tiga jenis virus herpes yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit. Ketiganya yakni varicella zoster yang merupakan penyebab cacar air dan herpes zoster, herpes simpleks tipe I yang menjadi penyebab herpes oral, dan herpes simpleks tipe II yang mengakibatkan herpes genital.
Antivirus herpes bekerja dengan mengikat polymerase DNA . Acyclovir, valacyclovir, dan famciclovir adalah obat antivirus yang dapat menghambat infeksi virus herpes kulit tersebut.

2. Obat untuk influenza

Influenza atau flu adalah penyakit infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit ini salah satu infeksi virus yang umum dialami. Obat virus untuk flu menghambat bagian DNA virus, seperti neuraminidase, sehingga dapat meredakan gejala lebih cepat dan menghindari timbulnya komplikasi pada pasien yang berisiko. Terdapat beberapa jenis antivirus yang digunakan untuk mengatasi flu, seperti: oseltamivir, zanamivir, amantadine.

3. Obat untuk HPV

Infeksi HPV atau human papillomavirus adalah salah satu penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan gangguan pada permukaan kulit, kelamin, dan kanker serviks. Penyakit infeksi virus ini dapat diobati menggunakan obat antiviral, seperti ribarivin, yang juga dapat mengatasi infeksi virus di saluran pernapasan.

4. Obat untuk Hepatitis

Hepatitis merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C.  Obat antiviral dapat menghambat produksi virus hepatis B dan hepatitis C adalah interferon, jenisnya termasuk:

  • nukleosida atau nukleotida analog
  • protase inhibitor
  • polimerase inhibitor.

5. Obat untuk HIV/AIDS

Infeksi virus HIV dapat menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan penurunan kadar sel darah putih. Kondisi ini menyebabkan penderitanya sangat rentan mengalami penyakit infeksi. Kabar baiknya, pasien HIV/AIDS bisa menjalani hidup secara normal dengan mengonsumsi obat virus seperti Antiretroviral (ARV) : Zidovudin, Efavirenz, dll.
Efek samping yang paling umum adalah diare ringan yang berlangsung selama satu hingga empat hari. Reaksi samping lainnya meliputi urtikaria menyeluruh (biduran/ gatal), muntah, nyeri perut, kembung, dan mual serta neutropenia. ??

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3938/yuk-mengenal-obat-anti-virus

Latihan Fisik yang Baik untuk Kesehatan Tulang dan Sendi

Menjaga tulang dan sendi yang sehat memerlukan kombinasi latihan reguler, diet seimbang, dan faktor gaya hidup lainnya. Berikut adalah beberapa latihan dan tips untuk membantu meningkatkan kesehatan tulang dan sendi:  

Aktivitas Fisik dan Kesehatan Tulang dan Sendi

1.     Stres Mekanis

Latihan ini merangsang pertumbuhan tulang dengan memberikan stres mekanis pada tulang. Stres memicu sel tulang untuk memproduksi lebih banyak jaringan tulang, membuat tulang lebih kuat dan padat.

2.     Latihan Aerobik

Latihan berat, seperti berjalan, jogging, tenis, dan skipping, sangat bermanfaat untuk kesehatan tulang. Aktivitas ini memberikan stres pada tulang saat bekerja melawan gravitasi, merangsang pertumbuhan dan kepadatan tulang.

3.     Latihan Ketahanan

Latihan ketahanan, seperti angkat beban dan latihan tubuh, juga berkontribusi pada kesehatan tulang dengan memberikan stres pada tulang melalui kontraksi otot.

4.     Aktivitas Berat

Aktivitas seperti skipping dan menari dapat bermanfaat untuk kepadatan tulang, terutama pada wanita pasca menopause.

5.     Keseimbangan dan Koordinasi

Latihan yang meningkatkan keseimbangan dan koordinasi, seperti tai chi dan latihan keseimbangan, penting untuk mengurangi risiko jatuh dan patah tulang.

Latihan Kesehatan Tulang

1.     Latihan Berat Badan

Latihan berat badan penting untuk membangun dan menjaga kepadatan tulang. Latihan ini membuat Anda berkerja melawan gravitasi, yang merangsang pertumbuhan dan kekuatan tulang.

