Mengenali Gejala ISPA dan Tindakan yang Perlu Dilakukan

Menurut survei Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019, penyakit pernapasan masuk dalam 10 penyakit terbanyak yang terjadi di Indonesia. Bahkan, penurunan kualitas udara dinyatakan sebagai faktor risiko kematian kelima tertinggi di Indonesia, setelah hipertensi, gula darah tinggi, merokok, dan obesitas.

Salah satu penyakit pernapasan yang umum terjadi di Indonesia adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Istilah medis ini digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis infeksi yang mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, termasuk hidung, tenggorokan, sinus, bronkus, dan paru-paru. Infeksi saluran pernapasan akut bisa disebabkan oleh berbagai agen penyebab, seperti virus, bakteri, atau bahkan jamur. 

Dampak buruk dari penurunan kualitas udara ini sangat jelas. Terutama yang tinggal di perkotaan, berisiko lebih tinggi terkena ISPA karena paparan polusi udara. Partikel-partikel berbahaya seperti debu halus, asap kendaraan bermotor, dan polusi industri dapat merusak saluran pernapasan dan memicu infeksi. 

Kenali Gejala ISPA

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala, mengambil tindakan pencegahan, seperti menggunakan masker saat polusi tinggi, menjaga kebersihan tangan, dan menjauhi orang yang sakit, untuk melindungi diri mereka sendiri dan mengurangi risiko ISPA. Berikut beberapa gejala-gejala ISPA yang perlu kita ketahui:

1. Batuk

Batuk adalah gejala utama ISPA. Ini bisa menjadi batuk kering atau batuk berdahak. Batuk dapat menjadi gejala yang cukup mengganggu dan menguras energi.

2. Hidung Tersumbat

Hidung tersumbat adalah ketika saluran hidung Anda menjadi penuh dengan lendir atau pembengkakan, membuat Anda sulit bernapas melalui hidung.

3. Sakit Tenggorokan

Rasa sakit atau terbakar di tenggorokan adalah gejala umum ISPA. Ini seringkali membuat menelan makanan atau minuman menjadi sulit.

4. Demam

Demam adalah respon alami tubuh terhadap infeksi. Jika suhu tubuh Anda naik di atas normal, ini bisa menjadi tanda bahwa Anda memiliki ISPA.

5. Sesak Nafas atau Sulit Bernapas

Sesak nafas atau kesulitan bernapas adalah gejala serius yang harus segera diatasi. Ini bisa menjadi tanda bahwa infeksi telah mencapai paru-paru Anda.

6. Sakit Kepala

Sakit kepala dapat menyertai ISPA dan membuat Anda merasa tidak nyaman. Ini bisa disebabkan oleh demam atau ketegangan otot.

7. Nyeri Otot dan Sendi

Nyeri otot dan sendi adalah gejala umum ISPA. Ini bisa membuat tubuh terasa tidak nyaman.

8. Lemas atau Lelah

ISPA seringkali membuat Anda merasa lemas atau lelah. Tubuh Anda berjuang melawan infeksi, sehingga energi Anda berkurang.

9. Suara Serak atau Hilangnya Suara

Jika Anda mengalami perubahan suara yang signifikan, seperti suara serak atau suara yang hilang sama sekali, ini bisa menjadi tanda bahwa ISPA mempengaruhi saluran pernapasan atas Anda.

10. Pilek atau Nyeri Sinus

Pilek atau hidung berair adalah gejala umum ISPA, terutama jika infeksi menyerang sinus.

11. Mual, Muntah, atau Diare

Beberapa orang dengan ISPA mungkin mengalami masalah pencernaan seperti mual, muntah, atau diare. Ini bisa disebabkan oleh peradangan tubuh.

12. Nafsu Makan Menurun

Infeksi seringkali mengurangi nafsu makan Anda. Ini normal karena tubuh Anda berfokus pada melawan infeksi.

Jika Anda mengalami satu atau lebih gejala di atas, sangat penting untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terdekat. Mereka akan dapat memberikan evaluasi medis lebih lanjut dan memberikan perawatan yang sesuai.

