Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak, Cegah Resistensi

Penyakit infeksi merupakan permasalahan yang sering terjadi di masyarakat Indonesia. Oleh karena itu tingginya penyakit infeksi mengakibatkan tingginya penggunaan antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik, suatu masalah kesehatan global yang memerlukan perhatian serius.

Apa Itu Resistensi Antibiotik?

Resistensi antibiotik atau kebal terhadap efek antibiotik terjadi saat bakteri tidak lagi merespon efektif terhadap antibiotik yang seharusnya menghentikan pertumbuhan atau membunuh bakteri. Masalah ini semakin memburuk karena banyak orang yang mendapatkan antibiotik tanpa resep dokter dan kurang pemahaman tentang cara penggunaannya.

Masyarakat perlu memahami bahwa antibiotik hanya efektif melawan bakteri, bukan virus atau jamur. Jadi,hanya gunakan antibiotik saat diperlukan dan dengan resep dokter tentunya. Jangan menyimpan antibiotik yang tidak terpakai di rumah atau memberikannya kepada orang lain.

Faktor-Faktor yang Meningkatkan Risiko Resistensi Antibiotik

Resistensi antibiotik menjadi permasalahan serius dalam dunia kesehatan, dan pemahaman terhadap faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko resistensi menjadi kunci dalam upaya pencegahan. 

Salah satu penyebab utama resistensi antibiotik adalah penggunaan antibiotik yang tidak tepat, termasuk minum antibiotik untuk penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti batuk pilek, dan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan diagnosis penyakit. 

Selain itu, penggunaan antibiotik yang tidak teratur, seperti memberi jeda waktu 1-2 hari, juga dapat menjadi faktor risiko resistensi antibiotik. 

Ketidakpatuhan dalam menghabiskan seluruh resep antibiotik sesuai dengan waktu yang disarankan oleh dokter juga memberikan peluang bagi bakteri untuk mengembangkan resistensi. 

Melalui pemahaman mendalam terhadap penyebab ini, kita dapat mengambil langkah-langkah preventif yang lebih efektif dalam mengatasi resistensi antibiotik.

Cara Penggunaan Antibiotik yang Tepat:

  • Konsultasi dengan Dokter: Hindari membeli antibiotik tanpa resep dokter.
  • Diagnosa yang Akurat: Pastikan antibiotik digunakan untuk infeksi bakteri, bukan virus atau jamur.
  • Habiskan Sesuai Aturan: Jangan berhenti minum antibiotik sebelum habis, meskipun gejala telah mereda.
  • Jangan Menyimpan Sisa Obat: Hindari menyimpan antibiotik yang tidak terpakai di rumah.
  • Jangan Memberikan kepada Orang Lain: Antibiotik yang diresepkan untuk seseorang tidak boleh diberikan kepada orang lain.

Mengapa Antibiotik Harus Dihabiskan Sesuai Resep?

Pentingnya menyelesaikan seluruh resep antibiotik menjadi faktor kunci dalam eradicating bakteri penyebab infeksi secara tuntas. Dengan menyelesaikan resep antibiotik secara penuh, kita dapat meminimalkan peluang bakteri untuk mengalami mutasi atau mengembangkan resistensi, sehingga pengobatan pada kunjungan berikutnya tetap efektif. 

Selain itu, resistensi antibiotik merupakan ancaman serius bagi kesehatan global, di mana penghentian prematur pengobatan dapat meningkatkan risiko bakteri yang selamat mengembangkan mekanisme pertahanan, merugikan efektivitas antibiotik pada masa mendatang.

Mencegah resistensi antibiotik juga melibatkan upaya untuk mencegah bakteri menjadi lebih kuat. Bakteri yang selamat dari pengobatan antibiotik cenderung mengalami perkembangan yang membuatnya lebih tangguh. 

Oleh karena itu, pemahaman masyarakat tentang antibiotik dan penggunaannya yang bijak menjadi kunci dalam mengatasi resistensi antibiotik. Disiplin dalam mengikuti aturan penggunaan obat sesuai anjuran dokter menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah dampak buruk dari resistensi antibiotik.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/gunakan-obat-antibiotik-dengan-bijak-cegah-resistensi

8 Makanan Bernutrisi yang Menyehatkan Rambut

Kondisi rambut yang tidak sehat karena kekurangan nutrisi dapat menyebabkan beberapa masalah seperti ketombe, rambut rontok, kusam, bercabang, dan kebotakan. Selain rutin melakukan perawatan rambut, asupan makanan juga memengaruhi kondisi kesehatan rambut. 