  • Ringan : Berjalan, berjalan cepat, naik tangga, lompatan tumit perlahan, berjalan di bukit
  • Sedang : Jogging, lari, olahraga tim, olahraga raket, lompat tali, lompatan rendah
  • Berat : Bola Basket, bola voli, olahraga lintas, lompatan bintang, lompatan tinggi

2.     Latihan Penguatan Otot

Latihan ini melibatkan resistensi untuk membuat otot bekerja lebih keras, yang pada gilirannya memperkuat tulang.

  • Mesin beban
  • Angkat Barbell
  • Pita resistensi
  • Latihan berat badan seperti pushup dan pullup

3.     Latihan Keseimbangan dan Koordinasi

Meningkatkan keseimbangan dan koordinasi membantu mencegah jatuh, yang penting untuk menghindari patah tulang, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.

  • Tai Chi
  • Yoga
  • Berjalan di permukaan yang tidak stabil
  • Latihan keseimbangan seperti berdiri dengan satu kaki

Latihan Kesehatan Sendi

1.     Latihan Aerobik

Latihan aerobik meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan dan membantu menjaga berat badan yang sehat, mengurangi tekanan pada sendi.

  • Berenang
  • Bersepeda
  • Berjalan
  • Menari

2.     Latihan Fleksibilitas

Latihan fleksibilitas membantu menjaga rentang gerak pada sendi, mengurangi kekakuan dan nyeri.

  • Rutinitas peregangan
  • Yoga
  • Pilates

3.     Latihan Kekuatan

Latihan kekuatan membantu mendukung dan menstabilkan sendi dengan membangun otot di sekitarnya.

  • Angkat beban
  • Latihan dengan pita resistensi
  • Latihan berat badan seperti squats dan lunges

4.     Aktivitas Rendah Dampak

Bagi mereka yang mengalami nyeri sendi atau arthritis, aktivitas dengan dampak rendah bermanfaat karena mengurangi tekanan pada sendi namun tetap memberikan manfaat dari latihan.

  • Aerobik di air
  • Tai Chi
  • Yoga ringan

Frekuensi dan Durasi

Dewasa

Berusaha untuk setidaknya 150 menit latihan intensitas sedang atau 75 menit latihan intensitas tinggi per minggu. Sertakan aktivitas penguatan otot setidaknya dua kali seminggu.

Lansia

Lakukan campuran latihan keseimbangan, aerobik, dan penguatan otot dalam rutinitas mingguan Anda.

Anak-anak dan Remaja

Habiskan setidaknya 1 jam setiap hari berolahraga, dengan campuran aktivitas intensitas sedang dan tinggi. Sertakan latihan untuk memperkuat otot dan tulang setidaknya 3 hari seminggu.

Rekomendasi Khusus

Osteoporosis

Latihan berat badan dengan dampak sedang hingga tinggi dan latihan penguatan otot disarankan untuk meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang. Latihan keseimbangan juga penting untuk mencegah jatuh yang penting dalam pencegahan patah tulang pada pasien osteoporosis.

Artritis

Latihan aerobik berdampak rendah, latihan fleksibilitas, dan latihan kekuatan disarankan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi sendi. Sendi sehat juga memainkan peran penting dalam mencegah timbulnya nyeri dan operasi penggantian sendi pada usia dini – terutama pada pembedahan artroplasti pinggul dan lutut.

Dengan memasukkan latihan dan tips ini ke dalam rutinitas sehari-hari Anda, Anda dapat signifikan meningkatkan kesehatan tulang dan sendi, mengurangi risiko osteoporosis

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3945/latihan-fisik-yang-baik-untuk-kesehatan-tulang-dan-sendi

Demam Berdarah Dengue: Kapan Harus Ke IGD ?

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam Arthropod-Borne Virus. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk jenis Aedes Aegypti. DBD merupakan masalah utama penyakit endemik terutama pada daerah tropis. Data World Health Organzation (WHO) pada tahun 2023 melaporkan peningkatan kejadian DBD dengan total kasus infeksi sebanyak 6.5 juta dan 7300 diantaranya dilaporkan meninggal.

