Infeksi Rotavirus Penyebab Diare Akut pada Balita

Diare akut merupakan penyebab utama kematian pada anak di bawah lima tahun, menyumbang sekitar 11% total kematian balita di seluruh dunia. Diare akut adalah kondisi di mana frekuensi dan konsistensi tinja mengalami perubahan, sering kali disertai lendir dan darah, dan berlangsung kurang dari 7 hari. Ada sekitar 25 mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare, termasuk virus, bakteri, dan parasit. Di negara-negara berkembang, Rotavirus adalah penyebab utama diare akut atau gastroenteritis. Penularan diare akut terjadi melalui kontak dengan feses yang terinfeksi dan biasanya memengaruhi saluran pencernaan bagian atas. Gejalanya meliputi diare berair, demam, mual, muntah, nyeri perut, dan dehidrasi karena kehilangan cairan yang signifikan. Balita, terutama mereka yang berusia antara 12 hingga 23 bulan, memiliki insiden diare akut yang cukup tinggi, berkisar antara 5,2 hingga 6,7%. Hampir semua anak mengalami infeksi diare sebelum mencapai usia lima tahun, terutama pada usia 6 hingga 11 bulan ketika mereka mulai menerima makanan tambahan selain ASI, seperti bubur dan susu formula. Penurunan tingkat antibodi dari ibu dan paparan makanan yang kemungkinan terkontaminasi mikroba patogen dapat meningkatkan risiko diare akut. Namun, faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah kebersihan pribadi, sumber air minum, dan fasilitas air bersih. Kejadian diare cenderung menurun pada anak yang lebih tua karena sistem kekebalan tubuh mereka telah lebih terbentuk untuk melawan infeksi. Di negara-negara yang sedang berkembang, Rotavirus menyebabkan sekitar setengah juta kematian setiap tahun. Di sisi lain, di negara maju, meskipun jarang menyebabkan kematian, Rotavirus sering kali menyebabkan rawat inap, terutama di antara anak-anak di bawah 2 tahun.

Tanda dan Gejala Klinis

Infeksi rotavirus menunjukkan gejala khas yang muncul setelah masa inkubasi kurang dari 48 jam. Gejala tersebut termasuk demam ringan hingga sedang, muntah yang seringkali hebat dengan frekuensi yang tinggi, dan awal dari feses cair yang dikeluarkan secara terus-menerus. Salah satu karakteristik khas dari infeksi rotavirus adalah muntah yang sangat parah pada tahap awal penyakit, bisa mencapai 5-10 kali atau bahkan lebih, seringkali disertai dengan demam ringan yang biasanya masih di bawah 38°C. Pada hari kedua hingga kelima, gejala muntah biasanya mulai mereda, kadang hanya disertai mual atau muntah sekali-sekali. Pada hari kedua, biasanya timbul gejala diare yang hebat, bahkan bisa mencapai 5-10 kali buang air besar dalam sehari. Diare ini cenderung berlanjut selama 5-7 hari, dengan jumlah buang air besar yang berangsur-angsur berkurang dari hari ke hari. Pada beberapa kasus, diare yang berkepanjangan dapat terjadi jika diikuti oleh infeksi saluran napas atas, seperti batuk, demam, dan pilek. Diare juga dapat menjadi berkepanjangan jika anak mengalami alergi makanan dan mengonsumsi makanan yang menyebabkan alergi. Biasanya pada hari pertama dan kedua, konsistensi tinja cenderung seperti telur yang sudah basi. Tidak terdapat sel darah merah atau darah putih yang terlihat secara jelas dalam tinja. Dehidrasi bisa terjadi dan memperburuk kondisi dengan cepat, terutama pada bayi. Meskipun sebagian besar bayi yang terinfeksi rotavirus mungkin tidak menunjukkan gejala yang jelas.

Biasanya, tanda-tanda awal penyakit tersebut pada balita adalah ketidaknyamanan yang termanifestasi dalam kegelisahan, peningkatan suhu tubuh, penurunan nafsu makan, bahkan hilangnya selera makan, dan kemudian diikuti oleh kejadian diare. Feses menjadi semakin cair dan kadang-kadang mengandung darah atau lendir, dengan warna yang berubah menjadi hijau karena pencampuran empedu. Karena seringnya buang air besar, area sekitar anus dapat menjadi lecet karena efek asam yang dihasilkan oleh pemecahan laktosa yang tidak dapat diserap oleh usus. Akibat kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan, gejala dehidrasi dapat terjadi, termasuk penurunan berat badan yang terlihat seperti cekungan pada bagian atas kepala pada bayi. Tonus dan elastisitas kulit juga menurun, dan membran lendir di mulut dan bibir tampak kering.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3534/infeksi-rotavirus-penyebab-diare-akut-pada-balita

Kesehatan Mental Anak di Era Digital

Penggunaan media sosial semakin meluas seiring waktu berlalu. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun kini familiar dengan platform tersebut. Kehadiran media sosial tampaknya telah menjadi suatu kebutuhan, sehingga rasanya aneh jika sehari pun kita tidak membukanya. Media sosial memberikan banyak manfaat, seperti menyediakan informasi dalam berbagai bidang, menjadi tempat hiburan, serta memfasilitasi komunikasi dan interaksi antar pengguna dari berbagai lokasi. Namun, di sisi lain, media sosial juga berpotensi memberikan dampak negatif, termasuk mempengaruhi kesehatan mental. Banyak yang belum menyadari bahwa media sosial dapat berkontribusi pada gangguan kesehatan mental, terutama bagi generasi muda yang menghabiskan banyak waktu di platform tersebut. Meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin atau usia dalam prevalensi gangguan mental secara umum, terdapat variasi dalam prevalensi beberapa jenis gangguan mental khusus. Namun, hanya sedikit remaja yang mengalami masalah kesehatan mental yang mencari atau menggunakan layanan dukungan atau konseling dalam 12 bulan terakhir, dengan hanya 2.6% yang melakukannya. Hal ini menyoroti pentingnya akses terhadap layanan kesehatan mental, mengingat hanya sebagian kecil dari remaja yang mengalami masalah tersebut yang mendapatkan bantuan. Lebih dari sepertiga pengasuh utama remaja mengidentifikasi petugas sekolah sebagai penyedia layanan yang paling sering dihubungi. Namun, hanya sedikit pengasuh utama yang mengakui bahwa remaja mereka memerlukan bantuan untuk masalah emosional dan perilaku, meskipun sebagian besar remaja dengan masalah kesehatan mental tidak mendapatkan dukungan yang diperlukan. Selama pandemi COVID-19, sebagian kecil remaja melaporkan peningkatan gejala kecemasan, depresi, kesepian, dan kesulitan berkonsentrasi dibandingkan sebelumnya, menunjukkan dampak negatif yang mereka alami selama krisis kesehatan tersebut. Kesehatan mental melibatkan pengetahuan dan tindakan untuk mengembangkan serta maksimalkan potensi, bakat, dan sifat bawaan seseorang, dengan tujuan mencapai kebahagiaan pribadi dan memberikan dampak positif pada orang lain, serta menghindari gangguan mental. Media sosial saat ini menjadi platform utama bagi banyak orang untuk mengekspresikan diri dan memamerkan kegiatan sehari-hari mereka. Namun, ini juga dapat menimbulkan perasaan iri di antara pengguna lainnya. Melihat kehidupan orang lain yang terlihat lebih baik atau lebih menarik di media sosial dapat memicu perasaan tidak puas dengan diri sendiri dan perasaan iri. Jika tidak ditangani, perasaan ini dapat berkembang menjadi gangguan mental seperti depresi. Individu yang mengalami depresi karena perbandingan sosial ini sering kali merasa tertekan karena mereka merasa hidup mereka tidak seberarti yang terlihat di media sosial. Mereka mungkin merasa gagal, tidak berharga, atau terisolasi. Tekanan ini dapat lebih buruk lagi jika mereka mengalami perundungan online atau dilecehkan oleh pengguna lain. Komentar negatif, penghinaan, atau ejekan di media sosial dapat memperburuk kondisi mental mereka. Dalam kasus yang ekstrem, tekanan mental ini dapat menyebabkan seseorang merasa sangat putus asa bahkan hingga mempertimbangkan atau melakukan tindakan bunuh diri. Media sosial, yang seharusnya menjadi alat komunikasi dan hiburan, dapat berubah menjadi sumber tekanan dan penderitaan bagi mereka yang tidak dapat mengelola dampak negatif dari interaksi sosial online.