Berikut beberapa jenis makanan yang dapat meningkatkan kesehatan rambut dirangkum dari berbagai sumber: 

  1. Ikan 
    Kaya akan protein dan vitamin D, ikan dapat membuat rambut tumbuh kuat, seperti salmon, tenggiri, tuna, dan ikan kembung. Asam lemak omega-3 yang terkandung di dalamnya juga baik untuk menutrisi rambut. 
  2. Kenari 
    Kenari dapat melindungi rambut dari paparan sinar matahari yang dapat merusak DNA sel rambut. Hal ini lantaran kenari kaya kandungan asam lemak omega-3, biotin, dan vitamin E.
  3. Tiram 
    Kekurangan zinc dapat menyebabkan rambut rontok serta kulit kepala kering dan bersisi. Mengonsumsi tiram yang kaya zinc dapat menghindari kerusakan rambut. Makanan lain yang juga mengandung zinc adalah daging sapi dan telur.
  4. Ubi Jalar 
    Kandungan beta karoten pada ubi jalar menghasilkan minyak yang dapat menyeimbangkan kelembaban kulit kepala. Makanan pilihan pengganti lainnya seperti wortel, melon, mangga, dan labu. 
  5. Bayam 
    Bayam merupakan sumber zat besi, beta karoten, asam folat dan vitamin C yang membantu memelihara folikel rambut dan kulit kepala. 
  6. Kacang-kacangan
    Kacang-kacangan banyak mengandung protein, zat besi, dan biotin. Ketiga zat ini menjadi nutrisi yang baik bagi rambut dan kulit kepala. 
  7. Yoghurt 
    Yoghurt kaya akan protein, vitamin B5, dan vitamin D yang baik untuk kesehatan rambut. Makanan serupa yang dapat dikonsumsi adalah keju rendah lemak dan susu skim. 
  8. Buah-buahan 
    Buah-buahan sarat akan vitamin C yang sangat dibutuhkan rambut. Vitamin C berperan penting dalam sirkulasi darah ke kulit kepala untuk memberi makan folikel rambut. 

Memiliki rambut sehat dan kuat bukan sekadar mimpi. Rawatlah rambut dengan mengonsumsi makanan yang bernutrisi. Sebaiknya, masukkan pilihan makanan di atas ke dalam daftar menu harian untuk mendapatkan rambut sehat

“Memiliki rambut sehat dan kuat bukan sekadar mimpi. Rawatlah rambut dengan mengonsumsi makanan yang bernutrisi”

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/8-makanan-bernutrisi-yang-menyehatkan-rambut

Waspada Low Back Pain Saat Bekerja

Bekerja seharian dengan posisi duduk berjam-jam di depan komputer tentu sudah menjadi makanan sehari-hari pekerja kantoran. Namun, kondisi ini acapkali menimbulkan rasa lelah dan ketegangan otot di area sekitar punggung. 

Posisi duduk yang kurang tepat dan tidak ergonomis ketika bekerja dapat menyebabkan ketegangan otot dan rasa nyeri punggung bawah atau low back pain. Tanpa disadari, perilaku menekuk (membungkuk), posisi kepala tidak tegak, pandangan selalu ke bawah, dan pola kerja yang monoton seringkali dilakukan saat bekerja. Padahal semua aktivitas itu dapat menjadi pemicu terjadinya low back pain.

Tak hanya itu, kondisi ini dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan duduk, kondisi tulang belakang yang tidak normal, atau penyakit tertentu seperti penyakit degeneratif. 

