Perut Kembung pada Bayi: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kembung adalah salah satu gejala gastrointestinal yang paling umum dan sering menjadi keluhan pasien dari segala usia, tidak terkecuali pada bayi. Hal ini dikarenakan bayi memang memiliki banyak peluang untuk menelan udara, seperti saat mereka menyusu ASI melalui payudara ibu, menyusu melalui botol, dan menangis. Kondisi kembung menyebabkan bayi merasa tidak nyaman, rewel, penurunan nafsu makan, dan kesulitan tidur.

Bayi sering mengalami perut kembung saat berusia 0–3 bulan serta 6–12 bulan. Pada usia 0–3 bulan, bayi kerap mengalami perut kembung karena saluran pencernaannya masih belum bekerja dengan sempurna. Sementara pada bayi usia 6 bulan ke atas, perut kembung biasa terjadi karena saluran pencernaannya sedang beradaptasi untuk mencerna berbagai jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Kembung pada bayi dapat juga menyertai gangguan pencernaan lain, seperti muntah, diare, sakit perut, dan konstipasi. Bayi yang kembung biasanya mudah muntah.

Apakah penyebab kembung pada bayi?

1.      Makan dan minum sambil bermain

Ketika bayi diberi makan atau minum sambil bermain, ia akan cenderung bersemangat, sehingga menelan makanan lebih cepat. Akibatnya, ada semakin banyak udara yang ikut tertelan dan masuk ke dalam lambung dan berisiko bayi tersedak.

2.      Menangis terlalu lama

Bayi yang menangis terlalu lama sering mengalami kembung karena banyak menelan udara (aerofagia) yang masuk ke saluran pencernaannya.

3.      Terlalu banyak makan atau minum susu

Bayi yang terlalu banyak makan atau minum susu (overfeeding) juga dapat kembung karena sebagian dari susu tersebut tidak dicerna. Gangguan penyerapan akibat fungsi enzim pencernaan yang belum sempurna juga dapat menyebabkan kembung karena makanan atau susu yang tidak dicerna tersebut akan turun ke usus besar yang banyak mengandung bakteri komensal. Zat makanan tersebut akan difermentasi oleh bakteri tadi dan menghasilkan gas yang menimbulkan kembung.

4.        Intoleransi laktosa

Intoleransi laktosa menimbulkan kembung karena laktosa dalam susu tidak dicerna akibat kurangnya enzim laktase (enzim untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa). Laktosa yang tidak tercerna akan turun ke usus besar dan difermentasi oleh bakteri penghuni usus besar dan menghasilkan gas. Kekurangan enzim laktase dapat terjadi karena belum matangnya perkembangan usus pada bayi (transient lactose intolerance).

5.        Kembung akibat gejala suatu kelainan kongenital

Kelainan kongenital yang menimbulkan keluhan kembung sebagai salah satu gejalanya adalah terpuntirnya usus (volvulus), bagian usus atas terlipat masuk ke bagian yang lebih bawah (invaginasi), kelainan saraf pada segmen usus bawah (hirschprung) atau tidak terbentuknya segmen usus sejak lahir (atresia).

Bagaimana cara mengatasi perut kembung pada bayi ?

Orang tua dapat mencoba mengatasi perut kembung bayi di rumah dengan teknik tertentu. Berikut cara penanganan keluhan perut kembung yang dapat dilakukan di rumah.

1.      Mengatur posisi menyusui

Ketika ibu menyusui bayi langsung ke payudara atau melalui botol, cobalah untuk menjaga agar kepala bayi lebih tinggi dari perutnya. Dengan begitu, susu akan turun ke dasar perut dan udara naik ke atas, dan bayi akan lebih mudah untuk bersendawa. Bila perlu, gunakan bantal menyusui untuk menyangga kepala bayi.

