Beyond Use Dates (BUD) dalam bahasa indonesia adalah batas waktu penggunaan obat merupakan suatu batas waktu obat racik ataupun obat kemasan lainnya yang sudah tidak boleh disimpan maupun digunakan, dihitung dari tanggal atau waktu obat tersebut diracik/ dibuka dari kemasan.
Hal ini perlu dipahami agar masyarakat mampu menentukan suatu produk obat masih berada dalam keadaan steril/bebas dari cemaran mikroba sehingga aman untuk digunakan tanpa mengalami kerusakan obat yang dapat berakibat pada kesehatan masyarakat itu sendiri.
Perbedaan BUD dengan expired date (ED):
BUD itu batas waktu penggunaan suatu obat yang telah di racik, disiapkan atau setelah kemasan dibuka = Tidak selalu tercantum pada kemasan.
ED (Expired Date) adalah batas waktu penggunaan suatu obat setelah di produksi, sebelum kemasan dibuka (selalu tercantum pada kemasan).
Tips dan trick mengingat ED dan BUD penggunaan obat dengan cara.
Menempelkan label waktu kadaluarsa dan batas waktu penggunaan obat pada kemasan obat
Obat yang telah dibuka dapat dimasukan ke dalam plastik klip lalu ditulis waktu kadaluarsa dan batas waktu penggunaan obat.
Untuk BUD pemakaian kosmetik, setelah pertama kali membuka kemasan produk maka jangka waktu pemakaian kosmetik tersebut hanya selama 12 bulan.
Beyond use date (BUD) sediaan steril, seperti tetes mata (multi dose ), salep mata dan tetes telinga selama 28 hari. BUD untuk tetes mama (mini dose) selama 3 hari. BUD insulin pena selama 28 hari pada suhu ruangan.
BUD obat racikan sediaan semi padat, seperti salep, krin, gel dan pasta selama 30 hari. Larutan berbasis air tanpa zat pengawet, contoh sirup kering antibiotik, BUD nya selama 7 hari. Larutan berbasis air dengan zat pengawet, BUD maksimal selama 35 hari. Larutan berbasis selain air ( sediaan larutan glycol based, oil based ) BUD nya selama 90 hari.
Low Back Pain, yang berarti nyeri punggung bawah adalah penyakit yang sering ditemui di masyarakat umum. Nyeri pada daerah punggung bawah dapat disebabkan oleh banyak faktor. Secara anatomis, bagian punggung bawah terdiri dari banyak struktur. Pada bagian punggung bawah terdapat otot, saraf, tulang, dan bantalan tulang belakang. Gangguan pada salah satu organ tersebut dapat menyebabkan gejala nyeri punggung bawah.
Untuk mengetahui penyebab pastinya, jika kita merasakan nyeri pada daerah punggung bawah sebaiknya ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan sehingga mengetahui penyebab nyeri tersebut. Gejala yang bisa timbul antara lain nyeri yang dapat hilang timbul atau terus menerus, nyeri ada saat gerak, kaki kesemutan, kelemahan pada kedua kaki, dan gangguan BAK dan atau BAB.
Penegakkan diagnosa penyebab utama nyeri punggung bawah dilakukan oleh dokter. Penegakkan tersebut bisa dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang berupa foto rontgen, CT scan atau MRI.
Untuk nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh gangguan pada otot, dapat diberikan kompres dingin dan mengistirahatkan tubuh. Jika nyeri masih ada, dokter dapat meresepkan obat anti nyeri dan anti inflamasi. Pemasangan korset juga dapat membantu untuk mengurangi nyeri pada daerah punggung bawah.
Penyebab nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh saraf yang terjepit atau bantalan tulang yang menonjol membutuhkan penanganan lebih lanjut oleh dokter untuk mengetahui derajat keparahan penyakit dan melihat apakah ada tindakan operasi yang harus diambil sehingga rasa nyeri dapat berkurang.
Sebagai pencegahan latihan dan olahraga yang dapat menguatkan otot- otot punggung sangat dianjurkan. Tujuan dari latihan dan olahraga antara lain menguatkan otot punggung sehingga mengurangi resiko terjadinya nyeri dan cidera pada daerah punggung bawah. Olahraga yang bisa dilakukan adalah berenang dan latihan beban yang berfokus pada otot punggung.
