Pikun di Usia Tua: Wajar atau Tidak?

“Duh, tadi naruh kunci di mana, ya?” – Kalimat ini pasti nggak asing, apalagi kalau kamu tinggal bareng orang tua atau kakek-nenek. Banyak yang menganggap pikun itu bagian normal dari penuaan. Tapi… apakah benar begitu? 

Sebetulnya, lupa sederhana seperti lupa nama orang yang baru dikenal, atau naruh barang lalu bingung mencari, itu masih masuk kategori wajar. Otak manusia memang akan mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Tapi, kalau sudah sampai lupa jalan pulang, lupa nama anak sendiri, atau susah melakukan aktivitas yang biasa dilakukan seperti mandi atau masak itu bukan lagi “pikun biasa”. Itu bisa jadi gejala awal demensia.

Demensia adalah penurunan fungsi otak yang memengaruhi daya ingat, cara berpikir, kemampuan berkomunikasi, hingga pengendalian emosi dan perilaku yang cukup berat sampai mengganggu aktivitas sehari-hari. Jenis demensia yang paling umum ditemukan adalah Demensia Alzheimer.

Sayangnya, banyak orang baru sadar ketika kondisinya sudah cukup parah. Padahal, tandatanda awalnya bisa jadi sudah muncul sejak bertahun-tahun sebelumnya. Makanya, penting banget untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku atau ingatan yang terjadi pada keluarga kita.

Kabar baiknya, demensia bisa diperlambat bahkan dicegah sejak muda. Gimana caranya? Mulai dari gaya hidup sehat: rutin olahraga, tidur cukup, makan bergizi, bersosialisasi, dan terus belajar hal baru. Intinya, otak juga perlu “dilatih” biar tetap terjaga fungsinya. 

Jadi, yuk ubah cara pandang kita. Pikun bukanlah bagian normal dari penuaan. Banyak lansia
menua, namun masih bisa beraktivitas mandiri bahkan tetap berkarya dan menginspirasi. Pemeriksaan dan deteksi dini demensia dapat dilakukan untuk penanganan yang lebih baik.

#JanganMaklumDenganPikun #AlzheimerIndonesia #Alzheimer #Demensia#ApaItuDemensia
#ApaItuAlzheimer #AskAboutDemensia #AskAboutAlzheimers

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/pikun-di-usia-tua-wajar-atau-tidak

Lupakan Depresi, Berikut 4 Masalah Kesehatan Akibat Pikiran Negatif

Sudah jadi rahasia umum, pola pikir memengaruhi kondisi seseorang. Termasuk berpikiran negatif. Tak hanya membuat perasaan menjadi tidak menyenangkan, tapi juga dapat berimplikasi pada kondisi kesehatan seseorang.

Berbagai penelitian membuktikan berpikir negatif dapat secara konstan terkait dengan aneka masalah kesehatan. Tak perlu jauh-jauh sampai pada tingkat depresi dan dorongan melakukan tindakan mencelakai diri sendiri, berikut empat bahaya berpikiran negatif yang dapat berimplikasi pada kesehatan.

  1. Hipertensi

Berpikiran negatif dan emosi yang tidak stabil acapkali memicu stres. Stres yang terjadi tak jarang pula memicu ritme jantung yang tak menentu sehingga akan meningkatkan tekanan pada aliran darah, atau yang umumnya kita kenal dengan hipertensi.

Kondisi demikian turut menambah risiko penyakit kardiovaskular lainnya, seperti serangan jantung, stroke, hingga gagal jantung.

  1. Masalah pencernaan

Stres memicu peningkatan pada produksi asam di lambung akibat ketidakseimbangan bahan kimia yang terjadi pada otak. Maka tak heran banyak penelitian yang membuktikan bahwa masalah pencernaan merupakan salah satu akibat dari pikiran-pikiran negatif pemicu stres.

  1. Berat badan bertambah dan risiko obesitas

Salah satu dampak dari pikiran negatif adalah kecenderungan seseorang abai pada kondisi kesehatan mereka. Hal ini tentu berimplikasi pada gaya hidup yang ia jalani, misalnya asupan makanan, olahraga rutin. Berat badan bertambah dan risiko obesitas adalah salah satu dampak dari penerapan gaya hidup tak sehat seperti itu.

  1. Impotensi

Pikiran negatif membuat hormon di otak jadi tidak seimbang. Hal inilah yang kemudian turut berpengaruh pada gangguan seksual seperti impotensi, disfungsi ereksim hingga hilangnya libido pada wanita.

Selain masalah pada kesehatan, pikiran negatif juga memengaruhi kondisi mental seseorang. Risiko depresi, kecemasan berlebih, merasa tidak berdaya dan kesepian, bahkan hingga ancaman schizophrenia.

Banyak hal yang bisa memicu tingkat stres berlebih pada seseorang, namun perlu diketahui, stres berlebih bisa ditangani bahkan tanpa mengikuti terapi atau abntuan medis lainnya. Kuncinya adalah pada pikiran. Belajar menerima kemalangan atau sesuatu yang sudah digariskan hingga mencukupi kebutuhan liburan bisa jadi solusi paling mudah untuk menjaga keseimbangan pikiran.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/lupakan-depresi-berikut-4-masalah-kesehatan-akibat-pikiran-negatif

Hidup Lagi Berat-Beratnya dan Membangun Kesehatan Jiwa

Kalimat diatas terucap dari seorang senior ketika menghadapi tiga orang adik CPNS dengan seragam putih hitam, yang masih imut-imut dan “mungkin” masih polos. Pernyataan “hidup lagi berat-berat nya”  ini menggeletik di pikiran saya.. kapan kah hidup terasa ringan? Atau malah pertanyaan, apakah yang disebut hidup?

Hidup terasa berat, mending udahan aja

Pada suatu hari yang cerah, saya mendapatkan pesan singkat dari dokter klinik Kemenkes.. isi nya menyampaikan ada rekan yang berfikiran hendak mengakhiri hidup.  Setelah melalukan anamnesis singkat terungkap bahwa rekan ini mengalami masalah-masalah hidup yang datang seperti badai. Badai “lokal” ini dikatakan menghancurkan semangat nya untuk tetap melangkah dan mungkin, “early check out” dibayangkan sebagai jalan singkat terbaik, karena tidak ada lagi (menurutnya) alternatif jalan keluar lainnya. Apakah memang demikian?

Saya terlibat pinjol, gak ngerti saya, seperti di hipnotis… tiba-tiba aja saya unduh beberapa aplikasi pinjol dan begitu sadar..saya sudah mempunyai hutang puluhan juta, saya gak bisa mikir lagi pak… saya mending mat* aja kalau begini. Demikian ujar dua orang teman saya yang lain, keduanya sudah berkeluarga dan sedang berada di dalam Badai yang dirasa sangat menyesakkan dada.