Strategi untuk Mengatasi Isu Kesehatan Mental Akibat Media Sosial

1. Membatasi waktu penggunaan media sosial dapat mengurangi risiko masalah kesehatan mental bagi individu yang menghabiskan lebih dari 2 jam setiap hari untuk menggunakan situs jejaring sosial. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan berlebihan media sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang.

2. Berhubungan dengan orang di sekitar kita penting untuk kesehatan mental kita. Menghabiskan banyak waktu di media sosial bisa membuat seseorang kurang berinteraksi dengan lingkungannya karena nyaman dengan media sosial. Namun, ini dapat merugikan kesehatan mental. Berinteraksi langsung dengan orang lain bisa membantu mengatasi masalah mental dengan cara merasa didengar, dimengerti, dan didukung oleh orang lain dalam menghadapi tantangan tersebut.

3. Melakukan aktivitas yang membutuhkan fokus dan konsentrasi seperti bekerja, belajar, atau mengejar hobi bisa menjadi cara efektif untuk mengatasi dampak negatif penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental. Saat seseorang terlibat dalam kegiatan ini, mereka cenderung mengurangi waktu yang mereka habiskan di media sosial. Melalui kegiatan produktif ini, seseorang juga bisa merasakan pencapaian dan kepuasan pribadi, yang secara keseluruhan dapat meningkatkan mood dan kesejahteraan mental mereka.

4. Mengajukan konsultasi kepada psikolog atau psikiater adalah langkah yang krusial dalam menangani gangguan mental yang timbul akibat penggunaan media sosial. Mereka adalah ahli kesehatan mental yang memiliki pelatihan untuk mendampingi individu dalam menghadapi berbagai tantangan psikologis dan emosional.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3549/kesehatan-mental-anak-di-era-digital

Digital Parenting, Pola Pengasuhan bagi Anak Indonesia yang Berakhlak Mulia, Bahagia, Peduli, Berani, dan Cerdas

Teknologi Informasi dan komunikasi sudah berkembang sedemikian pesatnya, hingga mengubah tatanan dan norma-norma kehidupan manusia.  Di era digital saat ini, internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun menggunakannya untuk belajar, bermain, dan berinteraksi dengan teman-teman.  Namun dibalik kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan, sejatinya perkembangan teknologi tidak selalu berdampak positif terhadap kehidupan, bahkan terdapat dampak-dampak negatif khususnya pada anak, seperti: adiksi gadget, lupa waktu, hingga terlibat dalam judi online yang dapat membahayakan jika tidak diawasi dengan baik. 

Perkembangan teknologi digital ternyata memberikan tantangan tersendiri bagi para orang tua dalam menerapkan pola asuh terhadap anak-anaknya.  Membiarkan anak mengakses internet tanpa batasan sudah tentu ada banyak bahaya yang mengintai, sementara melarang mereka menggunakan gedget atau teknologi digital bukan pula merupakan pilihan terbaik.  Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menerapkan konsep digital parenting agar dapat melindungi anak dari bahaya internet tanpa harus menghambat keterampilan teknologi mereka.  Digital parenting merupakan pendekatan orang tua dalam mendidik, membimbing sekaligus melindungi anak-anak dalam penggunaan teknologi digital.

Digital parenting membantu orang tua dalam memberikan asuhan kepada anak mengenai batasan-batasan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam penggunaan perangkat digital, mengarahkan anak untuk memanfaatkan teknologi dengan cara yang positif dan aman.  Dalam upaya tersebut, yang terpenting orang tua harus memiliki pemahaman tentang teknologi informasi, komunikasi, privasi dan keamanan, kebijakan serta etika digital.  Meski demikian, Ayah Bunda tidak perlu terlalu khawatir perihal bagaimana menerapkan metode digital parenting, Anda bisa mencoba menerapkan tips berikut ini:

  1. Ajarkan anak terlebih dahulu bagaimana cara penggunaan, manfaat, dan risiko internet.  Diskusikan dengan mereka tentang bagaimana internet dapat digunakan secara positif dan apa bahaya yang dapat ditimbulkannya.
  2. Pastikan anak menggunakan pengaturan privasi yang tepat di media sosial dan platform online lainnya. Ajari mereka tentang pentingnya menjaga informasi pribadi, bagaimana mengatur privasi di media sosial termasuk penggunaan kata sandi untuk melindungi informasi pribadi mereka dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
  3. Screen Time, berapa jam batas waktu harian yang boleh untuk anak dalam menggunakan gadget.  Pastikan mereka memiliki waktu yang cukup untuk aktivitas fisik, belajar, dan interaksi langsung dengan orang-orang di sekitar mereka.
  4. Awasi jenis konten yang dikonsumsi anak dengan memanfaatkan aplikasi dan fitur kontrol orang tua yang tersedia di perangkat digital untuk memantau aktivitas online mereka dan memblokir konten yang tidak sesuai.
  5. Bangun komunikasi yang terbuka dengan anak agar mereka merasa nyaman untuk berbicara tentang pengalaman online mereka dan melaporkan hal-hal yang membuat mereka merasa tidak nyaman. 
  6. Buat aturan yang jelas tentang penggunaan teknologi digital di rumah, dan pastikan peraturan tersebut berlaku untuk semua orang.  Ini bisa mencakup kapan dan di mana perangkat boleh digunakan, serta konsekuensinya jika aturan tersebut dilanggar.
  7. Ajari anak tentang perilaku yang baik dan etis di dunia digital, termasuk tentang cyberbullying, berbagi informasi, dan bagaimana seharusnya berinteraksi dengan orang lain secara online.

Dengan pola pengasuhan anak digital parenting yang efektif, orang tua dapat membekali anak dengan pengetahuan dan alat yang diperlukan untuk menjelajahi internet dengan aman, sehingga mereka dapat lebih terlindungi dari berbagai ancaman yang ada di dunia maya.  Hal ini sejalan dengan subtema Hari Anak Nasional ke-40 Tahun 2024 yaitu “Anak Cerdas Berinternet Sehat”.