2.      Sendawakan bayi

Salah satu cara termudah untuk mengatasi sakit perut akibat kembung pada bayi adalah dengan sendawa. Bayi perlu bersendawa selama dan setelah menyusui. Jika bayi tidak langsung bersendawa sesaat setelah menyusui, coba baringkan dalam posisi telentang selama beberapa menit. Coba beberapa kali hingga bayi bersendawa.

3.      Berikan pijatan lembut

Pijat bayi dengan lembut pada perut mungilnya untuk membantu mengeluarkan gas. Setidaknya ini dapat membantu perutnya merasa lebih baik. Gerakkan kaki bayi ke depan dan ke belakang (seperti gerakan mengayuh sepeda) saat ia telentang. Ibu juga bisa meletakkan bayi dengan posisi tengkurap, kemudian gosok punggungnya. Ini juga dapat membantu melepaskan tekanan gas. Selain itu, mandi air hangat juga dapat membantu mengeluarkan gas di perut bayi.

4.      Pilih peralatan menyusui yang sesuai

Bila memberikan susu dengan botol, pastikan ukuran lubang dot pas. Caranya, coba teteskan susu formula dingin lewat lubang itu. Bila ukurannya pas, susu akan menetes satu kali setiap detik.

Cara-cara di atas efektif untuk meredakan bayi kembung. Namun, jika cara tersebut belum berhasil, atau bayi kembung disertai gejala-gejala lain, seperti demam, diare, dan muntah, orangtua dianjurkan untuk segera membawa bayi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3629/perut-kembung-pada-bayi-penyebab-dan-cara-mengatasinya

Kejang Demam pada Anak: Gejala, Tipe dan Cara Tepat Mengatasinya

Febrile seizure atau kejang demam adalah demam yang disertai dengan kejang yang biasanya dialami oleh anak-anak. Kondisi ini umum terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Kejang demam atau lebih dikenal dengan penyakit step pada anak terjadi akibat kenaikan suhu tubuh yang terlalu cepat di atas suhu normal anak dan kemampuan tubuh anak untuk beradaptasi terhadap kondisi tersebut.

Tidak semua anak rentan mengalami kejang demam, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kejang demam pada anak, seperti riwayat keluarga dengan kejang demam, demam dengan suhu tubuh yang tinggi, riwayat berat badan lahir rendah, lahir prematur, dan anak dengan keterlambatan tumbuh kembang. Namun, sebelum melakukan prosedur atau langkah penanganan dari kejang demam, pastikan terlebih dulu jika anak memang mengalami kejang demam.

Gejala kejang demam pada anak:

1.       Kenaikan suhu tubuh secara drastis hingga lebih dari 38° Celcius.

2.       Berkeringat secara berlebihan.

3.       Tangan dan kaki gemetar, serta mengalami kejang.

4.       Buang air kecil tiba-tiba dan bola mata berputar ke atas.

5.       Tidak merespons komunikasi, seperti tidak menjawab saat diajak bicara.

6.       Pingsan atau kehilangan kesadaran, terutama setelah kejang.

Tipe kejang demam yang bisa terjadi pada anak-anak

1.    Kejang demam sederhana, yaitu ketika bangkitan kejang hanya terjadi sebentar, biasanya berhenti sendiri kurang dari 5 menit, dan tidak berulang dalam 24 jam. 80% kejang demam termasuk ke dalam kejang demam sederhana.

2.    Kejang demam kompleks, yaitu ketika bangkitan kejang terjadi lebih dari 15 menit, berulang dalam 24 jam, atau bangkitan hanya terjadi di sebagian tubuh.

Adapun jika Anda melihat anak mengalami sejumlah gejala-gejala kejang demam, segera lakukan langkah penanganan kejang demam secara cepat. Pastikan Anda tidak panik dan tetap tenang ketika mempraktikkannya.

Langkah-langkah untuk menangani kejang demam pada anak:

1.      Letakkan anak di tempat yang datar, luas, dan bebas, sehingga anak tidak akan terbentur atau tertimpa benda tertentu saat mengalami kejang. Segera singkirkan benda yang berbahaya di sekitarnya.

