Gangguan Kesehatan Mental, Semakin Ngetren dan Perlu Diwaspadai

Kesehatan mental adalah isu yang banyak dibahas akhir-akhir ini, terutama setelah ditemukan banyaknya kasus gangguan kesehatan mental yang terjadi di kalangan orang-orang berusia muda. Di zaman sekarang, gangguan kesehatan mental bisa terjadi pada siapa saja, terutama orang yang sulit beradaptasi dengan perubahan.  

Walau tidak mengakibatkan kematian secara langsung, gangguan kesehatan mental bisa menyebabkan penderitaan berkepanjangan, baik bagi penderita, keluarga dan orang-orang di sekitarnya.

Kesehatan mental sendiri dibutuhkan agar seseorang dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial, sehingga dapat menyadari kemampuannya sendiri, mengatasi tekanan, bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi untuk orang-orang lain. Menurut WHO, seseorang dikatakan sehat mentalnya jika ia sehat utuh secara fisik, rohani dan sosial. 

Jenis dan Gejala Gangguan Kesehatan Mental

Gangguan kesehatan mental kebanyakan sulit dikenali, dan seringkali tidak disadari oleh penderitanya sendiri. Berbagai jenis gangguan kesehatan mental bahkan lebih dapat dideteksi oleh orang terdekat. Apa saja gangguan kesehatan mental yang sering terjadi?

  1. Gangguan KecemasanMerupakan kondisi mental yang ditandai dengan kecemasan yang berlebihan, berlarut-larut, dan sulit dikendalikan. Orang dengan gangguan kecemasan atau GAD (Generalized Anxiety Disorder) sering merasa khawatir atau cemas terhadap berbagai hal, bahkan tanpa alasan yang jelas. Kecemasan yang dirasakan bisa berlangsung hampir setiap hari selama berminggu-minggu.

    Gejala gangguan kecemasan ini ditandai dengan:
  • Rasa gelisah atau tegang yang berlebihan dan terus menerus
  • Ketegangan otot atau tremor
  • Kesulitan berkonsentrasi atau mudah terganggu
  • Sulit tidur atau gangguan tidur lainnya
  • Kelelahan berlebihan
  • Ketegangan fisik yang menyebabkan sakit kepala, nyeri otot, atau gangguan pencernaan
  • Ketakutan terhadap hal-hal yang tidak rasional atau tidak proporsional
  • Napas tersengal-sengal atau sesak napas
  • Gelisah dan sulit tenang
  1. DepresiGangguan kesehatan mental yang ditandai dengan rasa sedih berkepanjangan dan kehilangan minat melakukan kegiatan sehari-hari, yang bisa berlangsung berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

    Untuk menegakkan diagnosa depresi, dibutuhkan dua diantara tiga gejala utama yang berlangsung minimal selama 2 minggu, yaitu suasana hati yang depresif/murung, hilangnya minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energi.

    Gejala-gejala lainnya yang dialami penderita adalah:
  • Perubahan nafsu makan
  • Gangguan tidur (bisa berlebihan atau kurang dari lama tidur biasanya)
  • Menurunnya kemampuan berkonsentrasi
  • Ketidakmampuan membuat keputusan
  • Rasa tidak tenang
  • Perasaan tidak berguna
  • Merasa bersalah atau putus asa
  • Memiliki kecenderungan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri 
  1. Gangguan PsikosisMerupakan gangguan mental, yang ditandai dengan adanya gangguan kemampuan menilai realita, disertai dengan gangguan reaksi emosional, komunikasi dan hendaya (disabilitas/ketidakmampuan) dalam berhubungan dengan orang lain di sekelilingnya, dimana kapasitas mental seseorang, respon atau reaksi emosional, kemampuan menilai realita, komunikasi, dan hubungannya dengan manusia lain mengalami gangguan.

    Gangguan psikosis bisa muncul dalam bentuk
  • Mendengar suara-suara yang hanya didengar oleh dirinya sendiri
  • Bicara dan tertawa sendiri tanpa sebab
  • Curiga berlebihan
  • Merasa dirinya seseorang yang hebat, seperti presiden atau malaikat
  • Bicara kacau yang sulit dimengerti
  • Marah-marah tanpa sebab dan mengamuk
  • Terlalu menyendiri, tidak mau bergaul
  • Tidak mau mandi, tidak menjaga kebersihan diri, dan buang air besar/kecil sembarangan.

Salah satu contoh gangguan psikosis adalah Skizofrenia, yang merupakan gangguan jiwa kronis, ditandai dengan terganggunya kemampuan menilai realita, yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, merasa, dan bertindak. Penderita skizofrenia dapat mengalami penurunan fungsi dan kemampuan dalam pekerjaan, sekolah, maupun kehidupan sosialnya.

Ciri-ciri orang yang mengalami skizofrenia meliputi

  • Halusinasi, seperti mendengar suara, melihat bayangan atau bentuk, mencium bau seperti darah, urin, atau feses, serta merasakan rasa yang tidak enak.
  • Enggan bersosialisasi dan menarik diri dari lingkungan sosial.
  • Mati rasa dan kehilangan motivasi, sehingga kurang merawat diri.
  1. Gangguan BipolarDialami oleh lebih dari 60 juta orang di dunia, gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang drastis. Penderita bisa merasa sangat sedih dan putus asa pada suatu waktu, kemudian menjadi sangat senang di waktu lainnya.

    Gejala orang yang mengalami gangguan bipolar tergantung fasenya, yaitu fase mania (naik) dan depresi (turun). Pada fase mania, penderita bipolar merasa sangat bersemangat, senang dan pikirannya berpacu. Namun, pada saat bersamaan juga bisa merasa gelisah, sensitif dan mudah tersinggung.

    Pada fase ini penderita kerap mengambil keputusan secara emosional, yang mungkin akan disesali di kemudian hari. Sedangkan pada fase depresi, penderita akan merasa sangat sedih, hampa dan putus asa, kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari dan sulit mengambil keputusan. 

Penyebab Gangguan Kesehatan Mental

Menurut WHO, beberapa hal yang berpotensi menjadi faktor risiko penyebab gangguan kesehatan mental dan kejiwaan antara lain

  1. Faktor GenetikaAdanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan mental atau memiliki kelainan senyawa kimia pada otak.
  2. Faktor EkonomiMengalami kerugian secara ekonomi, seperti kehilangan pekerjaan atau mata penghasilan dan kemiskinan, dapat berujung pada stress dan gangguan kecemasan berlebihan.
  3. Faktor Fisik
    Mengalami kekerasan fisik dan seksual, jika tidak mendapatkan penanganan yang baik, dapat menyebabkan trauma berkepanjangan yang berujung pada gangguan kesehatan mental.
  4. Faktor SosialMengalami diskriminasi atau stigma dan tinggal di lingkungan perumahan yang buruk dapat membuat seseorang merasa terisolasi dan depresi.

Beberapa faktor di atas saling mempengaruhi, dan sulit untuk menunjuk salah satu faktor sebagai penyebab utama. Dengan demikian, untuk kepentingan pengobatan tidak diperlukan fokus berlebihan pada satu faktor, sehingga mengabaikan faktor lainnya.