Virus DBD memilki masa inkubasi antara 3-10 hari setelah gigitan nyamuk. Gejala DBD biasanya akan muncul setelah masa inkubasi. Tingkatan gejala yang muncul bisa bermacam-macam mulai dari gejala ringan hingga gejala yang mengancam nyawa. Untuk itu penderita DBD perlu pemantauan ketat setiap harinya.

Gejala awal yang akan muncul pada penyakit DBD adalah demam tinggi hingga 40oC yang tidak turun selama 2-7 hari. Penderita DBD umumnya juga akan merasa nyeri mulai dari kepala, belakang mata, nyeri otot hingga sendi. Gejala lain yang muncul adalah mual muntah, kesulitan menelan dan munculnya bintik-bintik merah di beberapa bagian tubuh.

Penanganan awal pada penderita DBD di rumah adalah dengan pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Konsumsi obat paracetamol juga bisa diberikan untuk menurunkan gejala demam dan nyeri yang dirasakan. Hindari pemberian obat golongan NSAID seperti ibuprofen dan aspirin karena bisa menyebabkan perdarahan

Penyakit DBD juga memiliki beberapa gejala kronis yang harus diperhatikan. Gejala kronis biasanya muncul pada hari ke 3-7 setelah masa inkubasi. Gejala kronis yang muncul adalah nyeri perut berlanjut, mual muntah lebih dari 3x sehari, nafas cepat, perdarahan pada gusi, mimisan, muntah atau BAB darah dan kelemahan.

Penderita demam berdarah dengue yang sudah mengalami demam tinggi selama dua hari berturut-turut disertai gejala kronis harus segera mendapatkan penanganan lanjut di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Gejala kronis yang dialami pasien merupakan kondisi kritis yang harus segera medapatkan penanganan pertama terutama dalam instalasi gawat darurat. Penundaan perawatan akan meningkatkan mortalitas atau risiko kematian pada penderita.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3932/demam-berdarah-dengue-kapan-harus-ke-igd

Human Metapneumo Virus, Apa Sih Itu ?

Human Metapneumo Virus adalah virus yang menyebabkan penularan di bagian pernafasan. Permasalahan ini ditemukan sejak 2001 oleh Bernedette G.Van den Hougen di Belanda dengan  menggunakan metode PCR dengan sample 28 anak dibawah lima (5) tahun. Masa inkubasi human metapneumo virs selama 3 – 6 hari dan berlangsung selama 2 – 5 hari.

Virus Rna Tunggal sense negative dari famili pneumoviridal dari sub kelompok c avian (ampv).Teknik PCR dengan Rna Arbitavily Primed untuk mengenali virustak dikenal yang tumbuh dalam sel kultur. Wabah ini pada Desember 2024 yang terjadi di tiongkok baru-baru ini ditemukan pada anak-anak dibawah 14 tahun.

HMVP(human metapneumo virus) ini menginfeksi   sel epitel saluran nafas di hidung dan paru. HMVP menginduksi respon  kemakin dan sitokin (IL.6,IFN-ALFA, TNF alfa dan protein inflamasi makrofag) yang menyebabkan infiltrasi dan inflamasi peribronkhiolus.

Penularannya menyebabkan dari orang yang terinfeksi ke yang lain melalui sekresi yang   terkontaminasi (droplet   dan aerosol ). Kebanyakan virus ini ditemukan pada daerah subtropis yang meningkatkan pada musim dingin, sehingga pada kasus kasus ringan dapat sembuh tanpa pengobatan dengan pengobatan simptomatik.

Kemenkes menghimbau untuk tidak panik, tetapi tetap waspada. Siapa saja orang yang beresiko terkena virus human metapneumo virus, yaitu : 

  1. Anak – anak. 
  2. Orang dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah. 
  3. Lansia. 
  4. Pasien komplikasi kronis ( diabetes, penyakit jantung, dll ) yang dirawat di rumah sakit.
  5. Di ruang rawat inap dan kunjungan gawat darurat.

Tanda dan gejala yang sering muncul adalah nyeri tenggorokan, batuk dan pilek, mudah lelah dan demam, pneumonia dan sesak nafas.