Early Check Out

Suatu pikiran jalan pintas, mungkin timbul ketika kita berada didalam kekalutan pikiran dan ini merupakan suatu reaksi yang bisa terjadi kepada siapa saja. Masalah-masalah didalam hidup yang dirasakan datang terus menerus (bisa kita sebutkan sebagai stres) akan menimbulkan beban berlebihan di jaringan otak, terutama di otak yang telah dibajak oleh perasaan tidak berdaya dan fisik yang juga telah mengalami kekurangan istirahat.

Jadi, apakah keputusan “early check out” ini dapat dibenarkan? Atau sah dilakukan?. Berjuta suara dengan vokal akan mengatakan TIDAK.  Itu dosa, neraka jahanam balasan nya dan seterusnya dan seterusnya.  Lah.. terus apa donk yang harus saya lakukan?

Kesehatan Mental

Kesehatan Mental atau Kesehatan Jiwa juga kerap menjadi jargon yang membuat orang bingung. Saya dah sehat koq.. lingkar pinggang saya ideal, gaji saya sudah besar terus apa iya masih ada yang kurang?.  FYI aja ya.. ke tiga kasus diatas punya karakteristik BMI ideal dan pemasukan suami istri diatas 2 digit. Jadi apa donk yang kurang?

Undang-Undang No. 17 tahun 2023 tentang Kesehatan dengan lugas menuliskan bahwa kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.    Beuh… panjang amat? Singkat nya donk 😊

Singkatnya ada dalam baik lagu Indonesia Raya yang sering hanya kita dengarkan setiap jam 10 WIB di speaker kantor yang lamat-lamat terdengar, “bangunlah jiwanya, bangunlah badannya…” jadi bangun jiwanya dulu ya sebelum bangun badan nya?…. ya iyalaaaaahhh 😊 lah tapi kan.. kalau badan kita tau lah cara membangunnya? Olah raga teratur 30 menit sehari, jauhi asap rokok dll pokok nya CERDIK lah…

Terus.. gimana membangun Jiwa nya?…

Memang, Jiwa ada dimana dik? 

Pertanyaan ini saya lontarkan ke sekitar 200 Mahasiswa Universitas Swasta di bilangan Rasuna Said Jakarta selatan , senin yang lalu. Apakah teman-teman tau jawab nya? . jiwa itu adalah gaib pak, dia roh pak ..jawab adik adik ini sambil tersenyum-senyum. Kalau begini minset (gaya tukul..) nya anak muda.. gimana kita mau membangun jiwa? Membangun sesuatu yang gaib? Membangun Roh?

Bantulah saya adik adik. Saya seorang dokter jiwa. Berarti saya dokternya gaib? Dokternya roh? .. ruangan pun seakan meledak oleh tawa generasi Z ini.

Jiwa itu ada di otak adik adik.. kata saya sambil menunjuk ke kepala saya. Mereka terdiam

Membangun Kesehatan Jiwa

Membangun kesehatan jiwa merupakan rangkaian yang tidak terputuskan dari kesehatan yang paripurna. Otak tidak dapat bekerja baik dalam suasana tubuh yang tidak sehat. Otak tidak dapat bekerja baik dalam suasana spiritual yang tidak sehat.

Pikiran, Perasaan dan kehendak merupakan kompleks yang diamati (di observasi) dalam menggambarkan suatu kondisi klinis sebelum meneggakan suatu diagnosis gangguan jiwa.  Pikiran yang melompat ke masa depan akan memicu perasaan cemas dan menampilkan tanda dan gejala “Fight or Flight”. Pikiran yang menggali ke masa lalu akan memicu perasaan tertekan / “depressed” yang akan menampilkan gambaran melankolia. Jadi semua perilaku yang kita tunjukkan di dahului oleh Pikiran.

Siapa yang dapat menguasai pikirannya akan dapat menguasai mood (perasaan) nya yang akhir akan dapat mengasai perilakunya. (The cognitive triangle). Makanya..”mikir” demikian slogan komedian terkenal di tanah air.

Ketika Pikiran Tidak Dapat Dikendalikan

Sejatinya, manusia yang tercerahkan, dapat mengadalikan pikirannya sehingga dapat menjalankan amanah UU 17 tahun 2023 tentang kesehatan yaitu menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Akan tetapi ketika otak sudah tidak lagi mendengar instruksi akibat terganggu secara masif neurotransmitter nya, memerlukan asupan dari luar dalam bentuk obat-obat psikofarmaka yang diresepkan oleh dokter. Untuk ini akan dibahas dalam tulisan yang lain.

Akan tetapi,apakah tidak lebih baik mencegah dari mengobati? Bagaimana melatih pengendalian pikiran ? apakah bisa?. Jawab nya sangat bisa. Kunci nya adalah kesadaran / Awareness. Ini mantra nya : Ing kene, ngene, saiki, aku gelem. Latihan yang paling mudah adalah dengan metode menerapkan metode 5-4-3-2-1. Duduk lah dengan keadaan santai, bernafaslah secara alamiah, kemudian amati 5 objek, dengarkan dan amati 4 suara yang berbeda,  Sentuh 3 objek. Amati tekstur, suhu, serta fungsinya, identifikasi dan amati 2 bau yang berbeda dan sebutkan 1 hal yang bisa Anda cicipi dan amati rasanya.  Latihan meditasi menjadi latihan berikutnya yang mungkin dapat anda pertimbangkan. Pilihlah metode  yang sesuai dengan keyakinan anda masing-masing.

Berada didalam sebuah ruangan yang gelap, kita  lebih baik memilih memiliki senter dari pada sebuah pedang. Karena dengan cahaya kita dapat melihat bahwa benda yang kita hadapi adalah seutas tali dan bukan seekor ular. Sehingga kita tidak membabat kiri dan kanan yang mungkin pada akhirnya akan mencelakakan diri kita sendiri. Kesadaran / Awareness kita adalah sistem yang “Always on” ditubuh kita.  Raihlah pencerahan (gain Clarity) diatas rasa yakin (feeling confident).  

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/hidup-lagi-berat-beratnya-dan-membangun-kesehatan-jiwa

Lupa Normal atau Lupa Demensia?

 “Eh, barusan mau ngomong apa ya?” Lupa sesekali sih wajar banget. Apalagi kalau lagi stres, capek, atau habis begadang. Tapi kalau mulai lupa hal-hal penting atau sering ngulang-ngulang cerita yang sama? Nah, itu bisa jadi bukan sekadar “pikun biasa”.

Banyak orang berpikir kalau makin tua itu pasti makin pelupa. Padahal nggak selalu gitu, lho! Yuk cari tau lupa wajar dan lupa yang harus diwaspadai, kenali perbedaannya!