Selamat merayakan Hari Anak Nasional, anak-anak Indonesia tercinta…”Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3554/digital-parenting-pola-pengasuhanbagi-anak-indonesia-yang-berakhlak-mulia-bahagia-peduli-berani-dan-cerdas

Waspada Anemia Bisa Meningkatkan Resiko Gagal Jantung

Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin. Pada orang sehat butir-butir darah merah mengandung hemoglobin, yaitu sel darah merah yang bertugas untuk membawa oksigen serta zat gizi lain seperti vitamin dan mineral ke otak dan ke jaringan tubuh.

Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia, pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit dimana persentase sel darah merah volume darah total (hematocrit) dan jumlah hemoglobin dapat diketahui. Kadar Hb normal pada laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan. Berdasarkan klasifikasi World Health Organization (WHO), kondisi anemia pada perempuan adalah <12>

Gejala yang dapat ditimbulkan akibat anemia diantaranya adalah sebagai berikut cepat lelah, wajah pucat, kurang bergairah, tidak mampu berkonsentrasi, mengantuk, kurang selera makan, pusing, sesak nafas, mudah kesemutan, rasa mual, jantung berdebar dan warna kulit, serta bagian putih kornea mata tampak kekuningan.

Penyebab seseorang bisa mengalami kondisi anemia dipengaruhi berbagai hal, diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Kurang mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin b, asam folat, vitamin c dan unsur-unsur yang di perlukan untuk pembentukan sel darah merah.
  • Darah menstruasi yang berlebihan wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
  • Kehamilan, wanita hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya
  • Penyakit tertentu, penyakit yang menyebabkan pendarahan terus menerus di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia
  • Obat-obatan tertentu, beberapa jenis obat dapat menyebabkan pendarahan lambung (aspirin, anti inflamasi dll) obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil kb, antiarthritis, dll)
  • Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi) ini dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B
  • Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, ginjal, masalah kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dapat menyebabkan penyakit anemia karena mempengaruhi pembentukan sel darah merah
  • Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

Kebiasaan makan yang ideal, yaitu frekuensi makan tiga kali sehari dengan rentang waktu makan yang hampir sama dalam sehari, dan ditambah dua makanan ringan porsi kecil yang menyehatkan.14 Pola konsumsi makanan yang sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak sarapan, dan sama sekali tidak makan siang. Kondisi tersebut, ditambah juga dengan kebiasaan mengkonsumsi minuman yang menghambat absorbsi zat besi akan mempengaruhi kadar hemoglobin.

Beberapa pengobatan yang diterapkan adalah bertujuan untuk meningkatkan nilai hemoglobin sehingga dapat kembali ke nilai normal, dengan tujuan pengobatan tersebut diharapkan dapat menghilangkan gejala yang dialami penderita. Pengobatan juga harus diarahkan untuk mengatasi penyebab anemia, diantara nya adalah sebagai berikut.

  • Tranfusi darah.
  • Kortikosteroid atau obat lain yang menekan system kekebalan tubuh.
  • Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang anda membuat lebih banyak sel darah merah.
  • Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral lainnya

Penyakit jantung adalah suatu kondisi penyakit yang berkaitan dengan gangguan struktur jantung dan atau gangguan fungsi jantung. Berdasarkan periode waktu, penyakit jantung sering dikenal dengan istilah akut dan kronis. Salah satu yang sering menjadi pembahasan penyakit jantung adalah gagal jantung. Gagal jantung secara umum didefinisikan sebagai ketidakmampuan jantung untuk memompa darah beserta nutrientnya, dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan, baik pada saat istirahat maupun selama aktifitas.1 Insidens gagal jantung diperkirakan 1-3 per 1000 penduduk pada usia di atas 25 tahun, dan menjadi 3-13 % pada populasi usia di atas 65 tahun.

Beberapa faktor secara umum yang dapat menyebabkan penyakit gagal jantung diantaranya adalah kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi, kolestrol, kelebihan berat badan hingga stress. Ada tiga faktor lainnya yang tidak bisa dihindari oleh manusia yakni factor keturunan dan latar belakang keluarga, faktor usia dan jenis kelamin yang banyak ditemui pada kasus kegagalan jantung. Selain hipertensi, penyebab gagal jantung adalah kelainan otot jantung, ateriosklerosis dan peradangan pada miokardium. Kemudian, terdapat kondisi tertentu yang dapat meningkatkan resiko penyakit gagal jantung seperti kondisi anemia kronis (anemia yang terjadi pada periode waktu yang lama).

Kondisi Anemia dapat meningkatkan resiko gagal jantung berkaitan dengan konsentrasi Hemoglobin yang merupakan petunjuk penting terhadap distribusi oksigen ke otot selama aktifitas. Pada pasien dengan gagal jantung kemampuan kompensasi fisiologis terhadap penurunan kadar Hb berkurang, sehingga terjadi penurunan kapasitas aerobik sebagai respons terhadap anemia. Beberapa peneliti melaporkan adanya hubungan antara penurunan Hb dengan meningkatnya perburukan kelas fungsional gagal jantung berdasarkan klasifikasi NYHA (New York Heart Association).

Anemia menyebabkan ketidaknormalan fungsi dan struktur jantung. Kurangnya jumlah darah yang mengalir ke pembuluh darah tepi akibat anemia menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan penurunan tekanan darah. Keadaan ini akan mengaktifkan sistem hormonal, menyebabkan penurunan aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus, serta meningkatkan penyerapan air dan garam. Meningkatnya volume cairan ekstrasel akibat retensi cairan menyebabkan hemodilusi dan semakin rendahnya kadar Hb. Volume plasma yang berlebih menyebabkan beban jantung bertambah dan mengakibatkan dilatasi ventrikel. Pada perlangsungan yang lama, terjadi penebalan dinding ventrikel kiri, kematian otot jantung dan gagal jantung yang selanjutnya memperburuk anemia.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3558/waspada-anemia-bisa-meningkatkan-resiko-gagal-jantung

Manfaat Latihan Fisik/Olahraga untuk Pasien Pasca Serangan Jantung

Olahraga merupakan aktivitas yang tidak hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga memiliki dampak positif pada kesejahteraan secara keseluruhan. Dalam rutinitas harian yang serba sibuk, berolahraga dapat menjadi suatu cara yang efektif untuk memelihara kesehatan tubuh dan mental.

Tidak hanya memberikan manfaat fisik, olahraga dapat menjadi kesempatan untuk bersosialisasi dan membangun hubungan. Misalnya, bergabung dalam kelompok olahraga atau komunitas dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk bertemu dengan orang baru dan memperluas lingkaran sosial.

Penting untuk dicatat bahwa olahraga tidak terbatas pada kegiatan yang intens. Olahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau melakukan yoga juga memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan. Oleh karena itu, setiap orang dapat menemukan jenis olahraga yang sesuai dengan preferensi dan kondisi fisik mereka.

Kebanyakan orang dengan riwayat serangan jantung sering bertanya-tanya apakah aktivitas olahraga masih memungkinkan untuk mereka. Infark miokard adalah salah satu komplikasi yang kerap kali dialami oleh pasien CVD.