Penanganan dan pengobatan :

  1. Untuk kasus ringan: istrahat yang cukup, rehidrasi dan nutrisi yang adekuat.  
  2. Kasus berat: sesak nafas, keluhan berlanjut lebih dari 10 hari wajib ke fasilitas kesehatan, sayangnya belum ada vaksin dan pengobatan.

Pencegahan dilakukan dengan cara :

  1. Kebersihan diri dan lingkungan seperti cuci tangan 20 detik dengan sabun dan air yang mengalir.
  2. Sugesti positif
  3. Olahraga, istirahat yang cukup dan meditasi serta relaksi
  4. Perkuat kekebalan tubuh dengan nutrisi dan cairan yang baik, vitamin dan suplemen yang terdaftar atau rekomendasi oleh Kemenkes atau Tenaga Kesehatan.
  5. Menghindari Rokok baik aktif maupun pasif

Strategi gizi yang direkomendasikan :

  1. Antioksidan    pada    makan. Quecetin          dan      resveratol         untuk mengurangi kerusakan zat peradangan dan replikasi virus.
  2. Seng dan Selenium
  3. Vitamin a dan e : hemostasis imunitas tubuh
  4. Probiotik :untuk   meningkatkan kekebalan usus dan paru serta mengurangi keparahan dan durasi infeksi pernafasan.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3934/human-metapneumo-virus-apa-sih-itu

Cara Kerja Obat Anti Virus

Antivirus atau antiviral adalah obat yang secara khusus digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Obat untuk virus ini tersedia dalam bentuk pil, tablet, sirup, dan cairan intravena (infus).

Awalnya, obat antivirus dipakai untuk mengobati penyakit seperti influenza (flu) atau herpes simpleks. Pengobatan antiviral kemudian semakin marak dikembangkan sejak obat antiretroviral terbukti efektif mengatasi HIV.

Cara kerja obat anti virus :

  1. Virus adalah mikroorganisme yang memerlukan inang untuk dapat bertahan hidup. 
  2. Saat menyerang tubuh, virus akan masuk ke dalam sel sehat dan mengambil alih fungsinya untuk bereplikasi.
  3. Virus dapat menumpang di dalam sel atau secara langsung merusak sel agar kemudian bisa memperbanyak diri.
  4. Selama proses tersebut, virus akan terus-menerus menghancurkan serta menginfeksi sel-sel sehat di dalam tubuh.
  5. Oleh karena itu, obat untuk virus harus dapat masuk ke dalam sel dan memengaruhi virus tanpa merusak sel. 
  6. Secara umum, antiviral bukan bekerja secara langsung mematikan virus, melainkan menghambat perkembangan virus di dalam sel. 
  7. Obat untuk virus flu misalnya, enzim dalam antiviral akan mengganggu siklus infeksi virus dengan mencegah virus yang telah merusak satu sel untuk berpindah merusak sel lainnya.
  8. Dengan membatasi reproduksi virus, jumlah virus di dalam tubuh akan semakin berkurang. Oleh karena itu, sistem imun tubuh akan lebih mudah menghentikan infeksi virus.
  9. Cara kerja obat antiviral ini nantinya akan mempersingkat kemunculan gejala sekaligus mencegah gejala bertambah parah dan menimbulkan komplikasi.

Akan tetapi ada beberapa penyakit infeksi virus merupakan self-limiting disease. Self limiting disease adalah penyakit yang sembuh secara spontan, dengan atau tanpa pengobatan khusus. Dalam kebanyakan kasus, tidak diperlukan intervensi khusus untuk menghilangkan penyakit. Contohnya, dari infeksi ringan (misalnya pilek, flu) . Covid-19 pada umumnya juga (self limiting disease) terutama pada yang (bergejala) ringan.

Bagi self limiting disease, menerapkan pola hidup sehat sudah cukup untuk mengaktifkan system imun tubuh yaitu antara lain dengan pola makan dengan gizi seimbang, minum air putih sedikitnya 6 gelas/hari, olah raga setidaknya 3 kali dalam seminggu (minimal 30 menit), menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan serta istirahat/tidur yang cukup (6-8 jam/hari). 

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3935/cara-kerja-obat-anti-virus

1 2 3 22

Search

+