Pencegahan Gangguan Kesehatan Mental

Mensana in corpore sano, dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Kita dapat menghindari faktor risiko gangguan kesehatan mental dengan melakukan hal-hal berikut:

  1. Menjaga kesehatan fisik dengan berolahraga dan pola makan yang sehat.
  2. Beristirahat cukup.
  3. Membangun kebiasaan berpikir positif. 
  4. Membangun kemampuan menghadapi masalah.
  5. Menghindari kebiasaan buruk yang dapat memicu stress.
  6. Membangun dukungan sosial yang positif.
  7. Mencari bantuan profesional jika dibutuhkan.

Penanganan Gangguan Kesehatan Mental

Gangguan kesehatan mental bukan vonis atau stigma yang harus dihindari. Dengan penanganan yang baik, gangguan kesehatan mental bisa diatasi, antara lain dengan

  1. Pemberian obat-obatanKonsultasikan kepada dokter atau psikiater untuk mendapatkan resep obat-obatan, yang dapat mengobati gejala-gejalanya dengan mengubah senyawa kimia pada otak. Obat-obatan yang diresepkan biasanya berupa antidepresan, golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) dan serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRIs). Obat-obatan yang diberikan oleh tenaga profesional tidak akan menyebabkan ketergantungan, sepanjang penderita mentaati aturan minum obat sesuai saran.
  1. PsikoterapiMelalui psikoterapi, psikiater dan psikolog klinis akan mengarahkan penderita untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya. Kemudian, membimbingnya untuk mengubah pola pikir dan perilaku dari negatif ke positif, serta mengelola emosi dan perasaannya dengan baik.
  1. Stimulasi pada OtakStimulasi ini berupa terapi elektrokonvulsif, stimulasi elektro magnetik transkranial, stimulasi saraf vagus dan pengobatan eksperimental yang disebut stimulasi otak dalam (deep brain stimulation).
  1. Kelompok DukunganDengan bergabung dalam kelompok dukungan, penderita akan bertemu orang-orang yang mengalami gangguan mental sejenis dan sudah berhasil mengatasi penyakitnya, sehingga bisa berbagi pengalaman dan membimbing satu sama lainnya.
  1. Perawatan di Rumah SakitJika penderita membutuhkan pengawasan ketat terhadap gejala dan gangguan yang dialaminya, dokter atau psikiater akan menyarankan untuk menjalankan perawatan di rumah sakit. Tujuannya untuk mencegah kondisi gawat darurat, seperti percobaan bunuh diri, dan kondisi gaduh gelisah pada penderita skizofrenia.
  1. Perawatan MandiriPenderita gangguan kesehatan mental yang masih berada dalam tahap ringan sampai sedang bisa menjalani rawat jalan dengan obat dan terapi dari psikiater dan psikolog. Namun, dibutuhkan dukungan dari keluarga dan lingkungan untuk membantu perawatan penderita.

Sehatkan Mental di Bulan Puasa

Raih kesempatan untuk menyehatkan jiwa dan raga dengan menjalankan ibadah puasa.  Aktivitas berpuasa dan berdoa, selain meningkatkan nilai keagamaan, juga mendekatkan kita dengan Rasulullah SAW serta memperkuat keyakinan.

Selama berpuasa, kita tidak hanya diwajibkan menahan diri untuk tidak makan dan minum sejak matahari terbit hingga terbenam, tetapi juga mengontrol emosi. Ketika seseorang dapat mengontrol emosinya, tubuh mengeluarkan hormon endorfin yang dapat memicu perasaan bahagia. Peningkatan produksi hormon ini dapat membuat mood lebih baik, mencegah depresi dan mengurangi gangguan kecemasan.

Di bulan Ramadan, kita juga banyak melakukan amal sosial, seperti bersedekah, memberi infaq, menyerahkan zakat fitrah, dan memberikan bantuan kemanusiaan lainnya. Hal ini juga memperkuat nilai sosial dan tali silaturahmi dengan masyarakat dan orang-orang di sekitar.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/gangguan-kesehatan-mental

Kesemutan yang Berkepanjangan: Penyebab dan Penanganan

Mengenal Kesemutan

Kesemutan atau parestesia adalah sensasi abnormal pada kulit seperti mati rasa, terbakar, atau tertusuk tanpa penyebab jelas. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh tekanan pada pembuluh darah atau saraf, misalnya saat duduk bersila atau tidur dengan tangan tertekan. Kesemutan umumnya hilang dengan perubahan posisi. Namun, jika berlangsung lama, ini bisa menjadi tanda masalah medis serius.

Gejala Kesemutan

Parestesia biasanya terjadi pada jari-jari tangan dan kaki, tetapi bisa juga pada bagian tubuh lain. Sensasi yang dirasakan bisa berupa tertusuk benda tajam, panas, terbakar, mati rasa, atau seperti kesetrum.

Penyebab Kesemutan Berkepanjangan

  • Kesemutan kronis bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis, antara lain:
  • Cedera tulang belakang yang menyebabkan penekanan atau melukai saraf
  • Diabetes melitus (menyebabkan kerusakan saraf)
  • Gagal ginjal kronis, stroke, migrain, gangguan tiroid, hipertensi, hiperkolesterolemia
  • Multiple Sklerosis (gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang belakang)
  • Sindrom Terowongan Karpal (enyempitan terowongan di pergelangan tangan yang menekan saraf median)
  • Kekurangan Vitamin dan Mineral (seperti vitamin B-12, potasium, kalsium, atau natrium)
  • Tekanan Akibat Tumor atau Infeksi
  • Virus Herpes Zoster menyebabkan kerusakan kulit dan saraf.
  • Obat-Obatan (beberapa obat kemoterapi, radioterapi, anti-HIV, alkohol, dan antibiotik dapat merusak saraf)
  • Gangguan Autoimun (Guillain-Barré Syndrome) yaitu kesemutan di ujung jari yang disertai kelemahan anggota gerak.

Pencegahan dan Pengobatan

Kesemutan jangka pendek bisa dicegah dengan:

– Mengubah posisi secara berkala.

– Menghindari sepatu hak tinggi dan pakaian ketat.

– Menghindari merokok, alkohol, dan beban berat.

– Olahraga teratur dan nutrisi seimbang.

– Mengontrol kondisi medis seperti hipertensi, diabetes, dan hiperkolesterolemia dengan obat sesuai anjuran dokter.

Jika kesemutan berlanjut dan tidak membaik dengan perubahan posisi, segera periksa ke dokter. Dokter akan melakukan anamnesa dan pemeriksaan laboratorium, termasuk ENMG, untuk menentukan penyebabnya. Terapi tergantung pada penyebab kesemutan, bisa termasuk obat antidepresan, kortikosteroid, gabapentin, atau pregabalin. Jika disebabkan oleh kekurangan vitamin, dokter akan menyarankan suplemen nutrisi atau vitamin. Kesemutan yang berkepanjangan perlu perhatian medis untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3510/kesemutan-yang-berkepanjangan-penyebab-dan-penanganan

Cara Mengatasi Hordeolum (Bintitan)