Haid atau menstruasi adalah pengeluaran darah dan sel sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim perempuan secara periodik. Definisi lain bisa juga diartikan sebagai siklus alami yang terjadi secara regular untuk mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya. Rata-rata masa haid perempuan 3-8 hari dengan siklus rata-rata 28 hari pada setiap bulannya. Dan batas maksimal masa haid adalah 15 hari. Selama darah yang keluar belum melewati batas tersebut, maka darah yang keluar adalah darah haid. Biasanya menstruasi diawali pada usia remaja 9-12 tahun. Ada sebagian perempuan yang mengalami haid lebih lambat dari itu (13-15 tahun). Kondisi remaja yang sudah mengalami haid secara emosional tidak stabil. Sebagian dapat juga menimbulkan gejala-gejala seperti pegal pada bagian paha, sakit pada daerah payudara, lelah, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, ceroboh dan gangguan tidur, bahkan pada sebagian perempuan ada yang mengalami rasa sakit saat haid yang disebut dengan dismenorea. Dismenorea adalah nyeri pada daerah perut bagian bawah sampai kepanggul, di saat menstruasi yang disebabkan oleh produksi zat kimia yang bernama prostaglandin yang dinyatakan dapat meningkatkan nyeri haid atau ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan rasa nyeri timbul.
Gejala
Gejala dismenorea yaitu kram di bagian bawah perut, biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 (dua) hari akan menghilang, gejala-gejala tingkah laku seperti kegelisahan, depresi, sensitif, lekas marah, gangguan tidur, kelelahan, lemah, mengidam makanan dan kadang-kadang perubahan suasana hati yang sangat cepat, keluhan fisik seperti payudara terasa sakit atau membengkak, perut kembung atau sakit, sakit kepala, sakit sendi, sakit punggung, mual, muntah, diare atau sembelit, dan masalah kulit seperti jerawat (acne).
Pengobatan
Pengobatan nyeri haid (dismenorea) dilakukan dengan memberikan obat anti-nyeri yang bekerja dengan cara menekan sintesis prostaglandin atau obat-obat golongan analgetik seperti aspirin, asam mefenamat, parasetamol, kofein, dan feminax. Nyeri haid juga dapat diatasi dengan minum ramuan tradisional yang disebut jamu, salah satunya yaitu kunyit asam.
Dalam kehidupan modern saat ini, banyak cara ditempuh individu untuk menjaga kesehatan tubuh. Sesuai saran ahli gizi, berbagai macam menu makanan diolah, disajikan, dan dikonsumsi untuk mencapai kesehatan optimal. Seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan pemeliharaan kesehatan, variasi kuliner mudah dijumpai, baik yang disajikan tayangan televisi, maupun dimuat di media cetak. Semuanya terlihat begitu menggugah selera, dan lezat. Dari menu tradisional, modern, bahkan sajian kreatif yang membuat orang sering tergoda untuk menikmatinya. Hal itu tidak salah selama orang dapat mengontrol asupan makanannya. Apabila terjadi sebaliknya, di mana orang makan melebihi kebutuhan tubuhnya, menurut hasil penelitian, “berisiko pada timbulnya penyakit, seperti jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, arthritis, batu empedu, dan penyakit lainnya”.
Terdapat berbagai macam pola makan yang dikenalkan ahli gizi dan dianut masyarakat, sebagai salah satu bentuk dari gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat pada intinya “mengerjakan secara konsisten pola makan sehat dan berolah raga dengan cukup”. Pola makan sehat adalah makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Bagi individu yang lebih banyak bekerja di belakang meja, misalnya, “kemungkinan hanya membutuhkan makanan yang mengandung 1.700 – 1.900 kalori, dan untuk memenuhi kebutuhan ini, makanan yang dikonsumsi di antaranya mengandung karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral”.
Untuk pola makan, beberapa program atau pedoman yang diperkenalkan ahli nutrisi mungkin berbeda prinsip dan tujuannya. Salah satunya, kombinasi makanan serasi yang dikenal food combining, yaitu “pola makan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah fungsi tubuh manusia. Tujuannya untuk memudahkan kerja pencernaan dan pemanfaatan energi sehingga lebih efisien.
Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola makan yaitu :
1. Budaya
2. Agama / Kepercayaan
3. Status Sosial Ekonomi
4. Personal Preference
5. Rasa lapar, nafsu makan dan rasa kenyang
6. Kesehatan
Manfaat Pola Hidup Sehat
1. Setiap individu maupun rumah tangga meningkatkan kesehatan serta tidak mudah sakit.
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat. Karena biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk kepentingan yang lain.
Tidak jarang sekarang ini, banyak penyakit yang datang menyerang diusia yang masih produktif pencernaan, kolesterol, diabetes, ataupun obesitas. Semua disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, utamanya dari pola makan yang tidak teratur. Disiplin terhadap pola makan adalah salah satu cara agar bisa mendapatkan hidup sehat yang jauh dari penyakit.
Mengingat adanya kecenderungan peningkatan jumlah penderita kanker, maka perlu dilakukan upaya untuk pencegahannya. Kemenkes RI telah melaksanakan program deteksi dini kanker payudara yang dikenal dengan metode SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). SADARI yaitu pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mengetahui adanya benjolan atau kelainan payudara lainnya.
Tujuan utama SADARI adalah menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik, namun sebagian besar wanita mempunyai kesadaran yang sangat rendah untuk melakukan SADARI. Penderita kanker payudara telah banyak ditemukan pada usia muda bahkan tidak sedikit remaja putri usia empat belas tahun menderita tumor di payudaranya dimana tumor dapat berpotensi menjadi kanker bila tidak terdeteksi lebih awal.
Faktor RIsiko Penyebab Kanker Payudara
Faktor risiko penyebab kanker payudara terbagi menjadi 2 (dua) yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu gender, genetik, atau keturunan, usia, dan pengaruh hormon. Sedangkan faktor risiko yang masih dapat diubah yaitu berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti obesitas, diet, atau konsumsi makanan yang kurang baik untuk kesehatan, mengkonsumsi alkohol, merokok, pengunaan kontrasepsi oral, dan stres.
Dampak Kanker Payudara
Dampak dari kanker payudara apabila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan gangguan fisik yaitu perubahan bentuk tubuh, serta gangguan psikologis atau kejiwaan dan mental penderita kanker payudara. Salah satu penyebab penyakit ini menjadi mematikan adalah kurangnya kesadaran pasien untuk melakukan pemeriksaan dini, baik dari diri sendiri maupun dengan tenaga medis, biasanya gejala-gejala awal pada penyakit ini tidak disadari oleh pasien sehingga pasien menyadari bahwa dirinya sudah mengidap kanker stadium lanjut.
Pencegahan Kanker Payudara
Pencegahan kanker payudara dibagi menjadi pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan primer merupakan usaha agar tidak terkena kanker payudara, berupa mengurangi atau meniadakan faktor yang diduga berkaitan erat dengan peningkatan insiden kanker payudara, sedangkan pencegahan sekunder merupakan kegiatan melakukan skrining kanker payudara. Skrining kanker payudara adalah pemeriksaan atau usaha untuk mendeteksi abnormalitas / ketidaknormalan yang mengarah pada kanker payudara pada seseorang yang tidak mempunyai keluhan, skrining atau deteksi dini ini bisa di lakukan dengan tindakan : Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), Periksa Payudara Klinis (SADANIS), dan mammografi skrining. Pencegahan primer dan sekunder yang dilakukan dengan baik dapat mengurangi tingkat risiko terkena kanker payudara dan dapat mencegah keparahan stadium lanjut pada kanker payudara, berbeda dengan pencegahan kanker payudara yang tidak dilakukan dapat menyebabkan gangguan fisiologis, psikologis, serta menurunkan kekebalan di dalam tubuh yang menyebabkan kematian.
Tekanan darah sangat bervariasi tergantung pada keadaan. Tekanan darah akan meningkat ketika terjadi peningkatan aktifitas fisik, stres, dan emosi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan energi. Hipertensi merupakan penyakit yang dapat diminimalisasikan tingkat kekambuhannya, hal tersebut dapat dilakukan dengan tetap menjaga gaya hidup berupa asupan makanan yang seimbang serta aktivitas fisik yang cukup.