Sebagai langkah awal pencegahan sekaligus agar meringankan gejalanya, dapat dilakukan beberapa aktivitas yang membantu

  1. Mempertahankan postur tubuh yang benar selama bekerja dan melakukan peregangan setelah duduk dalam jangka waktu lama.
  2. Melakukan olahraga rutin juga dianjurkan, terutama jenis olahraga yang dapat melatih otot punggung seperti yoga, pilates, jalan kaki, dan berenang. 
  3. Hindari mengangkat beban berat yang dapat mencederai otot.
  4. Berendam di air hangat dapat menjadi pilihan saat tiba di rumah setelah seharian bekerja. Selain meredakan rasa nyeri, aktivitas ini juga dapat menghindarkan dari stres.
  5. Menerapkan gaya hidup sehat serta istirahat yang cukup juga perlu dilakukan. Selanjutnya
  6. periksakan diri ke dokter apabila rasa nyeri yang dirasakan tidak kunjung reda.

dengan menerapkan aktivitas tersebut dapat mencegah kita terkena low back pain. Jika terkena low back pain segera konsultasikan ke tenaga kesehatan agar tidak terjadi cedera yang lebih parah.

“Posisi duduk yang kurang tepat dan tidak ergonomis ketika bekerja dapat menyebabkan ketegangan otot dan rasa nyeri punggung bawah atau low back pain”

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/waspada-low-back-pain-saat-bekerja

Kapan Sih Waktu Yang Tepat Untuk Mencuci Tangan Pakai Sabun?

Pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan diri tidak dapat diabaikan, terutama dalam menjaga kebersihan tangan. Salah satu cara yang efektif untuk membersihkan tangan adalah mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air mengalir bukan hanya sekadar rutinitas sehari-hari, tetapi juga merupakan tindakan penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan menjaga kesehatan diri dan orang lain di sekitar kita.

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan dengan sabun adalah setelah kita bersentuhan dengan hewan, manusia, benda atau permukaan yang berpotensi mengandung kuman. Karena itu, disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun dalam situasi-situasi berikut:

  1. Sebelum dan setelah makan 

Mencuci tangan sebelum makan mencegah penyebaran kuman dari tangan ke makanan yang akan dikonsumsi. Setelah makan, mencuci tangan membersihkan sisa makanan dan melindungi diri dari kuman yang mungkin ada pada tangan anda.

  1. Setelah menggunakan toilet

Mencuci tangan setelah menggunakan toilet sangat penting untuk menghindari penyebaran kuman dan bakteri yang mungkin terdapat pada lingkungan toilet.

  1. Ketika Anda sakit atau merawat orang yang sakit

Jika anda atau orang di sekitar anda sedang mengalami sakit, mencuci tangan dengan sabun secara teratur membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit dan menjaga kebersihan lingkungan.

  1. Setelah menangani hewan peliharaan atau sampah

Hewan peliharaan atau membuang sampah dapat mengandung kuman atau bahan kimia yang berpotensi berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk mencuci tangan setelah berinteraksi dengan hewan peliharaan atau membuang sampah.

  1. Ketika tangan terlihat kotor

Jika tangan terlihat kotor atau terdapat noda, sebaiknya mencuci tangan dengan sabun untuk membersihkan kotoran yang mungkin mengandung kuman.

Penting untuk diingat juga bahwa mencuci tangan dengan sabun harus dilakukan dengan benar, mencuci tangan dengan air saja tidak cukup untuk mematikan kuman penyebab penyakit. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir selama minimal 40-60 detik adalah cara yang baik untuk melindungi kita dari penyakit.

Lalu, langkah-langkah mencuci tangan pakai sabun yang benar itu seperti apa? Yuk kita perhatikan langkah-langkahnya pada gambar dibawah ini.

(Sumber : Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

Langkah-langkah CTPS:

  1. Basahi kedua tangan dengan air bersih mengalir.
  2. Gunakan sabun pada tangan secukupnya.
  3. Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya
  4. Gosok punggung tangan dan sela jari
  5. Gosok telapak tangan dan sela jari dengan posisi saling bertautan
  6. Gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari saling bertautan
  7. Genggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar
  8. Gosok bagian ujung jari ke telapak tangan agar bagian kuku terkena sabun
  9. Gosok tangan yang bersabun dengan air bersih mengalir
  10. Keringkan tangan dengan lap sekali pakai atau tisu
  11. Bersihkan pemutar keran air dengan lap sekali pakai atau tisu

Mengajarkan pentingnya mencuci tangan pakai sabun kepada keluarga, teman, dan lingkungan sekitar merupakan upaya yang berguna dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari penyakit. 