Mata adalah bagian tubuh yang sensitif terhadap berbagai jenis rangsangan, termasuk yang sangat kecil, dan rentan terhadap infeksi baik yang ringan maupun serius, yang bisa menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan. Ketika ada infeksi atau peradangan pada kelopak mata, pasien sering kali mengunjungi dokter umum terlebih dahulu. Gejala umum yang dilaporkan meliputi rasa tidak nyaman, sensasi seperti diremas, pembengkakan, kemerahan, perasaan ada benda asing, rasa gatal, atau kombinasi dari semua gejala tersebut. Gangguan pada kelopak mata dapat beragam, mulai dari peradangan dan infeksi hingga masalah struktural dan tumor baik yang jinak maupun ganas. Dampak dari gangguan ini bervariasi, mulai dari pembatasan aktivitas sehari-hari hingga masalah serius terkait penglihatan dan kesehatan yang memerlukan penanganan segera. Styes, atau dikenal juga sebagai Hordeolum, adalah benjolan pada kelopak mata yang mirip dengan bisul. Mereka dapat dibagi menjadi dua jenis utama berdasarkan lokasinya di anatomi mata. Hordeolum eksternal terjadi pada kelenjar sebaceous folikel bulu mata (kelenjar Zeiss) dan kelenjar apokrin Moll di tepi kelopak mata, sedangkan hordeolum internal disebabkan oleh kelenjar Meibom di dalam kelopak mata. Meskipun prevalensinya tidak pasti diketahui, hordeolum umumnya terjadi pada orang dewasa muda dan dapat mempengaruhi semua kelompok usia, jenis kelamin, dan ras. Penanganan umumnya melibatkan penggunaan antibiotik topikal, kompres hangat, dan pijatan lembut di area yang terkena untuk membantu proses penyembuhan. Namun, hordeolum interna yang tidak diobati dapat menyebabkan peradangan jaringan dan abses yang serius. Bintitan sering kali dibandingkan dengan kalazion, yang lebih kurang meradang dan dapat berlangsung lebih lama.

Bagaimana Cara mengobati Hordeolum

1. Kompres hangat sangat efektif untuk mengatasi bintitan pada mata. Suhu hangat dapat membantu mempercepat pengeluaran nanah dan minyak, serta melarutkannya agar dapat keluar secara alami. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan merendam handuk kecil bersih dalam air hangat yang tidak terlalu panas. Peras handuk hingga lembab namun tidak menetes, lalu letakkan di atas mata selama lima hingga sepuluh menit. Penting untuk tidak memencet bintitan agar menghindari risiko infeksi. Lakukan kompres hangat ini sebanyak tiga hingga empat kali sehari hingga bintitan pada mata membaik.

2. Hindari menggunakan sabun yang mengandung bahan kimia sintetis yang keras saat membersihkan area di sekitar mata. Sebaiknya pilih sabun hipoalergenik yang tidak menyebabkan iritasi. Kulit di sekitar mata lebih tipis dibandingkan dengan bagian wajah lainnya, sehingga sangat penting untuk memilih dengan hati-hati produk perawatan yang digunakan untuk area mata.

3. Jika Anda tidak merasa cocok menggunakan kompres hangat biasa untuk mengobati mata bintitan dengan cepat, alternatif lainnya adalah menggunakan kantong teh. Teh hitam sangat direkomendasikan karena dapat mengurangi pembengkakan dan memiliki sifat antibakteri. Metode pengobatan mata bintitan dengan kantong teh cukup praktis. Anda cukup menyeduh teh celup dengan air panas, biarkan selama sekitar satu menit, lalu gunakan untuk mengompres mata. Biarkan kantong teh dingin di mata Anda selama lima hingga 10 menit. Lakukan kompres dengan kantong teh ini dua kali sehari, dan pastikan menggunakan kantong teh yang baru setiap kali.

4. Salah satu jenis obat untuk mengobati bintitan mata adalah obat penghilang rasa sakit. Obat ini dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan yang disebabkan oleh bintitan. Penting untuk mematuhi petunjuk penggunaan obat secara teliti untuk menentukan dosis yang tepat. Jika bintitan menyebabkan nyeri yang parah dan mengganggu aktivitas harian Anda, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

5. Ketika mengalami bintitan yang mengganggu dan menyakitkan, dokter sering merekomendasikan penggunaan obat yang mengandung antibiotik. Jenis obat ini bervariasi tergantung pada lokasi bintitan. Terdapat pilihan obat tetes mata dan salep yang digunakan untuk mengatasi masalah ini. Dokter juga dapat memberikan suntikan steroid untuk mengurangi pembengkakan di sekitar mata.

6.    Setelah bintitan pecah, secara lembut pijat area tersebut menggunakan tisu untuk menyerap cairan dari benjolan. Pastikan tangan dan tisu dalam keadaan bersih sebelum melakukan pijatan. Selalu menjaga kebersihan di sekitar mata dan menghindari kontak langsung dengan area mata sangat penting. Jika benjolan terasa sakit, sebaiknya hindari melakukan pijatan. Bintitan biasanya sembuh sendiri dalam waktu seminggu hingga 10 hari. Selama proses penyembuhan, disarankan untuk tidak memencet atau menggaruk area mata untuk mempercepat pemulihan dari bintitan. 

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3545/cara-mengatasi-hordeolum-bintitan

  

Infeksi Rotavirus Penyebab Diare Akut pada Balita

Diare akut merupakan penyebab utama kematian pada anak di bawah lima tahun, menyumbang sekitar 11% total kematian balita di seluruh dunia. Diare akut adalah kondisi di mana frekuensi dan konsistensi tinja mengalami perubahan, sering kali disertai lendir dan darah, dan berlangsung kurang dari 7 hari. Ada sekitar 25 mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare, termasuk virus, bakteri, dan parasit. Di negara-negara berkembang, Rotavirus adalah penyebab utama diare akut atau gastroenteritis. Penularan diare akut terjadi melalui kontak dengan feses yang terinfeksi dan biasanya memengaruhi saluran pencernaan bagian atas. Gejalanya meliputi diare berair, demam, mual, muntah, nyeri perut, dan dehidrasi karena kehilangan cairan yang signifikan. Balita, terutama mereka yang berusia antara 12 hingga 23 bulan, memiliki insiden diare akut yang cukup tinggi, berkisar antara 5,2 hingga 6,7%. Hampir semua anak mengalami infeksi diare sebelum mencapai usia lima tahun, terutama pada usia 6 hingga 11 bulan ketika mereka mulai menerima makanan tambahan selain ASI, seperti bubur dan susu formula. Penurunan tingkat antibodi dari ibu dan paparan makanan yang kemungkinan terkontaminasi mikroba patogen dapat meningkatkan risiko diare akut. Namun, faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah kebersihan pribadi, sumber air minum, dan fasilitas air bersih. Kejadian diare cenderung menurun pada anak yang lebih tua karena sistem kekebalan tubuh mereka telah lebih terbentuk untuk melawan infeksi. Di negara-negara yang sedang berkembang, Rotavirus menyebabkan sekitar setengah juta kematian setiap tahun. Di sisi lain, di negara maju, meskipun jarang menyebabkan kematian, Rotavirus sering kali menyebabkan rawat inap, terutama di antara anak-anak di bawah 2 tahun.