Lupa normal itu misalnya:

  • Lupa nama orang yang jarang ketemu
  • Lupa sebagian kejadian dalam waktu singkat
  • Kadang kesulitan cari kata pas ngomong
  • Kadang bingung arah tapi tetap tahu lingkungan sekitar
  • Bisa mengingat kembali setelah diingatkan

Tapi kalau:

  • Lupa nama orang yang sering ketemu
  • Sering ulang cerita atau nanya hal yang sama
  • Tersesat bahkan di lingkungan rumah sendiri
  • Sulit ambil keputusan, bingung melakukan hal-hal rutin
  • Bicara jadi lambat, lupa hal penting, mood gampang berubah
  • Kehilangan minat bersosialisasi

Itu bisa jadi gejala demensia — gangguan penurunan fungsi otak yang serius, bukan sekadar lupa biasa.
Demensia bukan cuma soal gangguan daya ingat, tapi juga gangguan cara berpikir, berkomunikasi, dan bahkan perilaku. Sayangnya, gejala awalnya sering diabaikan karena disangka “cuma pikun yang wajar terjadi pada lansia”.

Kabar baiknya? Gejala bisa diperlambat! Mulai aja dari hidup sehat: olahraga, makan seimbang, tidur cukup, aktif ngobrol, dan tetap belajar hal baru.

Jadi, sekarang tau kan perbedaan lupa normal dan lupa pada demensia? Segera datangi fasilitas kesehatan terdekat, jika curiga mengalami gejala demensia.

#JanganMaklumDenganPikun #AlzheimerIndonesia #Alzheimer #Demensia#ApaItuDemensia #ApaItuAlzheimer #AskAboutDemensia #AskAboutAlzheimers

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/lupa-normal-atau-lupa-demensia

Apa yang Terjadi Saat Tidur? Ini Pentingnya Tidur untuk Tumbuh Kembang Anak

Pentingnya tidur bagi anak sering kali tidak mendapat perhatian sebesar pemberian nutrisi atau stimulasi. Setiap orang tua pasti ingin sang buah hati tumbuh dan berkembang dengan baik. Tapi ketika berbicara mengenai tumbuh kembang anak, ada satu aspek penting yang seringkali terlupakan, yaitu tidur.

Padahal, tidur memiliki peran krusial dalam mendukung perkembangan fisik, mental, dan emosional anak, terutama di masa pertumbuhan yang aktif.

Apa yang Terjadi Saat Anak Sedang Tidur?

Dari luar, waktu tidur tampak sederhana yaitu momen dimana tubuh si kecil beristirahat dan memulihkan tenaga. Akan tetapi, sebenarnya banyak proses penting yang berlangsung di dalam tubuh mereka seperti:

1. Konsolidasi Memori

Selama tidur, otak  menyusun dan menyimpan informasi yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya. Proses ini penting untuk mendukung perkembangan kognitif dan kemampuan belajar.

Penelitian yang dilakukan di tahun 2020 membuktikan hal ini dengan meneliti sekelompok balita usia 14-17 bulan yang ditunjukkan beberapa benda dan kata-kata. Kemudian mereka dibagi menjadi dua kelompok dimana yang satu diberikan kesempatan tidur siang dan satu lagi tidak. Para ahli menguji memori anak-anak tersebut dan memonitor aktivitas otaknya.

Hasilnya, anak yang tidak tidur siang cenderung kurang bisa mengingat objek dan kata-kata yang ditunjukkan sebelumnya, tetapi anak yang tidur siang sebelumnya dapat melakukannya dengan baik. Ini menunjukkan bahwa tidur setelah stimulasi dapat membantu bayi mempertahankan memorinya dengan lebih baik.

2. Produksi Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan dilepaskan dalam jumlah besar saat bayi berada dalam fase tidur dalam atau deep sleep.

Hormon pertumbuhan berperan utama dalam merangsang pertumbuhan tulang, otot, dan jaringan tubuh lainnya. Selain itu, hormon ini membantu memperbaiki sel-sel yang rusak dan mendukung perkembangan organ-organ vital.

Karena anak mengalami pertumbuhan yang sangat cepat pada tahun-tahun pertama kehidupannya, pelepasan hormon pertumbuhan selama tidur dalam sangat krusial untuk memastikan proses tumbuh kembang berjalan optimal. 

3. Penguatan Daya Tahan Tubuh

Tidur berkualitas memperkuat sistem imun anak, membantu mereka lebih tahan terhadap infeksi dan penyakit.

Fungsi sistem kekebalan tubuh dipengaruhi oleh ritme sirkadian atau siklus tidur-bangun alami tubuh. Saat tidur di malam hari, terjadi pematangan sel imun yang belum berkembang. Sementara saat tubuh sedang bangun, sel-sel kekebalan tubuh yang sudah matang akan mencapai aktivitas puncak untuk membantu melawan kuman dan memperbaiki kerusakan jaringan.

Selain itu, fase slow-wave sleep yang terjadi saat tubuh baru saja tertidur akan meningkatkan pelepasan hormon pertumbuhan (GH) dan prolaktin yang mendukung terbentuknya respons imun Th1 yang penting untuk membangun memori imun jangka panjang.

Jika anak mengalami kekurangan tidur, tubuh akan melepaskan banyak hormon stres atau kortisol. Akibatnya, tubuh akan terus-menerus memproduksi molekul peradangan dalam jumlah kecil secara kronis, yang menyebabkan chronic low-grade inflammation dan melemahkan sistem imun.

‌Tips Agar Anak Bisa Tidur dengan Berkualitas

Membantu anak mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas bisa dimulai dengan menerapkan kebiasaan tidur yang sehat. Berikut adalah beberapa hal yang bisa Parents lakukan:

1. Terapkan Jam Tidur dan Bangun yang Konsisten Setiap Hari

Anak merasa lebih tenang dan nyaman dalam rutinitas yang teratur. Menetapkan waktu tidur dan bangun yang konsisten setiap hari membantu mengatur ritme biologis mereka, sehingga anak lebih mudah tertidur dan bangun dengan segar.

2. Aktif Berkegiatan di Siang Hari

Aktivitas fisik di siang hari membantu anak tidur lebih nyenyak di malam hari. Ajak anak bermain aktif seperti berlari, bersepeda, atau bermain di luar rumah agar tubuh mereka lelah secara alami. Namun, hindari olahraga atau aktivitas yang terlalu berat menjelang waktu tidur karena justru bisa membuat tubuh sulit rileks.

3. Ciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman

Pastikan kamar tidur anak mendukung suasana istirahat. Suhu yang sejuk, pencahayaan yang redup, dan suasana yang tenang bisa membantu anak tidur lebih nyenyak.

4. Hindari Screen Time Sebelum Tidur

Paparan layar dari TV, tablet, atau ponsel sebelum tidur dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur waktu tidur. Batasi penggunaan gadget setidaknya satu jam sebelum tidur agar anak lebih mudah mengantuk.

5. Perhatikan Apa yang Dikonsumsi Sebelum Tidur

Makanan yang dikonsumsi sebelum tidur bisa memengaruhi kualitas tidur anak. Hindari memberikan kafein seperti dalam soda, teh, dan cokelat, serta camilan tinggi gula di malam hari karena bisa membuat anak sulit tidur. Jika anak lapar sebelum tidur, berikan camilan ringan dan sehat seperti pisang atau segelas susu hangat.