Jadi, jangan anggap sepele perlunya mencuci tangan dengan sabun. Jadikanlah aktivitas ini sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari dan terapkan dengan konsisten. Dengan mencuci tangan pakai sabun, kita dapat menjaga kebersihan tangan, mencegah penyebaran penyakit, dan memberikan kontribusi positif dalam memperkuat kesehatan kita maupun orang di sekitar kita.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/kapan-sih-waktu-yang-tepat-untuk-mencuci-tangan-pakai-sabun

YOU ARE WHAT YOU EAT

“You are what you eat”, ungkapan ini menggambarkan keadaan tubuh kita saat ini salah satunya dipengaruhi oleh apa yang kita makan baik di masa lalu ataupun masa kini. Hal ini selaras dengan masalah gizi salah satunya stunting yang tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi merupakan manifestasi jauh dari kekurangan nutrisi bisa dari masa sebelum bayi dilahirkan yaitu pada masa remaja atau pada masa kehamilan. Berikut beberapa tips yang dapat Healthies terapkan:

  1. Pola makan “Isi Piringku”
    Penting sekali untuk mengonsumsi makanan yang beragam dengan porsi sesuai “isi piringku” yaitu dalam sekali makan harus ada makanan pokok, lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, sayur serta buah dan jangan lupa konsumsi air putih sesuai kebutuhan harian.
  2. Konsumsi makanan yang beragam
    Faktanya tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung seluruh zat gizi yang diperlukan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatan kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai usia 6 bulan. Sebagai contoh, nasi mengandung karbohidrat tetapi vitamin dan mineralnya rendah, sehingga dibutuhkan juga sayur dan buah yang kaya vitamin, mineral serta serat. Selain itu dibutuhkan juga lauk pauk sumber protein hewani dan nabati seperti ikan, ayam, tahu, tempe. 
  3. Sumber karbohidrat yang beragam
    Nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat yang bisa dikonsumsi sesuai kebutuhan harian. Selain nasi terdapat sumber karbohidrat lain seperti singkong, jagung, ubi, talas dan lainnya. Pada beberapa jenis umbi seperti ubi jalar ungu dan ubi jalar kuning ternyata juga mengandung zat non-gizi yang bermanfaat untuk kesehatan yaitu antosianin. Selain itu, serealia utuh seperti jagung, beras merah, beras hitam atau biji-bijian yang tidak disosoh dalam penggilingannya mengandung serat tinggi yang bermanfaat untuk melancarkan buang air besar, pengendalian kolesterol darah serta memiliki zat karbohidrat yang lambat diubah menjadi gula darah sehingga turut mencegah gula darah tinggi. Dari banyaknya sumber karbohidrat yang ada, Healthies dapat konsumsi makanan pokok yang beragam yaitu lebih dari satu jenis makanan pokok dalam sehari atau sekali makan, misalnya sarapan pagi dengan roti lalu makan siang dengan nasi dan makan malam dengan olahan ubi.
     
  4. Cukupi kebutuhan protein, sayur dan buah
    Selain makanan pokok, jangan lupa ditambah dengan lauk protein hewani dan nabati, sayur serta buah sesuai kebutuhan. Sumber protein dapat ditemukan di ayam, telur, ikan, daging, tempe, tahu, kacang-kacangan dan lainnya. Healthies juga dapat konsumsi ikan yang mudah didapatkan seperti ikan kembung, bandeng, ikan nila yang enak dan bergizi tinggi.
  5. Penuhi kebutuhan air
    Selain konsumsi makanan yang beragam, cukupi kebutuhan air harian dengan minum 8 gelas air sehari, air ini sangat penting dalam proses metabolisme, memperlancar pencernaan, membantu menghilangkan racun dalam tubuh serta mencegah dehidrasi. Sesuai dengan tema Hari Pangan Sedunia Tahun ini yang diperingati pada tanggal 16 Oktober 2023 “Water Is Life, Water is Food, Leave No One Behind”, menekankan tentang pentingnya air bagi kehidupan kita.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/you-are-what-you-eat

Mata Tetap Sehat Saat Asyik Membaca

Membaca tak sekadar menjadi hobi, tetapi juga dapat menambah ilmu dan pengetahuan. Bagi yang gemar membaca, menjaga kesehatan mata menjadi sangat penting agar dapat terus melakukan hobi ini. Namun, apabila membaca dilakukan terus-menerus dengan posisi, jarak, pencahayaan, dan durasi yang tidak sesuai akan mengakibatkan kelelahan hingga gangguan kesehatan mata. 

