Apa Sebenarnya Pola Makan Sehat?

Dalam kehidupan modern saat ini, banyak cara ditempuh individu untuk menjaga kesehatan tubuh. Sesuai saran ahli gizi, berbagai macam menu makanan diolah, disajikan, dan dikonsumsi untuk mencapai kesehatan optimal. Seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan pemeliharaan kesehatan, variasi kuliner mudah dijumpai, baik yang disajikan tayangan televisi, maupun dimuat di media cetak. Semuanya terlihat begitu menggugah selera, dan lezat. Dari menu tradisional, modern, bahkan sajian kreatif yang membuat orang sering tergoda untuk menikmatinya. Hal itu tidak salah selama orang dapat mengontrol asupan makanannya. Apabila terjadi sebaliknya, di mana orang makan melebihi kebutuhan tubuhnya, menurut hasil penelitian, “berisiko pada timbulnya penyakit, seperti jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, arthritis, batu empedu, dan penyakit lainnya”.

Terdapat berbagai macam pola makan yang dikenalkan ahli gizi dan dianut masyarakat, sebagai salah satu bentuk dari gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat pada intinya “mengerjakan secara konsisten pola makan sehat dan berolah raga dengan cukup”. Pola makan sehat adalah makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Bagi individu yang lebih banyak bekerja di belakang meja, misalnya, “kemungkinan hanya membutuhkan makanan yang mengandung 1.700 – 1.900 kalori, dan untuk memenuhi kebutuhan ini, makanan yang dikonsumsi di antaranya mengandung karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral”.

Untuk pola makan, beberapa program atau pedoman yang diperkenalkan ahli nutrisi mungkin berbeda prinsip dan tujuannya. Salah satunya, kombinasi makanan serasi yang dikenal food combining, yaitu “pola makan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah fungsi tubuh manusia. Tujuannya untuk memudahkan kerja pencernaan dan pemanfaatan energi sehingga lebih efisien.

Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola makan yaitu :

1.      Budaya

2.      Agama / Kepercayaan

3.      Status Sosial Ekonomi

4.      Personal Preference

5.      Rasa lapar, nafsu makan dan rasa kenyang

6.      Kesehatan 

Manfaat Pola Hidup Sehat

1.      Setiap individu maupun rumah tangga meningkatkan kesehatan serta tidak mudah sakit.

2.      Anak tumbuh sehat dan cerdas.

3.      Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat. Karena biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk kepentingan yang lain.

Tidak jarang sekarang ini, banyak penyakit yang datang menyerang diusia yang masih produktif   pencernaan, kolesterol, diabetes, ataupun obesitas. Semua disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, utamanya dari pola makan yang tidak teratur. Disiplin terhadap pola makan adalah salah satu cara agar bisa mendapatkan hidup sehat yang jauh dari penyakit.

Sumber

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id)

Pencegahan Kanker Payudara

Mengingat adanya  kecenderungan  peningkatan  jumlah  penderita  kanker,  maka  perlu dilakukan upaya untuk pencegahannya. Kemenkes RI telah melaksanakan program deteksi dini kanker  payudara  yang  dikenal  dengan  metode  SADARI  (Pemeriksaan  Payudara  Sendiri). SADARI yaitu pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mengetahui adanya benjolan atau kelainan payudara lainnya.

Tujuan utama SADARI adalah menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik, namun sebagian besar wanita mempunyai kesadaran yang sangat rendah untuk melakukan SADARI. Penderita kanker payudara telah banyak ditemukan pada usia muda bahkan tidak sedikit remaja  putri  usia  empat  belas  tahun  menderita  tumor  di  payudaranya  dimana  tumor  dapat berpotensi  menjadi kanker bila tidak terdeteksi lebih awal.

Faktor RIsiko Penyebab Kanker Payudara

Faktor risiko penyebab kanker payudara terbagi menjadi 2 (dua) yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu gender, genetik, atau keturunan, usia, dan pengaruh hormon. Sedangkan faktor risiko yang masih dapat diubah yaitu berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti obesitas, diet, atau konsumsi makanan yang kurang baik untuk kesehatan, mengkonsumsi alkohol, merokok, pengunaan kontrasepsi oral, dan stres.

Dampak Kanker Payudara

Dampak dari kanker payudara apabila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan gangguan fisik yaitu perubahan bentuk tubuh, serta gangguan psikologis atau kejiwaan dan mental penderita kanker payudara. Salah satu penyebab penyakit ini menjadi mematikan adalah kurangnya kesadaran pasien untuk melakukan pemeriksaan dini, baik dari diri sendiri maupun dengan tenaga medis, biasanya gejala-gejala awal pada penyakit ini tidak disadari oleh pasien sehingga pasien menyadari bahwa dirinya sudah mengidap kanker stadium lanjut.