Dengan mengenali gejala ISPA dengan cepat, Anda dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi dan mempercepat proses pemulihan. Selalu utamakan kesehatan Anda dan jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika diperlukan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda dan membantu Anda lebih memahami gejala ISPA.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/mengenali-gejala-ispa-dan-tindakan-yang-perlu-dilakukan

Bahaya Nge-Vape: Memahami Risiko di Balik Asap Modern

Di era teknologi yang terus berkembang, berbagai inovasi hadir untuk menggantikan tradisi lama. Salah satunya adalah kebiasaan merokok, yang kini semakin tergantikan dengan tren yang disebut “nge-vape”. Vaping, menggunakan alat elektronik yang menghasilkan uap yang dihirup penggunanya, dianggap sebagai alternatif yang lebih “bersih” daripada rokok konvensional. Namun, apakah benar nge-vape lebih aman? Mari kita telisik fakta-fakta ilmiah dibalik fenomena ini.

Apa Itu Vaping?

Vaping adalah aktivitas menghirup uap yang dihasilkan oleh rokok elektronik (e-rokok) atau perangkat serupa. Rokok elektrik atau Vape bekerja dengan memanaskan cairan yang biasanya mengandung nikotin, pelarut, dan perasa, menghasilkan uap yang kemudian dihirup penggunanya.

Persepsi vs Realita

Secara umum, vaping dipandang sebagai pilihan yang lebih sehat daripada merokok tradisional. Ini disebabkan oleh pengurangan jumlah zat berbahaya yang biasa ditemukan dalam asap rokok konvensional. Namun, persepsi ini seringkali menyesatkan. Faktanya, vaping juga menyimpan potensi bahaya yang tidak boleh diremehkan.

Bahaya Kimiawi dalam Vape

Vape mengandung berbagai bahan kimia yang berpotensi membahayakan. Salah satu contoh adalah diacetyl, yang sering digunakan untuk memberikan rasa mentega pada uap. Diacetyl terkait erat dengan penyakit paru-paru yang serius, seperti bronkiolitis obliterans, yang dikenal juga sebagai “popcorn lung”.

Selain itu, ketika cairan vape dipanaskan, proses ini dapat menghasilkan aldehida seperti formaldehida yang bersifat karsinogenik atau dapat memicu penyakit kanker. Walaupun tingkat karsinogen ini lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional, risiko kesehatan tetap ada, terutama dengan penggunaan jangka panjang.

Risiko Terhadap Remaja dan Penggunaan Ganda

Kecenderungan remaja untuk mencoba vaping menjadi perhatian khusus. Nikotin yang ada dalam sebagian besar cairan vape dapat menyebabkan ketergantungan dan memiliki dampak negatif pada perkembangan otak remaja. Selain itu, studi menunjukkan bahwa remaja yang mulai dengan vaping memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk beralih ke rokok konvensional, menempatkan mereka pada risiko kesehatan tambahan.

Potensi Masalah Kardiovaskular dan Respirasi

Vaping dapat memberikan dampak negatif pada sistem kardiovaskular. Nikotin meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, yang bisa berujung pada masalah jantung. Selain itu, ada bukti yang menunjukkan bahwa vaping dapat memicu respons inflamasi dalam tubuh yang berisiko terhadap kesehatan jantung.

Dampak terhadap sistem respirasi atau pernapasan juga signifikan. Meskipun vaping mungkin tidak menghasilkan tar seperti rokok konvensional, uapnya dapat menyebabkan iritasi dan peradangan di saluran pernapasan, serta mempengaruhi fungsi paru.

Isu Kesehatan Mental

Vaping juga berkaitan dengan masalah kesehatan mental. Nikotin adalah zat adiktif yang bisa menimbulkan ketergantungan, serta berpengaruh pada suasana hati dan konsentrasi. Pengguna yang ketergantungan nikotin mungkin mengalami gejala penarikan saat tidak vaping, termasuk kecemasan, iritabilitas, dan kesulitan konsentrasi.

Kualitas dan Regulasi Produk

Salah satu risiko terbesar dari vaping adalah inkonsistensi dalam kualitas dan regulasi produk. Beberapa produk vape yang beredar di pasaran mungkin tidak memenuhi standar kesehatan yang ketat, meningkatkan risiko penggunaan bahan yang berbahaya.

