Mengenal Cedera Olahraga dan Cara Pencegahannya

Cedera olahraga adalah cedera yang terjadi selama aktivitas fisik atau olahraga. Cedera ini dapat mempengaruhi berbagai bagian tubuh seperti tulang, otot, tendon, dan ligamen. Berikut adalah beberapa jenis cedera olahraga yang umum dan cara pencegahannya:

Jenis Cedera Olahraga

1. Cedera Akut

  • Sprain (Terkilir): Cedera pada ligamen yang menghubungkan tulang di sendi.
  • Strain (Otot Terkilir): Cedera pada otot atau tendon.
  • Fraktur (Patah Tulang): Patah atau retak pada tulang.
  • Dislokasi: Tulang keluar dari sendi.
  • Cedera Rotator Cuff: Cedera pada otot dan tendon di sekitar bahu.

2. Cedera Kronis

  • Tendinitis: Peradangan pada tendon akibat penggunaan berlebihan.
  • Shin SplintsNyeri di tulang kering akibat aktivitas berlebihan.
  • Stress Fractures: Retakan kecil pada tulang akibat tekanan berulang.

Mengenali gejala awal dari cedera olahraga pun sangat penting untuk mencegah kondisi yang lebih serius dan memastikan pemulihan yang cepat.

Gejala Awal Cedera Olahraga

1. Nyeri

  • Nyeri Sendi: Nyeri pada sendi selama atau setelah aktivitas fisik bisa menjadi tanda awal cedera. Jika nyeri berlanjut atau semakin parah, ini mungkin menunjukkan adanya kerusakan pada struktur sendi.
  • Nyeri Otot: Nyeri otot yang muncul saat atau setelah berolahraga bisa menjadi tanda strain otot. Nyeri ini biasanya terasa saat otot digunakan atau ditekan.

2. Pembengkakan

Pembengkakan di sekitar area yang cedera adalah tanda umum dari cedera akut seperti sprain atau strain. Pembengkakan menunjukkan adanya peradangan atau akumulasi cairan di area tersebut.

3. Nyeri Tekan

Jika area tertentu terasa nyeri saat ditekan, ini bisa menjadi indikasi adanya cedera pada otot, tendon, atau tulang. Nyeri tekan yang signifikan di satu sisi tubuh dibandingkan dengan sisi lainnya adalah tanda yang jelas.

4. Rentang Gerak Terbatas

Kesulitan atau ketidakmampuan untuk menggerakkan sendi atau otot secara penuh bisa menunjukkan adanya cedera. Rentang gerak yang terbatas sering kali disertai dengan nyeri dan pembengkakan.

5. Mati Rasa atau Kesemutan

Gejala ini sering kali berkaitan dengan kompresi saraf dan bisa menjadi tanda cedera serius. Jangan mengabaikan mati rasa atau kesemutan, terutama jika berlanjut atau semakin parah.

6. Kelemahan Otot

Kelemahan atau ketidakmampuan untuk menopang berat badan pada area yang cedera bisa menunjukkan adanya robekan otot atau tendon. Kelemahan ini sering kali muncul setelah nyeri awal.

7. Perubahan Bentuk atau Bunyi

  • Benjolan atau Deformitas: Adanya benjolan atau perubahan bentuk pada area yang cedera bisa menunjukkan dislokasi atau patah tulang.
  • Bunyi Saat Digerakkan: Bunyi “klik” atau “pop” saat menggerakkan sendi bisa menjadi tanda adanya cedera pada ligamen atau tulang.

Kapan Harus Mencari Bantuan Medis ?

  • Nyeri yang Tidak Hilang: Jika nyeri berlanjut atau semakin parah setelah beberapa hari, segera konsultasikan dengan dokter.
  • Pembengkakan yang Signifikan: Pembengkakan yang tidak berkurang atau semakin parah memerlukan evaluasi medis.
  • Keterbatasan Gerak yang Parah: Jika Anda tidak bisa menggerakkan sendi atau otot secara normal, segera cari bantuan medis.
  • Mati Rasa atau Kesemutan yang Berlanjut: Gejala ini bisa menunjukkan cedera saraf yang serius dan memerlukan perhatian medis segera.
  • Kelemahan yang Signifikan: Kelemahan yang mengganggu aktivitas sehari-hari atau olahraga harus dievaluasi oleh profesional medis.

Cara Pencegahan Cedera Olahraga

1. Pemanasan dan Pendinginan

  • Pemanasan: Lakukan pemanasan sebelum berolahraga untuk meningkatkan aliran darah ke otot dan mengurangi risiko cedera. Contoh pemanasan termasuk jogging ringan atau dynamic stretching seperti jumping jacks dan arm circles.
  • Pendinginan: Setelah berolahraga, lakukan pendinginan dengan stretching statis untuk membantu otot kembali ke kondisi normal dan mengurangi kekakuan.

2. Teknik yang Benar

  • Pelatihan Teknik: Pelajari dan gunakan teknik yang benar dalam setiap olahraga untuk mengurangi tekanan pada tubuh. Instruktur atau pelatih dapat membantu memperbaiki teknik.
  • Peralatan yang Tepat: Gunakan peralatan yang sesuai dan dalam kondisi baik, seperti sepatu dengan dukungan yang memadai dan pelindung seperti helm dan pelindung lutut.

3. Latihan Kekuatan dan Fleksibilitas

  • Latihan Kekuatan: Latihan kekuatan seperti angkat beban dapat memperkuat otot dan ligamen, mengurangi risiko cedera.
  • Latihan Fleksibilitas: Peregangan secara rutin dapat meningkatkan fleksibilitas otot dan sendi, mengurangi risiko cedera.

4. Istirahat yang Cukup

  • Istirahat: Berikan waktu istirahat yang cukup antara sesi latihan untuk memungkinkan tubuh pulih. Hindari overtraining yang dapat menyebabkan cedera kronis.
  • Pemulihan Cedera: Pastikan cedera sebelumnya telah sembuh sepenuhnya sebelum kembali berolahraga untuk menghindari cedera ulang.

5. Hidrasi dan Nutrisi

  • Hidrasi: Minum cukup air sebelum, selama, dan setelah berolahraga untuk mencegah dehidrasi yang dapat meningkatkan risiko cedera.
  • Nutrisi: Konsumsi makanan yang seimbang dengan cukup protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral untuk mendukung kesehatan otot dan tulang.

6. Pemeriksaan Medis Rutin

Konsultasi Medis: Lakukan pemeriksaan medis rutin untuk memantau kesehatan dan kebugaran tubuh. Diskusikan dengan dokter tentang program latihan yang sesuai dengan kondisi fisik Anda.