Pencegahan Kanker Payudara

Pencegahan kanker payudara dibagi menjadi pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan primer merupakan usaha agar tidak terkena kanker payudara, berupa mengurangi atau meniadakan faktor yang diduga berkaitan erat dengan peningkatan insiden kanker payudara, sedangkan pencegahan sekunder merupakan kegiatan melakukan skrining kanker payudara. Skrining kanker payudara adalah pemeriksaan atau usaha untuk mendeteksi abnormalitas / ketidaknormalan yang mengarah pada kanker payudara pada seseorang yang tidak mempunyai keluhan, skrining atau deteksi dini ini bisa di lakukan dengan tindakan : Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), Periksa Payudara Klinis (SADANIS), dan mammografi skrining. Pencegahan primer dan sekunder yang dilakukan dengan baik dapat mengurangi tingkat risiko terkena kanker payudara dan dapat mencegah keparahan stadium lanjut pada kanker payudara, berbeda dengan pencegahan kanker payudara yang tidak dilakukan dapat menyebabkan gangguan fisiologis, psikologis, serta menurunkan kekebalan di dalam tubuh yang menyebabkan kematian.

Sumber

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id)

Manfaat Jalan Kaki untuk Menurunkan Hipertensi

Tekanan darah sangat bervariasi tergantung pada keadaan. Tekanan darah akan meningkat ketika terjadi peningkatan aktifitas fisik, stres, dan emosi.  Salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan energi. Hipertensi merupakan penyakit yang dapat diminimalisasikan tingkat kekambuhannya, hal tersebut dapat dilakukan dengan tetap menjaga gaya hidup berupa asupan makanan yang seimbang serta aktivitas fisik yang cukup.

Pada lansia penderita hipertensi diperlukan pengukuran tekanan darah yang rutin agar tekanan darahnya dapat terpantau dengan baik. Hipertensi dapat dicegah dengan menghindari faktor penyebab terjadinya hipertensi yaitu pengaturan pola makan, gaya hidup yang benar, menghindari kopi, merokok dan alkohol, mengurangi konsumsi garam yang berlebihan dan aktivitas yang cukup seperti olahraga yang teratur. Aktivitas olahraga berpengaruh terhadap tingkat kebugaran seseorang seperti jalan kaki. Apabila jalan kaki dilakukan secara terprogram dan terstruktur, maka dapat memberikan dampak yang baik terhadap kebugaran dan kesehatan. Jalan kaki membantu menurunkan tekanan darah systole dan diastole penderita hipertensi, intensitas jalan kaki yang dianjurkan adalah 30 menit.

Manfaat Jalan Kaki

Aktivitas jalan kaki dapat memberikan manfaat yang cukup banyak seperti meningkatkan kerja otot-otot dan peredaran darah, meningkatkan elastisitas pembuluh darah, darah yang dipompa oleh jantung akan lebih banyak karena kerja jantung menjadi lebih efisien, membantu menurunkan kadar lemak dalam darah, mengurangi terjadinya penggumpalan darah, meningkatkan ketahanan terhadap stres, membantu menurunkan kadar gula darah, mengurangi kegemukan dan tekanan darah tinggi.

Latihan jalan kaki sebaiknya dilakukan secara teratur oleh penderita hipertensi. Latihan jalan kaki yang dilakukan selama 30 menit, dalam jangka waktu 6 minggu dengan frekuensi 3x/minggu memang belum dapat menurunkan tekanan darah sampai tingkat tekanan darah normal. Tetapi pada penelitian ini, latihan jalan kaki selama 30 menit cukup efektif dalam menurunkan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Meskipun banyak faktor yang akan berpengaruh terhadap kestabilan tekanan darah, namun aktivitas jalan kaki minimal 30 menit bisa dijadikan alternative intervensi dalam membantu menstabilkan tekanan darah. Akan tetapi intervensi tersebut perlu dibarengi dengan mengontrol faktor hipertensi lain seperti pola makan pasien, kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, konsumsi alkohol, obesitas, stres, dan lain sebagainya.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3107/manfaat-jalan-kaki-untuk-menurunkan-hipertensi

Tahukah Kamu Pencegahan TBC Dapat Dimulai Dari Diri Sendiri?

Saat ini Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi yang disebabkan oleh mikroorganisme penyebab infeksi yakni bakteri, dan menjadi salah satu dari 10 masalah kesehatan yang menyerang semua siklus hidup manusia mulai dari bayi dan balita, anak-anak, remaja, usia produktif, dan lansia. Terdapat 10 negara penyumbang dua sepertiga dari total kasus TBC, seperti India (27,9%), Indonesia (9,2%), China (7,4%), Philippines (7,0%), Pakistan (5,8%), Nigeria (4,4%), Bangladesh (3,6%), Democratic Republic of the Chongo (2,9%), South Africa (2,9%), dan Myanmar (1,8%). Perkiraan jumlah kasus TBC di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 969.000 atau 354 per 100.000 penduduk, dengan kasus TBC-HIV sebesar 22.000 kasus per tahun atau 8,1 per 100.000 penduduk.

Bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menjadi penyebab Tuberkulosis dapat menyebar ketika pasien TBC paru BTA positif batuk atau bersin. Bakteri akan menyebar melalui percikan dahak di udara atau droplet dahak pasien. Apabila seseorang dinyatakan telah terinfeksi TBC, maka perlu diobati dengan mengonsumsi obat secara teratur dalam kurun waktu 6 bulan.

Lalu, bagaimana caranya agar kita sebagai orang yang sehat dapat terhindar dari penyakit Tuberkulosis (TBC)?

Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Untuk Pencegahan TBC

TBC dapat dicegah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, seperti mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, olahraga secara rutin, memastikan rumah mendapat sinar matahari dan udara segar yang cukup dengan membuka pintu dan jendela setiap pagi agar sirkulasi udara terjaga dengan baik, menggunakan masker saat menjumpai orang dengan gejala TBC, serta menerapkan etika batuk yang benar.