Sementara vaping mungkin menawarkan alternatif bagi perokok berat untuk mengurangi penggunaan tembakau, penting untuk memahami bahwa ini bukan tanpa risiko. Untuk non-perokok, terutama remaja, memulai vaping bisa menjadi jalan menuju berbagai masalah kesehatan.

Masyarakat perlu edukasi menyeluruh mengenai dampak kesehatan dari vaping. Juga penting untuk memperketat regulasi terhadap produksi dan penjualan rokok elektronik untuk memastikan keamanan pengguna.

Dalam konteks kesehatan masyarakat, pendekatan pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Menghindari atau berhenti dari vaping adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Untuk mereka yang ingin berhenti merokok, konsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan metode yang lebih aman dan terkontrol adalah langkah yang bijak.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/bahaya-nge-vape-memahami-risiko-di-balik-asap-modern

Faktor Penyebab Kelahiran Prematur Dan Cara Mencegahnya

Kelahiran prematur, kejadian di mana persalinan terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu dan dapat membawa dampak serius pada kesehatan bayi. Pahami lebih lanjut mengenai faktor penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil.

Kelahiran prematur dapat terjadi secara tak terencana, seperti dalam kasus ketuban pecah dini atau infeksi rahim selama kehamilan. Namun, dalam beberapa kasus, persalinan prematur dapat direncanakan, terutama dalam kasus preeklampsia. Minggu-minggu terakhir kehamilan menjadi krusial bagi pertumbuhan janin, dan bayi yang lahir prematur memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.

Penyebab Kelahiran Prematur

Meskipun penyebab pasti kelahiran prematur belum sepenuhnya diketahui, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko, seperti riwayat kelahiran prematur sebelumnya, kehamilan dengan bayi kembar, atau adanya kelainan pada rahim atau plasenta. Faktor-faktor ini perlu diwaspadai untuk mengurangi risiko persalinan prematur.

Cegah Kelahiran Bayi Prematur

Mempertahankan berat badan ideal dan asupan gizi yang baik sebelum dan selama hamil dapat mengurangi risiko kelahiran prematur. Pada ibu hamil dengan resiko tinggi, langkah-langkah pencegahan seperti pemberian hormon progesteron atau pemasangan cerclage serviks dapat dipertimbangkan.

Kelahiran prematur dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang, seperti gangguan pernapasan, komplikasi jantung, atau masalah kesehatan jangka panjang seperti kerusakan otak atau gangguan penglihatan. Dengan penanganan dan perawatan yang tepat, bayi prematur memiliki peluang hidup yang baik.

Penting untuk mendapatkan perawatan medis berkualitas dan mengikuti tindakan pencegahan yang dianjurkan guna mengurangi risiko kelahiran prematur

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/faktor-penyebab-kelahiran-prematur-dan-cara-mencegahnya

Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak, Cegah Resistensi

Penyakit infeksi merupakan permasalahan yang sering terjadi di masyarakat Indonesia. Oleh karena itu tingginya penyakit infeksi mengakibatkan tingginya penggunaan antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik, suatu masalah kesehatan global yang memerlukan perhatian serius.

Apa Itu Resistensi Antibiotik?

Resistensi antibiotik atau kebal terhadap efek antibiotik terjadi saat bakteri tidak lagi merespon efektif terhadap antibiotik yang seharusnya menghentikan pertumbuhan atau membunuh bakteri. Masalah ini semakin memburuk karena banyak orang yang mendapatkan antibiotik tanpa resep dokter dan kurang pemahaman tentang cara penggunaannya.

Masyarakat perlu memahami bahwa antibiotik hanya efektif melawan bakteri, bukan virus atau jamur. Jadi,hanya gunakan antibiotik saat diperlukan dan dengan resep dokter tentunya. Jangan menyimpan antibiotik yang tidak terpakai di rumah atau memberikannya kepada orang lain.

Faktor-Faktor yang Meningkatkan Risiko Resistensi Antibiotik

Resistensi antibiotik menjadi permasalahan serius dalam dunia kesehatan, dan pemahaman terhadap faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko resistensi menjadi kunci dalam upaya pencegahan. 