7. Penggunaan Alat Pelindung

Gunakan alat pelindung yang sesuai dengan jenis olahraga yang dilakukan, seperti pelindung mulut, pelindung lutut, dan helm.

Pengobatan sering dimulai dengan metode RICE (Rest, Ice, Compression, dan Elevation) untuk meredakan nyeri, mengurangi pembengkakan, dan mempercepat penyembuhan. Perawatan lain yang mungkin termasuk obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau acetaminofen, imobilisasi area yang cedera, rehabilitasi, dan kadang-kadang operasi.

Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan ini, risiko cedera olahraga dapat diminimalkan, memungkinkan Anda untuk tetap aktif dan sehat. Jika cedera terjadi, segera hentikan aktivitas dan konsultasikan dengan profesional medis untuk penanganan yang tepat.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3786/mengenal-cedera-olahraga-dan-cara-pencegahannya

Kehamilan dapat Menyebabkan Gagal Jantung?

Peripartum cardiomyopathy (PPCM) adalah kondisi serius yang menyebabkan gagal jantung pada wanita selama bulan terakhir kehamilan atau dalam beberapa bulan setelah melahirkan. Meskipun jarang terjadi, PPCM dapat mengancam nyawa dan memerlukan perhatian medis segera. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya PPCM.

1. Pemeriksaan Kehamilan Rutin

Pemeriksaan kehamilan yang rutin dan teratur sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan janin. Selama pemeriksaan, dokter dapat memantau tanda-tanda awal yang mungkin menunjukkan risiko PPCM dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.

2. Kendalikan Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi atau hipertensi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko PPCM. Untuk mengurangi risiko ini selalu cek tekanan darah anda selama kunjungan prenatal, konsumsi makanan rendah garam dan kaya nutrisi, lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau yoga prenatal setelah mendapatkan persetujuan dokter.

3. Kelola Stres

Stres yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan jantung. Beberapa cara untuk mengelola stres termasuk dengan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga. Dukungan sosial juga merupakan factor penting dalam pengelolaan stress: berbicara dengan teman, keluarga, atau bergabung dengan kelompok dukungan untuk ibu hamil, dapat membantu calon ibu unuk lebih rileks.

4. Hindari Kebiasaan Tidak Sehat

Kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi kehamilan, termasuk PPCM. Jika Anda merokok atau minum alkohol, sangat penting untuk berhenti selama kehamilan.

5. Gizi yang Baik

Pola makan yang seimbang dan sehat dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko PPCM. Pastikan untuk makan makanan kaya nutrisi, yaitu diet yang terfokus pada buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Minum air yang cukup untuk memastikan tubuh terhidrasi dengan baik.

6. Mengenali Gejala PPCM

Mengetahui tanda-tanda awal PPCM dapat membantu mendapatkan perawatan medis lebih cepat. Gejala-gejala tersebut meliputi:

– Sesak Napas: Baik saat beraktivitas maupun beristirahat.

– Bengkak pada Kaki dan Pergelangan Kaki: Akibat penumpukan cairan.

– Kelelahan Ekstrem: Merasa sangat lelah tanpa alasan yang jelas.

– Palpitasi Jantung: Detak jantung yang tidak teratur atau berdebar-debar.

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera hubungi dokter.

7. Riwayat Kesehatan

Diskusikan riwayat kesehatan Anda dengan dokter. Jika ada riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau kardiomiopati, dokter mungkin akan melakukan pemantauan lebih ketat selama kehamilan Anda.

8. Ikuti Saran Medis

Patuh terhadap semua saran dan rekomendasi medis dari dokter sangat penting untuk mencegah PPCM. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan atau menyampaikan kekhawatiran Anda kepada dokter.

Lalu apa yang harus diperhatikan berikutnya bila anda terdiagnosis dengan PCM?

Penanganan PPCM memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan berbagai spesialis. Berikut adalah beberapa pendekatan utama dalam penanganan PPCM:

Medikamentosa:

Diuretik: Merupakan obat untuk mengurangi penumpukan cairan melalui urin, hal ini diharapkan dapat mengurangi rasa sesak, bengkak-bengkak, serta menurunkan beban kerja jantung.

Obat Tekanan Darah: Untuk mengurangi tekanan darah dan melindungi jantung, sesuai dengan kondisi anda secara umum anda akan diberikan obat penurun tekanan darah seperti ACE Inhibitor/ARB dan/atau Beta-blocker.

Obat pengencer darah/ Antikoagulan: Untuk mencegah pembekuan darah pada pasien dengan fungsi jantung yang sangat rendah.

Non-Medikamentosa:

Mendukung Gaya Hidup Sehat: Termasuk diet sehat, latihan fisik yang diawasi, dan berhenti merokok.

Pemantauan Ketat: Pemantauan tanda-tanda vital dan kondisi jantung secara teratur.

Intervensi Bedah:

Dalam kasus yang sangat parah, transplantasi jantung atau penggunaan perangkat bantuan jantung mungkin diperlukan.

Prognosis untuk pasien dengan PPCM bervariasi. Beberapa wanita mungkin mengalami pemulihan penuh fungsi jantung dalam beberapa bulan hingga satu tahun setelah diagnosis, sementara yang lain mungkin mengalami penurunan fungsi jantung yang berkelanjutan dan memerlukan pengobatan seumur hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis meliputi:

Fungsi Jantung Awal: Semakin rendah fraksi ejeksi awal, semakin buruk prognosisnya.

Respon Terhadap Pengobatan: Pasien yang merespon baik terhadap pengobatan biasanya memiliki prognosis yang lebih baik.

Komorbiditas: Kehadiran kondisi medis lain seperti diabetes atau hipertensi dapat memperburuk prognosis.

Pencegahan PPCM melibatkan kombinasi dari perawatan prenatal yang baik, gaya hidup sehat, dan kewaspadaan terhadap gejala yang mencurigakan. Dengan langkah-langkah ini, risiko terjadinya PPCM dapat diminimalkan, sehingga ibu hamil dapat menikmati kehamilan yang sehat dan aman.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3781/kehamilan-dapat-menyebabkan-gagal-jantung

Serangan Jantung pada Usia Muda? Memangnya bisa?