Penyebab Kejadian TBC

Terdapat beberapa penyebab munculnya TBC pada orang yang sehat, meliputi pengetahuan, umur, perilaku merokok, dan kepadatan hunian.

  1. PengetahuanPengetahuan berperan sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, karena perilaku yang baik dapat terbentuk dari pengetahuan yang baik pula. Seseorang dengan pengetahuan yang kurang baik dan kurangnya informasi kesehatan penyakit TBC akan rentan terkena penyakit ini.
  2. UmurFaktor umur menjadi salah satu penyebab TBC, karena semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin menurun pula sistem kekebalan tubuhnya. Hal ini dapat terjadi karena derajat penularan TBC bergantung dari jumlah bakteri tuberculosis dalam dahak seseorang.
  3. Perilaku MerokokAsap rokok sangat berbahaya karena 5 kali lebih banyak mengandung karbon monoksida (CO) dan 4 kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin, sehingga apabila asap ini dihirup oleh perokok pasif maka racun dapat masuk ke paru-paru dan mempengaruhi respons kekebalan tubuh dan tubuh menjadi rentan terinfeksi bakteri tuberculosis.
  4. Kepadatan HunianKepadatan hunian menjadi salah satu penyebab TBC karena hunian yang padat atau jumlah penghuni yang tidak seimbang dengan luas bangunan, dapat mempermudah penularan bakteri Mycobacterium tuberculosis jika terdapat penderita TBC di tempat dengan kepadatan hunian yang tinggi. Selain itu karena populasi yang padat maka akan tercipta interaksi yang lebih dengan orang lain, sehingga dapat mempercepat bakteri tuberculosis menular melalui udara.

Berdasarkan beberapa penyebab tersebut, apabila terdapat individu yang merasa rentan terhadap bahaya kejadian TBC, diharapkan Ia dapat berupaya untuk mencegah penularan TBC dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, serta mengendalikan diri dengan berhenti merokok. Individu dengan persepsi kerentanan yang tinggi akan TBC, biasanya akan timbul persepsi keparahan berupa keyakinan akan TBC yang dapat mengancam jiwanya hingga berdampak pada kematian, sehingga individu tersebut akan berupaya melakukan segala macam pencegahan agar tidak tertular TBC. Seperti yang kita tahu, Tuberkulosis (TBC) menjadi salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia, dengan perkiraan jumlah kematian penduduk Indonesia yang dikarenakan TBC mencapai 144.000 kasus atau setara 52 per 100.000 penduduk. Berdasarkan fakta tersebut, biasanya akan timbul persepsi keparahan pada individu.

Setelah individu melakukan tindakan untuk menghindari kejadian TBC salah satunya dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, maka individu tersebut telah percaya bahwa perilaku yang dilakukan bermanfaat baik untuk dirinya, sehingga Ia akan cenderung berperilaku sehat. Namun, pasti ada hambatan yang dirasakan untuk terus melakukan tindakan tersebut, misalnya biaya yang mahal, merepotkan, dan tidak enak. Dalam hal ini, perlu adanya peran serta dari tenaga kesehatan dengan memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat sehingga dapat mengurangi persepsi hambatan individu dalam mengambil tindakan.

Informasi lebih lanjut terkait penyakit TBC, dapat menghubungi Chatbot TBC Indonesia melalui:

Website TBC Indonesiatbindonesia.or.id

WhatsApp Tibi Chatbot TBC Indonesia: +62 896-6786-2021

Yuk bersama atasi permasalahan TBC dimulai dari diri sendiri! Permasalahan TBC dapat terselesaikan apabila kamu berhasil melakukan pencegahan kejadian TBC.

“Yuk bersama atasi permasalahan TBC dimulai dari diri sendiri!”

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/tahukah-kamu-pencegahan-tbc-dapat-dimulai-dari-diri-sendiri

Imunisasi: “Perisai Ajaib” yang Bikin Hidupmu Tak Lagi Meredup

Dalam dunia kesehatan modern, imunisasi adalah salah satu terobosan paling signifikan yang telah menyelamatkan jutaan nyawa. Sebagai benteng pertahanan terhadap berbagai penyakit menular, imunisasi telah membawa revolusi dalam cara kita melindungi diri dan orang-orang yang kita cintai dari ancaman penyakit. Topik ini memang sudah sering dibahas, namun pentingnya imunisasi dalam menjaga kesehatan global tidak pernah berkurang. Melalui opini ini, saya akan menggali lebih dalam manfaat imunisasi dan bagaimana ia telah menjadi salah satu alat kesehatan masyarakat yang paling kuat.

Imunisasi adalah proses di mana seseorang menjadi kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, biasanya dengan cara pemberian vaksin. Vaksin berfungsi dengan menstimulasi sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan penyakit tersebut tanpa membuat orang tersebut sakit. Dengan kata lain, imunisasi merupakan simulasi kecil yang mempersiapkan tubuh untuk menghadapi serangan penyakit sebenarnya.

Manfaat utama imunisasi adalah pencegahan penyakit. Penyakit seperti campak, polio, dan difteri, yang dulunya merupakan ancaman besar bagi kesehatan manusia, kini dapat dicegah dengan vaksinasi. Ini bukan hanya mengurangi angka kesakitan dan kematian tetapi juga mengurangi beban pada sistem kesehatan. Dengan mengurangi jumlah kasus penyakit menular, imunisasi juga membantu dalam mengendalikan penyebaran penyakit tersebut di masyarakat.