Latihan fisik merupakan pergerakan tubuh yang teratur dan terencana yang memiliki tujuan memperbaiki kapasitas fisik. Contoh Latihan fisik meliputi berenang, yoga, aerobic, latihan ketahanan (resistance exercise) dan sebagainya. Latihan fisik pasca serangan jantung memiliki beberapa manfaat antara lain menurunkan angka mortalitas, memperbaiki kualitas hidup, fungsi peredaran darah, fungsi metabolisme, dan menurunkan resiko terkena penyakit kronik.1,2

Latihan fisik membawa manfaat bagi individu yang mengalami masalah jantung setelah mengalami serangan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa memulai latihan sejak fase awal pasca serangan jantung dapat menurunkan angka kematian dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan latihan fisik sama sekali dan akah lebih rendah lagi angka kematiannya jika dia tetap aktif lebih dari satu tahun. Seperti yang telah kita ketahui bahwa sudah banyak studi yang dilakukan mengenai efek olahraga terhadap jantung dan pada sebuah studi melibatkan pria berusia sekitar 60 tahun menunjukkan bahwa rutin berolahraga sepanjang hidup dapat menjaga fungsi jantung dan mungkin mengurangi dampak negatif perubahan pada jantung setelah serangan jantung.1,2

Secara keseluruhan, penelitian menegaskan bahwa latihan fisik dapat meningkatkan sirkulasi darah dan kesehatan jantung pada individu yang menghadapi masalah jantung pasca serangan jantung.

Beberapa tipe latihan fisik yang dapat dilakukan pada pasien dengan riwayat serangan jantung adalah sebagai berikut:1

Aktivitas fisik

Aktivitas fisik merupakan hal yang penting dalam pencegahan penyakit kardiovaskular. Aktivitas fisik yang dimaksud dalam hal ini merupakan bagian dari pekerjaan, perpindahan aktif, maupun aktivitas sehari-hari seperti berjalan selama beberapa menit di taman. Aktivitas fisik yang lebih tinggi pada pasien pasca serangan jantung menunjukkan penurunan angka kematian  dibandingkan dengan pasien dengan aktivitas fisik yang rendah. Aktivitas fisik memiliki peran penting dalam menurunkan angka kematian pasien pasca serangan jantung. Aktivitas fisik sangat disarankan untuk pasien dengan riwayat serangan jantung, khususnya pada pasien lanjut usia yang pada umumnya memiliki aktivitas fisik yang lebih rendah.1

Berenang

Renang, selain menjadi kegiatan rekreasi yang populer, juga merupakan bentuk latihan yang unik dan efektif untuk menjaga serta meningkatkan Kapasitas Fungsional Kardiorespirasi (CRF). Berdasarkan eksperimen pada hewan, ditemukan bahwa latihan renang selama 3 minggu dapat mengurangi kerusakan jantung yang timbul akibat serangan jantung. Hal ini dicapai dengan meningkatkan adaptasi awal biogenesis mitokondria dan memperbaiki metabolisme energi pada otot jantung.1

Yoga

Yoga terbukti bisa mengurangi risiko penyakit jantung selama 10 tahun dan nilai Framingham Risk Score (FRS) dengan signifikan. Ini artinya, risiko terkena penyakit jantung jadi lebih rendah. Pada orang yang pernah mengalami serangan jantung dengan terapi optimal, terjadi perubahan yang jelas di dalam tubuh, di mana sistem saraf yang berperan dalam keseimbangan tubuh beralih menjadi lebih tenang, serta peningkatan variabilitas denyut jantung secara keseluruhan.1

Program rehabilitasi jantung berbasis olahraga adalah program yang dirancang secara komprehensif untuk membantu individu yang telah mengalami serangan jantung. Tujuannya adalah meningkatkan kebugaran jantung-paru, mengurangi risiko sakit dan kematian, serta meningkatkan kualitas hidup dan kemampuan berolahraga.1

Dalam penelitian kohort yang melibatkan 37 pasien dengan usia rata-rata 66 tahun yang mengikuti program rehabilitasi jantung selama 5 minggu setelah serangan jantung, hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kualitas hidup, kemampuan berolahraga, dan modulasi otonom. Studi lain merekomendasikan program latihan fisik rehabilitasi jantung selama 6 minggu, dengan intensitas antara 60-85?ri detak jantung maksimal, berhasil meningkatkan fungsi kardiopulmoner pada pasien dengan kardiomiopati iskemik. Pasien yang mengikuti program berjalan di rumah juga menunjukkan peningkatan yang nyata dalam kapasitas fungsional, dengan daya tahan otot inspirasi dan tekanan inspirasi maksimal yang meningkat dalam rentang 15 hingga 60 hari setelah serangan jantung.1

Dalam melihat manfaat aktivitas fisik dalam pencegahan sekunder pasca serangan jantung, kita tidak hanya menyaksikan dampak positif pada kesehatan fisik, tetapi juga perbaikan nyata dalam kualitas hidup. Aktivitas fisik bukan hanya sekadar rekomendasi medis, tetapi merupakan investasi nyata dalam kesejahteraan jangka panjang.

Edukasi yang tepat kepada pasien tentang pentingnya menjaga tingkat aktivitas fisik setelah serangan jantung menjadi kunci keberhasilan pencegahan sekunder. Pasien perlu memahami bahwa meskipun mungkin sulit pada awalnya, setiap langkah kecil menuju kembali aktif memiliki dampak besar pada pemulihan mereka. Dokter dan tim perawatan kesehatan memiliki peran utama dalam memberikan informasi yang jelas dan mendukung pasien untuk mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Edukasi harus mencakup pemahaman tentang jenis aktivitas fisik yang sesuai, frekuensi yang dianjurkan, dan intensitas yang aman. Pasien perlu menyadari bahwa aktivitas fisik tidak selalu berarti latihan intensif; bahkan aktivitas ringan seperti berjalan kaki dapat memberikan manfaat yang signifikan. Oleh karena itu, mengenali dan menghargai batas individual serta progresif dalam peningkatan intensitas sangat penting.

Dalam menjembatani kesenjangan akses, program-program kesehatan masyarakat yang mendorong gaya hidup sehat dan aktivitas fisik perlu diperkuat. Inisiatif-inisiatif seperti “Gerakan Sehat” atau program “Resep Olahraga” dapat menjadi langkah-langkah positif untuk mendorong masyarakat agar aktif secara fisik.

Penting untuk diingat bahwa pencegahan sekunder pasca serangan jantung bukanlah perjalanan yang harus dijalani sendirian. Melalui kerjasama yang erat antara pasien, tenaga kesehatan, dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi mereka yang telah mengalami serangan jantung untuk mengambil kendali atas kesehatan jantung mereka.

Dengan terus mempromosikan kesadaran dan pendidikan, kita dapat membuka jalan bagi pasien pasca serangan jantung untuk tidak hanya bertahan, tetapi berkembang melalui aktivitas fisik yang terencana dan berkelanjutan. Itulah kunci untuk memastikan bahwa setiap langkah kecil yang diambil oleh setiap individu membawa mereka menuju hidup yang lebih sehat dan lebih bermakna.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3560/manfaat-latihan-fisikolahraga-untuk-pasien-pasca-serangan-jantung

Bahaya Plastik bagi Kesehatan

Sampah di Indonesia memiliki masalah yang belum terselesaikan, seiring dengan pertambahan penduduk, jumlah sampah yang dihasilkan oleh  aktivitas  manusia yang juga meningkat. Komposisi  sampah  yang  dihasilkan  dari  aktivitas  manusia  yaitu  60-70%  sampah organik, sisanya 30-40% sampah anorganik, sedangkan komposisi terbesar kedua dari dari sampah anorganik adalah sampah plastik sebesar 14%. Saat ini kebutuhan hidup manusia sangat bergantung pada plastik, karena bahan plastik ini tampaknya mudah didapat dan harganya yang murah. Kebutuhan plastik yang semakin meningkat setiap hari  juga  berdampak buruk bagi lingkungan dan  kesehatan.  Plastik  merupakan  salah  satu bahan yang sering digunakan masyarakat untuk berbagai  hal,  seperti  untuk membawa barang. Meski plastik  sering digunakan, tampaknya sudah menjadi kebutuhan yang harus tersedia di masyarakat. Faktanya, plastik mempunyai dampak buruk bagi lingkungan kita ketika  tidak  lagi digunakan. Selain itu plastik berdampak buruk untuk lingkungan sekitar, karena sifat plastik sulit terurai di tanah meskipun sudah terkubur selama bertahun-tahun. Plastik dapat terurai oleh tanah jika sudah terkubur  dalam waktu 200 tahun hingga dapat mengurai dengan sempurna. Dengan demikian pemakaian plastic baik plastic yang masih baru maupun sampah plastik haruslah menurut persyaratan tidak berbahaya terhadap kesehatan dan lingkungan.