Masalah jantung merupakan tantangan serius dalam kesehatan global yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Penyakit jantung dapat mencakup berbagai kondisi, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan gangguan irama jantung. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyebab kematian utama di tingkat global, dengan tingkat kematian mencapai 17,9 juta nyawa setiap tahunnya. Data penyakit jantung di Indonesia menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Hal ini menandakan bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi permasalahan kesehatan yang semakin serius di negara ini. Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, angka kejadian penyakit jantung terus meningkat setiap tahunnya. Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di Indonesia, menyumbang sejumlah besar kasus morbiditas dan mortalitas. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa jumlah kasus penyakit jantung mencapai 1,5 % yang artinya mengalami peningkatkan dalam kurun 5 tahun terakhir sebanyak 3 kali lipat. Berdasarkan kelompok usia, persentase kasus penyakit jantung pada kelompok usia 45-54 tahun sebesar 2,4 %, kelompok usia 35-44 tahun sebesar 1,3 %, dan kelompok usia 25-34 tahun mencapai 0,8 %.

Serangan jantung pada usia muda menjadi perhatian serius dalam bidang kesehatan. Meskipun serangan jantung umumnya dikaitkan dengan orang tua atau faktor risiko jangka panjang, angka serangan jantung pada usia muda telah meningkat secara signifikan. Serangan jantung terjadi ketika aliran darah yang mengandung oksigen ke otot jantung mengalami gangguan atau terhenti secara tiba-tiba. Gangguan ini disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner akibat penumpukan plak, yang terdiri dari lemak, kolesterol, dan zat lainnya. Proses ini dikenal sebagai aterosklerosis. Apabila plak tersebut pecah, dapat menyebabkan pembekuan darah yang menghalangi aliran darah normal ke otot jantung. Akibatnya, terjadi kerusakan atau bahkan kematian pada jaringan otot jantung.

Beberapa faktor risiko dan tantangan unik dapat membuat seseorang mengalami serangan jantung pada usia yang relatif muda, sehingga penting untuk memahami dan menyadari hal ini. Studi Lu dkk., (2022) menganalisis data dari 2.264 orang berusia 18 hingga 55 tahun yang dirawat inap akibat serangan jantung. Studi tersebut menemukan bahwa terdapat tujuh faktor risiko yang secara ilmiah terbukti signifikan menyebabkan serangan jantung pada usia muda, antara lain:

Diabetes

Diabetes meningkatkan risiko serangan jantung karena dapat merusak pembuluh darah dan saraf, menyebabkan peradangan, dan memicu penumpukan plak pada dinding arteri. Gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah jantung, meningkatkan tekanan darah, dan menyebabkan kerusakan pada sistem kardiovaskular.

Depresi

Keterkaitan antara depresi dan serangan jantung telah banyak diteliti. Depresi dapat memengaruhi gaya hidup, seperti kurangnya aktivitas fisik dan kecenderungan merokok, serta memicu perubahan biologis yang dapat merusak fungsi jantung. Selain itu, depresi dapat menyebabkan peningkatan faktor risiko lain, seperti tekanan darah tinggi.

Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi membebani jantung dengan memaksanya bekerja lebih keras untuk memompa darah. Pada jangka panjang, hal ini dapat merusak arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung. Pembuluh darah terkait dapat mengalami penebalan atau pelebaran yang tidak normal sehingga memudahkan pembentukan bekuan darah.

Merokok

Rokok mengandung zat kimia yang dapat merusak pembuluh darah, meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), dan memicu peradangan. Nikotin dalam rokok juga dapat menyempitkan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke jantung, semua faktor di atas dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Riwayat Keluarga Serangan Jantung

Jika ada riwayat serangan jantung dalam keluarga, terutama pada orang tua atau saudara kandung, risiko seseorang untuk mengalami serangan jantung juga meningkat. Faktor genetik dan faktor gaya hidup yang dapat diwariskan, seperti kebiasaan makan dan tingkat aktivitas fisik, dapat berkontribusi pada peningkatan risiko ini.

Pendapatan Rumah Tangga Rendah

Pendapatan rendah dapat menjadi faktor risiko serangan jantung melalui pengaruhnya terhadap gaya hidup dan akses terhadap perawatan kesehatan yang memadai. Keterbatasan ekonomi dapat membatasi akses terhadap makanan bergizi, fasilitas kebugaran, dan perawatan kesehatan yang diperlukan untuk mengelola faktor risiko kesehatan.

Kolesterol Tinggi

Kolesterol tinggi, khususnya kadar LDL yang tinggi, dapat menyebabkan penumpukan plak pada dinding arteri. Plak ini dapat menghalangi aliran darah ke jantung sehingga menyebabkan serangan jantung. Oleh karena itu, mengelola kadar kolesterol dengan pola makan sehat dan gaya hidup aktif sangat penting untuk mengurangi risiko serangan jantung.

Gejala Serangan Jantung pada Usia Muda

Serangan jantung pada usia muda mungkin tidak selalu menunjukkan gejala khas layaknya kelompok lansia yaitu nyeri dada kiri terasa seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri .Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala lainnya yang tidak selalu terkait dengan nyeri dada, antara lain:

  • Nyeri atau ketidaknyamanan di bagian atas tubuh, lengan, leher, atau punggung.
  • Sesak napas.
  • Mual atau muntah.
  • Kelelahan yang berlebihan.
  • Pusing atau pingsan.

Berikut ini adalah 6 langkah sehat untuk mencegah serangan jantung yang penting untuk diketahui kelompok usia muda, antara lain:

  1. Periksa kesehatan secara rutin seperti mengukur tekanan darah, kadar gula darah, dan kadar kolesterol dalam tubuh.
  2. Menghindari rokok dan alkohol.
  3. Berolahraga secara teratur, minimal 30 menit per hari atau 150 menit per minggu dengan olahraga intensitas sedang.
  4. Kelola stres dengan melakukan meditasi, melatih berpikir positif, atau melakukan hobi yang menyenangkan.
  5. Terapkan diet sehat jantung seperti tinggi serat, rendah lemak, kaya akan omega 3, dan batasi konsumsi garam serta daging merah.
  6. Jaga berat badan ideal

Dengan menerapkan langkah pencegahan tersebut, maka risiko serangan jantung, baik bagi kelompok usia muda maupun kelompok lansia dapat diminimalisir.

Mengetahui perbedaan antara serangan jantung dan henti jantung merupakan hal yang krusial. Serangan jantung terjadi saat aliran darah ke jantung terhenti, sedangkan henti jantung melibatkan kelainan listrik yang membuat detak jantung berhenti. Meskipun serangan jantung bisa menjadi pemicu henti jantung, keduanya memiliki mekanisme dan pendekatan penanganan yang berbeda. Oleh karena itu, jika mengalami gejala-gejala serangan jantung atau merasa ragu terkait kondisi yang sedang dialami, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan atau mendatangi fasilitas kesehatan terdekat.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3779/serangan-jantung-pada-usia-muda-memangnya-bisa

Pemeriksaan Rekam Jantung untuk Siapa Saja?