Tanda dan Gejala Klinis

Infeksi rotavirus menunjukkan gejala khas yang muncul setelah masa inkubasi kurang dari 48 jam. Gejala tersebut termasuk demam ringan hingga sedang, muntah yang seringkali hebat dengan frekuensi yang tinggi, dan awal dari feses cair yang dikeluarkan secara terus-menerus. Salah satu karakteristik khas dari infeksi rotavirus adalah muntah yang sangat parah pada tahap awal penyakit, bisa mencapai 5-10 kali atau bahkan lebih, seringkali disertai dengan demam ringan yang biasanya masih di bawah 38°C. Pada hari kedua hingga kelima, gejala muntah biasanya mulai mereda, kadang hanya disertai mual atau muntah sekali-sekali. Pada hari kedua, biasanya timbul gejala diare yang hebat, bahkan bisa mencapai 5-10 kali buang air besar dalam sehari. Diare ini cenderung berlanjut selama 5-7 hari, dengan jumlah buang air besar yang berangsur-angsur berkurang dari hari ke hari. Pada beberapa kasus, diare yang berkepanjangan dapat terjadi jika diikuti oleh infeksi saluran napas atas, seperti batuk, demam, dan pilek. Diare juga dapat menjadi berkepanjangan jika anak mengalami alergi makanan dan mengonsumsi makanan yang menyebabkan alergi. Biasanya pada hari pertama dan kedua, konsistensi tinja cenderung seperti telur yang sudah basi. Tidak terdapat sel darah merah atau darah putih yang terlihat secara jelas dalam tinja. Dehidrasi bisa terjadi dan memperburuk kondisi dengan cepat, terutama pada bayi. Meskipun sebagian besar bayi yang terinfeksi rotavirus mungkin tidak menunjukkan gejala yang jelas.

Biasanya, tanda-tanda awal penyakit tersebut pada balita adalah ketidaknyamanan yang termanifestasi dalam kegelisahan, peningkatan suhu tubuh, penurunan nafsu makan, bahkan hilangnya selera makan, dan kemudian diikuti oleh kejadian diare. Feses menjadi semakin cair dan kadang-kadang mengandung darah atau lendir, dengan warna yang berubah menjadi hijau karena pencampuran empedu. Karena seringnya buang air besar, area sekitar anus dapat menjadi lecet karena efek asam yang dihasilkan oleh pemecahan laktosa yang tidak dapat diserap oleh usus. Akibat kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan, gejala dehidrasi dapat terjadi, termasuk penurunan berat badan yang terlihat seperti cekungan pada bagian atas kepala pada bayi. Tonus dan elastisitas kulit juga menurun, dan membran lendir di mulut dan bibir tampak kering.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3534/infeksi-rotavirus-penyebab-diare-akut-pada-balita

Kesehatan Mental Anak di Era Digital

Penggunaan media sosial semakin meluas seiring waktu berlalu. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun kini familiar dengan platform tersebut. Kehadiran media sosial tampaknya telah menjadi suatu kebutuhan, sehingga rasanya aneh jika sehari pun kita tidak membukanya. Media sosial memberikan banyak manfaat, seperti menyediakan informasi dalam berbagai bidang, menjadi tempat hiburan, serta memfasilitasi komunikasi dan interaksi antar pengguna dari berbagai lokasi. Namun, di sisi lain, media sosial juga berpotensi memberikan dampak negatif, termasuk mempengaruhi kesehatan mental. Banyak yang belum menyadari bahwa media sosial dapat berkontribusi pada gangguan kesehatan mental, terutama bagi generasi muda yang menghabiskan banyak waktu di platform tersebut. Meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin atau usia dalam prevalensi gangguan mental secara umum, terdapat variasi dalam prevalensi beberapa jenis gangguan mental khusus. Namun, hanya sedikit remaja yang mengalami masalah kesehatan mental yang mencari atau menggunakan layanan dukungan atau konseling dalam 12 bulan terakhir, dengan hanya 2.6% yang melakukannya. Hal ini menyoroti pentingnya akses terhadap layanan kesehatan mental, mengingat hanya sebagian kecil dari remaja yang mengalami masalah tersebut yang mendapatkan bantuan. Lebih dari sepertiga pengasuh utama remaja mengidentifikasi petugas sekolah sebagai penyedia layanan yang paling sering dihubungi. Namun, hanya sedikit pengasuh utama yang mengakui bahwa remaja mereka memerlukan bantuan untuk masalah emosional dan perilaku, meskipun sebagian besar remaja dengan masalah kesehatan mental tidak mendapatkan dukungan yang diperlukan. Selama pandemi COVID-19, sebagian kecil remaja melaporkan peningkatan gejala kecemasan, depresi, kesepian, dan kesulitan berkonsentrasi dibandingkan sebelumnya, menunjukkan dampak negatif yang mereka alami selama krisis kesehatan tersebut. Kesehatan mental melibatkan pengetahuan dan tindakan untuk mengembangkan serta maksimalkan potensi, bakat, dan sifat bawaan seseorang, dengan tujuan mencapai kebahagiaan pribadi dan memberikan dampak positif pada orang lain, serta menghindari gangguan mental. Media sosial saat ini menjadi platform utama bagi banyak orang untuk mengekspresikan diri dan memamerkan kegiatan sehari-hari mereka. Namun, ini juga dapat menimbulkan perasaan iri di antara pengguna lainnya. Melihat kehidupan orang lain yang terlihat lebih baik atau lebih menarik di media sosial dapat memicu perasaan tidak puas dengan diri sendiri dan perasaan iri. Jika tidak ditangani, perasaan ini dapat berkembang menjadi gangguan mental seperti depresi. Individu yang mengalami depresi karena perbandingan sosial ini sering kali merasa tertekan karena mereka merasa hidup mereka tidak seberarti yang terlihat di media sosial. Mereka mungkin merasa gagal, tidak berharga, atau terisolasi. Tekanan ini dapat lebih buruk lagi jika mereka mengalami perundungan online atau dilecehkan oleh pengguna lain. Komentar negatif, penghinaan, atau ejekan di media sosial dapat memperburuk kondisi mental mereka. Dalam kasus yang ekstrem, tekanan mental ini dapat menyebabkan seseorang merasa sangat putus asa bahkan hingga mempertimbangkan atau melakukan tindakan bunuh diri. Media sosial, yang seharusnya menjadi alat komunikasi dan hiburan, dapat berubah menjadi sumber tekanan dan penderitaan bagi mereka yang tidak dapat mengelola dampak negatif dari interaksi sosial online.

Strategi untuk Mengatasi Isu Kesehatan Mental Akibat Media Sosial

1. Membatasi waktu penggunaan media sosial dapat mengurangi risiko masalah kesehatan mental bagi individu yang menghabiskan lebih dari 2 jam setiap hari untuk menggunakan situs jejaring sosial. Temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan berlebihan media sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang.

2. Berhubungan dengan orang di sekitar kita penting untuk kesehatan mental kita. Menghabiskan banyak waktu di media sosial bisa membuat seseorang kurang berinteraksi dengan lingkungannya karena nyaman dengan media sosial. Namun, ini dapat merugikan kesehatan mental. Berinteraksi langsung dengan orang lain bisa membantu mengatasi masalah mental dengan cara merasa didengar, dimengerti, dan didukung oleh orang lain dalam menghadapi tantangan tersebut.

3. Melakukan aktivitas yang membutuhkan fokus dan konsentrasi seperti bekerja, belajar, atau mengejar hobi bisa menjadi cara efektif untuk mengatasi dampak negatif penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental. Saat seseorang terlibat dalam kegiatan ini, mereka cenderung mengurangi waktu yang mereka habiskan di media sosial. Melalui kegiatan produktif ini, seseorang juga bisa merasakan pencapaian dan kepuasan pribadi, yang secara keseluruhan dapat meningkatkan mood dan kesejahteraan mental mereka.