Kelelahan mata terjadi akibat otot-otot mata dipaksa bekerja keras terutama saat melihat objek dekat dalam jangka waktu lama (Randy Septiansyah, 2014). Tak perlu khawatir, beberapa kiat berikut dapat dilakukan agar mata tidak mudah lelah saat membaca 

1. Mengatur posisi baca

Mengatur posisi baca yang benar dapat menghindari mata lelah dan melancarkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Atur posisi duduk yang baik dengan menempatkan posisi badan tegak dan kaki lurus. Hindari posisi berbaring sambil membaca.

 2. Menjaga jarak baca 

Jarak yang tepat saat membaca adalah 30 cm dihitung mulai dari bahan bacaan ke mata. Membaca dengan jarak kurang dari itu akan meningkatkan tegangan otot siliaris mata. Akibatnya membuat mata lelah dan lensa mata menjadi terlalu cembung sehingga menimbulkan risiko rabun jauh atau miopia.

3. Mengatur tingkat pencahayaan

Penerangan yang buruk akan mengakibatkan gangguan akomodasi mata dan kontraksi otot siliaris terus-menerus sehingga menimbulkan gangguan refleksi mata, yaitu miopia (Fredrick, 2012). Untuk itu, perlu mengoptimalkan pencahayaan dan mengatur intensitas cahaya di dalam ruangan. 

4. Mengatur durasi membaca

Di sela-sela aktivitas membaca kita perlu memberikan jeda atau rehat sejenak untuk mata. Ini bertujuan untuk melenturkan otot mata yang tegang serta mengurangi lelah. 

5. Pola makan sehat

Menjaga kesehatan mata juga dapat dilakukan dengan memberikan asupan makanan yang bergizi dan sehat. Konsumsilah sumber makanan yang mengandung asam lemak omega-3, seng, vitamin A, vitamin C, vitamin E, hingga karotenoid. Kandungan ini dapat ditemukan pada ikan salmon, tuna, sarden, kacang-kacangan, telur, wortel, jeruk, sayuran berdaun hijau seperti bayam, sawi, brokoli, daun lobak, dan lain-lain

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/mata-tetap-sehat-saat-asyik-membaca

Manfaat Ajaib Menyusui Bayi: Lebih dari Sekedar Zat Gizi

Setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk bayinya termasuk dalam pemberian makan. Lalu, makanan apa yang terbaik untuk bayi?

ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Di dalam ASI terkandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan bayi dari mulai karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Banyak sekali manfaat menyusui bagi bayi, tidak hanya terkait zat gizinya yang sangat lengkap. Dilansir dari beberapa sumber, berikut kami rangkum manfaat ajaib menyusui :

Melindungi Bayi dari Infeksi

ASI mengandung lebih banyak protein Whey yang mudah larut dimana di dalamnya banyak mengandung antiinfeksi seperti Immunoglobulin A (IgA), laktoferin, lisozim yang melindungi bayi dari infeksi. Bayi yang mendapat ASI akan lebih jarang sakit terutama diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

Gizi Tepat untuk Pertumbuhan Otak dan Mata Bayi

ASI mengandung Asam Lemak Essensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan mata bayi serta kesehatan pembuluh darah. Enzim Lipase juga terdapat di dalam ASI yang membantu mencerna lemak. Kesemuanya ini tidak ada di susu lain selain ASI.

Memberikan bonding (ikatan batin antara ibu dan bayi)

Saat menyusui, ibu selalu berdekatan dengan bayi, memeluk erat dan bertatap mata dengan bayi. Hal tersebut dapat membentuk ikatan yang kuat antara ibu dan bayi.

Lalu, apa risiko jika bayi tidak mendapatkan ASI?

Bayi yang tidak menyusu, berisiko untuk terserang penyakit infeksi seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas, dan infeksi lainnya karena bayi tidak mendapatkan zat-zat antiinfeksi dari ASI. Bayi lebih mungkin mengalami kurang gizi dan kekurangan vitamin A. Bayi juga dapat berisiko terjadi alergi, intoleransi laktosa serta terkena penyakit kronis (diabetes dan obesitas). Selain itu, bayi yang tidak menyusu kurang mendapatkan ikatan batin dengan ibu.