6. Lakukan Bedtime Routine Sebelum Tidur

Rutinitas sebelum tidur membantu memberi sinyal pada tubuh bahwa waktu istirahat sudah dekat. Aktivitas sederhana seperti menggosok gigi, mengenakan piyama, lalu membaca buku cerita bisa menenangkan anak dan mempersiapkan tubuh serta pikiran untuk tidur. Lakukan setiap hari dengan aktivitas yang sama, dan konsisten di jam yang sama agar tubuh si Kecil lebih mudah mengenali waktu tidurnya.

***
Tidur adalah kebutuhan dasar yang tak kalah penting dari nutrisi dan stimulasi. Pada masa anak-anak, ketika pertumbuhan dan perkembangan masih berlangsung pesat, tidur menjadi pondasi utama bagi kesehatan fisik dan perkembangan otak.

Mulailah menerapkan kebiasaan tidur yang baik sejak dini, agar anak terbiasa hingga besar nanti. Yuk, bantu si Kecil tumbuh dan berkembang dengan lebih baik lagi, mulai dari memastikan ia mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas setiap hari.

“Tidur memiliki peran krusial dalam mendukung perkembangan fisik, mental, dan emosional anak, terutama di masa pertumbuhan yang aktif.”

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/apa-yang-terjadi-saat-tidur-ini-pentingnya-tidur-untuk-tumbuh-kembang-anak

Nutrisi Sehat bagi Jamaah Haji Lansia

Ibadah haji merupakan puncak pencapaian ritual seorang muslim dalam menjalankan perintah Allah Subehanahu Wa Ta’ala. Didalamnya terdapat kegiatan yang lengkap meliputi kegiatan fisik, lisan, rohani, serta pengorbanan jiwa, waktu, dan harta. Namun, seiring bertambahnya usia, kemampuan fisik seringkali menjadi tantangan yang signifikan bagi jamaah haji lanjut usia (lansia).

Seiring berjalannya waktu, tubuh manusia mengalami perubahan sesuai dengan masanya. Tubuh lansia mengalami banyak perubahan dalam berbagai aspek sehingga mempengaruhi kebutuhan gizinya. Jika nutrisi pada lansia dipenuhi secara tepat, tubuh mereka akan semakin sehat. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memahami bagaimana pelaksanaan haji dapat dilakukan secara ramah lansia, sehingga mereka tetap dapat menunaikan ibadah ini dengan khusyuk dan nyaman.

Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. 

Perubahan penampilan fisik sebagian dari proses penuaan normal, seperti rambut yang mulai memutih, kerut-kerut ketuaan di wajah, berkurangnya ketajaman panca indera, serta kemunduran daya tahan tubuh, merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian lansia digolongkan menjadi 4, yaitu:

  • Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun
  • Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun
  • Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
  • Lansia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan. 

Penuaan seringkali diiringi dengan munculnya berbagai gangguan kesehatan, mulai dari gangguan metabolisme hingga penurunan daya tahan tubuh. Penurunan kondisi fisik pada lansia seperti kehilangan gigi, indera pengecap dan penciuman menurun, tidak mudah merasa lapar, mudah diare , sembelit dan kembung sangat mempengaruhi asupan makan atau daya terima terhadap makanan.
Sebaliknya, apabila nutrisi tidak terpenuhi atau malah nutrisi yang berlebihan, akibatnya akan rentan terkena penyakit yang dapat membahayakan. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengetahui nutrisi yang dibutuhkan serta kiat untuk memenuhinya sebagai upaya menjaga kesehatan lansia.  

Bagaimana cara mengatasinya? Salah satunya adalah dengan mengatur pola makan. Deteksi dini (Penapisan dan Pengkajian) dan pemberian zat gizi adekuat sebagai tata laksana awal merupakan hal yang penting dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah gizi pada lansia.

Nutrisi yang tepat akan menyeimbangkan asupan energi  dengan  pengeluaran  energi.  Hal  ini  sangat  penting  untuk  mencegah kekurangan atau kelebihan energi. Kekurangan energi  dapat  menyebabkan  tubuh kekurangan  zat-zat  gizi,  disfungsi  menstruasi, kehilangan massa otot, dan meningkatnya kerentanan  terhadap kelelahan, cedera, atau penyakit. Sedangkan kelebihan  energi menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas.  

Seiring bertambahnya usia, massa otot mulai menurun,  maka laju metabolisme tubuh kita juga akan menurun. Laju metabolismenya turun mengakibatkan kebutuhan energi tidak sebesar kebutuhan pada dekade usia sebelumnya.  Sebaliknya, di saat kebutuhan kalori turun, kebutuhan protein justru tidak berubah di setiap tahapan usia. Artinya, dengan semakin bertambah usia, asupan lemak dan karbohidrat harus diatur dan dibatasi.

Asupan lemak dan karbohidrat sebaiknya lebih diatur, harus bisa dibatasi. Namun, protein harus cukup. Jumlah makanan harus kita atur, tetapi perhatikan kualitas. Makanan kita harus lebih berkualitas. Oleh karena itu, pengaturan porsi makan ketika usia sudah tidak muda lagi lebih diperhatikan dengan mengutamakan makanan yang rendah kalori namun padat nutrisi. 

Untuk  Anda  yang  berusia  lanjut,  The  American  Heart  Association menganjurkan pola makan sehat dengan pedoman sebagai berikut. 

  • Asupan karbohidrat 50% dengan porsi lebih banyak pada  karbohidrat kompleks;  
  • Asupan protein merupakan sisa kebutuhan energi;  
  • Asupan sodium (garam) harus dibatasi kurang dari 3 gram/hari;  
  • Minuman keras/beralkohol dan berkarbonasi tidak dianjurkan.

Kalori

Jumlah kalori harian yang dibutuhkan umumnya semakin berkurang pada lansia, tetapi tubuh tetap membutuhkan asupan kalori untuk dikelola menjadi energi. Manfaat kalori juga untuk menjalankan organ tubuh, sel-sel, serta proses dasar tubuh agar tetap berfungsi baik. 

Berikut ini jumlah asupan kalori yang disarankan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk lansia dari National Institute on Aging:

  • Wanita: 1.600 kalori per hari untuk wanita tidak aktif dan 1.800 kalori per hari untuk wanita aktif.
  •  Pria: 2.000 kalori per hari untuk pria lansia tidak aktif dan 2.200 kalori per hari untuk pria aktif. 

Lansia yang masih mampu berjalan cepat lebih dari 3 mil atau sekitar 4,8 km per hari tergolong aktif secara fisik. Lansia dengan aktivitas padat membutuhkan asupan kalori yang lebih banyak. 