4. Mengajukan konsultasi kepada psikolog atau psikiater adalah langkah yang krusial dalam menangani gangguan mental yang timbul akibat penggunaan media sosial. Mereka adalah ahli kesehatan mental yang memiliki pelatihan untuk mendampingi individu dalam menghadapi berbagai tantangan psikologis dan emosional.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3549/kesehatan-mental-anak-di-era-digital

Digital Parenting, Pola Pengasuhan bagi Anak Indonesia yang Berakhlak Mulia, Bahagia, Peduli, Berani, dan Cerdas

Teknologi Informasi dan komunikasi sudah berkembang sedemikian pesatnya, hingga mengubah tatanan dan norma-norma kehidupan manusia.  Di era digital saat ini, internet telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun menggunakannya untuk belajar, bermain, dan berinteraksi dengan teman-teman.  Namun dibalik kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan, sejatinya perkembangan teknologi tidak selalu berdampak positif terhadap kehidupan, bahkan terdapat dampak-dampak negatif khususnya pada anak, seperti: adiksi gadget, lupa waktu, hingga terlibat dalam judi online yang dapat membahayakan jika tidak diawasi dengan baik. 

Perkembangan teknologi digital ternyata memberikan tantangan tersendiri bagi para orang tua dalam menerapkan pola asuh terhadap anak-anaknya.  Membiarkan anak mengakses internet tanpa batasan sudah tentu ada banyak bahaya yang mengintai, sementara melarang mereka menggunakan gedget atau teknologi digital bukan pula merupakan pilihan terbaik.  Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menerapkan konsep digital parenting agar dapat melindungi anak dari bahaya internet tanpa harus menghambat keterampilan teknologi mereka.  Digital parenting merupakan pendekatan orang tua dalam mendidik, membimbing sekaligus melindungi anak-anak dalam penggunaan teknologi digital.

Digital parenting membantu orang tua dalam memberikan asuhan kepada anak mengenai batasan-batasan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam penggunaan perangkat digital, mengarahkan anak untuk memanfaatkan teknologi dengan cara yang positif dan aman.  Dalam upaya tersebut, yang terpenting orang tua harus memiliki pemahaman tentang teknologi informasi, komunikasi, privasi dan keamanan, kebijakan serta etika digital.  Meski demikian, Ayah Bunda tidak perlu terlalu khawatir perihal bagaimana menerapkan metode digital parenting, Anda bisa mencoba menerapkan tips berikut ini:

  1. Ajarkan anak terlebih dahulu bagaimana cara penggunaan, manfaat, dan risiko internet.  Diskusikan dengan mereka tentang bagaimana internet dapat digunakan secara positif dan apa bahaya yang dapat ditimbulkannya.
  2. Pastikan anak menggunakan pengaturan privasi yang tepat di media sosial dan platform online lainnya. Ajari mereka tentang pentingnya menjaga informasi pribadi, bagaimana mengatur privasi di media sosial termasuk penggunaan kata sandi untuk melindungi informasi pribadi mereka dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
  3. Screen Time, berapa jam batas waktu harian yang boleh untuk anak dalam menggunakan gadget.  Pastikan mereka memiliki waktu yang cukup untuk aktivitas fisik, belajar, dan interaksi langsung dengan orang-orang di sekitar mereka.
  4. Awasi jenis konten yang dikonsumsi anak dengan memanfaatkan aplikasi dan fitur kontrol orang tua yang tersedia di perangkat digital untuk memantau aktivitas online mereka dan memblokir konten yang tidak sesuai.
  5. Bangun komunikasi yang terbuka dengan anak agar mereka merasa nyaman untuk berbicara tentang pengalaman online mereka dan melaporkan hal-hal yang membuat mereka merasa tidak nyaman. 
  6. Buat aturan yang jelas tentang penggunaan teknologi digital di rumah, dan pastikan peraturan tersebut berlaku untuk semua orang.  Ini bisa mencakup kapan dan di mana perangkat boleh digunakan, serta konsekuensinya jika aturan tersebut dilanggar.
  7. Ajari anak tentang perilaku yang baik dan etis di dunia digital, termasuk tentang cyberbullying, berbagi informasi, dan bagaimana seharusnya berinteraksi dengan orang lain secara online.

Dengan pola pengasuhan anak digital parenting yang efektif, orang tua dapat membekali anak dengan pengetahuan dan alat yang diperlukan untuk menjelajahi internet dengan aman, sehingga mereka dapat lebih terlindungi dari berbagai ancaman yang ada di dunia maya.  Hal ini sejalan dengan subtema Hari Anak Nasional ke-40 Tahun 2024 yaitu “Anak Cerdas Berinternet Sehat”.

Selamat merayakan Hari Anak Nasional, anak-anak Indonesia tercinta…”Anak Terlindungi, Indonesia Maju”.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3554/digital-parenting-pola-pengasuhanbagi-anak-indonesia-yang-berakhlak-mulia-bahagia-peduli-berani-dan-cerdas

Waspada Anemia Bisa Meningkatkan Resiko Gagal Jantung

Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin. Pada orang sehat butir-butir darah merah mengandung hemoglobin, yaitu sel darah merah yang bertugas untuk membawa oksigen serta zat gizi lain seperti vitamin dan mineral ke otak dan ke jaringan tubuh.

Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia, pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit dimana persentase sel darah merah volume darah total (hematocrit) dan jumlah hemoglobin dapat diketahui. Kadar Hb normal pada laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan. Berdasarkan klasifikasi World Health Organization (WHO), kondisi anemia pada perempuan adalah <12>

Gejala yang dapat ditimbulkan akibat anemia diantaranya adalah sebagai berikut cepat lelah, wajah pucat, kurang bergairah, tidak mampu berkonsentrasi, mengantuk, kurang selera makan, pusing, sesak nafas, mudah kesemutan, rasa mual, jantung berdebar dan warna kulit, serta bagian putih kornea mata tampak kekuningan.

Penyebab seseorang bisa mengalami kondisi anemia dipengaruhi berbagai hal, diantaranya adalah sebagai berikut.

  • Kurang mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin b, asam folat, vitamin c dan unsur-unsur yang di perlukan untuk pembentukan sel darah merah.
  • Darah menstruasi yang berlebihan wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
  • Kehamilan, wanita hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya
  • Penyakit tertentu, penyakit yang menyebabkan pendarahan terus menerus di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia
  • Obat-obatan tertentu, beberapa jenis obat dapat menyebabkan pendarahan lambung (aspirin, anti inflamasi dll) obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil kb, antiarthritis, dll)
  • Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi) ini dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B
  • Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, ginjal, masalah kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dapat menyebabkan penyakit anemia karena mempengaruhi pembentukan sel darah merah
  • Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

Kebiasaan makan yang ideal, yaitu frekuensi makan tiga kali sehari dengan rentang waktu makan yang hampir sama dalam sehari, dan ditambah dua makanan ringan porsi kecil yang menyehatkan.14 Pola konsumsi makanan yang sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak sarapan, dan sama sekali tidak makan siang. Kondisi tersebut, ditambah juga dengan kebiasaan mengkonsumsi minuman yang menghambat absorbsi zat besi akan mempengaruhi kadar hemoglobin.

Beberapa pengobatan yang diterapkan adalah bertujuan untuk meningkatkan nilai hemoglobin sehingga dapat kembali ke nilai normal, dengan tujuan pengobatan tersebut diharapkan dapat menghilangkan gejala yang dialami penderita. Pengobatan juga harus diarahkan untuk mengatasi penyebab anemia, diantara nya adalah sebagai berikut.