2.      Baringkan dalam posisi miring agar anak tidak tersedak oleh air liur atau muntahan.

3.      Longgarkan pakaian, terutama pada bagian leher.

4.      Jangan menahan gerakan kejang anak karena akan membuat anak tidak nyaman dan memicu patah tulang. Catat berapa lama anak mengalami kejang dan pantau terus agar posisi bayi selama kejang tetap aman. Jika memungkinkan Anda dapat merekam kejadian kejang demam, untuk ditunjukkan kepada dokter seperti apa kejang demam yang dialami anak.

5.      Tidak memasukkan apapun ke dalam mulut anak saat kejang, termasuk obat atau air. Hal ini akan memicu anak tersedak.

6.      Segera panggil ambulans atau bawa ke IGD jika kejang terjadi lebih dari 5 menit, terutama jika anak mulai terlihat mengalami kesulitan bernapas atau wajah yang memucat atau membiru.

Umumnya, kejang demam berlangsung selama 1-2 menit, anak akan rewel selama beberapa jam sebelum kemudian terlelap karena kelelahan. Walaupun kejang demam sudah berhenti dan Anda telah melakukan penanganan kejang demam dengan baik, Anda tetap perlu untuk membawa anak ke dokter. Namun, apabila anak Anda sampai harus dilarikan ke rumas sakit maka dokter akan memberikan obat kejang yang bisa menghentikan kejang melalui cairan infus. Obat yang diberikan melalui anus hanya dilakukan orang tua ketika di rumah dengan catatan orang tua sudah teredukasi dan anaknya sudah pernah kejang. Ketika kejang sudah berhenti, dokter baru akan mencari tahu penyebab kejang.

Saat anak telah mendapatkan diagnosis kejang demam, pemeriksaan dengan EEG, CT scan, atau MRI tidak selalu diperlukan. Namun, ketika kejangnya di luar kejang demam dan sudah masuk ke derajat kompleks serta berulang, maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Kemudian, untuk menghindari terjadinya kejang demam pada anak Anda yang memiliki risiko kejang demam, berikut ini merupakan beberapa tips yang bisa Anda lakukan.

1.     Jika si kecil demam:

a.       Berikan penurun panas parasetamol sesuai aturan.

b.       Kompres badan si Kecil dengan kain dan air

c.        Berikan cairan lebih banyak dengan makan dan minum lebih sering

d.       Pantau BAK si Kecil, jika lebih dari 6 jam tidak BAK segera bawa ke IGD.

2.     Gunakan diazepam melalui dubur sesuai anjuran dokter, jika si Kecil mengalami kejang di rumah.

3.     Konsultasikan obat kejang yang perlu disiapkan di rumah dengan dokter anda, karena Sebagian besar kejang demam tidak membutuhkan obat rutin

Kejang pada anak adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika anak mengalami kejang atau ada kekhawatiran mengenai kondisi kesehatannya. Dengan pemahaman yang tepat dan perawatan yang sesuai, anak dapat mengelola kondisi kejangnya dan menjalani kehidupan yang sehat.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3630/kejang-demam-pada-anak-gejala-tipe-dan-cara-tepat-mengatasinya

  

Apa itu Diet DASH?

Hipertensi merupakan silent killer yang dipengaruhi oleh gaya hidup tidak sehat meliputi kebiasaan makan-makanan berlemak jenuh dan tinggi Natrium, hal ini dapat ditangani dengan pengaturan pola makan. Penatalaksanaan diet yang direkomendasikan bagi penderita Hipertensi dengan Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). Penerapan diet DASH dapat menurunkan tekanan darah, peningkatan konsumsi sayuran dan buah-buahan yang kaya akan serat. Diet DASH ini merupakan diet yang difokuskan pada penurunan asupan garam dan lemak jenuh, serta memperbanyak konsumsi makanan yang memiliki kadar Kalium, Kalsium, Magnesium dan juga serat yang tinggi. Garam baik itu Sodium atau Natrium merupakan zat yang menjadi penyebab utama kejadian Hipertensi karena dampak yang diberikan dapat meningkatkan tekanan darah. Pasien dengan Hipertensi perlu memikirkan untuk diet DASH agar ketegangan peredaran darah atau tekanan darah terkendali. Standar langsung dalam melakukan diet DASH adalah mengatur secara ketat konsumsi Natrium dalam bentuk garam atau sumber makanan lain yang tinggi Natrium misalnya sumber makanan kemasan dan makanan cepat saji. Membatasi konsumsi daging dan makanan dengan kolesterol tinggi dan lemak trans. Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan dan susu dengan kandungan rendah lemak. Sebaiknya konsumsi ikan, daging unggas, kacang-kacangan serta makanan dengan gandum utuh.