Salah satu konsep penting dalam imunisasi adalah herd immunity atau kekebalan kelompok. Ini terjadi ketika sebagian besar suatu populasi telah diimunisasi, sehingga mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit. Kekebalan kelompok ini sangat penting karena melindungi mereka yang tidak bisa diimunisasi, seperti bayi yang terlalu muda, orang-orang dengan alergi tertentu, atau mereka dengan sistem kekebalan yang lemah.

Selain melindungi individu dan masyarakat, imunisasi juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan, karena penyakit yang dicegah dengan vaksinasi seringkali membutuhkan perawatan medis yang mahal. Dengan mencegah penyakit ini, imunisasi membantu menghemat biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan produktivitas ekonomi. Individu yang sehat dapat berkontribusi lebih banyak dalam masyarakat dan ekonomi.

Imunisasi juga berperan penting dalam respons terhadap pandemi. Seperti yang kita lihat saat pandemi COVID-19, pengembangan dan distribusi vaksin telah menjadi salah satu strategi utama dalam mengendalikan penyebaran virus. Vaksinasi telah membantu dalam mengurangi jumlah kasus serius dan kematian, memungkinkan sistem kesehatan untuk tidak terbebani dan ekonomi untuk mulai pulih.

Namun, tantangan dalam implementasi imunisasi tidak bisa diabaikan. Misinformasi dan keraguan tentang vaksin telah menyebabkan penurunan tingkat vaksinasi di beberapa daerah, yang dapat membahayakan kekebalan kelompok. Pendidikan dan advokasi yang efektif sangat diperlukan untuk memerangi informasi yang salah dan memperkuat kepercayaan publik terhadap imunisasi.

Selain itu, akses ke vaksinasi masih menjadi masalah di banyak bagian dunia. Masalah logistik, biaya, dan kurangnya infrastruktur kesehatan sering kali menjadi penghalang dalam menyediakan imunisasi yang merata. Usaha global untuk meningkatkan akses ke vaksinasi, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, adalah kunci dalam memastikan kesehatan global yang lebih baik.

Dalam konteks Indonesia, program imunisasi nasional telah membuat kemajuan yang signifikan dalam mengendalikan penyakit menular. Namun, masih ada ruang untuk peningkatan, terutama dalam hal jangkauan dan kualitas layanan imunisasi. Kerjasama antara pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat adalah penting untuk mencapai cakupan imunisasi yang lebih luas dan efektif.

Imunisasi adalah alat kesehatan masyarakat yang sangat efektif dan penting. Manfaatnya dalam mencegah penyakit, mengurangi beban kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup tidak dapat diabaikan. Melalui edukasi, peningkatan akses, dan kerjasama global, kita dapat terus memanfaatkan kekuatan imunisasi untuk menciptakan dunia yang lebih sehat dan lebih aman untuk semua lapisan masyarakat.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/imunisasi-perisai-ajaib-yang-bikin-hidupmu-tak-lagi-meredup

Kenali Dan Kendalikan Hipertensi, Sebelum Hipertensi Mengendalikan Kita

Beredar mitos di masyarakat bahwa hipertensi hanya dapat terjadi pada usia tua. Sebenarnya informasi tersebut tidak benar. Semakin tua usia seseorang, risiko terjadinya hipertensi memang semakin tinggi, tetapi tidak menutup kemungkinan hipertensi juga terjadi pada usia muda. 

Sebetulnya, apa itu hipertensi? Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada 2 kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Dalam bahasa awam, hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi atau tensi tinggi. Selain faktor keturunan, hipertensi primer dapat disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat atau kondisi kesehatan tertentu (diabetes, obesitas).

“Saya tidak ada keluhan apa-apa dok, tapi kok tekanan darah saya tinggi?” Begitulah Healthies, sebagian besar kasus hipertensi memang tidak bergejala. Namun, tidak bergejala bukan berarti tidak berbahaya. Hipertensi lama-kelamaan dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi, di antaranya strokepenyakit jantung, penyakit ginjal, gangguan penglihatan, dan lain sebagainya. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memeriksakan tekanan darah secara rutin, karena hanya dengan pengukuran sajalah kita bisa mengetahui tekanan darah kita normal atau sudah tergolong hipertensi. Pemeriksaan rutin direkomendasikan bagi semua orang berusia lebih dari 18 tahun, sementara bagi usia lebih dari 50 tahun, pengukuran harus lebih sering.

Pengukuran menggunakan tensimeter, dalam posisi duduk nyaman, kaki menapak di lantai dan tidak menyilang, lengan yang akan diukur diletakkan setinggi dada. Tidak konsumsi kafein, merokok, atau berolahraga minimal 30 menit sebelum pengukuran. Sebelum pengukuran, minimal sudah duduk sekitar 5 menit dan pasien dalam kondisi tenang, sudah mengosongkan kandung kemih (sudah buang air kecil), dan tidak berbicara saat pengukuran berlangsung. Pakaian tidak ketat dan pemasangan manset tensimeter harus pas.