Semua ibu pasti ingin yang terbaik bagi baginya. Dengan menyusui, ibu sudah mengupayakan yang terbaik bagi bayinya untuk tumbuh dan kembang secara optimal. Semua ibu bisa menyusui. Tidak ada apapun/siapapun yang bisa menghalangi ibu untuk menyusui. Dukungan dari sekitar akan sangat membantu ibu untuk bisa tetap menyusui.

Bagaimana perjalanan menyusui ibu?

Adakah yang ingin diceritakan atau dikonsultasikan?

Jika ibu ingin berkonsultasi terkait proses menyusui bayi ibu silahkan hubungi konselor kami dengan klik link berikut ini:

https://link.kemkes.go.id/telekonselingmenyusui

Kami dampingi sampai ibu sukses menyusui selama 2 tahun ya…

Selamat menyusui……..

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/manfaat-ajaib-menyusui-bayi-lebih-dari-sekedar-zat-gizi

Waspadai Gejala Diabetes Tipe-1 Pada Anak

Diabetes Melitus adalah salah satu masalah kesehatan yang banyak mengancam masyarakat dan berpotensi mengakibatkan kematian apabila tidak mendapatkan penanganan sedini mungkin.

Penyakit diabetes juga tidak terkhusus untuk salah satu kelompok usia, sehingga memahami cara pencegahan dan gejala yang muncul merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Diabetes Melitus tipe 1 juga dapat kita temukan pada kelompok usia anak-anak, sehingga para orang tua dapat menerapkan sikap waspada dengan mencegah dan mengetahui beberapa gejala yang muncul pada anak.

Diabetes tipe 1 adalah kondisi dimana tubuh benar-benar berhenti untuk memproduksi insulin karena adanya kerusakan pada sel pankreas yang memproduksi insulin oleh sistem kekebalan tubuh.

Gejala Diabetes Melitus Tipe-1 pada Anak

Berikut ini adalah beberapa gejala diabetes melitus tipe 1 pada anak yang biasa muncul dan dapat diamati oleh para orang tua, diantaranya:

1. Penurunan prestasi di sekolah dan mudah marah

2. Mengompol

3. Mudah merasa haus dan sering merasa lapar

4. Terjadi penurunan berat makan

5. Mengalami gatal pada kemaluan

6. Infeksi kulit yang berulang

Gejala diabetes tipe 1 pada anak yang telah disebutkan diatas, merupakan tanda bahwa anak mungkin saja mengalami diabetes tipe-1, sehingga diharapkan para orangtua bisa segera membawa sang anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk bisa mendapatkan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan.

Mari ajak anak untuk rutin menerapkan perilaku hidup sehat dengan menjaga pola makan, memenuhi kebutuhan tidurnya dan mengajak mereka untuk melakukan aktivitas fisik atau olahraga ringan.

Sumber

https://upk.kemkes.go.id/new/waspadai-gejala-diabetes-tipe-1-pada-anak

Memulai Berlari Bagi Pemula

Lari merupakan olahraga yang sangat mudah dan murah. Selain baik untuk kesehatan jantung, lari juga efektif menurunkan berat badan. Keunggulan ini membuat banyak orang tertarik mencoba untuk mulai berlari. 

Namun, ternyata mereka mendapatkan masalah seperti “gak kuat nafas, cepet capek, kaki jadi sakit” dan akhirnya memutuskan untuk berhenti berlari. Pelari pemula biasanya terlalu bersemangat dan secara tidak sadar berlari terlalu jauh melebihi kemampuan sehingga memberikan efek buruk bagi tubuh. 

Jika kamu paham beberapa tips berikut, maka pondasimu sebagai pelari pemula bisa bagus dan memperkuat kemampuan fisikmu. 