Pada lansia penderita hipertensi diperlukan pengukuran tekanan darah yang rutin agar tekanan darahnya dapat terpantau dengan baik. Hipertensi dapat dicegah dengan menghindari faktor penyebab terjadinya hipertensi yaitu pengaturan pola makan, gaya hidup yang benar, menghindari kopi, merokok dan alkohol, mengurangi konsumsi garam yang berlebihan dan aktivitas yang cukup seperti olahraga yang teratur. Aktivitas olahraga berpengaruh terhadap tingkat kebugaran seseorang seperti jalan kaki. Apabila jalan kaki dilakukan secara terprogram dan terstruktur, maka dapat memberikan dampak yang baik terhadap kebugaran dan kesehatan. Jalan kaki membantu menurunkan tekanan darah systole dan diastole penderita hipertensi, intensitas jalan kaki yang dianjurkan adalah 30 menit.
Manfaat Jalan Kaki
Aktivitas jalan kaki dapat memberikan manfaat yang cukup banyak seperti meningkatkan kerja otot-otot dan peredaran darah, meningkatkan elastisitas pembuluh darah, darah yang dipompa oleh jantung akan lebih banyak karena kerja jantung menjadi lebih efisien, membantu menurunkan kadar lemak dalam darah, mengurangi terjadinya penggumpalan darah, meningkatkan ketahanan terhadap stres, membantu menurunkan kadar gula darah, mengurangi kegemukan dan tekanan darah tinggi.
Latihan jalan kaki sebaiknya dilakukan secara teratur oleh penderita hipertensi. Latihan jalan kaki yang dilakukan selama 30 menit, dalam jangka waktu 6 minggu dengan frekuensi 3x/minggu memang belum dapat menurunkan tekanan darah sampai tingkat tekanan darah normal. Tetapi pada penelitian ini, latihan jalan kaki selama 30 menit cukup efektif dalam menurunkan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Meskipun banyak faktor yang akan berpengaruh terhadap kestabilan tekanan darah, namun aktivitas jalan kaki minimal 30 menit bisa dijadikan alternative intervensi dalam membantu menstabilkan tekanan darah. Akan tetapi intervensi tersebut perlu dibarengi dengan mengontrol faktor hipertensi lain seperti pola makan pasien, kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, konsumsi alkohol, obesitas, stres, dan lain sebagainya.
Saat ini Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi yang disebabkan oleh mikroorganisme penyebab infeksi yakni bakteri, dan menjadi salah satu dari 10 masalah kesehatan yang menyerang semua siklus hidup manusia mulai dari bayi dan balita, anak-anak, remaja, usia produktif, dan lansia. Terdapat 10 negara penyumbang dua sepertiga dari total kasus TBC, seperti India (27,9%), Indonesia (9,2%), China (7,4%), Philippines (7,0%), Pakistan (5,8%), Nigeria (4,4%), Bangladesh (3,6%), Democratic Republic of the Chongo (2,9%), South Africa (2,9%), dan Myanmar (1,8%). Perkiraan jumlah kasus TBC di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 969.000 atau 354 per 100.000 penduduk, dengan kasus TBC-HIV sebesar 22.000 kasus per tahun atau 8,1 per 100.000 penduduk.
Bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menjadi penyebab Tuberkulosis dapat menyebar ketika pasien TBC paru BTA positif batuk atau bersin. Bakteri akan menyebar melalui percikan dahak di udara atau droplet dahak pasien. Apabila seseorang dinyatakan telah terinfeksi TBC, maka perlu diobati dengan mengonsumsi obat secara teratur dalam kurun waktu 6 bulan.
Lalu, bagaimana caranya agar kita sebagai orang yang sehat dapat terhindar dari penyakit Tuberkulosis (TBC)?
Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Untuk Pencegahan TBC
TBC dapat dicegah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, seperti mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, olahraga secara rutin, memastikan rumah mendapat sinar matahari dan udara segar yang cukup dengan membuka pintu dan jendela setiap pagi agar sirkulasi udara terjaga dengan baik, menggunakan masker saat menjumpai orang dengan gejala TBC, serta menerapkan etika batuk yang benar.
Penyebab Kejadian TBC
Terdapat beberapa penyebab munculnya TBC pada orang yang sehat, meliputi pengetahuan, umur, perilaku merokok, dan kepadatan hunian.