Walaupun demikian, lansia tidak boleh sembarangan konsumsi makanan berkalori. Disarankan hanya konsumsi makanan yang mengandung kalori sekaligus nutrisi lainnya, seperti oatmeal, susu rendah lemak, susu kedelai, seafood, kacang dan biji-bijian, roti gandum, beras merah, telur, serta variasi buah dan sayur.

Karbohidrat (45-65% kalori)

  • Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum, kentang, sereal biji-bijian utuh.
  • Konsumsi sekitar 213-308 gram karbohidrat per hari.

Protein (10-35% kalori)

  • Sumber protein seperti daging tanpa lemak, ikan, ayam tanpa kulit, telur, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak.
  • Konsumsi sekitar 48-168 gram protein per hari.

Lemak

  • Asupan lemak kurang dari 30% total energi atau Lemak (20-35% kalori)
  • Asupan lemak jenuh kurang dari 10% total energi;  Asupan kolesterol tidak lebih dari 300 mg/hari;  
  • Pilih lemak sehat seperti minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
  • Batasi lemak jenuh dan trans.
  • Konsumsi sekitar 42-82 gram lemak per hari.

Serat

  • Konsumsi makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan.
  • Usahakan untuk mengonsumsi 25-30 gram serat per hari.

Vitamin dan Mineral

  • Pastikan untuk mendapatkan asupan yang cukup dari berbagai vitamin dan mineral, terutama vitamin D, vitamin B12, kalsium, dan zat besi.
  • Konsumsi makanan yang kaya akan nutrisi seperti sayuran berdaun hijau, buah-buahan, dan produk susu rendah lemak.

Air

  • Pada musim haji 2025, suhu di Mekkah bahkan mencapai angka antara 41 hingga 47 derajat Celsius, dengan kelembaban yang rendah. Kondisi tersebut mengharuskan lansia harus minum secara teratur misalnya 2-3 teguk setiap 10 menit sehingga tiap jam bisa mencapai 200-300 ml.  Air tersebut tidak hanya berfungsi sebagai minuman dan pendingin tubuh, tetapi juga membantu metabolisme makanan sehingga mengoptimalkan pembentukan energi.
  • Sebelum merasakan sangat kehausan, tubuh sudah selayaknya diberi asupan air untuk menjaga proses metabolisme di dalamnya berlangsung dengan tetap baik. Pola makan dengan nutrisi seimbang perlu diperhatikan oleh para lansia agar tetap sehat, bugar dan aktif sepanjang hari.

Seiring bertambahnya usia, kebutuhan terhadap gizi juga menjadi berbeda. Tubuh lansia memerlukan asupan tinggi nutrisi dan seimbang untuk mengurangi berbagai risiko penyakit. Untuk itu, perlu memilih menu sarapan pagi yang bisa mendukung pola makan sehat. Nah, berikut adalah menu makanan untuk sarapan lansia.
 
Memilih menu makanan lansia terkadang memang tidak mudah. Hal ini karena lansia memerlukan asupan nutrisi yang tepat dan seimbang.  Menu makanan untuk lansia harus mengandung protein, vitamin, mineral, karbohidrat dalam jumlah yang cukup sebagaimana yang telah penulis uraikan di atas. . Selain itu, konsumsi garam, gula, dan lemak juga perlu dibatasi dan diperhatikan.  Agar tak bingung saat menyiapkan makanan untuk orang tua lansia, berikut adalah rangkuman ide menu untuk lansia yang bisa kamu jadikan referensi. 

Menu Makanan Pagi untuk Lansia

Seiring bertambahnya usia, kebutuhan terhadap gizi juga menjadi berbeda. Tubuh lansia memerlukan asupan tinggi nutrisi dan seimbang untuk mengurangi berbagai risiko penyakit.  Untuk itu, perlu memilih menu sarapan pagi yang bisa mendukung pola makan sehat. Nah, berikut adalah menu makanan untuk sarapan lansia.  

Oatmeal Buah

Menu sarapan pagi yang sehat untuk orang tua lansia adalah oatmeal buah. Oatmeal mengandung serat yang baik untuk pencernaan.   Kombinasi dengan buah segar seperti pisang, stroberi, dan apel menjadi sumber antioksidan dan vitamin yang bermanfaat bagi kesehatan. 

Smoothies

Smoothies dengan campuran buah buahan dan sayur mengandung antioksidan yang baik untuk menhaga kekebalan tubuh.   Tambahkan pula yogurt maupun susu almond sebagai protein tambahan. Sebaiknya, tidak menggunakan bahan pemanis tinggi gula seperti susu kental manis. 

Menu makanan untuk lansia satu ini cukup praktis dipersiapkan karena hanya membutuhkan blender. Selain itu, smoothies juga bertekstur lunak sehingga mudah dicerna oleh lansia. 

Yogurt dan Granola

Yogurt adalah sumber kalsium yang baik untuk kesehatan tulang serta menjadi sumber probiotik untuk menjaga kesehatan pencernaan. Agar gizi semakin lengkap, bisa dikombinasikan dengan granola atau  muesli sebagai sumber serat dan protein. Dapat pula ditambahkan buah kering seperti kismis atau kurma untuk rasa manis alami.  

Alpukat Toast dengan Roti Gandum

Menyajikan alpukat sebagai menu makanan untuk lansia secara rutin memberikan manfaat kesehatan yang baik. Hal ini karena alpukat mengandung asam lemak tak jenuh yang bisa menurunkan risiko penyakit jantung.   Selain itu, alpukat juga mengandung Kalium yang membantu mengatur tekanan darah dan sejumlah vitamin yang mampu menjaga kekebalan tubuh. 


Untuk menu sarapan, kamu bisa membuat alpukat toast dengan menggunakan roti gandum. Jenis roti ini merupakan karbohidrat pengganti nasi yang baik karena tinggi serat, mineral, dan zat besi.  Cara membuatnya yaitu memanggang roti gandum dengan oven atau griddle pan hingga kecokelatan. Lalu, oleksan alpukat yang telat dihancurkan pada roti. Tambahkan pula telur atau potongan tomat sebagai pelengkap. 

Bubur Beras Merah

Bila ingin menghidangkan menu bubur untuk lansia, kamu bisa menggunakan beras merah sebagai alternatif pengganti beras putih. Beras merah memiliki kadar indeks glikemik yang lebih rendah serta merupakan sumber serat. Opsi ini lebih sehat dibanding bubur dengan beras putih.  Kita dapat menyajikan bubur beras merah dengan lauk bergizi lain seperti ikan teri, kacang-kacangan, dan telur rebus sebagai sumber protein. 