  1. Tidur Lebih Awal
    Waktu tidur yang cukup (7-8 jam) dapat membuat tubuh lebih segar dan bertenaga. Lakukan tidur lebih awal dan mulailah berlari pukul 5-6 pagi saat udara masih terasa sejuk dan nyaman untuk berolahraga. 
  2. Sarapan Ringan
    Agar dapat berolahraga dengan nyaman dan bertenaga, tubuh membutuhkan asupan energi dari karbohidrat ringan. Konsumsilah telur rebus, energy bar, biskuit, atau kurma. Tak lupa ditemani kopi, teh, atau susu hangat untuk merangsang otak agar dapat terjaga. Pastikan juga air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi. 
  3. Lakukan pemanasan
    Pemanasan untuk melemaskan sendi, otot, dan tendon dengan melakukan gerakan secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh anggota tubuh. 
  4. Tidak Memaksa Tubuh
    Sangat penting bagi pemula untuk menaikkan durasi dan jarak lari secara bertahap agar tidak memaksa tubuh. Gunakan metode walk and run agar intensitas latihan di awal menyesuaikan dengan kemampuan tubuh. Polanya dengan jalan kaki – lari – jalan kaki – lari dan seterusnya. 
  5. Durasi dan Jarak Lari
    Durasi pelari pemula sebaiknya sekitar 20-30 menit per lari. Setelah beberapa minggu rutin berlari, tambahkan sebanyak 5-10 menit. Larilah secara rutin sebanyak 2-4 kali tiap minggu. Jarak lari terbaik untuk pemula sangat bervariasi tergantung pada kondisi fisik. Namun, pelari pemula biasanya menjadikan jarak 3 km sebagai target awal sebelum mulai lari lebih jauh lagi. 

Pendinginan sama pentingnya dengan pemanasan untuk melindungi tubuh dari efek samping lari. Sebagai langkah awal pendinginan, sebaiknya jangan langsung duduk. Jalan kaki 5-10 menit diikuti dengan stretching seluruh badan agar membantu otot dan jantung untuk cool down dan kembali ke kondisi normal.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/memulai-berlari-bagi-pemula

Penyakit Jantung Akibat Kurang Tidur

Kurang tidur atau insomnia adalah masalah umum yang dialami oleh banyak orang. Tidur yang cukup merupakan kebutuhan penting bagi tubuh manusia. Namun, dalam kehidupan modern saat ini, banyak orang yang mengalami kurang tidur akibat berbagai faktor seperti pekerjaan, gaya hidup yang sibuk, dan gangguan tidur. Banyak orang tidak menyadari bahwa kurang tidur dapat memiliki konsekuensi serius terhadap kesehatan jantung. Beberapa studi menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, kerusakan pembuluh darah atau dalam bahasa medisnya disfungsi endotel, dan peradangan pada berbagai jaringan ataupun dalam aspek organ dalam tubuh.

Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Beberapa studi menunjukkan bahwa hanya beberapa jam tidur yang hilang dapat meningkatkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi atau prahipertensi. Hal ini terjadi karena kurang tidur dapat mempengaruhi sistem saraf otonom, yang bertanggung jawab mengatur tekanan darah. Kurang tidur juga dapat mempengaruhi fungsi ginjal, keseimbangan hormon, dan respon baroreseptor, yang semuanya berperan dalam regulasi tekanan darah. Kurang tidur juga dapat mempengaruhi ritme jantung. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan risiko aritmia jantung, termasuk takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel. Kurang tidur dapat mempengaruhi aktivitas saraf otonom yang mengatur ritme jantung dan dapat menyebabkan gangguan ritme yang berpotensi berbahaya.

Inflamasi merupakan faktor risiko penting dalam perkembangan penyakit kardiovaskular. Kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan produksi mediator inflamasi seperti interleukin-6 (IL-6) dan C-reactive protein (CRP). IL-6 diproduksi oleh adiposit dan sel endotel, dan dapat merangsang produksi CRP oleh hati. Peningkatan kadar IL-6 dan CRP dapat merusak dinding pembuluh darah dan memicu proses aterosklerosis. Selain itu, kurang tidur juga dapat mempengaruhi sistem imun dan meningkatkan aktivitas sel darah putih seperti monosit dan neutrofil, yang dapat menyebabkan peradangan. Dalam sebuah studi prospektif di Amerika Serikat, tingkat kematian akibat penyakit jantung koroner tertinggi terjadi pada mereka yang bekerja lebih dari 67 jam per minggu. Studi kasus-kontrol di Belanda, Denmark, dan Swedia juga melaporkan bahwa waktu kerja yang berkepanjangan terkait dengan risiko peningkatan serangan jantung. Sebuah studi kasus-kontrol di Jepang menemukan adanya peningkatan yang signifikan dalam rasio peluang serangan jantung pada mereka yang bekerja lebih dari 11 jam sehari. Penelitian lain dengan menggunakan data dari Nurses’ Health Study menunjukkan bahwa durasi tidur yang singkat atau panjang secara independen terkait dengan peningkatan kemungkinan terjadinya penyakit jantung koroner. Terdapat hubungan U-shaped antara durasi tidur dan insiden penyakit jantung koroner.