PengetahuanPengetahuan berperan sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, karena perilaku yang baik dapat terbentuk dari pengetahuan yang baik pula. Seseorang dengan pengetahuan yang kurang baik dan kurangnya informasi kesehatan penyakit TBC akan rentan terkena penyakit ini.
UmurFaktor umur menjadi salah satu penyebab TBC, karena semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin menurun pula sistem kekebalan tubuhnya. Hal ini dapat terjadi karena derajat penularan TBC bergantung dari jumlah bakteri tuberculosis dalam dahak seseorang.
Perilaku MerokokAsap rokok sangat berbahaya karena 5 kali lebih banyak mengandung karbon monoksida (CO) dan 4 kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin, sehingga apabila asap ini dihirup oleh perokok pasif maka racun dapat masuk ke paru-paru dan mempengaruhi respons kekebalan tubuh dan tubuh menjadi rentan terinfeksi bakteri tuberculosis.
Kepadatan HunianKepadatan hunian menjadi salah satu penyebab TBC karena hunian yang padat atau jumlah penghuni yang tidak seimbang dengan luas bangunan, dapat mempermudah penularan bakteri Mycobacterium tuberculosis jika terdapat penderita TBC di tempat dengan kepadatan hunian yang tinggi. Selain itu karena populasi yang padat maka akan tercipta interaksi yang lebih dengan orang lain, sehingga dapat mempercepat bakteri tuberculosis menular melalui udara.
Berdasarkan beberapa penyebab tersebut, apabila terdapat individu yang merasa rentan terhadap bahaya kejadian TBC, diharapkan Ia dapat berupaya untuk mencegah penularan TBC dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, serta mengendalikan diri dengan berhenti merokok. Individu dengan persepsi kerentanan yang tinggi akan TBC, biasanya akan timbul persepsi keparahan berupa keyakinan akan TBC yang dapat mengancam jiwanya hingga berdampak pada kematian, sehingga individu tersebut akan berupaya melakukan segala macam pencegahan agar tidak tertular TBC. Seperti yang kita tahu, Tuberkulosis (TBC) menjadi salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia, dengan perkiraan jumlah kematian penduduk Indonesia yang dikarenakan TBC mencapai 144.000 kasus atau setara 52 per 100.000 penduduk. Berdasarkan fakta tersebut, biasanya akan timbul persepsi keparahan pada individu.
Setelah individu melakukan tindakan untuk menghindari kejadian TBC salah satunya dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, maka individu tersebut telah percaya bahwa perilaku yang dilakukan bermanfaat baik untuk dirinya, sehingga Ia akan cenderung berperilaku sehat. Namun, pasti ada hambatan yang dirasakan untuk terus melakukan tindakan tersebut, misalnya biaya yang mahal, merepotkan, dan tidak enak. Dalam hal ini, perlu adanya peran serta dari tenaga kesehatan dengan memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat sehingga dapat mengurangi persepsi hambatan individu dalam mengambil tindakan.
Informasi lebih lanjut terkait penyakit TBC, dapat menghubungi Chatbot TBC Indonesia melalui:
WhatsApp Tibi Chatbot TBC Indonesia: +62 896-6786-2021
Yuk bersama atasi permasalahan TBC dimulai dari diri sendiri! Permasalahan TBC dapat terselesaikan apabila kamu berhasil melakukan pencegahan kejadian TBC.
“Yuk bersama atasi permasalahan TBC dimulai dari diri sendiri!”
Dalam dunia kesehatan modern, imunisasi adalah salah satu terobosan paling signifikan yang telah menyelamatkan jutaan nyawa. Sebagai benteng pertahanan terhadap berbagai penyakit menular, imunisasi telah membawa revolusi dalam cara kita melindungi diri dan orang-orang yang kita cintai dari ancaman penyakit. Topik ini memang sudah sering dibahas, namun pentingnya imunisasi dalam menjaga kesehatan global tidak pernah berkurang. Melalui opini ini, saya akan menggali lebih dalam manfaat imunisasi dan bagaimana ia telah menjadi salah satu alat kesehatan masyarakat yang paling kuat.