Salah satu penyebab utama resistensi antibiotik adalah penggunaan antibiotik yang tidak tepat, termasuk minum antibiotik untuk penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti batuk pilek, dan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan diagnosis penyakit. 

Selain itu, penggunaan antibiotik yang tidak teratur, seperti memberi jeda waktu 1-2 hari, juga dapat menjadi faktor risiko resistensi antibiotik. 

Ketidakpatuhan dalam menghabiskan seluruh resep antibiotik sesuai dengan waktu yang disarankan oleh dokter juga memberikan peluang bagi bakteri untuk mengembangkan resistensi. 

Melalui pemahaman mendalam terhadap penyebab ini, kita dapat mengambil langkah-langkah preventif yang lebih efektif dalam mengatasi resistensi antibiotik.

Cara Penggunaan Antibiotik yang Tepat:

  • Konsultasi dengan Dokter: Hindari membeli antibiotik tanpa resep dokter.
  • Diagnosa yang Akurat: Pastikan antibiotik digunakan untuk infeksi bakteri, bukan virus atau jamur.
  • Habiskan Sesuai Aturan: Jangan berhenti minum antibiotik sebelum habis, meskipun gejala telah mereda.
  • Jangan Menyimpan Sisa Obat: Hindari menyimpan antibiotik yang tidak terpakai di rumah.
  • Jangan Memberikan kepada Orang Lain: Antibiotik yang diresepkan untuk seseorang tidak boleh diberikan kepada orang lain.

Mengapa Antibiotik Harus Dihabiskan Sesuai Resep?

Pentingnya menyelesaikan seluruh resep antibiotik menjadi faktor kunci dalam eradicating bakteri penyebab infeksi secara tuntas. Dengan menyelesaikan resep antibiotik secara penuh, kita dapat meminimalkan peluang bakteri untuk mengalami mutasi atau mengembangkan resistensi, sehingga pengobatan pada kunjungan berikutnya tetap efektif. 

Selain itu, resistensi antibiotik merupakan ancaman serius bagi kesehatan global, di mana penghentian prematur pengobatan dapat meningkatkan risiko bakteri yang selamat mengembangkan mekanisme pertahanan, merugikan efektivitas antibiotik pada masa mendatang.

Mencegah resistensi antibiotik juga melibatkan upaya untuk mencegah bakteri menjadi lebih kuat. Bakteri yang selamat dari pengobatan antibiotik cenderung mengalami perkembangan yang membuatnya lebih tangguh. 

Oleh karena itu, pemahaman masyarakat tentang antibiotik dan penggunaannya yang bijak menjadi kunci dalam mengatasi resistensi antibiotik. Disiplin dalam mengikuti aturan penggunaan obat sesuai anjuran dokter menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah dampak buruk dari resistensi antibiotik.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/gunakan-obat-antibiotik-dengan-bijak-cegah-resistensi

8 Makanan Bernutrisi yang Menyehatkan Rambut

Kondisi rambut yang tidak sehat karena kekurangan nutrisi dapat menyebabkan beberapa masalah seperti ketombe, rambut rontok, kusam, bercabang, dan kebotakan. Selain rutin melakukan perawatan rambut, asupan makanan juga memengaruhi kondisi kesehatan rambut. 

Berikut beberapa jenis makanan yang dapat meningkatkan kesehatan rambut dirangkum dari berbagai sumber: 