  • Tranfusi darah.
  • Kortikosteroid atau obat lain yang menekan system kekebalan tubuh.
  • Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang anda membuat lebih banyak sel darah merah.
  • Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan mineral lainnya

Penyakit jantung adalah suatu kondisi penyakit yang berkaitan dengan gangguan struktur jantung dan atau gangguan fungsi jantung. Berdasarkan periode waktu, penyakit jantung sering dikenal dengan istilah akut dan kronis. Salah satu yang sering menjadi pembahasan penyakit jantung adalah gagal jantung. Gagal jantung secara umum didefinisikan sebagai ketidakmampuan jantung untuk memompa darah beserta nutrientnya, dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan, baik pada saat istirahat maupun selama aktifitas.1 Insidens gagal jantung diperkirakan 1-3 per 1000 penduduk pada usia di atas 25 tahun, dan menjadi 3-13 % pada populasi usia di atas 65 tahun.

Beberapa faktor secara umum yang dapat menyebabkan penyakit gagal jantung diantaranya adalah kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi, kolestrol, kelebihan berat badan hingga stress. Ada tiga faktor lainnya yang tidak bisa dihindari oleh manusia yakni factor keturunan dan latar belakang keluarga, faktor usia dan jenis kelamin yang banyak ditemui pada kasus kegagalan jantung. Selain hipertensi, penyebab gagal jantung adalah kelainan otot jantung, ateriosklerosis dan peradangan pada miokardium. Kemudian, terdapat kondisi tertentu yang dapat meningkatkan resiko penyakit gagal jantung seperti kondisi anemia kronis (anemia yang terjadi pada periode waktu yang lama).

Kondisi Anemia dapat meningkatkan resiko gagal jantung berkaitan dengan konsentrasi Hemoglobin yang merupakan petunjuk penting terhadap distribusi oksigen ke otot selama aktifitas. Pada pasien dengan gagal jantung kemampuan kompensasi fisiologis terhadap penurunan kadar Hb berkurang, sehingga terjadi penurunan kapasitas aerobik sebagai respons terhadap anemia. Beberapa peneliti melaporkan adanya hubungan antara penurunan Hb dengan meningkatnya perburukan kelas fungsional gagal jantung berdasarkan klasifikasi NYHA (New York Heart Association).

Anemia menyebabkan ketidaknormalan fungsi dan struktur jantung. Kurangnya jumlah darah yang mengalir ke pembuluh darah tepi akibat anemia menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan penurunan tekanan darah. Keadaan ini akan mengaktifkan sistem hormonal, menyebabkan penurunan aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus, serta meningkatkan penyerapan air dan garam. Meningkatnya volume cairan ekstrasel akibat retensi cairan menyebabkan hemodilusi dan semakin rendahnya kadar Hb. Volume plasma yang berlebih menyebabkan beban jantung bertambah dan mengakibatkan dilatasi ventrikel. Pada perlangsungan yang lama, terjadi penebalan dinding ventrikel kiri, kematian otot jantung dan gagal jantung yang selanjutnya memperburuk anemia.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3558/waspada-anemia-bisa-meningkatkan-resiko-gagal-jantung

Manfaat Latihan Fisik/Olahraga untuk Pasien Pasca Serangan Jantung

Olahraga merupakan aktivitas yang tidak hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga memiliki dampak positif pada kesejahteraan secara keseluruhan. Dalam rutinitas harian yang serba sibuk, berolahraga dapat menjadi suatu cara yang efektif untuk memelihara kesehatan tubuh dan mental.

Tidak hanya memberikan manfaat fisik, olahraga dapat menjadi kesempatan untuk bersosialisasi dan membangun hubungan. Misalnya, bergabung dalam kelompok olahraga atau komunitas dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk bertemu dengan orang baru dan memperluas lingkaran sosial.

Penting untuk dicatat bahwa olahraga tidak terbatas pada kegiatan yang intens. Olahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau melakukan yoga juga memberikan manfaat yang signifikan bagi kesehatan. Oleh karena itu, setiap orang dapat menemukan jenis olahraga yang sesuai dengan preferensi dan kondisi fisik mereka.

Kebanyakan orang dengan riwayat serangan jantung sering bertanya-tanya apakah aktivitas olahraga masih memungkinkan untuk mereka. Infark miokard adalah salah satu komplikasi yang kerap kali dialami oleh pasien CVD.

Latihan fisik merupakan pergerakan tubuh yang teratur dan terencana yang memiliki tujuan memperbaiki kapasitas fisik. Contoh Latihan fisik meliputi berenang, yoga, aerobic, latihan ketahanan (resistance exercise) dan sebagainya. Latihan fisik pasca serangan jantung memiliki beberapa manfaat antara lain menurunkan angka mortalitas, memperbaiki kualitas hidup, fungsi peredaran darah, fungsi metabolisme, dan menurunkan resiko terkena penyakit kronik.1,2

Latihan fisik membawa manfaat bagi individu yang mengalami masalah jantung setelah mengalami serangan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa memulai latihan sejak fase awal pasca serangan jantung dapat menurunkan angka kematian dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan latihan fisik sama sekali dan akah lebih rendah lagi angka kematiannya jika dia tetap aktif lebih dari satu tahun. Seperti yang telah kita ketahui bahwa sudah banyak studi yang dilakukan mengenai efek olahraga terhadap jantung dan pada sebuah studi melibatkan pria berusia sekitar 60 tahun menunjukkan bahwa rutin berolahraga sepanjang hidup dapat menjaga fungsi jantung dan mungkin mengurangi dampak negatif perubahan pada jantung setelah serangan jantung.1,2

Secara keseluruhan, penelitian menegaskan bahwa latihan fisik dapat meningkatkan sirkulasi darah dan kesehatan jantung pada individu yang menghadapi masalah jantung pasca serangan jantung.

Beberapa tipe latihan fisik yang dapat dilakukan pada pasien dengan riwayat serangan jantung adalah sebagai berikut:1

Aktivitas fisik

Aktivitas fisik merupakan hal yang penting dalam pencegahan penyakit kardiovaskular. Aktivitas fisik yang dimaksud dalam hal ini merupakan bagian dari pekerjaan, perpindahan aktif, maupun aktivitas sehari-hari seperti berjalan selama beberapa menit di taman. Aktivitas fisik yang lebih tinggi pada pasien pasca serangan jantung menunjukkan penurunan angka kematian  dibandingkan dengan pasien dengan aktivitas fisik yang rendah. Aktivitas fisik memiliki peran penting dalam menurunkan angka kematian pasien pasca serangan jantung. Aktivitas fisik sangat disarankan untuk pasien dengan riwayat serangan jantung, khususnya pada pasien lanjut usia yang pada umumnya memiliki aktivitas fisik yang lebih rendah.1

Berenang

Renang, selain menjadi kegiatan rekreasi yang populer, juga merupakan bentuk latihan yang unik dan efektif untuk menjaga serta meningkatkan Kapasitas Fungsional Kardiorespirasi (CRF). Berdasarkan eksperimen pada hewan, ditemukan bahwa latihan renang selama 3 minggu dapat mengurangi kerusakan jantung yang timbul akibat serangan jantung. Hal ini dicapai dengan meningkatkan adaptasi awal biogenesis mitokondria dan memperbaiki metabolisme energi pada otot jantung.1

Yoga

Yoga terbukti bisa mengurangi risiko penyakit jantung selama 10 tahun dan nilai Framingham Risk Score (FRS) dengan signifikan. Ini artinya, risiko terkena penyakit jantung jadi lebih rendah. Pada orang yang pernah mengalami serangan jantung dengan terapi optimal, terjadi perubahan yang jelas di dalam tubuh, di mana sistem saraf yang berperan dalam keseimbangan tubuh beralih menjadi lebih tenang, serta peningkatan variabilitas denyut jantung secara keseluruhan.1