Penelitian telah menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan resistensi insulin. Studi eksperimental menunjukkan bahwa kurang tidur terkait dengan penurunan toleransi glukosa dan peningkatan resistensi insulin. Studi lain menunjukkan hubungan antara durasi tidur yang singkat atau panjang dengan peningkatan risiko terjadinya diabetes mellitus. Durasi tidur yang kurang dari 5 jam atau 6 jam per malam memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami diabetes mellitus, sedangkan durasi tidur yang lebih dari 8 jam per malam juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Durasi tidur yang terlalu pendek atau terlalu panjang berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya diabetes mellitus. Durasi tidur yang pendek terkait dengan gangguan sistem endokrin dan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis. Beberapa penelitian telah menghubungkan kurang tidur dengan peningkatan kadar kortisol, penurunan kadar testosteron, dan perubahan dalam metabolisme hormon yang berhubungan dengan obesitas dan peningkatan risiko diabetes mellitus.

Kurang tidur dapat menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan peningkatan resistensi insulin, yang dapat mengganggu pengaturan glukosa dalam tubuh. Selain itu, kurang tidur juga dapat mempengaruhi produksi hormon lapar dan kenyang seperti leptin dan grelin, yang dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan akumulasi berat badan.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Wehrens et al, terungkap bahwa kurang tidur dapat menyebabkan gangguan fungsi endotel, yang merupakan tanda awal dari kerusakan pembuluh darah dan penyakit jantung. Penelitian ini melibatkan dua kelompok pekerja, yaitu pekerja yang bekerja dengan sistem shift dan pekerja yang tidak bekerja dengan sistem shift. Hasilnya menunjukkan bahwa pekerja dengan sistem shift memiliki fungsi endotel yang lebih buruk dibandingkan dengan pekerja yang tidak bekerja dengan sistem shift. Selain itu, pekerja dengan sistem shift juga memiliki variabilitas detak jantung yang lebih rendah, yang dapat menjadi indikator aktivitas saraf simpatis yang tinggi dan aktivitas saraf parasimpatis yang rendah.

Untuk mencegah penyakit jantung akibat kurang tidur, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, penting untuk memprioritaskan tidur yang cukup setiap malam. Usahakan untuk tidur selama 7-8 jam setiap malam untuk menjaga kesehatan jantung dan sistem tubuh lainnya. Selain itu, hindari kebiasaan tidur larut malam dan bangun terlambat, serta hindari konsumsi kafein dan alkohol sebelum tidur. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah dan mengobati penyakit jantung akibat kurang tidur antara lain:

1.      Menjaga jadwal tidur yang teratur dan tidur selama 7-8 jam setiap malam.

2.      Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan tenang, termasuk suhu yang tepat, kebisingan           minimal, dan pencahayaan yang redup.

3.      Membatasi konsumsi kafein dan alkohol, terutama sebelum tidur.

4.      Melakukan aktivitas fisik secara teratur untuk meningkatkan kualitas tidur.

5.      Menghindari paparan terhadap cahaya biru dari perangkat elektronik sebelum tidur.

6.      Mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam.

7.      Jika kurang tidur terus-menerus menjadi masalah, berkonsultasilah dengan dokter untuk                     menentukan apakah ada kondisi medis yang mendasarinya dan untuk mencari pengobatan                 yang sesuai.

Kurang tidur secara konsisten dapat memiliki dampak serius pada kesehatan jantung Anda. Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan fungsi endotel, peningkatan aktivitas saraf simpatis, dan penumpukan plak pada dinding pembuluh darah. Untungnya, dengan mengadopsi kebiasaan tidur yang sehat dan mengikuti langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas tidur, Anda dapat mengurangi risiko penyakit jantung yang disebabkan oleh kurang tidur. Tidur yang cukup dan berkualitas adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan jantung Anda.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2932/penyakit-jantung-akibat-kurang-tidur

1 16 17 18 19 20 22

Search

+