Pencemaran Akibat Sampah Plastik

Satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan tahun bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah plastik tersebut benar-benar terurai. Pembuangan sampah plastik yang sembarangan akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan aliran sungai tersumbat yang menyebabkan banjir.

1.   Tercemarnya air tanah dan tanah. Kantong plastik akan mengganggu penyerapan air ke dalam tanah.

2.   Menurunkan kesuburan tanah. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk kedalam tanah akan membunuh hewan pengurai didalam tanah seperti cacing.

3.   Hewan-hewan dapat terjerat dalam sampah plastik

Dampak plastik bagi kesehatan

Plastik tampaknya adalah barang biasa yang memang banyak memberikan keuntungan dan bantuan pada kita. Namun bahayanya bila sampai terurai, partikel plastik bisa berbahaya bagi kesehatan, bahkan menyebabkan kanker. Ini dikarenakan di udara, plastik mengalami penguraian sebagai dioksin. Apabila penguraian sebagai dioksin tersebut sampai dihirup oleh manusia, bahayanya tak hanya sekadar kanker. Bagian sistem saraf kita pun mampu terserang sehingga terjadi kerusakan di sana. Gangguan sistem saraf ini pun biasanya bakal berimbas juga pada kinerja organ-organ dalam kita yang lain. Ini biasanya dikarenakan pembakaran plastik tidak berjalan sempurna. Depresi biasanya berawal dari kondisi stres yang sudah menjadi parah. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh masalah internal maupun eksternal di mana depresi kemudian berujung gangguang jiwa dan mental. Hanya saja, potensi depresi ini dapat disebabkan oleh paparan senyawa berbahaya dari plastik yang saat proses pembakaran tak sempurna. Berbagai masalah kesehatan dapat dipicu oleh penggunaan dan bahkan pembakaran kantong plastik. Perlu kita ketahui bersama bahwa kantong  plastik, khususnya yang datang dengan warna hitam itu rata-rata adalah produk daur ulang. Maka bila makanan panas yang langsung ditaruh di sana akan lebih berisiko memengaruhi organ dalam kita, tak terkecuali bagian hati. Gangguan reproduksi adalah salah satu ancaman terbesar akan kantong plastik. Ini disebabkan oleh adanya bahan kimia tambahan yang beragam ada di dalam  kantong  plastik.   Sisa monomer yang tidak bereaksi terhadap plastikpun juga menyebabkan gangguan kesehatan satu  ini. Masih  dengan  alasan  yang sama,  bahan  kimia berbahaya di dalam kantong plastik cukup tak terduga. Salah satu senyawa yang ada di dalam plastik penyebab  gangguan kesehatan  seperti  kanker  dan  radang  paru-paru adalah PET atau sebutan lainnya adalah Polyetylene Terephthalate. Ada zat karsinogenik yang bakal keluar dari penggunaan botol atau kantong plastik, terutama saat terkena paparan panas.

Upaya Penanggulangan Plastik

Upaya yang dilakukan untuk penanggulangan limbah plastik yaitu :

1.    Mengurangi penggunaan plastik dapat menggantinnya dengan kantong ramah lingkungan yang dapat digunakan berkali kali.

2.    Penggunaan kembali atau daur ulang, sampah plastik dapat dijadikan kerajinan yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai guna yang lebih tinggi.

3.    Menghindari buang sampah dilingkungan.

4.    Mengurangi penggunaan barang-barang yang berbahan plastik.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3233/bahaya-plastik-bagi-kesehatan

Mengenal Komplikasi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar Pankreas. Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproses secara sempurna, sehingga kadar glukosa di dalam tubuh akan meningkat. Gula yang meliputi Polisakarida, Oligosakarida, Disakarida, dan Monosakarida merupakan sumber tenaga yang menunjang keseluruhan aktivitas manusia. Seluruh gula ini akan diproses menjadi tenaga oleh hormon Insulin. Karenanya, pasien Diabetes Melitus biasanya mengalami lesu, kurang tenaga, sering merasa haus, sering buang air kecil, dan penglihatan kabur. Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik Hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada Diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang dan kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung, dan pembuluh darah. Diabetes Melitus sering disebut The Great Imitatoc, sebab penyakit ini dapat menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.

Penyebab

1.   Kurangnya aktivitas fisik.

2.   Asupan gula yang terlalu tinggi.

3.   Terganggunya respons tubuh terhadap Insulin.

4.   Berkurangnya produksi insulin oleh Pankreas.

5.   Kinerja Insulin terhambat akibat adanya hormon lain.

Gejala

1.   Sering merasa lelah padahal tidak melakukan aktivitas fisik.

2.   Sering merasa haus padahal sudah minum cukup air.

3.   Berat badan turun tanpa ada sebab yang jelas.

4.   Sering merasa lapar.

5.   Luka sulit sembuh.

6.   Pandangan kabur

7.   Sering buang air kecil.

8.   Sering mengalami infeksi, termasuk pada kulit dan gusi.

Komplikasi Diabetes Melitus

Penatalaksanaan Diabetes Melitus yang kurang optimal akan menimbulkan komplikasi.

1.   Komplikasi Mikrovaskular

Kerusakan mata (Retinopati Diabetik). Pasien Diabetes Melitus sebagian besar akan memperburuk penyakit mata dan akan menyebabkan kebutaan. Kadar glukosa darah yang tinggi, kolestrol tinggi, dan tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama Retinopati. Kerusakan pada pembuluh darah mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan akibat kerusakan retina mata. Tanda perubahan retina paling dini adalah permeabilitas kapiler mata yang menyebabkan terjadinya penurunan kapiler retina mata yang diikuti oleh pendarahan berbentuk titik dan noda-noda berbentuk perahu mendadak meningkat akibat pendarahan pre retina.

Kerusakan saraf Retinopati Diabetik, merupakan salah satu komplikasi kronis yang paling sering ditemukan pada pasien Diabetes Melitus. Faktor risiko Neuropati Diabetik adalah usia, jenis kelamin dan durasi lama mengalami. Dampak dari penderita Diabetes Melitus dengan komplikasi ini antara lain infeksi berulang, Ulkus yang tidak sembuh-sembuh dan amputasi jari / kaki. Kondisi ini yang menyebabkan bertambahnya angka kesakitan dan kematian dan akan berakibat pada meningkatnya biaya pengobatan pasien Diabetes Melitus dengan Neuropati.