Tujuan Diet DASH

Mengontrol tekanan darah agar mencapai kisaran normal serta berperan dalam pencegahan Hipertensi.

Manfaat Diet DASH

1.      Mengontrol tekanan darah.

2.      Membantu pasien obesitas untuk mengurangi berat badan dan mengecilkan ukuran lingkar pinggang.

3.      Menurunkan kadar LDL dan kolesterol dalam tubuh.

Diperlukan adanya konseling dan edukasi untuk memperkenalkan diet DASH kepada penderita Hipertensi. Edukasi kesehatan pada masyarakat dapat meningkatkan pemahaman, keinginan dan kemampuan masyarakat dalam mencegah kejadian Hipertensi serta komplikasinya.

Klasifikasi Diet DASH

1.      Diet DASH standar, yaitu maksimal asupan Sodium yang diperbolehkan adalah 2300 mg per hari atau setara dengan 1 (sdt).

2.      Diet DASH di bawah standar, yakni asupan Sodium per hari tidak boleh melebihi 1500 mg per hari atau setara dengan ½ (sdt).

Prinsip Diet DASH

1.      Konsumsi buah dan sayur yang mengandung Kalium, Fitoesterogen dan serat. Konsumsi Kalium (Potasium) yang bersumber dari buah-buahan seperti pisang, mangga, air kelapa muda bermanfaat untuk mengendalikan agar tekanan darah menjadi normal dan terjadi keseimbangan antara Natrium dan Kalium dalam tubuh. Konsumsi Kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah. Fitoesterogen dapat menghambat terjadinya menopause, menghindari gejala Hotflaxes (rasa terbakar) pada wanita menopause, dan menurunkan risiko kanker. Sedangkan serat dibutuhkan tubuh terutama untuk membersihkan isi perut dan membantu memperlancar proses defekasi. Serat juga mempengaruhi penyerapan zat gizi dalam usus, manfaat serat terutama dapat mencegah kanker Colon.

2.      Low-Fat Dairy Product (menggunakan produk susu rendah lemak). Pada diet Hipertensi diberikan produk susu rendah lemak, dimana susu mengandung banyak Kalsium. Dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler Kalsium memegang peran penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk mengatur transmisi saraf, kontraksi otot, pengumpalan darah, dan menjaga permeabilitas membran sel. Kalsium mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan. Susu rendah lemak baik diberikan kepada wanita manula, tidak hanya untuk mendapat tambahan Kalsium tapi juga protein, vitamin dan mineral.

3.      Konsumsi ikan, kacang, dan unggas secukupnya intake protein yang cukup dapat membantu pemeliharaan sel untuk membantu ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi dan mengangkut zat-zat gizi.

4.      Kurangi daging berlemak. Lemak jenuh bersifat Arterogenik, yaitu asam urat, asam palmitat, asam stearate. Seseorang dengan penyakit pembuluh darah umumnya harus membatasi konsumsi lemak jenuh berlebihan terutama dari sumber hewani seperti daging merah, minyak kelapa, coklat, keju, krim, susu krim dan mentega. Penimbunan lemak dalam pembuluh darah menyebabkan timbulnya Arteriosclerosis yang artinya meningkatkan tekanan darah.