Rekam jantung atau Elektrokardiogram (EKG) adalah alat bantu diagnosis sederhana dan non invasif yang pemeriksaannya dapat dilakukan kapan saja. Pemeriksaan EKG bertujuan mendeteksi adanya kelainan seperti aritmia atau gangguan irama jantung, penyakit jantung koroner, kelainan katup jantung, peradangan jantung (miokarditis atau perikarditis), hingga pembesaran jantung. Walaupun tes EKG memeriksa impuls listrik jantung, namun tidak ada arus listrik yang dialirkan ke tubuh pasien selama prosedur pemeriksaan.

Elektrokardiogram adalah tes yang aman, non-invasif dan tidak menimbulkan rasa sakit tanpa risiko atau komplikasi besar. Reaksi alergi atau sensitivitas kulit terhadap gel perekat dapat terjadi dan biasanya hilang segera setelah patch elektroda dilepas dan dalam banyak kasus, tidak memerlukan perawatan apa pun. Artefak dan distorsi menimbulkan kesulitan diagnostik yang serius dan dapat mengakibatkan interpretasi EKG yang tidak akurat yang berpotensi mengakibatkan intervensi terapeutik yang merugikan.

Siapa Saja yang Memerlukan Pemeriksaan EKG?

Pemeriksaan EKG penting bagi pasien yang memiliki gejala penyakit jantung seperti nyeri dada, kesulitan bernapas, detak jantung tidak teratur dan pasien dengan riwayat penyakit jantung. Pemeriksaan EKG dapat direkomendasikan pada pasien dengan faktor risiko penyakit jantung seperti kadar kolesterol darah yang tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, merokok atau faktor risiko penyakit jantung lainnya serta sebelum dan setelah menjalani operasi atau bedah jantung.

Bagaimana Proses Pemeriksaan EKG ?

Elektrokardiogram memerlukan persiapan khusus. Sebelum prosedur diperlukan riwayat singkat mengenai obat-obatan dan alergi terhadap gel perekat. Suhu ruangan harus dijaga optimal agar tidak menggigil. Pasien harus mengenakan gaun dan lokasi elektroda diidentifikasi. Untuk kontak yang baik antara permukaan tubuh dan elektroda, disarankan untuk mencukur bulu dada dan kemudian mengoleskan gel perekat elektrokardiografi ke elektroda. Benda logam apa pun, seperti perhiasan atau jam tangan, harus dilepas. Sadapan ekstremitas dan prekordial harus ditempatkan secara akurat untuk menghindari salah tafsir vektor. Terakhir, pasien harus berbaring dan rileks sebelum merekam strip standar 10 detik. Pemeriksaan EKG berlangsung singkat, tidak menimbulkan rasa sakit, pasien harus melepas perhiasan dan aksesori serta berbaring di atas tempat tidur atau meja periksa. Elektroda akan di tempel pada dada, kaki dan lengan pasien. Elektroda adalah alat berupa lempengan logam dengan kabel yang terhubung ke mesin EKG.

Apa Sajakah Jenis Elektrokardiogram ?

Beberapa jenis pemeriksaan aktivitas listrik jantung yang berbeda dengan EKG standar dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan jantung yang mungkin tidak terdeteksi dengan EKG biasa. Salah satunya adalah tes stres, di mana EKG dilakukan saat pasien melakukan aktivitas fisik seperti berjalan atau berlari di atas treadmill. Holter monitor adalah monitor kecil yang ditempel didada yang dapat merekam aktivitas listrik jantung selama 1–2 hari. Pasien dapat menjalani aktivitas mereka seperti biasa selama pemakaian Holter monitor, dengan catatan untuk menjaga elektroda dan monitor tetap kering. Event monitor adalah alat serupa dengan Holter monitor tetapi merekam aktivitas listrik jantung hanya ketika gejala gangguan jantung muncul. Event monitor dapat digunakan hingga satu bulan untuk mendeteksi gangguan yang mungkin terjadi secara sporadis.

Apa sajakah Kontraindikasi Relatif Pemeriksaan Elektrokardiogram ?

1.      Pasien tidak bersedia dilakukan pemeriksaan EKG

2.      Pasien Alergi terhadap perekat yang digunakan untuk menempelkan timah

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3780/pemeriksaan-rekam-jantung-untuk-siapa-saja

Sebelum Konsumsi, Perlu Ketahui Jenis Vitamin yang Larut dalam Lemak

Vitamin adalah Nutrisi tambahan yang diperlukan bagi tubuh untuk bisa menunjang kinerja tubuh. Zat yang sangat penting bagi tubuh manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Vitamin secara garis besar terbagi 2 yaitu : vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air . Vitamin yang larut dalam lemak, adalah sebagai berikut :

  1. Vitamin A terdapat di dalam minyak ikan, keju, kuning telur, sayuran berwarna hijau dan kemerah-merahan, seperti tomat dan wortel
  2. Vitamin D terdapat di dalam minyak ikan, kuning telur, susu, mentega, dan sebagainya, diproduksi dalam tubuh ketika badan terkena sinar matahari
  3. Vitamin E terdapat di dalam minyak, padi-padian, kuning telur
  4. Vitamin K terdapat di dalam sayur bayam, kubis, makanan dari ikan yang dibusukkan, kuning telur.

Vitamin A merupakan Nutrisi penting untuk penglihatan, pertumbuhan, pembelahan sel, reproduksi, dan sistem  kekebalan   tubuh.komunikasi antar sel, melindungi organ penting (Jantung, paru, ginjal, dsb)
Sumber Vitamin A : wortel, brokoli, labu siam, labu kuning, bayam, kubis, ubi jalar, daging herbivora, susu, telur, hati dan minyak hati ikan.
Nama Obat  :  Vitamin A
Indikasi  :  Mencegah dan mengobati defisiensi vit A.
Aturan pakai   : Sesudah makan
Dosis : Orang dewasa berusia 19-64 tahun: 700 mikrogram (mcg)/hari untuk pria dan 600 mcg/hari untuk wanita,  Ibu hamil: 770 mcg/hari,  Ibu menyusui: 1300 mcg/hari.
Kekurangan vitamin A:
– Dosis pengobatan: 10.000 – 20.000 unit (IU) per hari selama 2 bulan.
– Dosis pencegahan: 10.000 – 50.000 IU per hari.

Vitamin D adalah nutrisi yang diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Vitamin ini berperan dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi, serta sistem imunitas.
Sumber Vitamin D : Telur, ikan, keju, susu.
Nama Obat      : Vitamin D 
Aturan pakai   : Sesudah makan
Indikasi   : Mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin D, dan digunakan dalam pengobatan osteoporosis
Dosis : Usia >50 tahun: 20–25 mcg (800–1.000 IU) per hari. 