“Tekanan darah saya 160/100 mmHg. Tapi saya tidak pernah berobat karena saya dengar hipertensi tidak bisa sembuh.” Hipertensi memang merupakan penyakit kronis, atau penyakit menahun, yang umumnya tidak bisa sembuh total. Namun demikian, hipertensi harus kita kendalikan supaya tidak terjadi komplikasi di tubuh kita. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan oleh pengidap hipertensi:

  • Kurangi asupan garam. Tidak hanya garam meja, tetapi juga makanan-makanan yang kandungan garamnya tinggi, seperti makanan cepat saji (burger, pizza), makanan berpengawet, keju, mentega, dan makanan kemasan (kerupuk, keripik).
  • Perbaiki pola makan. Kurangi makanan tinggi lemak, termasuk makanan yang digoreng. Perbanyak asupan serat seperti sayur dan buah-buahan.
  • Tingkatkan aktivitas fisik, rajin berolahraga
  • Tidur cukup, hindari stress berlebihan
  • Turunkan berat badan yang berlebih
  • Konsumsi obat-obatan secara rutin atas petunjuk dokter. Bila tekanan darah sudah turun, obat antihipertensi tetap diteruskan seumur hidup, kecuali bila dokter yang menghentikan. Obat-obatan antihipertensi tidak mengakibatkan gangguan ginjal. Gangguan ginjal justru terjadi akibat hipertensi yang tidak terkendali.
  • Stop merokok dan stop minum alkohol
  • Meskipun sudah minum obat antihipertensi, pola hidup sehat harus tetap dijaga.
  • Kontrol ke dokter secara berkala untuk memantau tekanan darah dan memantau komplikasi penyakit. Setiap kontrol ke dokter, tekanan darah akan diperiksa, apakah sudah terkendali atau belum. Tanyakan pada dokter Anda apakah tekanan darah Anda sudah terkendali. Bila tekanan darah belum terkendali, dokter dapat menyarankan untuk menambah jenis atau dosis obat-obatan.
  • Pemeriksaan tekanan darah secara mandiri di rumah (home blood pressure monitoring) juga sebaiknya dilaksanakan, karena terkadang tekanan darah di klinik tidak sama dengan variasi tekanan darah harian di rumah. Hal ini juga dapat membantu mengoptimalkan cara-cara konsumsi obat antihipertensi.

Hipertensi seringkali tidak dikenali karena tidak bergejala, tetapi tetap berbahaya karena dapat mengakibatkan berbagai komplikasi. Pengukuran tekanan darah secara berkala adalah cara untuk mendeteksi hipertensi. Segera kendalikan hipertensi bila kita sudah mengenalinya, supaya tidak terjadi berbagai macam komplikasi dan kita dapat menjalani hidup kita dengan kualitas yang baik.

Segera kendalikan hipertensi, sebelum hipertensi mengendalikan kita.

“Hipertensi memang merupakan penyakit kronis, atau penyakit menahun, yang umumnya tidak bisa sembuh total. Namun demikian, hipertensi harus kita kendalikan supaya tidak terjadi komplikasi di tubuh kita”

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/kenali-dan-kendalikan-hipertensi-sebelum-hipertensi-mengendalikan-kita

Kaitan Antara Disfungsi Ereksi dan Kesehatan Mental

Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi adalah masalah umum yang mempengaruhi banyak pria di seluruh dunia. DE sering disalahkan pada masalah fisik seperti sirkulasi yang buruk atau ketidakseimbangan kimiawi, namun efeknya pada kesehatan mental sering dilupakan. Tulisan ini mencoba menjelaskan dengan istilah yang mudah dipahami bagaimana disfungsi ereksi dan kesehatan mental saling terkait. Dengan mengetahui hubungan ini, kita dapat lebih memahami bagaimana kesehatan seksual memengaruhi seluruh orang dan betapa pentingnya menangani kesehatan mental untuk menyingkirkan disfungsi ereksi.

Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi cukup lama untuk memperoleh hubungan seksual yang memuaskan. Banyak orang mengira itu hanya masalah fisik, namun faktanya kesehatan mental sangatlah besar dampaknya terhadap disfungsi ereksi. Ketika kita terangsang secara seksual, otak kita mengirimkan bahan kimia yang memberitahu pembuluh darah di penis untuk dilatasi dan membiarkan lebih banyak darah mengalir. Ini menyebabkan ereksi. Jadi, setiap masalah dengan kesehatan mental dapat mempersulit proses ini, yang dapat menyebabkan atau memperburuk impotensi atau disfungsi ereksi.

Stres, kekhawatiran, depresi, dan percaya diri rendah adalah semua masalah kesehatan mental yang dapat sangat memengaruhi kinerja seksual. Pikiran dan fisik tubuh sangat berhubungan, dan saat kita memiliki gangguan mental tersebut, manifestasi fisik dapat muncul keluar. Kekhawatiran kronis, misalnya, menyebabkan pelepasan hormon yang mempersempit pembuluh darah dan menghentikan aliran darah yang dibutuhkan untuk ereksi. Kecemasan dan kesedihan dapat membuat sulit untuk memulai atau mempertahankan ereksi karena menurunkan libido dan hasrat seksual. Citra diri yang negatif dan kepercayaan diri yang rendah juga dapat menyebabkan kecemasan kinerja, yang membuatnya lebih sulit untuk mendapatkan ereksi dan mempertahankannya.