  1. Ikan 
    Kaya akan protein dan vitamin D, ikan dapat membuat rambut tumbuh kuat, seperti salmon, tenggiri, tuna, dan ikan kembung. Asam lemak omega-3 yang terkandung di dalamnya juga baik untuk menutrisi rambut. 
  2. Kenari 
    Kenari dapat melindungi rambut dari paparan sinar matahari yang dapat merusak DNA sel rambut. Hal ini lantaran kenari kaya kandungan asam lemak omega-3, biotin, dan vitamin E.
  3. Tiram 
    Kekurangan zinc dapat menyebabkan rambut rontok serta kulit kepala kering dan bersisi. Mengonsumsi tiram yang kaya zinc dapat menghindari kerusakan rambut. Makanan lain yang juga mengandung zinc adalah daging sapi dan telur.
  4. Ubi Jalar 
    Kandungan beta karoten pada ubi jalar menghasilkan minyak yang dapat menyeimbangkan kelembaban kulit kepala. Makanan pilihan pengganti lainnya seperti wortel, melon, mangga, dan labu. 
  5. Bayam 
    Bayam merupakan sumber zat besi, beta karoten, asam folat dan vitamin C yang membantu memelihara folikel rambut dan kulit kepala. 
  6. Kacang-kacangan
    Kacang-kacangan banyak mengandung protein, zat besi, dan biotin. Ketiga zat ini menjadi nutrisi yang baik bagi rambut dan kulit kepala. 
  7. Yoghurt 
    Yoghurt kaya akan protein, vitamin B5, dan vitamin D yang baik untuk kesehatan rambut. Makanan serupa yang dapat dikonsumsi adalah keju rendah lemak dan susu skim. 
  8. Buah-buahan 
    Buah-buahan sarat akan vitamin C yang sangat dibutuhkan rambut. Vitamin C berperan penting dalam sirkulasi darah ke kulit kepala untuk memberi makan folikel rambut. 

Memiliki rambut sehat dan kuat bukan sekadar mimpi. Rawatlah rambut dengan mengonsumsi makanan yang bernutrisi. Sebaiknya, masukkan pilihan makanan di atas ke dalam daftar menu harian untuk mendapatkan rambut sehat

“Memiliki rambut sehat dan kuat bukan sekadar mimpi. Rawatlah rambut dengan mengonsumsi makanan yang bernutrisi”

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/8-makanan-bernutrisi-yang-menyehatkan-rambut

Waspada Low Back Pain Saat Bekerja

Bekerja seharian dengan posisi duduk berjam-jam di depan komputer tentu sudah menjadi makanan sehari-hari pekerja kantoran. Namun, kondisi ini acapkali menimbulkan rasa lelah dan ketegangan otot di area sekitar punggung. 

Posisi duduk yang kurang tepat dan tidak ergonomis ketika bekerja dapat menyebabkan ketegangan otot dan rasa nyeri punggung bawah atau low back pain. Tanpa disadari, perilaku menekuk (membungkuk), posisi kepala tidak tegak, pandangan selalu ke bawah, dan pola kerja yang monoton seringkali dilakukan saat bekerja. Padahal semua aktivitas itu dapat menjadi pemicu terjadinya low back pain.

Tak hanya itu, kondisi ini dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan duduk, kondisi tulang belakang yang tidak normal, atau penyakit tertentu seperti penyakit degeneratif. 

Sebagai langkah awal pencegahan sekaligus agar meringankan gejalanya, dapat dilakukan beberapa aktivitas yang membantu

  1. Mempertahankan postur tubuh yang benar selama bekerja dan melakukan peregangan setelah duduk dalam jangka waktu lama.
  2. Melakukan olahraga rutin juga dianjurkan, terutama jenis olahraga yang dapat melatih otot punggung seperti yoga, pilates, jalan kaki, dan berenang. 
  3. Hindari mengangkat beban berat yang dapat mencederai otot.
  4. Berendam di air hangat dapat menjadi pilihan saat tiba di rumah setelah seharian bekerja. Selain meredakan rasa nyeri, aktivitas ini juga dapat menghindarkan dari stres.
  5. Menerapkan gaya hidup sehat serta istirahat yang cukup juga perlu dilakukan. Selanjutnya
  6. periksakan diri ke dokter apabila rasa nyeri yang dirasakan tidak kunjung reda.

dengan menerapkan aktivitas tersebut dapat mencegah kita terkena low back pain. Jika terkena low back pain segera konsultasikan ke tenaga kesehatan agar tidak terjadi cedera yang lebih parah.

“Posisi duduk yang kurang tepat dan tidak ergonomis ketika bekerja dapat menyebabkan ketegangan otot dan rasa nyeri punggung bawah atau low back pain”

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/waspada-low-back-pain-saat-bekerja

Kapan Sih Waktu Yang Tepat Untuk Mencuci Tangan Pakai Sabun?

Pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan diri tidak dapat diabaikan, terutama dalam menjaga kebersihan tangan. Salah satu cara yang efektif untuk membersihkan tangan adalah mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air mengalir bukan hanya sekadar rutinitas sehari-hari, tetapi juga merupakan tindakan penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan menjaga kesehatan diri dan orang lain di sekitar kita.