Imunisasi adalah proses di mana seseorang menjadi kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, biasanya dengan cara pemberian vaksin. Vaksin berfungsi dengan menstimulasi sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan penyakit tersebut tanpa membuat orang tersebut sakit. Dengan kata lain, imunisasi merupakan simulasi kecil yang mempersiapkan tubuh untuk menghadapi serangan penyakit sebenarnya.
Manfaat utama imunisasi adalah pencegahan penyakit. Penyakit seperti campak, polio, dan difteri, yang dulunya merupakan ancaman besar bagi kesehatan manusia, kini dapat dicegah dengan vaksinasi. Ini bukan hanya mengurangi angka kesakitan dan kematian tetapi juga mengurangi beban pada sistem kesehatan. Dengan mengurangi jumlah kasus penyakit menular, imunisasi juga membantu dalam mengendalikan penyebaran penyakit tersebut di masyarakat.
Salah satu konsep penting dalam imunisasi adalah herd immunity atau kekebalan kelompok. Ini terjadi ketika sebagian besar suatu populasi telah diimunisasi, sehingga mengurangi kemungkinan penyebaran penyakit. Kekebalan kelompok ini sangat penting karena melindungi mereka yang tidak bisa diimunisasi, seperti bayi yang terlalu muda, orang-orang dengan alergi tertentu, atau mereka dengan sistem kekebalan yang lemah.
Selain melindungi individu dan masyarakat, imunisasi juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan, karena penyakit yang dicegah dengan vaksinasi seringkali membutuhkan perawatan medis yang mahal. Dengan mencegah penyakit ini, imunisasi membantu menghemat biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan produktivitas ekonomi. Individu yang sehat dapat berkontribusi lebih banyak dalam masyarakat dan ekonomi.
Imunisasi juga berperan penting dalam respons terhadap pandemi. Seperti yang kita lihat saat pandemi COVID-19, pengembangan dan distribusi vaksin telah menjadi salah satu strategi utama dalam mengendalikan penyebaran virus. Vaksinasi telah membantu dalam mengurangi jumlah kasus serius dan kematian, memungkinkan sistem kesehatan untuk tidak terbebani dan ekonomi untuk mulai pulih.
Namun, tantangan dalam implementasi imunisasi tidak bisa diabaikan. Misinformasi dan keraguan tentang vaksin telah menyebabkan penurunan tingkat vaksinasi di beberapa daerah, yang dapat membahayakan kekebalan kelompok. Pendidikan dan advokasi yang efektif sangat diperlukan untuk memerangi informasi yang salah dan memperkuat kepercayaan publik terhadap imunisasi.
Selain itu, akses ke vaksinasi masih menjadi masalah di banyak bagian dunia. Masalah logistik, biaya, dan kurangnya infrastruktur kesehatan sering kali menjadi penghalang dalam menyediakan imunisasi yang merata. Usaha global untuk meningkatkan akses ke vaksinasi, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, adalah kunci dalam memastikan kesehatan global yang lebih baik.
Dalam konteks Indonesia, program imunisasi nasional telah membuat kemajuan yang signifikan dalam mengendalikan penyakit menular. Namun, masih ada ruang untuk peningkatan, terutama dalam hal jangkauan dan kualitas layanan imunisasi. Kerjasama antara pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat adalah penting untuk mencapai cakupan imunisasi yang lebih luas dan efektif.
Imunisasi adalah alat kesehatan masyarakat yang sangat efektif dan penting. Manfaatnya dalam mencegah penyakit, mengurangi beban kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup tidak dapat diabaikan. Melalui edukasi, peningkatan akses, dan kerjasama global, kita dapat terus memanfaatkan kekuatan imunisasi untuk menciptakan dunia yang lebih sehat dan lebih aman untuk semua lapisan masyarakat.
Beredar mitos di masyarakat bahwa hipertensi hanya dapat terjadi pada usia tua. Sebenarnya informasi tersebut tidak benar. Semakin tua usia seseorang, risiko terjadinya hipertensi memang semakin tinggi, tetapi tidak menutup kemungkinan hipertensi juga terjadi pada usia muda.
Sebetulnya, apa itu hipertensi? Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada 2 kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Dalam bahasa awam, hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi atau tensi tinggi. Selain faktor keturunan, hipertensi primer dapat disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat atau kondisi kesehatan tertentu (diabetes, obesitas).