Dalam hal disfungsi ereksi dan kesehatan mental, seringkali ada lingkaran yang memperburuk keadaan. Memiliki masalah dengan fungsi seksual dapat membuat Anda merasa frustasi, malu, dan bahkan lebih cemas. Disisi lain, perasaan buruk ini dapat memperburuk masalah kesehatan mental yang mengarah pada DE. Kondisi ini terus memburuk karena terdapat rasa takut gagal yang terus bertumbuh. Hal ini menciptakan beban mental besar yang membuat masalah terus berkembang. Untuk memutus siklus ini, Anda perlu menangani bagian fisik dan mental dari masalah tersebut secara bersamaan. 

Untuk menemukan jawaban yang baik, penting untuk memahami hubungan antara kesehatan mental dan disfungsi ereksi. Profesional di bidang perawatan kesehatan, seperti dokter atau terapis, dapat memberikan dukungan dan saran yang Anda butuhkan. Terapi perilaku-kognitif (CBT) dapat membantu orang mengatasi stres, kekhawatiran, dan depresi, sehingga membuatnya lebih mudah untuk berhubungan seksual. Selain itu, membuat pilihan gaya hidup sehat seperti berolahraga secara teratur, makan dengan baik, dan cukup tidur dapat meningkatkan kesehatan Anda secara umum dan secara tidak langsung kesehatan seksual Anda.

DE bukanlah hanya masalah fisik; itu juga sangat terkait dengan kesehatan mental. Untuk memutus lingkaran DE dan meningkatkan kesehatan seksual, penting untuk memahami dan menangani faktor kognitif yang berkontribusi terhadapnya. Pria dapat memperoleh kembali kepercayaan dirinya dan kembali memiliki hubungan seksual yang bahagia jika mereka menyadari pentingnya kesehatan mental dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.

“Stres, kekhawatiran, depresi, dan percaya diri rendah adalah semua masalah kesehatan mental yang dapat sangat memengaruhi kinerja seksual.”

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/kaitan-antara-disfungsi-ereksi-dan-kesehatan-mental

Obat Hipertensi: Lebih Baik Diminum pada Pagi atau Malam Hari?

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius di seluruh dunia. Menurut World Health Organization (WHO), memperkirakan 31,1% populasi dewasa diseluruh dunia memiliki hipertensi, dengan prevalensi yang lebih tinggi pada negara berkembang , yakni sekitar 31,5% populasi dewasa.  Di Indonesia, data RISKESDAS tahun 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi dibandingkan tahun 2013, dari angka 25.8% menjadi 34,1% di tahun 2018. Peningkatan prevalensi ini memerlukan perhatian khusus, mengingat hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit renokardiovaskular, seperti stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal. Hipertensi dapat disebabkan oleh suatu kondisi tertentu, gangguan ginjal misalnya, yang kita kita sebut sebagai hipertensi sekunder. Namun pada populasi lebih banyak ditemukan hipertensi esensial atau primer, dimana penyebab peningkatan tekanan darah tidak dapat diidentifikasi dengan jelas.  Dalam upaya pengendalian tekanan darah, terdapat banyak strategi yang dapat diterapkan, diantaranya seperti modifikasi gaya hidup, mengatur pola makan, tidak merokok, berolahraga teratur, dan tentunya dengan meminum obat hipertensi secara teratur.

Salah satu pertanyaan yang umum ditanyakan oleh pasien dengan hipertensi adalah mengenai kapan waktu yang optimal untuk meminum obat. Apakah lebih baik di pagi hari atau pada malam hari?

Penelitian telah menunjukkan hasil yang bertentangan mengenai hal ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum obat di pagi hari lebih efektif dalam mengontrol tekanan darah dibandingkan dengan minum obat di malam hari. Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa minum obat di malam hari lebih efektif.

Waktu yang optimal untuk minum obat hipertensi tergantung pada berbagai faktor, seperti jenis obat, tingkat tekanan darah pasien, dan ritme sirkadian individu. Berikut ini adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan saat menentukan waktu terbaik untuk minum obat hipertensi:

Jenis Obat

Ada beberapa kelas obat yang berbeda yang digunakan dalam manajemen hipertensi, seperti diuretik, penghambat beta, penghambat enzim pengubah angiotensin (penghambat ACE), penghambat reseptor angiotensin II (ARB), dan penghambat saluran kalsium (CCB). Setiap obat memiliki mekanisme kerja dan waktu paruh yang unik, yang mempengaruhi waktu optimal untuk pemberian.

Sebagai contoh, diuretik biasanya diminum di pagi hari untuk mencegah nokturia (sering buang air kecil di malam hari). Penghambat ACE dan ARB memiliki waktu paruh yang lebih lama, dan penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi obat ini pada malam hari dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang lebih signifikan.

Tingkat Tekanan Darah

Waktu minum obat juga dapat bergantung pada tingkat tekanan darah pasien. Untuk pasien yang tekanan darahnya terkontrol dengan baik, minum obat di pagi hari mungkin sudah cukup. Namun, untuk pasien dengan tekanan darah yang tidak terkontrol, minum obat di malam hari mungkin lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah.

Ritme Sirkadian Individu

Jam internal tubuh, atau ritme sirkadian, juga memengaruhi bagaimana obat dimetabolisme dan waktu optimal untuk pemberiannya. Ritme sirkadian mengontrol berbagai proses fisiologis, seperti suhu tubuh, sekresi hormon, dan tekanan darah.

Penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah cenderung meningkat di pagi hari karena pelepasan hormon kortisol. Minum obat di pagi hari dapat membantu mengendalikan lonjakan tekanan darah di pagi hari. Namun, untuk beberapa individu yang tekanan darahnya cenderung meningkat di malam hari, minum obat di malam hari dapat memberikan dampak yang lebih signifikan dalam menurunkan tekanan darah.

Secara umum hingga saat ini penelitian belum dapat membuktikan manfaat waktu minum obat hipertensi pada malam hari dibanding pagi hari maupun sebaliknuya. Namun waktu yang optimal untuk minum obat hipertensi dapat ditentukan dengan diskusi bersama penyedia layanan kesehatan, mempertimbangkan berbagai faktor tiap individu seperti jenis dan mekanisme obat, tingkat tekanan darah, dan ritme sirkadian individu. Yang lebih penting adalah untuk meminum obat hipertensi secara tepat waktu dan sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter anda.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3007/obat-hipertensi-lebih-baik-diminum-pada-pagi-atau-malam-hari

Manfaat Semangka untuk Kesehatan Jantung

Siapa yang tidak mengenal semangka? Semangka adalah buah yang mudah didapat. Selain rasanya yang enak dan segar semangka juga memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa. Buah ini memiliki banyak keunggulan gizi dan manfaat kesehatan yang menjadikannya pilihan yang baik untuk dimasukkan dalam pola makan sehari-hari. Tahukah anda, salah satu manfaat penting dari semangka adalah perannya dalam kesehatan jantung. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan manfaat semangka untuk menjaga kesehatan jantung Anda.

Kaya akan Lycopene:

Semangka mengandung senyawa bernama likopen, yaitu pigmen alami yang memberikan warna merah pada buah ini. Likopen diketahui memiliki sifat antioksidan yang kuat dan dapat membantu melindungi jantung dari kerusakan akibat radikal bebas. Antioksidan ini juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dengan mengurangi peradangan dan oksidasi di dalam tubuh.

Mengandung Citrulline:

Semangka juga merupakan sumber alami citrulline, sebuah asam amino non-esensial yang dapat meningkatkan produksi oksida nitrat dalam tubuh. Oksida nitrat membantu melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke jantung, sehingga membantu menjaga tekanan darah normal. Dengan demikian, konsumsi semangka secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan kardiovaskular.

Kandungan Kalium:

Semangka mengandung jumlah kalium yang cukup tinggi. Kalium dibutuhkan oleh tubu kita. Kalium merupakan mineral penting yang berperan dalam menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan mengatur tekanan darah. Mengonsumsi makanan yang kaya kalium, seperti semangka, dapat membantu menurunkan tekanan darah dan meminimalkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Kandungan Air:

Kandungan air yang tinggi dalam semangka membantu menjaga hidrasi tubuh. Dehidrasi dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, sehingga meningkatkan beban kerja jantung. Dengan mengonsumsi semangka yang segar dan menghidrasi tubuh dengan baik, Anda dapat membantu menjaga detak jantung tetap stabil dan menjaga kesehatan jantung secara keseluruhan.

Kesimpulan:

Semangka bukan hanya buah yang segar dan lezat, tetapi juga memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan jantung. Kandungan likopen, citrulline, kalium, dan kandungan air dalam semangka dapat membantu melindungi jantung dari kerusakan, menjaga tekanan darah normal, serta memelihara kesehatan jantung secara keseluruhan. Jumlah kalori yang dimiliki oleh semangka relatif rendah. Oleh karena itu, semangka dapat menjadi pilihan buah yang baik bagi mereka yang ingin menjaga berat badan atau mengonsumsi makanan rendah kalori. Namun, perlu diingat bahwa meskipun banyak manfaat yang dimiliki oleh semangka, seperti halnya buah lainnya, sebaiknya dikonsumsi dalam porsi yang wajar dan tidak berlebihan. Mengonsumsi semangka secara berlebihan bisa menyebabkan peningkatan asupan gula alami, yang perlu diperhatikan bagi orang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes. Jangan lupa konsultasilah dengan dokter bila memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3008/manfaat-semangka-untuk-kesehatan-jantung

Waspadai Perut Berdenyut Gejala Pelebaran Aorta

Tubuh manusia sering kali memberi kita tanda-tanda ketika ada sesuatu yang tidak beres. Salah satu tanda yang tidak boleh diabaikan adalah sensasi berdenyut atau “berdetak” di perut. Meskipun pada awalnya tampak tidak berbahaya, namun terkadang hal ini bisa menjadi indikator kondisi yang berpotensi mengancam jiwa yang yaitu pelebaran darah besar di perut atau yang sering disebut sebagai aneurisma aorta abdominalis AAA. Pada artikel ini, kita akan mempelajari apa itu AAA, mengapa penting untuk mewaspadainya, dan bagaimana kita dapat melindungi diri dari kemungkinan komplikasinya.