Vitamin E adalah vitamin larut lemak yang penting untuk menjaga kesehatan kulit, mata, otak, dan organ reproduksi. Vitamin ini memiliki efek antioksidan sehingga mampu menangkal radikal bebas penyebab penyakit. Selain dari makanan, asupan vitamin E juga dapat diperoleh dari suplemen.
Sumber Vitamin E: kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak nabati, seperti minyak zaitun, dan minyak canola. Vitamin E juga bisa diperoleh dengan mengonsumsi sayuran hijau.
Nama Obat      : Vitamin E
Aturan pakai   : Sesudah makan
Indikasi         : Mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin E, serta sebagai suplemen pada kondisi cystic fibrosis
Dosis :  Dewasa: 134–268 mg (200–400 IU) per hari.

Vitamin K adalah nutrisi yang diperlukan tubuh dalam proses pembekuan darah. Vitamin K terkandung secara alami di dalam makanan serta tersedia dalam bentuk suplemen tambahan.
Sumber Vitamin K: bayam, kale, brokoli, lobak, sawi, kubis, alpukat, kiwi, delima, tomat, dan anggur. Vitamin ini juga dapat ditemukan di ikan, daging, hati, serta kuning telur.
Nama Obat      : Vitamin K
Aturan pakai   : Sesudah makan
Indikasi         : Mengatasi kekurangan vitamin K pada bayi baru lahir dan mengatasi perdarahan akibat kelebihan obat pengencer darah (antikoagulan).
Dosis :
– Dewasa: 2,5–25 mg.
– Bayi baru lahir 1–2 mg saat bayi lahir, dilanjutkan dengan 2 mg saat bayi berusia 4–7 hari, dan 2 mg setelah bayi berusia 1 bulan.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3754/sebelum-konsumsi-perlu-ketahui-jenis-vitamin-yang-larut-dalam-lemak

Pertolongan Pertama pada Fraktur atau Patah Tulang

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang terjadi karena adanya tekanan yang berlebihan pada tulang dan tulang tidak mampu untuk menahannya. Kondisi tersebut terjadi tiba-tiba akibat trauma, kecelakaan, terjatuh ataupun cedera olahraga. Kejadian tersebut bisa saja terjadi dimana saja dan kapan saja. Untuk mencegah terjadinya perburukan akibat patah tulang atau fraktur, terdapat metode pertolongan pertama pada patah tulang yang perlu dilakukan sampai mendapatkan pertolongan medis.

Mengenali ciri-ciri patah tulang 

Seseorang perlu dengan cepat mengenali bagaimana tanda dan gejala dari fraktur atau patah tulang sebelum melakukan penanganan pertama, yaitu:

1.    Nyeri, adanya rasa nyeri yang terus bertambah dan tidak tertahankan pada lokasi patah tulang

2.    Bengkak, kebiruan atau memar pada area terdampak.

3.    Perubahan bentuk atau deformitas karena adanya pergeseran tulang yang patah

4.    Adanya robekan kulit pada beberapa kasus patah tulang terbuka

5.    Adanya keterbatasan gerak.

Langkah pertolongan pertama pada patah tulang

Bila menemukan gejala seperti diatas, sesegera mungkin meminta pertolongan medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Sambil menunggu pertolongan medis kita dapat melakukan pertolongan pertama untuk mencegah komplikasi, dengan cara:

1. Mengamati kondisi tubuh korban 

Dengan mengamati kondisi korban secara menyeluruh  terlebih dahulu, memastikan ada kegawatdaruratan lain atau tidak.  Penolong perlu mengamati apakah pasien masih dalam kondisi sadar penuh atau tidak, dengan melakukan cek respon pasien terhadap suara dan sentuhan. Apabila korban tidak sadar dan tidak ada respon segera lakukan pengecekan nadi dan melakukan pertolongan resusitasi jantung paru.

2. Menghentikan pendarahan

Setelah dilakukan pengamatan pada korban dan dinilai korban lanjutkan dengan mengamati apakah ada perdarahan atau tidak. Gejala ini akan ditemukan pada korban dengan patah tulang terbuka. Apabila menemukan perdarahan, segera hentikan perdarahan dengan cara melakukan penekanan atau penutupan pada area perdarahan dengan perban atau kain bersih di sekitar anda. 

3. Membatasi gerak dan aktifitas

Langkah selanjutnya adalah membatasi gerak korban. Bila ditemukan cedera pada kepala, tulang leher atau tulang belakang hindari memindahkan tubuh korban dengan berlebihan. Segera minta bantuan dan lakukan pembatasan gerak dengan hati-hati bila ditemukan cedera pada anggota tersebut, guna mencegah perburukan kondisi.

Apabila area tulang leher, kepala dan tulang belakang di rasa aman namun ditemukan patah tulang pada tangan maupun kaki segera laukan pemasangan bidai dengan menggunakan papan kayu atau sesuatu yang mampu menopang area tersebut. Untuk membatasi gerak pada area yang patah sehingga mencegah perburukan kondisi. Langkah memasang bidai pada pertolongan pertama:

·         Letakkan papan kayu, tongkat yang bersih pada tubuh korban yang di curigai patah tulang.

·         Gunakan tali, perban, maupun kain untuk memfiksasi papan kayu. Pada saat melakukan fiksasi bidai tidak terlalu ketat dn tidak terlalu longgar. 

4. Cegah pembengkakan

Pada kondisi patah tulang tertutup, sering dijumpai kondisi pembengkakan pada lokasi yang terdampak, lakukan  kompres dingin menggunakan es batu yang dibungkus dengan kain atau handuk untuk mencegah bengkak yang lebih parah. Selain itu, kompres dingin juga membantu mengurangi rasa nyeri.

Hindari melakukan pemijatan pada area yang dicurigai mengalami patah tulang. Bagi orang awam, hal tersebut dianggap mampu mengurangi nyeri, namun hal tersebut justru akan memperburuk pembengkakan dan dapat memicu perdarahan

5. Segera datang ke Rumah Sakit  terdekat

Setelah melakukan pertolongan pertama patah tulang di lokasi kejadian, segera kunjungi rumah sakit terdekat untuk memperoleh pertolongan selanjutnya. Untuk nantinya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Memastikan tingkat keparahan r cedera patah tulang korban. Dokter di rumah sakit akan melakukan pemeriksaan fisik lebih lanjut, anamnesis, dan pemeriksaan penunjang foto X-RAY, dan CT Scan maupun MRI bila diperlukan.