Program rehabilitasi jantung berbasis olahraga adalah program yang dirancang secara komprehensif untuk membantu individu yang telah mengalami serangan jantung. Tujuannya adalah meningkatkan kebugaran jantung-paru, mengurangi risiko sakit dan kematian, serta meningkatkan kualitas hidup dan kemampuan berolahraga.1

Dalam penelitian kohort yang melibatkan 37 pasien dengan usia rata-rata 66 tahun yang mengikuti program rehabilitasi jantung selama 5 minggu setelah serangan jantung, hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kualitas hidup, kemampuan berolahraga, dan modulasi otonom. Studi lain merekomendasikan program latihan fisik rehabilitasi jantung selama 6 minggu, dengan intensitas antara 60-85?ri detak jantung maksimal, berhasil meningkatkan fungsi kardiopulmoner pada pasien dengan kardiomiopati iskemik. Pasien yang mengikuti program berjalan di rumah juga menunjukkan peningkatan yang nyata dalam kapasitas fungsional, dengan daya tahan otot inspirasi dan tekanan inspirasi maksimal yang meningkat dalam rentang 15 hingga 60 hari setelah serangan jantung.1

Dalam melihat manfaat aktivitas fisik dalam pencegahan sekunder pasca serangan jantung, kita tidak hanya menyaksikan dampak positif pada kesehatan fisik, tetapi juga perbaikan nyata dalam kualitas hidup. Aktivitas fisik bukan hanya sekadar rekomendasi medis, tetapi merupakan investasi nyata dalam kesejahteraan jangka panjang.

Edukasi yang tepat kepada pasien tentang pentingnya menjaga tingkat aktivitas fisik setelah serangan jantung menjadi kunci keberhasilan pencegahan sekunder. Pasien perlu memahami bahwa meskipun mungkin sulit pada awalnya, setiap langkah kecil menuju kembali aktif memiliki dampak besar pada pemulihan mereka. Dokter dan tim perawatan kesehatan memiliki peran utama dalam memberikan informasi yang jelas dan mendukung pasien untuk mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Edukasi harus mencakup pemahaman tentang jenis aktivitas fisik yang sesuai, frekuensi yang dianjurkan, dan intensitas yang aman. Pasien perlu menyadari bahwa aktivitas fisik tidak selalu berarti latihan intensif; bahkan aktivitas ringan seperti berjalan kaki dapat memberikan manfaat yang signifikan. Oleh karena itu, mengenali dan menghargai batas individual serta progresif dalam peningkatan intensitas sangat penting.

Dalam menjembatani kesenjangan akses, program-program kesehatan masyarakat yang mendorong gaya hidup sehat dan aktivitas fisik perlu diperkuat. Inisiatif-inisiatif seperti “Gerakan Sehat” atau program “Resep Olahraga” dapat menjadi langkah-langkah positif untuk mendorong masyarakat agar aktif secara fisik.

Penting untuk diingat bahwa pencegahan sekunder pasca serangan jantung bukanlah perjalanan yang harus dijalani sendirian. Melalui kerjasama yang erat antara pasien, tenaga kesehatan, dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi mereka yang telah mengalami serangan jantung untuk mengambil kendali atas kesehatan jantung mereka.

Dengan terus mempromosikan kesadaran dan pendidikan, kita dapat membuka jalan bagi pasien pasca serangan jantung untuk tidak hanya bertahan, tetapi berkembang melalui aktivitas fisik yang terencana dan berkelanjutan. Itulah kunci untuk memastikan bahwa setiap langkah kecil yang diambil oleh setiap individu membawa mereka menuju hidup yang lebih sehat dan lebih bermakna.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3560/manfaat-latihan-fisikolahraga-untuk-pasien-pasca-serangan-jantung

Bahaya Plastik bagi Kesehatan

Sampah di Indonesia memiliki masalah yang belum terselesaikan, seiring dengan pertambahan penduduk, jumlah sampah yang dihasilkan oleh  aktivitas  manusia yang juga meningkat. Komposisi  sampah  yang  dihasilkan  dari  aktivitas  manusia  yaitu  60-70%  sampah organik, sisanya 30-40% sampah anorganik, sedangkan komposisi terbesar kedua dari dari sampah anorganik adalah sampah plastik sebesar 14%. Saat ini kebutuhan hidup manusia sangat bergantung pada plastik, karena bahan plastik ini tampaknya mudah didapat dan harganya yang murah. Kebutuhan plastik yang semakin meningkat setiap hari  juga  berdampak buruk bagi lingkungan dan  kesehatan.  Plastik  merupakan  salah  satu bahan yang sering digunakan masyarakat untuk berbagai  hal,  seperti  untuk membawa barang. Meski plastik  sering digunakan, tampaknya sudah menjadi kebutuhan yang harus tersedia di masyarakat. Faktanya, plastik mempunyai dampak buruk bagi lingkungan kita ketika  tidak  lagi digunakan. Selain itu plastik berdampak buruk untuk lingkungan sekitar, karena sifat plastik sulit terurai di tanah meskipun sudah terkubur selama bertahun-tahun. Plastik dapat terurai oleh tanah jika sudah terkubur  dalam waktu 200 tahun hingga dapat mengurai dengan sempurna. Dengan demikian pemakaian plastic baik plastic yang masih baru maupun sampah plastik haruslah menurut persyaratan tidak berbahaya terhadap kesehatan dan lingkungan.

Pencemaran Akibat Sampah Plastik

Satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan tahun bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah plastik tersebut benar-benar terurai. Pembuangan sampah plastik yang sembarangan akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan aliran sungai tersumbat yang menyebabkan banjir.

1.   Tercemarnya air tanah dan tanah. Kantong plastik akan mengganggu penyerapan air ke dalam tanah.

2.   Menurunkan kesuburan tanah. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk kedalam tanah akan membunuh hewan pengurai didalam tanah seperti cacing.

3.   Hewan-hewan dapat terjerat dalam sampah plastik

Dampak plastik bagi kesehatan

Plastik tampaknya adalah barang biasa yang memang banyak memberikan keuntungan dan bantuan pada kita. Namun bahayanya bila sampai terurai, partikel plastik bisa berbahaya bagi kesehatan, bahkan menyebabkan kanker. Ini dikarenakan di udara, plastik mengalami penguraian sebagai dioksin. Apabila penguraian sebagai dioksin tersebut sampai dihirup oleh manusia, bahayanya tak hanya sekadar kanker. Bagian sistem saraf kita pun mampu terserang sehingga terjadi kerusakan di sana. Gangguan sistem saraf ini pun biasanya bakal berimbas juga pada kinerja organ-organ dalam kita yang lain. Ini biasanya dikarenakan pembakaran plastik tidak berjalan sempurna. Depresi biasanya berawal dari kondisi stres yang sudah menjadi parah. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh masalah internal maupun eksternal di mana depresi kemudian berujung gangguang jiwa dan mental. Hanya saja, potensi depresi ini dapat disebabkan oleh paparan senyawa berbahaya dari plastik yang saat proses pembakaran tak sempurna. Berbagai masalah kesehatan dapat dipicu oleh penggunaan dan bahkan pembakaran kantong plastik. Perlu kita ketahui bersama bahwa kantong  plastik, khususnya yang datang dengan warna hitam itu rata-rata adalah produk daur ulang. Maka bila makanan panas yang langsung ditaruh di sana akan lebih berisiko memengaruhi organ dalam kita, tak terkecuali bagian hati. Gangguan reproduksi adalah salah satu ancaman terbesar akan kantong plastik. Ini disebabkan oleh adanya bahan kimia tambahan yang beragam ada di dalam  kantong  plastik.   Sisa monomer yang tidak bereaksi terhadap plastikpun juga menyebabkan gangguan kesehatan satu  ini. Masih  dengan  alasan  yang sama,  bahan  kimia berbahaya di dalam kantong plastik cukup tak terduga. Salah satu senyawa yang ada di dalam plastik penyebab  gangguan kesehatan  seperti  kanker  dan  radang  paru-paru adalah PET atau sebutan lainnya adalah Polyetylene Terephthalate. Ada zat karsinogenik yang bakal keluar dari penggunaan botol atau kantong plastik, terutama saat terkena paparan panas.