Menu Sayur dan Lauk untuk Lansia

Jenis makanan yang baik untuk lansia yaitu makanan yang kaya gizi, terbuat dari bahan alami, dan mudah dicerna, seperti antara lain; gado gado, sup bayam wortel, sup labu , salmon panggang, kentang tumbuk dan daging panggang. Nah, nutrisi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan tubuh dan usia tentu akan membuat mamfaatnya lebih maksimal bagi kesehatan tubuh terutama bagi lansia dalam melaksanakan ibadah haji. Ketercukupan nutrisi yang sehat melalui sarapan pagi, makan siang dan makan malam, dan dipadukan dengan selingan pagi sore dengan rutin pastinya juga bisa memberi manfaat kesehatan jangka panjang.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/nutrisi-sehat-bagi-jamaah-haji-lansia

Mengingat Pentingnya Pencegahan Dengue dengan 3M Plus melalui ASEAN DENGUE DAY

Dengue atau yang juga di kenal sebagai demam berdarah adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang berbahaya dan bahkan bisa berakibat fatal. Pada tahun 2024, Indonesia mencatatkan lebih dari 257 ribu kasus dan lebih dari 1.400 kematian akibat dengue, angka kasus tersebut dua kali lebih tinggi dari tahun sebelumnya (2023), dan dalam lima tahun terakhir.

Momentum ASEAN Dengue Day yang diperingati setiap tahunnya di tanggal 15 Juni 2025 menjadi sangat penting bagi kita semua untuk menyadari bahaya dengue yang dapat mengancam nyawa kita dan juga orang-orang terkasih.

Dalam rangka mencegah merebaknya kasus dengue, pemerintah Indonesia mengajak serta masyarakat untuk turut aktif dengan gerakan 3M Plus, apa saja? Yuk kita pelajari!

Apa itu 3M?

  1. Menguras

Langkah membersihkan tempat penampungan air, seperti bak mandi, wadah air, atau ember, secara rutin minimal seminggu sekali. Nyamuk suka berkembang biak di air yang tergenang, jadi menguras adalah cara ampuh untuk menghilangkan sarang mereka.

  1. Menutup

Tutup rapat semua tempat yang bisa menjadi penampungan air, seperti drum, tangki, atau wadah air lainnya. Dengan begitu, nyamuk tidak memiliki sarana untuk berkembang biak.

  1. Mendaur Ulang
    Kelola barang tidak terpakai yang dapat menampung air, seperti ban atau botol bekas. Masyarakat dapat mendaur ulang, menggunakan kembali, atau membuang secara benar barang-barang tidak terpakai tersebut agar tidak menjadi tempat nyamuk berkembang.

 

Plus: Apa Tambahan yang Bisa Dilakukan?

Selain 3M, ada langkah tambahan untuk mencegah dengue, yaitu:

  • Memakai lotion anti-nyamuk untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk, terutama saat beraktivitas di luar rumah.
  • Memasang kelambu di tempat tidur, terutama untuk bayi atau orang sakit.
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai atau lavender.
  • Memelihara ikan di kolam yang bisa memangsa jentik nyamuk.
  • Fogging atau pengasapan di area rawan dengue sebagai tindakan darurat.

Pentingnya Pencegahan Komprehensif

Selain 3M Plus, saat ini juga sudah tersedia metode pencegahan vektor terkini melalui nyamuk ber-wolbachia yang telah dijalankan di beberapa kota di Indonesia. Selain itu, tersedia juga pencegahan melalui vaksinasi yang dapat melindungi anak-anak hingga orang dewasa dari bahaya penyakit dengue yang dapat menyebabkan keparahan. Pencegahan dengue melalui vaksinasi juga telah dianjurkan oleh asosiasi kedokteran di Indonesia. Masyarakat dapat mengunjungi dokter masing-masing di klinik atau rumah sakit untuk mendapatkan vaksinasi dengue. Kunjungi Website Cegah DBD untuk informasi lebih lanjut terkait dengue.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/mengingat-pentingnya-pencegahan-dengue-dengan-3m-plus-melalui-asean-dengue-day

Bersin pada Anak

Bersin adalah reaksi alami tubuh yang setiap orang pasti pernah alaminya, termasuk anak-anak. Meskipun seringkali dianggap sepele, bersin yang terus menerus pada anak mungkin menjadi tanda adanya kondisi kesehatan tertentu. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai bersin pada anak-anak.

Pengertian

Bersin adalah refleks tubuh yang bertujuan mengeluarkan iritan dari dalam hidung atau tenggorokan. Ini merupakan respons alami untuk membersihkan saluran pernapasan dari debu, kuman, atau benda asing lainnya.

Penyebab

Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan anak bersin, di antaranya:

  • Alergi: Serbuk sari, debu, bulu hewan, atau makanan tertentu bisa memicu reaksi alergi yang salah satunya berupa bersin.
  • Infeksi: Flu atau pilek bisa menyebabkan bersin karena hidung tersumbat atau iritasi.
  • Iritan: Asap rokok, parfum kuat, atau polusi udara dapat mengiritasi hidung dan menyebabkan bersin.
  • Benda asing: Kadang-kadang anak mungkin memasukkan benda kecil ke dalam hidungnya yang bisa menyebabkan iritasi dan bersin.

Gejala

Selain bersin, beberapa gejala lain yang mungkin muncul meliputi:

  • Hidung tersumbat atau berair
  • Mata berair atau gatal
  • Batuk atau tenggorokan gatal
  • Kulit ruam atau gatal

Diagnosis

Diagnosis biasanya didasarkan pada gejala dan pemeriksaan fisik. Dokter mungkin akan:

  • Menanyakan gejala yang dialami anak.
  • Melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada hidung dan tenggorokan.
  • Tes alergi, jika dicurigai alergi sebagai penyebab bersin.

Pengobatan

Pengobatan tergantung pada penyebab bersin:

  • Alergi: Antihistamin dapat diresepkan untuk mengurangi gejala alergi.
  • Infeksi: Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik mungkin diperlukan.
  • Iritan: Menghindari pemicu, seperti asap rokok, adalah solusi terbaik.
  • Benda asing: Benda asing yang terjebak di hidung harus segera dikeluarkan oleh profesional medis.

Pencegahan

Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mencegah bersin pada anak:

  • Hindari alergen: Jika anak diketahui alergi terhadap sesuatu, pastikan untuk menghindarinya.
  • Bersihkan rumah: Rutin membersihkan rumah dari debu dan tungau dapat mengurangi risiko bersin.
  • Cuci tangan: Mencuci tangan secara rutin dapat mencegah penyebaran infeksi yang bisa menyebabkan bersin.

Komplikasi

Meskipun bersin seringkali tidak berbahaya, namun jika tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan:

  • Infeksi telinga tengah: Terutama jika disebabkan oleh pilek atau flu.
  • Sinusitis: Peradangan pada rongga sinus yang bisa menyebabkan sakit kepala dan demam.
  • Komplikasi pada mata: Terutama jika bersin disebabkan oleh alergi yang juga mempengaruhi mata.