Meski patah tulang bukan kondisi yang mengancam nyawa, tapi kondisi ini memerlukan penanganan yang tepat agar dapat membantu penyembuhan dengan baik dan tidak mencegah kecacatan lebih lanjut. Sehingga tidak mengganggu mobilitas tubuh di kemudian hari. Dan tindakan pertolongan pertama pada patah tulang adalah satu tindakan pencegahan terjadinya keparahan.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3757/pertolongan-pertama-pada-fraktur-atau-patah-tulang

Penerapan Pola Makan Sehat untuk Menjaga Asupan Gizi Seimbang selama Liburan Sekolah

Anak sekolah membutuhkan gizi yang seimbang untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh berdasarkan jenis kelamin, umur dan status kesehatan. Gizi seimbang bagi anak sekolah dipenuhi setiap hari dengan makanan yang beraneka ragam. Konsumsi makanan dengan pola gizi seimbang harus memperhatikan empat prinsip dasar yaitu mengkonsumsi aneka ragam makanan, melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), melakukan aktivitas fisik, dan memonitor berat badan ideal.

Membangun kebiasaan makan bergizi seimbang dengan banyak mengonsumsi serat dari buah dan sayur, serta menambahkan vitamin anak, merupakan langkah penting untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit pencernaan pada anak-anak. Selain itu, penting untuk memastikan anak-anak minum air yang cukup untuk mencegah dehidrasi, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.

Untuk mewujudkan kebiasanan makanan bergizi pada anak salah satunya dengan memberikan pendidikan di sekolah melalui Gerakan Sekolah Sehat (GSS) dengan fokus pada lima pilar kesehatan yaitu Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa, dan Sehat Lingkungan.

Salah satu pilar kesehatan yaitu Sehat Bergizi. Sehat Bergizi bertujuan untuk memastikan peserta didik memiliki pola makan yang sehat dan bergizi seimbang. meliputi :

1      Pembiasaan Minum Air Putih, dengan membiasakan peserta didik minum air putih yang cukup, minimal 2 gelas sehari selama di sekolah. Ini penting untuk mencegah dehidrasi dan memastikan tubuh berfungsi optimal.

2      Konsumsi Makanan Bergizi, dengan melaksanakan program sarapan bersama minimal sekali seminggu dengan menu bergizi seimbang yang mencakup protein tinggi, buah, dan sayuran. Program ini melibatkan orang tua dan komunitas sekolah dalam penyediaan makanan sehat.

3      Edukasi Gizi, dengan menghindari konsumsi makanan cepat saji dan tinggi gula, garam, serta lemak melalui edukasi gizi kepada siswa dan orang tua.

4      Tablet Tambah Darah dengan membiasakan konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri sekali seminggu untuk mencegah anemia.

Sekarang ini adalah masa liburan sekolah, liburan sekolah adalah  momen yang dinanti-nanti oleh anak-anak dan setiap keluarga. Menghabiskan waktu bersama dengan bermain di rumah atau jalan-jalan ke tempat wisata menjadi kegiatan yang menyenangkan. Akan tetapi pada masa liburan terdapat dampak negatif yang beresiko terhadap peningkatan masalah kesehatan anak jika pola makan tak dijaga selama liburan sekolah. Orang tua harus tetap memperhatikan pola makan bergizi dan seimbang bagi anak-anak. Saat liburan, anak-anak cenderung tergoda untuk mengonsumsi fast food alias makanan cepat saji yang tinggi lemak, garam, dan gula, yang dapat meningkatkan risiko masalah pencernaan seperti diare, sembelit, mual, dan sakit perut.

Dampak negatif liburan sekolah pada anak yang harus diketahui, di antaranya:

1.    Gangguan Tidur

Salah satu yang terpenting untuk diperhatikan adalah pola tidur anak. Mereka yang biasanya harus tidur cepat kala malam agar bisa bangun pagi untuk ke sekolah, akan cenderung tidak melakukannya saat liburan. Anak-anak yang terbiasa tidur larut dan bangun siang saat liburan, akan kesulitan untuk kembali ke pola tidur normal saat sekolah dimulai lagi. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan penurunan daya tahan tubuh.

2. Kebiasaan Makan Tidak Sehat

Saat liburan, anak-anak cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan dan minuman manis, berlemak, dan tidak bergizi. Hal ini dapat menyebabkan obesitas, kekurangan nutrisi, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

3. Kurang Aktivitas Fisik

Selama liburan sekolah, anak-anak tidak perlu beraktivitas fisik bersama temannya sebagaimana yang biasa dilakukannya saat sekolah. Berkurangnya aktivitas fisik selama liburan dapat menyebabkan anak-anak menjadi lemah, lemas, dan mudah terserang penyakit. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko obesitas dan masalah kesehatan lainnya.

4. Ketergantungan Gadget

Liburan sekolah menjadi waktu yang tepat bagi anak-anak untuk bermain gadget dan menonton televisi. Jika tidak dikontrol dengan baik, hal ini dapat menyebabkan kecanduan dan berbagai dampak negatif lainnya, seperti gangguan penglihatan, kesulitan bersosialisasi, dan penurunan prestasi belajar.

Selama liburan aktivitas anak-anak lebih banyak bermain baik didalam maupun diluar rumah,  kelelahan saat bermain dapat menurunkan daya tahan tubuh anak. Akibatnya, mereka menjadi lebih rentan terhadap virus dan bakteri di sekitar. Orang tua perlu memperhatikan aspek kesehatan anak secara menyeluruh, terutama pola makan bergizi dan seimbang, untuk menjaga daya tahan tubuh mereka. Selain flu dan batuk, penyakit gangguan pencernaan seperti diare juga kerap menyerang anak saat liburan sekolah.

Tips yang bisa diterapkan untuk menjaga pola makan bergizi dan seimbang selama liburan sekolah diantaranya :

1.    Sediakan Makanan yang Sehat dan Bergizi

  • Pastikan anak-anak selalu mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi selama liburan. Batasi konsumsi makanan dan minuman manis, berlemak, dan tidak bergizi. Siapkan camilan sehat seperti buah-buahan atau snack yang memang bagus untuk anak-anak.
  • Saat berwisata, usahakan membawa bekal yang bergizi dari rumah untuk menjaga kebersihan, selain itu berikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak. Namun jika anak sudah menunjukkan gejala gangguan pencernaan seperti demam, muntah atau sakit perut, segera bawa ke dokter agar mendapatkan penanganan dini dan mencegah komplikasi yang lebih serius

2.    Berikan Motivasi Anak untuk Melakukan Aktivitas Fisik

Usahakan mengajak anak-anak untuk bermain di luar rumah, berolahraga, atau melakukan aktivitas fisik lainnya. Hal ini akan membantu mereka untuk tetap sehat dan bugar serta mempertahankan daya tahan tubuh, meskipun liburan hanya di rumah saja,

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3759/penerapan-pola-makan-sehat-untuk-menjaga-asupan-gizi-seimbang-selama-liburan-sekolah

Kelebihan dan Kekurangan Diet Karnivora

Diet karnivora merupakan bentuk ekstrem pola makan nol karbohidrat yang memperbolehkan seseorang mengonsumsi produk hewani. Metode ini menghindari semua makanan nabati dan hanya makan daging, ikan, telur, terkadang susu.