Kerusakan ginjal Neuropati Diabetik, atau penyakit ginjal Diabetik merupakan salah satu komplikasi kronik Diabetes Melitus yang dapat dideteksi dini. Komplikasi ini ditandai dengan adanya mikroalbuminuria kemudian berkembang menjadi proteinuria secara klinis lalu berlanjut dengan penurunan fungsi laju filtrasi Glomerular dan berakhir dengan keadaan gagal ginjal. Nefropati diabetim disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah kecil di ginjal menjadi kurang efisien atau bahkan rusak dan menjadi gagal ginjal.

2.   Komplikasi Makrovaskular

Penyakit Jantung Koroner atau PJK, merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang merupakan salah satu penyulit makrovaskular pada penderita Diabetes Melitus. Penyulit makrovaskular ini bermanifestasi sebagai Aterosklerosis dini yang dapat mengenai organ-organ vital (jantung dan otak). Diabetes Melitus merusak dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penumpukan lemak di dinding yang rusak dan menyempitkan pembuluh darah. Jika pembuluh darah koroner menyempit, otot jantung akan kekurangan oksigen dan makanan akibat dari suplai darah yang kurang. Penyempitan pembuluh darah juga dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat sehingga mengakibatkan kematian mendadak.

Hipertensi, penderita Diabetes Melitus cenderung terkena Hipertensi dua kali lipat dibanding orang yang tidak menderita Diabetes Melitus. Hipertensi dapat merusak pembuluh darah dan dapat memicu terjadinya serangan jantung, Retinopati, kerusakan ginjal dan Stroke. Faktor yang mengakibatkan Hipertensi pada penderita Diabetes Melitus yaitu nefropati, obesitas, dan pengapuran atau penebalan dinding pembuluh darah.

Ulkus Diabetik, merupakan salah satu komplikasi yang paling ditakuti karena sering berakhir dengan kecacatan atau kematian. Komplikasi ini diawali dengan adanya Hiperglikemia pada pasien Diabetes Melitus yang menyebabkan terjadinya perubahan pada kulit dan otot kemudian terjadi perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya mempermudah terjadinya Ulkus. Kerentanan infeksi menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang luas.

Gangguan pada paru, hal ini terjadi karena hiperglikemia dimana kadar gula darah tinggi. Kemampuan sel untuk fagosit menurun. Infeksi yang biasa terjadi pada pasien Diabetes Melitus adalah infeksi paru, sakit paru akan menaikkan glukosa darah.

Stroke, Aterosklerosis Serebri merupakan penyebab mortalitas / kematian kedua tersering pada pasien DiabetesDiabetes Melitus merupakan faktor resiko terjadinya Stroke yang cukup sering. Resiko Stroke Iskemik pada penderita Diabetes Melitus sebesar dua kali sampai enam kali dibandingkan dengan pasien non diabetes. Diabetes Melitus dapat menjadi salah satu faktor resiko penyakit Stroke karena semakin tinggi kadar gula darah seseorang, semakin mudah pula terserang penyakit Stroke.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3230/mengenal-komplikasi-diabetes-melitus

Apa itu Diet Diabetes Melitus?

Diabetes Melitus atau penyakit kencing manis merupakan penyakit menahun yang diderita seumur hidup. Diabetes Melitus tidak dapat disembuhkan, tetapi hanya bisa dicegah agar tidak terjadi komplikasi dengan mengontrol kadar gula darah. Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti mengakibatkan masalah pada mata (kebutaan), gangren, dan beberapa penyakit lainnya seperti stroke, jantung, obesitas, impoten, dan gangguan ginjal. Tidak jarang, penderita Diabetes Melitus yang sudah parah menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi pembusukan. Diabetes Melitus disebut dengan The Silent Killer sebab penyakit ini dapat menyerang beberapa organ tubuh dan mengakibatkan berbagai keluhan. Diabetes Melitus tidak dapat disembuhkan tetapi glukosa darah dapat dikendalikan melalui 4 pilar penatalaksanaan Diabetes Melitus seperti edukasi, diet, olahraga dan obat-obatan. Diet Diabetes Melitus adalah diet yang diberikan kepada pasien Diabetes Melitus dengan tujuan membantu memperbaiki kebiasaan makan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik dengan cara menyeimbangkan asupan makanan dengan obat penurun glukosa oral ataupun insulin dan aktifitas fisik untuk mencapai kadar gula darah normal, mencapai dan mempertahankan kadar lipida dalam normal.

Tujuan Diet

  1. Mencapai dan mempertahankan kadar gula darah mendekati normal.
  2. Mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
  3. Mencegah terjadinya komplikasi.
  4. Meningkatkan kualitas hidup.

Syarat diet Diabetes Melitus

  1. Kebutuhan kalori disesuaikan dengan keadaan metabolik, umur, berat badan dan aktivitas tubuh.
  2. Jumlah kalori disesuaikan dengan kesanggupan tubuh dalam menggunakannya.
  3. Cukup protein, mineral, dan vitamin dalam makanan.
  4. Menggunakan bahan makanan yang mempunyai indeks glikemik rendah.

Komposisi diet untuk pasien Diabetes Melitus dianjurkan konsumsi karbohidrat kompleks yang mengandung banyak serat dan rendah kolesterol.

Prinsip diet Diabetes Melitus

Prinsip diet bagi pasien Diabetes Melitus adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Prinsip pengaturan makan pada penderita Diabetes Melitus antara lain anjuran makan gizi seimbang, makanan tidak dilarang tapi hanya dibatasi sesuai kebutuhan harian, menu yang diberikan sama dengan menu keluarga dan perlu diingat bahwa penggunaan gula sebagai bumbu di dalam masakan tidak dilarang namun penggunaan garam perlu dikurangi. Istilah yang digunakan untuk pengaturan makan penderita Diabetes Melitus adalah 3J, yaitu : tepat jadwalmakan, tepat jumlah makanan dan tepat jenis bahan makanan.

J yang pertama adalah Jadwal, artinya mengikuti jadwal makan yang tepat atau teratur untuk menjaga waktu makan sesuai jam yang ditentukan (sarapan pkl. 07.00 WIB, snack pagi pukul 10.00 WIB, makan siang pukul 12.00 WIB, snack sore pukul 15.00 WIB dan makan malam pukul 19.00 WIB serta snack malam pukul 21.00 WIB jika diperlukan). Tujuan mematuhi waktu makan secara teratur adalah untuk mengurangi beban kerja tubuh agar tidak terlalu berat dalam mencerna atau menyerap zat-zat gizi. Pengaturan waktu makan pada jam-jam tertentu bermanfaat untuk melatih perut atau lambung pasien Diabetes Melitus akan “lapar” pada waktu makan yang telah ditentukan.

J yang kedua adalah Jumlah, artinya mengkonsumsi jumlah makanan atau mengatur porsi makanan yang dikonsumsi setiap waktu makan. Jumlah atau porsi yang dimakan penderita Diabetes Melitus harus dihitung dari jumlah kalori dan kebutuhan protein, lemak, karbohidrat serta zat-zat gizi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh. Semakin aktif penderita Diabetes Melitus maka akan semakin banyak kalori yang dibutuhkan sehingga membutuhkan porsi makanan yang lebih banyak.  Pasien Diabetes Melitus juga harus memperhatikan porsi dari setiap jenis makanan yang dikonsumsi karena kadar gula darah akan meningkat dratis setelah mengkonsumsi makanan tertentu karena kecenderungan makanan yang dikonsumsi memiliki kandungan gula darah yang tidak terkontrol.