Bersin pada anak mungkin terdengar sepele, namun dengan pemahaman yang tepat, kita dapat memastikan kesejahteraan dan kesehatan mereka. Semoga informasi di atas bermanfaat bagi setiap pembaca.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/pencegahan-infeksi-pada-anak/bersin-pada-anak

Apa Itu KIPI: Penyebab, Gejala, Pencegahan dan Pengobatannya

Imunisasi penting dilakukan untuk melindungi anak dari ancaman berbagai penyakit yang membahayakan kesehatan. Namun, yang seringkali dikhawatirkan orang tua adalah reaksi atau efek samping yang timbul setelah imunisasi, seperti nyeri dan bengkak di lokasi penyuntikan, serta demam. Meski demikian, efek samping ini masih terbilang normal, termasuk reaksi lainnya seperti muntah, mengantuk dan kehilangan selera makan, dan biasanya akan sembuh setelah beberapa hari.

Waspadai jika reaksi atau efek samping yang terjadi setelah imunisasi tak kunjung membaik setelah 2-3 hari, atau timbul reaksi lain yang lebih berat. Bisa jadi anak mengalami KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Apa itu KIPI?

Penyebab KIPI

KIPI merupakan kondisi atau gejala medis yang terjadi setelah pemberian imunisasi atau diduga berkaitan dengan imunisasi. Penyebabnya bisa bermacam-macam, 

yaitu 

  1. Reaksi terhadap Kandungan VaksinKondisi ini terjadi ketika sistem imun tubuh bereaksi terhadap salah satu atau beberapa kandungan vaksin. Sebagai contoh, pembengkakan otot yang terjadi setelah vaksin DPT.
  1. Respon Kecemasan BerlebihanKetakutan terhadap jarum suntik bisa menyebabkan kecemasan berlebihan yang menimbulkan reaksi seperti pusing, napas berlebihan, nyeri, muntah hingga pingsan.
  1. Kelainan atau Penyakit BawaanKondisi ini biasanya tidak ada kaitannya secara langsung dengan pemberian vaksin, melainkan kelainan kongenital (bawaan) yang sudah ada saat imunisasi dilakukan. Gejalanya bisa saja muncul bersamaan atau setelah pemberian imunisasi.

Gejala KIPI

Gejala-gejala KIPI cenderung ringan yang biasanya akan sembuh dalam 1-2  hari tanpa diberi obat, berupa reaksi lokal maupun sistemik. 

Reaksi lokal adalah gejala-gejala yang timbul di sekitar bagian tubuh yang disuntik, seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan. Sedangkan reaksi sistemik ditandai dengan sakit kepala, demam, merasa lemas, dan tidak enak badan, yang terjadi sesaat setelah pemberian vaksin.

Gejala KIPI yang berat biasanya disebabkan oleh respon sistem imun terhadap vaksin yang menyebabkan reaksi alergi berat, seperti anafilaksis atau syok akibat alergi berat, penurunan trombosit, kejang, dan otot lemah. Namun, semua gejala sangat jarang ditemukan dan  bisa diatasi tanpa menimbulkan dampak kesehatan jangka panjang.

Gejala reaksi alergi lainnya bisa berupa

  • Ruam dan gatal di kulit
  • Batuk dan bersin, sesak napas
  • Pusing, bingung, detak jantung cepat atau sakit kepala
  • Mual muntah dan diare

Pencegahan KIPI

Untuk meminimalisir risiko dari KIPI serta memaksimalkan manfaat vaksin, berikut ini beberapa hal yang tidak boleh dilakukan setelah imunisasi, yaitu

  1. Melakukan Aktivitas Fisik BeratHindari anak dari melakukan aktivitas fisik berat yang menguras energi untuk mengurangi rasa lelah dan ketidaknyamanan, yang timbul setelah penyuntikan vaksin.
  1. Pemberian ObatKonsultasikan pada dokter terlebih dahulu jika Anda ingin memberi anak obat pereda demam atau nyeri, serta penurun panas.
  1. Terpapar PanasHindari anak dari paparan panas yang berlebihan, seperti mandi air panas atau berada di ruangan yang terlalu panas. Suhu yang panas dapat meningkatkan ketidaknyamanan yang dirasakan setelah imunisasi.
  1. Menekan atau Menggosok Bekas SuntikanJangan menekan atau menggosok bekas suntikan dan area di sekitarnya untuk mencegah terjadinya peradangan dan infeksi.
  1. Penggunaan Obat yang Mempengaruhi Sistem ImunKonsultasikan kepada dokter terlebih dahulu, jika Anda ingin memberi anak obat atau suplemen yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh setelah imunisasi. 

Diagnosis KIPI

Diagnosis KIPI harus dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dengan menganalisa kondisi medis yang timbul setelah pemberian vaksin. 

Dokter biasanya juga akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarganya, serta membedakan kondisi yang dialami dengan respon sistemik, seperti demam dan kemerahan serta lepuhan pada kulit.

Pengobatan KIPI

Orang tua tidak perlu dan panik dan sebaiknya tetap tenang saat menghadapi anak yang mengalami KIPI. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala KIPI pada anak.

  • Usahakan anak beristirahat dengan cukup.
  • Beri anak cukup air putih.
  • Beri obat penurun panas jika diperlukan.
  • Jika bagian tubuh yang disuntikkan masih terasa nyeri, usahakan untuk tetap digerakkan menggunakan lengan anak.
  • Kompres bagian yang terasa nyeri dengan kain bersih yang telah dibasahi dengan air dingin, jika dibutuhkan.

Dengan memahami apa itu KIPI dan penanganannya, orang tua tak perlu ragu lagi memberikan imunisasi lengkap pada anak secara tepat waktu. Agar anak tumbuh kembang sehat dengan optimal dan terhindar dari stunting.

Manfaat Imunisasi Ganda, Terbukti Aman, Efektif dan Efisien

Bayi baru lahir kekebalan tubuhnya belum terbentuk, sehingga membutuhkan imunisasi untuk melindungi dirinya agar tidak mudah sakit. Tujuan dari pemberian imunisasi adalah meningkatkan kekebalan tubuh anak secara aktif terhadap suatu penyakit, serta menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit berbahaya.  

Pada tahun 2023 pemerintah memulai program vaksinasi kejar dengan pemberian suntikan ganda, yaitu pemberian lebih dari satu jenis imunisasi dalam satu kali kunjungan. Walaupun demikian, masih banyak orang tua yang mempertanyakan keamanan serta manfaat dari imunisasi ganda. 

Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

Secara umum, bayi baru lahir hingga usia 2 tahun wajib diberikan imunisasi dasar yang lengkap sesuai jadwal, yaitu

Usia 0-6 Bulan

  • Vaksin hepatitis B untuk mencegah penularan Hepatitis B. Dilakukan sebanyak empat kali, yaitu 24 jam setelah bayi lahir, kemudian di usia 2, 3, dan 4 bulan.
  • Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus) untuk mencegah penularan penyakit difteri, batuk rejan, tetanus, hepatitis B, meningitis, dan pneumonia, yang diberikan di usia 2, 3, dan 4 bulan.
  • Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) untuk mencegah penularan tuberkulosis dan polio, sebanyak satu kali pada usia 0–1 bulan. 
  • HiB (Haemophilus influenzae type b) untuk mencegah infeksi HiB, sebanyak tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
  • Vaksin polio sebanyak 2 kali sebelum anak berusia 1 tahun untuk mencegah penyakit polio.
  • Vaksin PCV (pneumokokus) sebanyak tiga kali pada usia 2, 4, dan 6 bulan, untuk mencegah infeksi bakteri pneumokokus penyebab pneumonia dan meningitis.  
  • Vaksin Rotavirus sebanyak 2 kali pada usia 6 minggu dan 4 minggu setelahnya, atau maksimal di usia 24 minggu. Vaksin ini merupakan imunisasi tambahan untuk melindungi si kecil dari infeksi virus penyebab diare pada bayi dan anak-anak.

Usia 6-12 Bulan

  • Vaksin Influenza diberikan saat bayi berusia 6 bulan, kemudian dilanjutkan setahun sekali ketika memasuki usia 18 bulan hingga 18 tahun, untuk mencegah penularan influenza atau flu.
  • Japanese Encephalitis (JE) diberikan satu kali saat anak berusia 10 bulan, dilanjutkan dengan booster saat berusia 2–3 tahun, untuk mencegah radang otak.
  • MMR (Measles Mumps Rubella) diberikan saat bayi memasuki usia 9 bulan untuk mencegah penyakit campak, gondok dan rubella. 

Usia 12 – 24 Bulan

  • Vaksin Hepatitis A diberikan sebanyak dua kali pada usia 12 bulan dan dilanjutkan 6–12 bulan kemudian, untuk mencegah penyakit Hepatitis A atau kuning.
  • Vaksin Varisela diberikan sebanyak dua kali ketika anak berusia 12–18 bulan dengan interval  6 minggu sampai 3 bulan, untuk melindungi anak dari virus varisela penyebab cacar air.


Orang tua perlu mengingat dan memastikan anak mendapatkan imunisasi dasar lengkap secara tepat waktu. Jika tidak mendapatkan imunisasi, anak akan rentan terhadap penularan berbagai penyakit berbahaya, yang dapat mengakibatkan si kecil sakit parah, cacat hingga kematian. 

Bagaimana jika orang tua lupa dan anak mendapatkan imunisasi ganda? Menurut Prof. DR. dr. Soedjatmiko , SpA (K), Msi., Sekretaris Satgas Imunisasi IDAI, imunisasi berlebihan tidak masalah dibandingkan dengan tidak mendapatkan imunisasi sama sekali. 

Di lain sisi, jika jadwal imunisasi anak tertinggal atau terlewat, orang tua bisa berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan vaksinasi kejar atau imunisasi ganda.

Manfaat Imunisasi Ganda 

Pemberian imunisasi ganda telah dilakukan di berbagai negara, baik yang high income seperti Amerika dan Eropa maupun low/middle income, seperti Afrika dan India. Pemberian lebih dari satu vaksin secara bersamaan terbukti aman, tidak menimbulkan efek samping dan infeksi berat, atau reaksi alergi terutama asma. 

Adapun manfaat dari imunisasi ganda adalah sebagai berikut: 

  1. Memberikan perlindungan secepat mungkinImunisasi diberikan tepat waktu secepat mungkin untuk melindungi anak pada usia yang rentan.
  1. EfisienPemberian beberapa imunisasi secara bersamaan mengurangi jumlah kunjungan, sehingga orang tua dan anak tidak perlu datang berulang kali ke fasilitas kesehatan.
  1. Mengurangi trauma pada anakPemberian imunisasi secara bersamaan mengurangi kecemasan dan rasa sakit pada anak.
  1. Meningkatkan efisiensi dan cakupanPetugas kesehatan memiliki waktu untuk melakukan imunisasi ke lebih banyak anak, serta program kesehatan lainnya.

Tips Pemberian Imunisasi Ganda

Pelaksanaan imunisasi ganda harus dilakukan di fasilitas kesehatan, seperti klinik, rumah sakit, puskesmas dan posyandu. Berikut adalah panduan pelaksanaan imunisasi ganda di fasilitas kesehatan.

  1. Persiapan Ruang PenyuntikanRuang atau area penyuntikan harus bersih dan pastikan hanya ada vaksinator (pemberi suntikan), anak dan pendamping (orang tua atau pengasuh).
  1. Lakukan KonselingJelaskan manfaat imunisasi dan kemungkinan terjadinya KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), seperti demam atau nyeri yang merupakan reaksi normal setelah penyuntikan. Jelaskan langkah yang harus dilakukan orang tua jika terjadi reaksi dan minta untuk segera menghubungi dokter atau bidan, jika keluhan tidak membaik setelah 2-3 hari. 
  1. Lokasi PenyuntikanJika anak sudah bisa berjalan, lokasi penyuntikan sebaiknya di lengan Namun, pada bayi berusia 2 bulan ke atas, suntikan biasanya dilakukan di paha sebelah kanan dan kiri untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman.Biasanya di lokasi suntikan pertama masih terasa nyeri, sehingga untuk mengurangi rasa nyeri yang berlebihan, suntikan kedua dilakukan di paha yang berbeda. Namun, dengan rekomendasi dokter atau petugas kesehatan, suntikan kedua juga bisa dilakukan di lokasi yang sama dengan jarak sekitar 2,5 sentimeter.

Tips Mengurangi Rasa Sakit Saat Penyuntikan

Saat imunisasi dilakukan, bayi/anak mungkin akan merasa kurang nyaman. Langkah-langkah ini untuk membantu mengurangi rasa sakit pada anak saat penyuntikan dilakukan.

  • Pastikan ibu, bayi, dan vaksinator (pemberi suntikan) berada dalam posisi yang nyaman.
  • Minta ibu memeluk bayi atau anak dengan posisi bagian tubuh yang akan disuntik berada di luar.  
  • Atur posisi kepala bayi/anak agar tidak melihat ke arah penyuntikan dan jarum suntik.
  • Ibu bisa memberikan ASI pada bayi selama dan setelah imunisasi untuk mengalihkan perhatian si kecil, dan memberi rasa nyaman atau dengan menelan rasa manis.
  • Ibu bisa juga mengelus atau menggunakan mainan untuk membuat anak merasa nyaman selama penyuntikan. 

Walaupun telah mendapatkan imunisasi lengkap, orang tua harus tetap mencukupi kebutuhan gizi anak serta memberikan stimulasi yang dibutuhkannya, untuk memastikan si kecil tumbuh kembang optimal hingga ke masa akan datang.

“Walaupun telah mendapatkan imunisasi lengkap, orang tua harus tetap mencukupi kebutuhan gizi anak serta memberikan stimulasi yang dibutuhkannya, untuk memastikan si kecil tumbuh kembang optimal hingga ke masa akan datang.”

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/manfaat-imunisasi-ganda

1 2 3 24

Search

+