Pengertian Aneurisma Aorta Perut (AAA)

Aorta adalah pembuluh darah terbesar di tubuh. Aorta dibagi menjadi beberapa bagian termasuk aorta perut. Aorta perut membawa darah kaya oksigen dari jantung ke tubuh bagian bawah, termasuk perut dan kaki. Aneurisma adalah kondisi dimana dinding pembuluh darah melemah dan menggelembung seperti balon. Aneurisma dapat terjadi pada pembuluh darah manapun termasuk pembuluh darah otak dan pembuluh darah aorta. Saat aneurisma timbul, hal ini dapat memberikan tekanan pada jaringan tubuh dan organ disekitarnya, yaitu perut. Akibat hal ini, AAA sering menimbulkan sensasi berdenyut yang dapat dirasakan di perut.

Faktor Risiko AAA

Penyebab pasti dari aneurisma aorta belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor risiko telah diidentifikasi. Faktor-faktor ini termasuk:

  • Merokok: Perokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan aneurisma aorta dibandingkan dengan non-perokok.
  • Hipertensi: Tekanan darah tinggi dapat memengaruhi dinding aorta dan meningkatkan risiko aneurisma.
  • Genetika: Riwayat keluarga dengan aneurisma aorta dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini.
  • Usia: Risiko aneurisma aorta meningkat seiring bertambahnya usia. Individu lansia atau yang berusia diatas 60 tahun lebih berisiko untuk mengalami AAA. Hal ini dapat terjadi karena semakin tua, dinding pembuluh darah akan lebih rapuh.

Jenis kelamin: Laki-laki lebih mungkin mengalami AAA dibandingkan wanita.

Kenali tanda-tanda yang membahayakan dari AAA

Salah satu satu tanda yang paling umum adalah sensasi berdenyut atau berdenyut di perut, terutama di dekat pusar. Denyut ini sering digambarkan sebagai perasaan seperti detak jantung di perut. Beberapa orang dengan AAA mungkin mengalami nyeri perut atau punggung bagian bawah yang terasa seperti tertusuk-tusuk. Rasa sakitnya bisa terus-menerus atau terputus-putus. Gejala AAA lain yang tidak khas dan sering bersinggungan dengan penyakit lain adalah gejala seperti mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan perubahan kebiasaan buang air besar.

Nyeri pada perut yang timbul secara tiba-tiba dan semakin parah merupakan tanda bahwa AAA telah pecah. AAA pecah merupakan keadaan kegawatdaruratan dan memerlukan tindakan medis segera. Rasa sakit sering digambarkan sangat menyiksa dan mungkin disertai gejala lain seperti mual, muntah, dan pingsan. Tubuh juga akan bereaksi terhadap stres akibat AAA yang pecah, kulit mungkin menjadi lembab, berkeringat, atau pucat. Orang dengan AAA yang oecah juga dapat merasa berdebar karena denyut jantungnya lebih cepat.

Apa yang harus dlakukan jika curiga ada AAA?

Jika Anda merasa berisiko atau mengalami gejala-gejala AAA maka penting untuk segera mendapatkan pemeriksaan medis. Diagnosis dan pengobatan aneurisma aorta perut (AAA) melibatkan kombinasi evaluasi medis dan prosedur untuk menilai ukuran aneurisma, lokasi, dan kesehatan pasien secara keseluruhan. Berikut adalah ringkasan tes diagnostik dan pilihan pengobatan untuk AAA.

  • USG adalah salah satu tes paling umum dan non-invasif yang digunakan untuk mendiagnosis AAA. Gelombang suara berfrekuensi tinggi digunakan untuk membuat gambar aorta perut, sehingga penyedia layanan kesehatan dapat mengukur ukuran aneurisma secara akurat dan menilai kondisinya.
  • CT (Computed Tomography) Scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging) memberikan gambar penampang aorta perut secara rinci. Pemeriksaan ini dapat membantu memastikan keberadaan AAA, menentukan ukurannya, dan menilai hubungannya dengan struktur di sekitarnya.
  • Angiografi juga dapat dilakukan dengan penyuntikan kontras ked alam aliran darah dan memberikan gambaran rinci sebelum dilakukan tindakan operasi.

Bagaiaman pengobatan AAA?

Pengobatan untuk AAA disesuaikan pada setiap individu oleh penilaian klinis dokter. 

  • Pemantauan: Jika aneurisma aorta masih kecil dan tidak menyebabkan gejala, dokter mungkin akan memantau perkembangannya secara rutin.
  • Obat-obatan: Beberapa obat-obatan dapat membantu mengontrol tekanan darah dan mengurangi risiko pecahnya aneurisma.
  • Pembedahan: Jika aneurisma aorta berukuran besar atau berisiko pecah, pembedahan dapat diperlukan untuk memperbaikinya.

Individu dengan AAA juga harus mengendalikan faktor risiko seperti hipertensi dan kolesterol tinggi. Modifikasi gaya hidup dengan olahraga rutin, mengurangi makan garam, dan rendah lemak penting untuk mengurangi risko terbentuknya AAA.

Sensasi berdenyut di perut mungkin tampak tidak berbahaya, namun terkadang bisa menjadi tanda kondisi yang berpotensi mengancam jiwa, seperti pelebaran aorta perut atau AAA. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua aneurisma akan menunjukkan gejala ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjalani pemeriksaan medis secara rutin, terutama jika Anda memiliki faktor risiko seperti riwayat merokok, hipertensi, atau riwayat keluarga dengan aneurisma aorta. Deteksi dini dan tindakan yang tepat adalah kunci untuk mengatasi AAA.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2993/waspadai-perut-berdenyut-gejala-pelebaran-aorta

1 14 15 16 17 18 22

Search

+