J yang ketiga adalah Jenis, artinya memilih jenis bahan makanan yang tepat agar dapat membiasakan pasien Diabetes Melitus mengkonsumsi makanan beraneka ragam dan memiliki kebiasaan pola konsumsi makan yang baik. Semakin banyak ragam makanan yang dikonsumsi pasien Diabetes Melitus maka akan semakin baik, karena tidak ada satu jenis bahan makanan yang mengandung semua zat-zat gizi sehingga kekurangan zat gizi tersebut akan ditutupi oleh jenis makanan lain. pasien Diabetes Melitus dikatakan telah memiliki pola konsumsi yang baik apabila telah membatasi asupan karbohidrat, mengurangi makanan tinggi lemak jenuh / kolesterol, membatasi konsumsi gula dan garam serta mengkonsumsi tinggi serat.

Tips hidup sehat pagi pasien Diabetes Melitus

  1. Jalankan diet dengan penuh kesadaran dan kepatuhan.
  2. Hindari stres karena stres dapat memicu kenaikan kadar gula darah.
  3. Lakukan aktifitas dan latihan fisik secara teratur 3-5 kali / minggu dengan durasi minimal 30 menit.
  4. Penggunaan gula murni masih diperbolehkan dalam jumlah sedikit sebagai bumbu.

Selalu mengonsumsi makanan dengan pola gizi seimbang menggunakan prinsip piring makan model T untuk makanan utama dan mengutamakan konsumsi buah-buahan untuk makanan selingan. Batasi juga makanan dibawah ini :

  1. Hindari makanan yang mengandung banyak gula sederhana.
  2. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak.
  3. Hindari makanan yang banyak mengandung natrium.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3227/apa-itu-diet-diabetes-melitus

Diet pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisa

Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Jika fungsi ginjal mengalami gangguan menyebabkan gagal ginjal. Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit di dalam darah. Hemodialisa adalah teknologi terapi pengganti fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa metabolisme dari peredaran darah. Pasien yang memerlukan Hemodialisa adalah pasien yang mengalami kegagalan fungsi ginjal. Hemodialisa yang cukup lama dapat menurunkan semangat hidup pasien sehingga mempengaruhi kepatuhan ketentuan diet pasien.  Asupan nutrisi dan cairan yang tidak terkontrol dapat berisiko mengalami malnutrisi dan pada keadaan yang lebih berat dapat menyebabkan kematian. Pada pasien gagal ginjal kronik, gizi merupakan hal penting melihat dampak buruk yang terjadi jika pengaturan diet tidak sesuai kebutuhannya. Diet penyakit ginjal kronik dengan Hemodialisa adalah diet yang diberikan pada penderita ginjal kronik yang mendapat terapi pengganti fungsi ginjal. Pada pasien dengan Hemodialisis, diharapkan mengkonsumsi makanan yang cukup energi dan mengkonsumsi makanan tinggi protein untuk menggantikan kehilangan asam amino dan zat gizi lain yang hilang selama proses Hemodialisis.

Dasar Diet Pasien Hemodialisa

Anjuran diet didasarkan pada frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal, dan ukuran tubuh. Karena nafsu makan pasien umumnya rendah, perlu diperhatikan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet yang diterapkan.

Tujuan Diet :

  1. Mencukupi kebutuhan zat gizi sesuai kebutuhan perorangan agar status gizi optimal.
  2. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
  3. Menjaga agar penumpukan produk sisa metabolisme protein tidak berlebihan.
  4. Mencegah defisiensi zat gizi dengan cara memenuhi kebutuhan zat gizi.

Syarat Diet :

  1. Kalori harus cukup agar protein tidah pecah menjadi energi. Pemberian kalori yang adekuat sangat penting untuk membuat keseimbangan nitrogen menjadi positif. Tetapi kalori juga tidak perlu diberikan berlebihan karena akan menyebabkan stres metabolik.
  2. Protein diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh dan mengganti protein yang hilang pada setiap proses Hemodialisa.

Pada proses hemodialisa terjadi kehilangan asam amino sebesar 1-2 g/jam dialisis. Oleh karena itu asupan protein harus dinaikkan menjadi 1-1,2 g/kgBB/hari. Namun data-data melaporkan bahwa masih banyak pasien dengan asupan yang belum optimal yaitu < 1>

  1. Membatasi bahan makanan sumber kalium terutama bila urin kurang dari 400 ml atau apabila kalium darah lebih dari 5,5 mg/liter.
  2. Membatasi garam dan sumber natrium, bila ada penimbunan air dalam tubuh dan tekanan darah tinggi.
  3. Konsumsi cairan disesuaikan dengan jumlah air kemih satu hari ditambah dengan 500 ml air.
  4. Vitamin dan mineral harus ditambahkan dalam bentuk obat.

Bahan Makanan yang Dianjurkan

  1. Sumber energi : nasi, lontong, bihun, mie, makaroni, jagung, makanan yang dibuat dari tepung.
  2. Sumber protein : dipilih yang bernilai biologik tinggi seperti telur, susu, daging, ikan, ayam.
  3. Sumber vitamin dan mineral : seperti terung, tauge, buncis, kangkung, kacang panjang, selada, wortel, jamur, dan lain-lain dalam jumlah sesuai anjuran.

Bahan Makanan yang Dibatasi

  1. Sumber protein : kacang-kacangan dan hasil olahannya tahu, tempe, kacang, kedelai, kacang hijau, kacang tolo.
  2. Sumber vitamin dan mineral : sayur dan buah yang tinggi Kalium.
  3. Bahan makanan yang diawetkan : kornet, sarden.

Cara Mengatur Diet

  1. Makanlah secara teratur, porsi kecil tapi sering, ±  6 kali sehari.
  2. Hidangkan makanan yang sebaik-baiknya dan menarik sehingga menimbulkan selera makan.
  3. Pilihlah makanan sumber protein hewani sesuai jumlah yang ditentukan.
  4. Makanan sumber protein nabati mempunyai mutu protein lebih rendah dibanding protein hewani (dibatasi).
  5. Makanan tinggi kalori : madu, permen, sirup.
  6. Makanan sumber kalium dibatasi, yaitu sayuran, buah-buahan, umbi-umbian.
  7. Menghindari makanan berkadar kalium tinggi, yaitu kacang-kacangan, bayam, pisang, air kelapa/degan, alpukat, durian, nangka, kembang kol.
  8. Bila jumlah air seni kurang dari normal, maka perlu membatasi cairan yang berasal dari makanan dan minuman.

Cara Mempersiapkan dan Mengolah Makanan

  1. Mengurangi kadar kalium dalam bahan makanan.
  2. Potong kecil-kecil bahan makanan.
  3. Rendam dalam air hangat minimal selama 2 jam.
  4. Buang air perendaman.
  5. Cuci bahan makanan dalam air mengalir.
  6. Semua sayuran harus dimasak dan tidak dianjurkan dimakan dalam keadaan mentah (lalapan).
  7. Jika ada pembatasan garam, gunakan lebih banyak bumbu-bumbu seperti gula, asam dan bumbu dapur lainnya.
  8. Untuk membatasi cairan, masakan lebih baik dibuat dalam bentuk tidak berkuah, seperti ditumis, dipanggang, dikukus, dibakar, digoreng.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3229/diet-pada-pasien-gagal-ginjal-kronik-dengan-hemodialisa

Apa Itu ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)?