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan dengan sabun adalah setelah kita bersentuhan dengan hewan, manusia, benda atau permukaan yang berpotensi mengandung kuman. Karena itu, disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun dalam situasi-situasi berikut:

  1. Sebelum dan setelah makan 

Mencuci tangan sebelum makan mencegah penyebaran kuman dari tangan ke makanan yang akan dikonsumsi. Setelah makan, mencuci tangan membersihkan sisa makanan dan melindungi diri dari kuman yang mungkin ada pada tangan anda.

  1. Setelah menggunakan toilet

Mencuci tangan setelah menggunakan toilet sangat penting untuk menghindari penyebaran kuman dan bakteri yang mungkin terdapat pada lingkungan toilet.

  1. Ketika Anda sakit atau merawat orang yang sakit

Jika anda atau orang di sekitar anda sedang mengalami sakit, mencuci tangan dengan sabun secara teratur membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit dan menjaga kebersihan lingkungan.

  1. Setelah menangani hewan peliharaan atau sampah

Hewan peliharaan atau membuang sampah dapat mengandung kuman atau bahan kimia yang berpotensi berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk mencuci tangan setelah berinteraksi dengan hewan peliharaan atau membuang sampah.

  1. Ketika tangan terlihat kotor

Jika tangan terlihat kotor atau terdapat noda, sebaiknya mencuci tangan dengan sabun untuk membersihkan kotoran yang mungkin mengandung kuman.

Penting untuk diingat juga bahwa mencuci tangan dengan sabun harus dilakukan dengan benar, mencuci tangan dengan air saja tidak cukup untuk mematikan kuman penyebab penyakit. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir selama minimal 40-60 detik adalah cara yang baik untuk melindungi kita dari penyakit.

Lalu, langkah-langkah mencuci tangan pakai sabun yang benar itu seperti apa? Yuk kita perhatikan langkah-langkahnya pada gambar dibawah ini.

(Sumber : Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

Langkah-langkah CTPS:

  1. Basahi kedua tangan dengan air bersih mengalir.
  2. Gunakan sabun pada tangan secukupnya.
  3. Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya
  4. Gosok punggung tangan dan sela jari
  5. Gosok telapak tangan dan sela jari dengan posisi saling bertautan
  6. Gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari saling bertautan
  7. Genggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar
  8. Gosok bagian ujung jari ke telapak tangan agar bagian kuku terkena sabun
  9. Gosok tangan yang bersabun dengan air bersih mengalir
  10. Keringkan tangan dengan lap sekali pakai atau tisu
  11. Bersihkan pemutar keran air dengan lap sekali pakai atau tisu

Mengajarkan pentingnya mencuci tangan pakai sabun kepada keluarga, teman, dan lingkungan sekitar merupakan upaya yang berguna dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari penyakit. 

Jadi, jangan anggap sepele perlunya mencuci tangan dengan sabun. Jadikanlah aktivitas ini sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari dan terapkan dengan konsisten. Dengan mencuci tangan pakai sabun, kita dapat menjaga kebersihan tangan, mencegah penyebaran penyakit, dan memberikan kontribusi positif dalam memperkuat kesehatan kita maupun orang di sekitar kita.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/kapan-sih-waktu-yang-tepat-untuk-mencuci-tangan-pakai-sabun

YOU ARE WHAT YOU EAT

“You are what you eat”, ungkapan ini menggambarkan keadaan tubuh kita saat ini salah satunya dipengaruhi oleh apa yang kita makan baik di masa lalu ataupun masa kini. Hal ini selaras dengan masalah gizi salah satunya stunting yang tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi merupakan manifestasi jauh dari kekurangan nutrisi bisa dari masa sebelum bayi dilahirkan yaitu pada masa remaja atau pada masa kehamilan. Berikut beberapa tips yang dapat Healthies terapkan:

  1. Pola makan “Isi Piringku”
    Penting sekali untuk mengonsumsi makanan yang beragam dengan porsi sesuai “isi piringku” yaitu dalam sekali makan harus ada makanan pokok, lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, sayur serta buah dan jangan lupa konsumsi air putih sesuai kebutuhan harian.
  2. Konsumsi makanan yang beragam
    Faktanya tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung seluruh zat gizi yang diperlukan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatan kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai usia 6 bulan. Sebagai contoh, nasi mengandung karbohidrat tetapi vitamin dan mineralnya rendah, sehingga dibutuhkan juga sayur dan buah yang kaya vitamin, mineral serta serat. Selain itu dibutuhkan juga lauk pauk sumber protein hewani dan nabati seperti ikan, ayam, tahu, tempe. 
  3. Sumber karbohidrat yang beragam
    Nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat yang bisa dikonsumsi sesuai kebutuhan harian. Selain nasi terdapat sumber karbohidrat lain seperti singkong, jagung, ubi, talas dan lainnya. Pada beberapa jenis umbi seperti ubi jalar ungu dan ubi jalar kuning ternyata juga mengandung zat non-gizi yang bermanfaat untuk kesehatan yaitu antosianin. Selain itu, serealia utuh seperti jagung, beras merah, beras hitam atau biji-bijian yang tidak disosoh dalam penggilingannya mengandung serat tinggi yang bermanfaat untuk melancarkan buang air besar, pengendalian kolesterol darah serta memiliki zat karbohidrat yang lambat diubah menjadi gula darah sehingga turut mencegah gula darah tinggi. Dari banyaknya sumber karbohidrat yang ada, Healthies dapat konsumsi makanan pokok yang beragam yaitu lebih dari satu jenis makanan pokok dalam sehari atau sekali makan, misalnya sarapan pagi dengan roti lalu makan siang dengan nasi dan makan malam dengan olahan ubi.
     
  4. Cukupi kebutuhan protein, sayur dan buah
    Selain makanan pokok, jangan lupa ditambah dengan lauk protein hewani dan nabati, sayur serta buah sesuai kebutuhan. Sumber protein dapat ditemukan di ayam, telur, ikan, daging, tempe, tahu, kacang-kacangan dan lainnya. Healthies juga dapat konsumsi ikan yang mudah didapatkan seperti ikan kembung, bandeng, ikan nila yang enak dan bergizi tinggi.
  5. Penuhi kebutuhan air
    Selain konsumsi makanan yang beragam, cukupi kebutuhan air harian dengan minum 8 gelas air sehari, air ini sangat penting dalam proses metabolisme, memperlancar pencernaan, membantu menghilangkan racun dalam tubuh serta mencegah dehidrasi. Sesuai dengan tema Hari Pangan Sedunia Tahun ini yang diperingati pada tanggal 16 Oktober 2023 “Water Is Life, Water is Food, Leave No One Behind”, menekankan tentang pentingnya air bagi kehidupan kita.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/you-are-what-you-eat

Mata Tetap Sehat Saat Asyik Membaca

Membaca tak sekadar menjadi hobi, tetapi juga dapat menambah ilmu dan pengetahuan. Bagi yang gemar membaca, menjaga kesehatan mata menjadi sangat penting agar dapat terus melakukan hobi ini. Namun, apabila membaca dilakukan terus-menerus dengan posisi, jarak, pencahayaan, dan durasi yang tidak sesuai akan mengakibatkan kelelahan hingga gangguan kesehatan mata. 

Kelelahan mata terjadi akibat otot-otot mata dipaksa bekerja keras terutama saat melihat objek dekat dalam jangka waktu lama (Randy Septiansyah, 2014). Tak perlu khawatir, beberapa kiat berikut dapat dilakukan agar mata tidak mudah lelah saat membaca 

1. Mengatur posisi baca

Mengatur posisi baca yang benar dapat menghindari mata lelah dan melancarkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Atur posisi duduk yang baik dengan menempatkan posisi badan tegak dan kaki lurus. Hindari posisi berbaring sambil membaca.

 2. Menjaga jarak baca 

Jarak yang tepat saat membaca adalah 30 cm dihitung mulai dari bahan bacaan ke mata. Membaca dengan jarak kurang dari itu akan meningkatkan tegangan otot siliaris mata. Akibatnya membuat mata lelah dan lensa mata menjadi terlalu cembung sehingga menimbulkan risiko rabun jauh atau miopia.