Alasan dibalik pola makan ini yakni keyakinan manusia berevolusi menjadi karnivora dan nabati bisa merusak kesehatan. Pola makan karnivora ialah teknik sangat ketat dan mungkin kekurangan nutrisi penting yang hanya ditemukan dalam makanan nabati. Adapun makanan nabati seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, serta produk olahan mengandung bahan buatan seperti pemanis dari madu maupun sirup maple perlu dijauhi. Diet yang hanya mengonsumsi protein hewani tersebut diklaim bisa menurunkan berat badan, tingkatkan mood, dan mengontrol gula darah. Saat menjalani diet karnivora, kamu hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan berbahan dasar daging atau makanan yang kaya akan protein dan lemak. Padahal, dalam diet sehat, kamu disarankan untuk mengonsumsi makanan yang bervariasi dan mengandung nutrisi lengkap, termasuk juga buah dan sayuran.

Manfaat Menjalani Diet Karnivora

Ada beberapa manfaat kesehatan yang bisa kamu peroleh dari menjalani diet karnivora, di antaranya : 

1.      Menurunkan berat badan

Sama seperti kebanyakan jenis diet lainnya, diet karnivora diyakini bermanfaat untuk menurunkan berat badan. 

Pasalnya, dilihat dari apa yang kamu konsumsi saat menjalani diet ini, kamu tidak akan mengonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat dan gula, seperti : biskuit, kue, permen, dan pasta. Ini membuat asupan kalori jadi lebih terbatas sehingga berat badan pun tidak mudah naik.

Selain itu, makanan yang tinggi protein dalam diet karnivora juga bisa membuat perut kenyang lebih lama, sehingga kamu bisa lebih mudah mengontrol porsi dan nafsu makan. Hal-hal inilah yang membuat diet karnivora berperan dalam menurunkan berat badan. 

2.      Meningkatkan massa dan kekuatan otot

Dalam diet karnivora, segala yang kamu konsumsi adalah daging dan produk hewani. Nah, makanan-makanan dengan kandungan protein tinggi inilah yang diketahui dapat meningkatkan massa dan kekuatan otot. Jadi, kalaupun berat badan bertambah sedikit, ini terjadi karena massa otot yang bertambah, bukannya lemak.

3.      Mengontrol kadar gula darah

Saat menjalani diet karnivora, kamu tidak boleh mengonsumsi makanan selain yang berasal dari hewan, termasuk makanan yang mengandung gula dan karbohidrat. Karena tidak makan hidangan yang bergula atau berkarbohidrat, diet ini dipercaya bisa mengontrol kadar gula darah. 

4.      Mendukung proses pemulihan tubuh ketika sakit atau luka

Daging sebagai menu utama diet karnivora merupakan sumber protein. Di dalam tubuh, protein memiliki banyak fungsi penting, salah satunya adalah mampu memperbaiki sel atau jaringan yang rusak. Ini membuat tubuh jadi lebih cepat pulih ketika sakit. 

Selain itu, protein juga berperan penting dalam membentuk jaringan kulit. Oleh karena itu, asupan tinggi protein melalui diet karnivora bisa membantu mempercepat pemulihan luka.

5.      Memperkuat imunitas tubuh

Diet karnivora yang kaya akan asupan daging, telur, maupun ikan, bisa memberi banyak asupan protein, vitamin B, dan mineral seperti selenium, zat besi, dan zinc. Aneka nutrisi tersebut berperan penting dalam memperkuat imunitas tubuh sehingga kamu pun jadi tidak mudah jatuh sakit. 

Namun, untuk menguatkan daya tahan tubuh, kamu juga perlu mengonsumsi makanan bergizi lainnya, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, sayur, dan buah. Ini karena tubuh membutuhkan makanan bergizi seimbang agar tetap sehat. 

Risiko Gangguan Kesehatan akibat Diet Karnivora

Di samping manfaatnya untuk kesehatan tubuh, diet karnivora diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan. Beberapa penyakit dan kondisi yang mungkin terjadi akibat menjalani diet ini adalah : 

1.      Kolesterol tinggi

Daging yang menjadi makanan utama saat menjalani diet karnivora mengandung lemak jenuh dan kolesterol. Kandungan lemak jenuh ini dapat meningkatkan kadar lemak jahat (LDL) yang bisa membuatmu berisiko mengalami gangguan pada sistem kardiovaskular. 

Selain itu, daging olahan yang tersedia di pasaran umumnya mengandung banyak garam. Jika kamu mengonsumsinya ketika menjalani diet karnivora, ini dapat meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi.

2.      Sembelit

Saat menjalani diet karnivora, kamu tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan. Padahal, makanan yang berasal dari tumbuhan, seperti sayur dan buah, mengandung serat yang penting untuk menjaga kesehatan saluran cerna dan melancarkan BAB. 

Karena kebutuhan serat tidak terpenuhi selama menjalani diet karnivora, kamu pun berisiko mengalami sembelit. 

3.      Kekurangan beberapa nutrisi penting

Karena tidak mengonsumsi biji-bijian, buah, sayur, serta kacang-kacangan saat menjalani diet karnivora, kamu akan berisiko tinggi kekurangan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh dari tumbuhan, seperti vitamin dan mineral.

Kekurangan nutrisi akan menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, seperti gampang lelah, konsentrasi menurun, hingga mood mudah berubah.