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perilaku tidak normal yang bisa terjadi pada anak ditandai dengan aktivitas yang berlebih atau biasa kita sebut hiperaktif, selain aktivitas yang berlebih anak dengan ADHD akan cenderung memiliki konsentrasi yang rendah. Anak dengan ADHD juga sering beraktivitas secara tiba-tiba atau implusif. Anak dengan ADHD selalu bergerak, mengetuk-ketukan jari, menggoyangkan kaki, mendorong tubuh anak lain tanpa alasan yang jelas, berbicara tanpa henti, dan bergerak gelisah. Anak ADHD juga sulit berkonsentrasi pada tugas yang sedang dikerjakannya dalam waktu tertentu yang wajar. Gangguan ini minimal terjadi dalam dua situasi yang berbeda, misalnya di sekolah dan di rumah. Gangguan ADHD dapat berlangsung sepanjang masa kehidupan sejak masa anak-anak, remaja, dan dewasa, serta dapat meningkatkan resiko kegagalan dalam menyelesaikan sekolah, penolakan teman sebaya, konflik dalam keluarga, penyalahgunaan obat terlarang, perilaku menentang, prestasi kinerja yang buruk, depresi, dan resiko bunuh diri serta berbagai macam permasalahan kesehatan fisik dan mental.

Ciri Seseorang dengan ADHD :

1.   Gangguan pemusatan perhatian

Individu tampak sangat mudah teralihkan oleh rangsangan yang diterima oleh alat inderanya, ataupun oleh perasaan yang timbul pada saat itu. Dengan demkian, mereka hanya mampu mempertahankan suatu aktivitas atau tugas dalam jangka waktu yang pendek, sehingga akan mempengaruhi proses penerimaan informasi dari lingkungannya.

2.   Gangguan pengendalian diri

Gangguan ini tampak dalam bentuk tindakan yang tidak disertai pemikiran. Mereka dikuasai oleh perasaannya sehingga sangat cepat bereaksi. Sulit menentukan prioritas kegiatan, sulit dalam mempertimbangkan atau memikirkan terlebih dahulu perilaku apa yang akan ditampilkannya. Hal ini biasanya berdampak tidak hanya pada individu, namun juga lingkungan sekitarnya.

3.   Gangguan aktivitas yang berlebihan

Hal ini dapat tampak sejak bayi, dengan banyaknya gerakan dan sulit untuk ditenangkan. Jika dibandingkan dengan individu yang aktif tapi produktif, perilaku hiperaktif tampak tidak bertujuan. Mereka tidak mampu mengontrol dan melakukan koordinasi dalam aktivitas motoriknya, sehingga tidak dapat dibedakan gerakan yang penting dan tidak penting. Mereka dapat menampilkan gerakan-gerakan tersebut terus-menerus tanpa lelah.

Faktor yang Mempengaruhi Munculnya ADHD

1.   Faktor Genetika

Keterkaitan antara ADHD dan salah satu jenis gen reseptor dopamine, yaitu DRD4 (seven-repeat form). Aktivitas dopaminergik yang menurun, sangat berpengaruh dalam memunculkan simtom-simtom perilaku ADHD. Ditemukan pula bahwa jika orang tua mengalami ADHD, anak-anaknya memiliki resiko ADHD sebesar 60%. Demikian pula studi pada anak kembar, menyajikan bahwa apabila salah satu anak mengalami ADHD, maka 70-80% saudara kembarnya pun mengalami ADHD.

2.   Faktor Neurobiologis

Studi neuroimaging (visualisasi otak) dengan menggunakan MRI, menemukan bahwa anak dengan ADHD memiliki korteks prefrontal kanan yang lebih kecil dibandingkan anak non-ADHD, serta abnormalitas struktural dalam berbagai bagian dalam basal ganglia. Pada pasangan kembar identik, dimana hanya salah satu yang mengalami ADHD, ketidaknormalan struktur otak ini hanya tampak pada anak yang mengalami ADHD.

3.   Diet, Alergi, dan Zat Timah

Gula bukanlah penyebab munculnya hiperaktivitas. Begitu pula dengan zat-zat yang ditambahkan dalam masakan, maupun adanya paparan dari zat timah, tidak besar pengaruhnya terhadap hiperaktivitas.

4.   Faktor Pre-Natal

Tidak ditemukan hubungan langsung antara kondisi ibu selama hamil, dengan munculnya ADHD pada bayi. Namun asupan gizi dan kondisi ibu selama hamil, jelas akan mempengaruhi perkembangan janin, baik sistem neurologis, jaringan otak, hingga kondisi fisik.

Penanganan ADHD

1.   Pemberian Obat

     Pemberian obat pada anak ADHD diperlukan, pemberian obat pada anak dengan ADHD tidak dimaksudkan untuk menyembuhkan akan tetapi pemberian obat pada anak ADHD bertujuan untuk menurunkan gejala ADHD yang muncul. Pemberian obat tersebut kadang berlanjut hingga remaja dan dewasa sejalan dengan semakin banyaknya bukti bahwa gejala-gejala ADHD biasanya tidak menghilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia anak.

2.   Psikoterapi

     Psikoterapi dapat dilakukan oleh psikiater atau psikolog. Terapi ini biasanya akan disertai dengan pelatihan keterampilan. Beberapa contoh psikoterapi, anatara lain :

a.    Terapi perilaku

Terapi perilaku biasanya dilakukan untuk mendorong anak mampu mengendalikan gejala ADHD yang mereka alami.

b.    Pelatihan keterampilan sosial

Pelatihan keterampilan sosial adalah suatu rangkaian pelatihan yang berguna untuk meningkatkan fungsi sosial pada anakdengan ADHD. Proses pemberian pelatihan keterampilan sosial terdiri dari pemberian instruksi, menunjukkan contoh perilaku, melakukan permainan peran, dan pemberian umpan balik atau penguatan pada perilaku yang tepat untuk meningkatkan perilaku yang diharapkan.

c.    Konseling

Terapi ini biasanya dilakukan untuk anak-anak yang sudah lebih besar. Dalam tahapan terapi, anak-anak dengan ADHD akan dipancing untuk berbicara tentang masalah yang mengganggu mereka, serta menggali pola perilaku negatif dan belajar cara untuk mengatasi gejala-gejala yang dialami.

d.    Pskoedukasi

Saat anak sudah beranjak remaja, terapi ini bisa dilakukan untuk menangani anak ADHD. Terapi ini akan dilakukan dengan mendiskusikan seputar ADHD dan dampaknya bagi kesehatan maupun lingkungan. Dengan begitu, anak-anak akan lebih mengerti apa yang sedang mereka alami.

e.    Pelatihan keterampilan pengasuh anak

Cara menangani ADHD dengan pelatihan keterampilan juga perlu dilakukan orang tua agar dapat membantu mengembangkan cara untuk memahami dan membimbing anak dalam berperilaku.

f.     Terapi keluarga

Dampak ADHD pada anak tidak hanya dirasakan orang tua, tapi juga pada keluarga dekat lainnya, terutama keluarga yang tinggal satu rumah. Sehingga, mereka juga perlu mendapatkan pelatihan dan terapi agar dapat hidup bersama anak dengan ADHD.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3232/apa-itu-adhd-attention-deficit-hyperactivity-disorder

1 8 9 10 11 12 22

Search

+