Upaya Penanggulangan Plastik

Upaya yang dilakukan untuk penanggulangan limbah plastik yaitu :

1.    Mengurangi penggunaan plastik dapat menggantinnya dengan kantong ramah lingkungan yang dapat digunakan berkali kali.

2.    Penggunaan kembali atau daur ulang, sampah plastik dapat dijadikan kerajinan yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai guna yang lebih tinggi.

3.    Menghindari buang sampah dilingkungan.

4.    Mengurangi penggunaan barang-barang yang berbahan plastik.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3233/bahaya-plastik-bagi-kesehatan

Mengenal Komplikasi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar Pankreas. Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproses secara sempurna, sehingga kadar glukosa di dalam tubuh akan meningkat. Gula yang meliputi Polisakarida, Oligosakarida, Disakarida, dan Monosakarida merupakan sumber tenaga yang menunjang keseluruhan aktivitas manusia. Seluruh gula ini akan diproses menjadi tenaga oleh hormon Insulin. Karenanya, pasien Diabetes Melitus biasanya mengalami lesu, kurang tenaga, sering merasa haus, sering buang air kecil, dan penglihatan kabur. Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik Hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada Diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang dan kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung, dan pembuluh darah. Diabetes Melitus sering disebut The Great Imitatoc, sebab penyakit ini dapat menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.

Penyebab

1.   Kurangnya aktivitas fisik.

2.   Asupan gula yang terlalu tinggi.

3.   Terganggunya respons tubuh terhadap Insulin.

4.   Berkurangnya produksi insulin oleh Pankreas.

5.   Kinerja Insulin terhambat akibat adanya hormon lain.

Gejala

1.   Sering merasa lelah padahal tidak melakukan aktivitas fisik.

2.   Sering merasa haus padahal sudah minum cukup air.

3.   Berat badan turun tanpa ada sebab yang jelas.

4.   Sering merasa lapar.

5.   Luka sulit sembuh.

6.   Pandangan kabur

7.   Sering buang air kecil.

8.   Sering mengalami infeksi, termasuk pada kulit dan gusi.

Komplikasi Diabetes Melitus

Penatalaksanaan Diabetes Melitus yang kurang optimal akan menimbulkan komplikasi.

1.   Komplikasi Mikrovaskular

Kerusakan mata (Retinopati Diabetik). Pasien Diabetes Melitus sebagian besar akan memperburuk penyakit mata dan akan menyebabkan kebutaan. Kadar glukosa darah yang tinggi, kolestrol tinggi, dan tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama Retinopati. Kerusakan pada pembuluh darah mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan akibat kerusakan retina mata. Tanda perubahan retina paling dini adalah permeabilitas kapiler mata yang menyebabkan terjadinya penurunan kapiler retina mata yang diikuti oleh pendarahan berbentuk titik dan noda-noda berbentuk perahu mendadak meningkat akibat pendarahan pre retina.

Kerusakan saraf Retinopati Diabetik, merupakan salah satu komplikasi kronis yang paling sering ditemukan pada pasien Diabetes Melitus. Faktor risiko Neuropati Diabetik adalah usia, jenis kelamin dan durasi lama mengalami. Dampak dari penderita Diabetes Melitus dengan komplikasi ini antara lain infeksi berulang, Ulkus yang tidak sembuh-sembuh dan amputasi jari / kaki. Kondisi ini yang menyebabkan bertambahnya angka kesakitan dan kematian dan akan berakibat pada meningkatnya biaya pengobatan pasien Diabetes Melitus dengan Neuropati.

Kerusakan ginjal Neuropati Diabetik, atau penyakit ginjal Diabetik merupakan salah satu komplikasi kronik Diabetes Melitus yang dapat dideteksi dini. Komplikasi ini ditandai dengan adanya mikroalbuminuria kemudian berkembang menjadi proteinuria secara klinis lalu berlanjut dengan penurunan fungsi laju filtrasi Glomerular dan berakhir dengan keadaan gagal ginjal. Nefropati diabetim disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah kecil di ginjal menjadi kurang efisien atau bahkan rusak dan menjadi gagal ginjal.

2.   Komplikasi Makrovaskular

Penyakit Jantung Koroner atau PJK, merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang merupakan salah satu penyulit makrovaskular pada penderita Diabetes Melitus. Penyulit makrovaskular ini bermanifestasi sebagai Aterosklerosis dini yang dapat mengenai organ-organ vital (jantung dan otak). Diabetes Melitus merusak dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan penumpukan lemak di dinding yang rusak dan menyempitkan pembuluh darah. Jika pembuluh darah koroner menyempit, otot jantung akan kekurangan oksigen dan makanan akibat dari suplai darah yang kurang. Penyempitan pembuluh darah juga dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat sehingga mengakibatkan kematian mendadak.

Hipertensi, penderita Diabetes Melitus cenderung terkena Hipertensi dua kali lipat dibanding orang yang tidak menderita Diabetes Melitus. Hipertensi dapat merusak pembuluh darah dan dapat memicu terjadinya serangan jantung, Retinopati, kerusakan ginjal dan Stroke. Faktor yang mengakibatkan Hipertensi pada penderita Diabetes Melitus yaitu nefropati, obesitas, dan pengapuran atau penebalan dinding pembuluh darah.

Ulkus Diabetik, merupakan salah satu komplikasi yang paling ditakuti karena sering berakhir dengan kecacatan atau kematian. Komplikasi ini diawali dengan adanya Hiperglikemia pada pasien Diabetes Melitus yang menyebabkan terjadinya perubahan pada kulit dan otot kemudian terjadi perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya mempermudah terjadinya Ulkus. Kerentanan infeksi menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang luas.

Gangguan pada paru, hal ini terjadi karena hiperglikemia dimana kadar gula darah tinggi. Kemampuan sel untuk fagosit menurun. Infeksi yang biasa terjadi pada pasien Diabetes Melitus adalah infeksi paru, sakit paru akan menaikkan glukosa darah.

Stroke, Aterosklerosis Serebri merupakan penyebab mortalitas / kematian kedua tersering pada pasien DiabetesDiabetes Melitus merupakan faktor resiko terjadinya Stroke yang cukup sering. Resiko Stroke Iskemik pada penderita Diabetes Melitus sebesar dua kali sampai enam kali dibandingkan dengan pasien non diabetes. Diabetes Melitus dapat menjadi salah satu faktor resiko penyakit Stroke karena semakin tinggi kadar gula darah seseorang, semakin mudah pula terserang penyakit Stroke.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3230/mengenal-komplikasi-diabetes-melitus

1 8 9 10 11 12 22

Search

+