“Saya tidak ada keluhan apa-apa dok, tapi kok tekanan darah saya tinggi?” Begitulah Healthies, sebagian besar kasus hipertensi memang tidak bergejala. Namun, tidak bergejala bukan berarti tidak berbahaya. Hipertensi lama-kelamaan dapat mengakibatkan berbagai macam komplikasi, di antaranya stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal, gangguan penglihatan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memeriksakan tekanan darah secara rutin, karena hanya dengan pengukuran sajalah kita bisa mengetahui tekanan darah kita normal atau sudah tergolong hipertensi. Pemeriksaan rutin direkomendasikan bagi semua orang berusia lebih dari 18 tahun, sementara bagi usia lebih dari 50 tahun, pengukuran harus lebih sering.
Pengukuran menggunakan tensimeter, dalam posisi duduk nyaman, kaki menapak di lantai dan tidak menyilang, lengan yang akan diukur diletakkan setinggi dada. Tidak konsumsi kafein, merokok, atau berolahraga minimal 30 menit sebelum pengukuran. Sebelum pengukuran, minimal sudah duduk sekitar 5 menit dan pasien dalam kondisi tenang, sudah mengosongkan kandung kemih (sudah buang air kecil), dan tidak berbicara saat pengukuran berlangsung. Pakaian tidak ketat dan pemasangan manset tensimeter harus pas.
“Tekanan darah saya 160/100 mmHg. Tapi saya tidak pernah berobat karena saya dengar hipertensi tidak bisa sembuh.” Hipertensi memang merupakan penyakit kronis, atau penyakit menahun, yang umumnya tidak bisa sembuh total. Namun demikian, hipertensi harus kita kendalikan supaya tidak terjadi komplikasi di tubuh kita. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan oleh pengidap hipertensi:
Kurangi asupan garam. Tidak hanya garam meja, tetapi juga makanan-makanan yang kandungan garamnya tinggi, seperti makanan cepat saji (burger, pizza), makanan berpengawet, keju, mentega, dan makanan kemasan (kerupuk, keripik).
Perbaiki pola makan. Kurangi makanan tinggi lemak, termasuk makanan yang digoreng. Perbanyak asupan serat seperti sayur dan buah-buahan.
Tingkatkan aktivitas fisik, rajin berolahraga
Tidur cukup, hindari stress berlebihan
Turunkan berat badan yang berlebih
Konsumsi obat-obatan secara rutin atas petunjuk dokter. Bila tekanan darah sudah turun, obat antihipertensi tetap diteruskan seumur hidup, kecuali bila dokter yang menghentikan. Obat-obatan antihipertensi tidak mengakibatkan gangguan ginjal. Gangguan ginjal justru terjadi akibat hipertensi yang tidak terkendali.
Stop merokok dan stop minum alkohol
Meskipun sudah minum obat antihipertensi, pola hidup sehat harus tetap dijaga.
Kontrol ke dokter secara berkala untuk memantau tekanan darah dan memantau komplikasi penyakit. Setiap kontrol ke dokter, tekanan darah akan diperiksa, apakah sudah terkendali atau belum. Tanyakan pada dokter Anda apakah tekanan darah Anda sudah terkendali. Bila tekanan darah belum terkendali, dokter dapat menyarankan untuk menambah jenis atau dosis obat-obatan.
Pemeriksaan tekanan darah secara mandiri di rumah (home blood pressure monitoring) juga sebaiknya dilaksanakan, karena terkadang tekanan darah di klinik tidak sama dengan variasi tekanan darah harian di rumah. Hal ini juga dapat membantu mengoptimalkan cara-cara konsumsi obat antihipertensi.
Hipertensi seringkali tidak dikenali karena tidak bergejala, tetapi tetap berbahaya karena dapat mengakibatkan berbagai komplikasi. Pengukuran tekanan darah secara berkala adalah cara untuk mendeteksi hipertensi. Segera kendalikan hipertensi bila kita sudah mengenalinya, supaya tidak terjadi berbagai macam komplikasi dan kita dapat menjalani hidup kita dengan kualitas yang baik.
Segera kendalikan hipertensi, sebelum hipertensi mengendalikan kita.