4.      Asam urat

Diet karnivora mengharuskan orang yang menjalaninya untuk mengonsumsi makanan tinggi purin, seperti daging dan jeroan. Hal ini bisa membuat tubuh jadi lebih berisiko terkena asam urat. Jadi, bagi kamu yang pernah menderita penyakit ini, sebaiknya pilih metode diet lain yang lebih aman.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3762/kelebihan-dan-kekurangan-diet-karnivora

Hortikultura Meningkatkan Keterampilan Pasien Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa merupakan suatu ketidakberesan kesehatan dengan manifestasi psikologis atau perilaku dengan penderita yang nyata dan kinerja yang buruk dan disebabkan oleh gangguan biologis, sosial, psikologis, genetic, fisis, atau kimiawi. Orang dengan gangguan jiwa akan menunjukkan gangguan pada poses kognitif dan menerima stimulus. Termasuk gangguan memori jangka panjang untuk merespon rasa bahagia, belajar, proses berpikirm dan membuat keputusan. Keadaan ini dapat menyebabkan penderita menjadi tidak nyaman dan berpotensi menyebabkan kekambuhan. Metode pengobatan yang digunakan dalam perawatan pasien dengan gangguan jiwa meliputi, farmakologi dan non farmakologi. Namun, kombinasi antara keduanya lebih efektif untuk merawat pasien gangguan jiwa kronik.

Terapi ditujukan untuk meningkatkan kemampuan adaptasi pasien dimasyarakat dan mencegah kekambuhan, salah satunya adalah dengan Holticultural Therapy. Kata holtikultural (holticultural) berasal dari bahasa latin, yakni hortus yang berarti kebun dan colore yang berarti menumbuhkan (terutama sekali mikroorganisme) pada suatu mediun buatan. Secara harfiah holticultural berarti ilmu yang mempelajari pembudidayaan tanaman. Holticultural therapy adalah proses dimana tanaman, kegiatan berkebun, dan kedekatan dengan alam lingkungan digunakan sebagai sarana terapi dan rehabilitasi

Holticultural therapy  dibuktikan efektif dalam mengurangi stress. Pengurangan stress, efek restoratif dihasilkan dari berbagai jenis lingkungan alam. Holticultural  therapy berpengaruh pada penurunan aktivitas saraf simpatis dan peningkatan aktifitas saraf parasimpatis yang berpengaruh pada penurunan neurotransmitter norepineprin dan epineprinSistem noreprineprin dan epineprin menimbulkan dorongan bagi system limbik untuk meningkatkan perasaan seseorang terhadap rasa nyaman, menciptakan bahagia, rasa puas, dan napsu makan yang baik. Oleh karena itu, holticultural therapy akan membuat keluarnya neurotransmitter terutama norepineprin dan epineprin sehingga membuat individu merasa rileks, senang, dan sejahtera. Orang dengan gangguan jiwa bisa mendapatkan banyak keuntungan dari keikutsertaan dalam kegiatan holticultural therapy, antara lain:

1.      Pengurangan tingkat stress dan kelelahan mental

2.      Stabilisasi mood

3.      Pengentasan gejala kejiwaan

4.      Peningkatan keterbukaan untuk refleksi

5.      Memperoleh ketenangan dan kenikmatan

Kegiatan yang dapat dilakukan dalam holticultural therapy, antara lain:

1.      Melihat foto atau video pertumbuhan tanaman, kemudian berdiskusi mengenai bercocok tanam dan pengalaman sebelumnya tentang bercocok tanam

2.      Memulai bercocok tanam, menyiapkan lahan dan mengolah tanah

3.      Mulai menanam, yaitu menyiapkan benih, menghitung jumlahnya, membuat garit atau lubang untuk menanam, dan menyesuaikan jaraknya

4.      Menyirami tanaman dan memonitor pertumbuhan tanaman, serta berdiskusi menyenai pertumbuhan tanaman

5.      Melakukan penyiangan, pemupukan, menyiram tanaman dan memonitor pertumbuhan tanaman

6.      Menyiram tanaman dan memonitor petumbuhan

7.      Memanen tanaman apabila sudah dapat dipanen

8.      Petik buah dan berdiskusi tentang pengolahan hasil panen

Holticultural therapy bisa melibatkan orang dalam berbagai jenis kegiatan, seperti berkebun, mencangkul, menabur benih, dan menyiram tanaman. Orang-orang dari berbagai tingkatan usia anak-anak, orang dewasa (pasien ganggan psikologis), dan berkebun dirumah (berkebun sayur). Kegiatan ini dapat dilakukan secara mandiri maupun berkelompok, dan dibuktikan dapat membuat lebih efektif, kreatif, pemikir yang tajam.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3730/holticultural-therapy-untuk-meningkatkan-kemampuan-ketrampilan-sosial-pasien-gangguan-jiwa

Komplikasi Dan Therapy Gagal Ginjal

Gagal ginjal adalah menurunnya fungsi ginjal dalam menyaring zat sisa metabolisme dalam darah dan membuangnya melalui urine. Kondisi ini menyebabkan racun dan cairan berbahaya tetap berada di dalam tubuh, yang dapat berakibat fatal jika tidak diobati.

Komplikasi gagal ginjal yang terjadi pada pasien GGK ( gagal ginjal kronik ), yaitu :   

  1. Menyebabkan Anemia : tubuh tidak bisa memproduksi sel darah merah dengan baik.  Kelemahan Tulang >> mengganggu keseimbangan mineral seperti fosfor dan kalsium.
  2. Retensi Cairan : ginjal tidak dapat menyaring air dengan baik sehingga menyebabkan kaki bengkak.
  3. Penyakit Jantung, terjadinya penebalan otot jantung.
  4. Hiperkalemia : peningkatan kalium.
  5. Asidosis Metabolik : cairan tubuh pengidap gagal ginjal mengandung terlalu banyak asam. 

Therapy gagal ginjal dilakukan dengan :
1). Dialisis ( cuci darah ) dengan cara hemodialisa ( cuci darah dengan mesin dialisa dan CAPD ( metode cuci darah lewat perut ). 
2). Terapi dengan obat – obatan sesuai anjuran dokter. 
3). Transplantasi ginjal. 
4). Gaya hidup sehat : Perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat, menjaga berat badan, minum air cukup, berolahraga secara teratur, tidak cukup, menghindari konsumsi obat – obatan yang dapat merusak ginjal, tidak merokok / minum alkohol dan kelola stres. 

Pasien gagal ginjal perlu memperhatikan dan mematuhi pantangan makanan :
1). Tinggi garam, contoh: Daging kalengan, ikan kalengan dan kerang, keripik asin dan kacang asin, Mie instan, Asin, Makanan cepat saji. 
2). Tinggi Fosfat, contoh: Produk olahan susu (keju, yogurt, es krim), Selai Kacang, Sarden, Minuman Soda. 
3). Tinggi Protein, contoh: Daging Dada Ayam, Telur, Sea Food, Susu, Kedelai. 
4). Tinggi Kalium, contoh: Kentang, Brokoli, Bayam, Alpukat, Pisang, Jeruk, Air Kelapa.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3735/komplikasi-dan-therapy-gagal-ginjal

1 3 4 5 6 7 22

Search

+