3. Mengatur tingkat pencahayaan

Penerangan yang buruk akan mengakibatkan gangguan akomodasi mata dan kontraksi otot siliaris terus-menerus sehingga menimbulkan gangguan refleksi mata, yaitu miopia (Fredrick, 2012). Untuk itu, perlu mengoptimalkan pencahayaan dan mengatur intensitas cahaya di dalam ruangan. 

4. Mengatur durasi membaca

Di sela-sela aktivitas membaca kita perlu memberikan jeda atau rehat sejenak untuk mata. Ini bertujuan untuk melenturkan otot mata yang tegang serta mengurangi lelah. 

5. Pola makan sehat

Menjaga kesehatan mata juga dapat dilakukan dengan memberikan asupan makanan yang bergizi dan sehat. Konsumsilah sumber makanan yang mengandung asam lemak omega-3, seng, vitamin A, vitamin C, vitamin E, hingga karotenoid. Kandungan ini dapat ditemukan pada ikan salmon, tuna, sarden, kacang-kacangan, telur, wortel, jeruk, sayuran berdaun hijau seperti bayam, sawi, brokoli, daun lobak, dan lain-lain

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/mata-tetap-sehat-saat-asyik-membaca

Manfaat Ajaib Menyusui Bayi: Lebih dari Sekedar Zat Gizi

Setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk bayinya termasuk dalam pemberian makan. Lalu, makanan apa yang terbaik untuk bayi?

ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Di dalam ASI terkandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan bayi dari mulai karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Banyak sekali manfaat menyusui bagi bayi, tidak hanya terkait zat gizinya yang sangat lengkap. Dilansir dari beberapa sumber, berikut kami rangkum manfaat ajaib menyusui :

Melindungi Bayi dari Infeksi

ASI mengandung lebih banyak protein Whey yang mudah larut dimana di dalamnya banyak mengandung antiinfeksi seperti Immunoglobulin A (IgA), laktoferin, lisozim yang melindungi bayi dari infeksi. Bayi yang mendapat ASI akan lebih jarang sakit terutama diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

Gizi Tepat untuk Pertumbuhan Otak dan Mata Bayi

ASI mengandung Asam Lemak Essensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan mata bayi serta kesehatan pembuluh darah. Enzim Lipase juga terdapat di dalam ASI yang membantu mencerna lemak. Kesemuanya ini tidak ada di susu lain selain ASI.

Memberikan bonding (ikatan batin antara ibu dan bayi)

Saat menyusui, ibu selalu berdekatan dengan bayi, memeluk erat dan bertatap mata dengan bayi. Hal tersebut dapat membentuk ikatan yang kuat antara ibu dan bayi.

Lalu, apa risiko jika bayi tidak mendapatkan ASI?

Bayi yang tidak menyusu, berisiko untuk terserang penyakit infeksi seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas, dan infeksi lainnya karena bayi tidak mendapatkan zat-zat antiinfeksi dari ASI. Bayi lebih mungkin mengalami kurang gizi dan kekurangan vitamin A. Bayi juga dapat berisiko terjadi alergi, intoleransi laktosa serta terkena penyakit kronis (diabetes dan obesitas). Selain itu, bayi yang tidak menyusu kurang mendapatkan ikatan batin dengan ibu.

Semua ibu pasti ingin yang terbaik bagi baginya. Dengan menyusui, ibu sudah mengupayakan yang terbaik bagi bayinya untuk tumbuh dan kembang secara optimal. Semua ibu bisa menyusui. Tidak ada apapun/siapapun yang bisa menghalangi ibu untuk menyusui. Dukungan dari sekitar akan sangat membantu ibu untuk bisa tetap menyusui.

Bagaimana perjalanan menyusui ibu?

Adakah yang ingin diceritakan atau dikonsultasikan?

Jika ibu ingin berkonsultasi terkait proses menyusui bayi ibu silahkan hubungi konselor kami dengan klik link berikut ini:

https://link.kemkes.go.id/telekonselingmenyusui

Kami dampingi sampai ibu sukses menyusui selama 2 tahun ya…

Selamat menyusui……..

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/manfaat-ajaib-menyusui-bayi-lebih-dari-sekedar-zat-gizi

1 16 17 18 19 20 22

Search

+