“Hipertensi memang merupakan penyakit kronis, atau penyakit menahun, yang umumnya tidak bisa sembuh total. Namun demikian, hipertensi harus kita kendalikan supaya tidak terjadi komplikasi di tubuh kita”
Disfungsi ereksi (DE) atau impotensi adalah masalah umum yang mempengaruhi banyak pria di seluruh dunia. DE sering disalahkan pada masalah fisik seperti sirkulasi yang buruk atau ketidakseimbangan kimiawi, namun efeknya pada kesehatan mental sering dilupakan. Tulisan ini mencoba menjelaskan dengan istilah yang mudah dipahami bagaimana disfungsi ereksi dan kesehatan mental saling terkait. Dengan mengetahui hubungan ini, kita dapat lebih memahami bagaimana kesehatan seksual memengaruhi seluruh orang dan betapa pentingnya menangani kesehatan mental untuk menyingkirkan disfungsi ereksi.
Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi cukup lama untuk memperoleh hubungan seksual yang memuaskan. Banyak orang mengira itu hanya masalah fisik, namun faktanya kesehatan mental sangatlah besar dampaknya terhadap disfungsi ereksi. Ketika kita terangsang secara seksual, otak kita mengirimkan bahan kimia yang memberitahu pembuluh darah di penis untuk dilatasi dan membiarkan lebih banyak darah mengalir. Ini menyebabkan ereksi. Jadi, setiap masalah dengan kesehatan mental dapat mempersulit proses ini, yang dapat menyebabkan atau memperburuk impotensi atau disfungsi ereksi.
Stres, kekhawatiran, depresi, dan percaya diri rendah adalah semua masalah kesehatan mental yang dapat sangat memengaruhi kinerja seksual. Pikiran dan fisik tubuh sangat berhubungan, dan saat kita memiliki gangguan mental tersebut, manifestasi fisik dapat muncul keluar. Kekhawatiran kronis, misalnya, menyebabkan pelepasan hormon yang mempersempit pembuluh darah dan menghentikan aliran darah yang dibutuhkan untuk ereksi. Kecemasan dan kesedihan dapat membuat sulit untuk memulai atau mempertahankan ereksi karena menurunkan libido dan hasrat seksual. Citra diri yang negatif dan kepercayaan diri yang rendah juga dapat menyebabkan kecemasan kinerja, yang membuatnya lebih sulit untuk mendapatkan ereksi dan mempertahankannya.
Dalam hal disfungsi ereksi dan kesehatan mental, seringkali ada lingkaran yang memperburuk keadaan. Memiliki masalah dengan fungsi seksual dapat membuat Anda merasa frustasi, malu, dan bahkan lebih cemas. Disisi lain, perasaan buruk ini dapat memperburuk masalah kesehatan mental yang mengarah pada DE. Kondisi ini terus memburuk karena terdapat rasa takut gagal yang terus bertumbuh. Hal ini menciptakan beban mental besar yang membuat masalah terus berkembang. Untuk memutus siklus ini, Anda perlu menangani bagian fisik dan mental dari masalah tersebut secara bersamaan.
Untuk menemukan jawaban yang baik, penting untuk memahami hubungan antara kesehatan mental dan disfungsi ereksi. Profesional di bidang perawatan kesehatan, seperti dokter atau terapis, dapat memberikan dukungan dan saran yang Anda butuhkan. Terapi perilaku-kognitif (CBT) dapat membantu orang mengatasi stres, kekhawatiran, dan depresi, sehingga membuatnya lebih mudah untuk berhubungan seksual. Selain itu, membuat pilihan gaya hidup sehat seperti berolahraga secara teratur, makan dengan baik, dan cukup tidur dapat meningkatkan kesehatan Anda secara umum dan secara tidak langsung kesehatan seksual Anda.
DE bukanlah hanya masalah fisik; itu juga sangat terkait dengan kesehatan mental. Untuk memutus lingkaran DE dan meningkatkan kesehatan seksual, penting untuk memahami dan menangani faktor kognitif yang berkontribusi terhadapnya. Pria dapat memperoleh kembali kepercayaan dirinya dan kembali memiliki hubungan seksual yang bahagia jika mereka menyadari pentingnya kesehatan mental dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
“Stres, kekhawatiran, depresi, dan percaya diri rendah adalah semua masalah kesehatan mental yang dapat sangat memengaruhi kinerja seksual.”