5.      Membatasi garam dan gula. Pembatasan garam bertujuan untuk menurunkan tekanan darah, mencegah Odema dan penyakit jantung sedangkan pembatasan gula untuk menurukan kadar gula darah pada tubuh. Adapun yang disebut diet rendah garam adalah rendah sodium dan natrium. Dalam diet rendah garam, selain membatasi konsumsi garam dapur juga membatasi sumber Sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue, Baking Powder, Monosodium Glutamat (MSG) atau penyedap makanan dan pengawet makanan (terdapat dalam saos, kecap dan makanan kemasan).

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3615/apa-itu-diet-dash

Ketahui Komplikasi Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah dibedakan menjadi tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah maksimal yang ditimbulkan pada arteri sewaktu darah disemprotkan kedalam pembuluh, rata- rata tekanan sistolik ditunjukkan (saat jantung berdetak atau bekerja) yaitu 120 mmHg. Tekanan diastolik adalah tekanan minimal di dalam arteri ketika darah mengalir keluar menuju ke pembuluh yang lebih kecil di hilir waktu, rata-rata diastolik (saat rileksasi) yaitu 80 mmHg. Tekanan darah tinggi sering disebut the silent killer karena sering tanpa keluhan karena jarang memiliki gejala yang jelas. Cara mengetahui apakah seseorang mengalami tekanan darah tinggi adalah dengan melakukan pengukuran tekanan darah.  Apabila penyakit tekanan darah tinggi tidak segera ditangani maka dapat berdampak pada munculnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, gagal ginjal dan penyakit pembuluh darah perifer. tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian.

Penyebab

1.      Tekanan darah primer, tekanan darah yang berkembang dari waktu ke waktu tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi.

2.      Tekanan darah sekunder, jenis tekanan darah yang terjadi dengan cepat dan bisa menjadi lebih parah daripada tekanan darah primer.

Gejala

1.      Sakit kepala parah

2.      Sesak napas

3.      Mimisan

4.      Kulit memerah

5.      Pusing

6.      Nyeri dada

7.      Gangguan penglihatan

8.      Ada darah dalam urin

Komplikasi

1.      Gagal Jantung

Seseorang mengalami tekanan darah tinggi, maka otomatis jantung dipaksa untuk bekerja lebih keras dari kapasitasnya untuk memompa darah. Dinding dan otot jantung akan menebal dan mengakibatkan jantung kesulitan untuk memompa cukup darah ke seluruh tubuh.

2.      Stroke

Stroke adalah kondisi dimana tekanan darah terlalu tinggi yang mengakibatkan pembuluh darah di salah satu area otak dapat pecah akibat aliran darah ke otak terhalang sehingga mengalami penyumbatan.

3.      Aneurisma

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan dinding arteri melemah sehingga memicu terbentuknya kantong yang rapuh pada pembuluh darah arteri. Jika tekanan darah terlalu tinggi, maka lama kelamaan arteri dapat pecah yang kemudian menimbulkan kerusakan organ permanen hingga kematian.

4.      Masalah Ginjal

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan akhirnya mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah di ginjal. Jika dibiarkan tidak terkontrol dan tanpa penanganan bisa menyebabkan komplikasi berupa gagal ginjal. Salah satu fungsi ginjal adalah untuk menyaring darah dan apabila pembuluh darah rusak akibat tekanan darah tinggi, sehingga ginjal sulit untuk menyaring zat yang tidak diperlukan tubuh.

5.      Gangguan Mata

Kondisi ini biasa disebut Retinopati Hipertensi. Akibat tekanan darah tinggi, pembuluh darah ke arah retina akan menyempit sehingga mengakibatkan pembengkakan retina dan penekanan saraf optik. Jika ini terjadi, sel-sel saraf yang ada di mata dapat lumpuh yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan.

Tips Mengontrol Tekanan Darah Tinggi

1.      Ketahui tekanan darah Anda (tekanan darah normal 120/80 mmHg).

2.      Kontrol tekanan darah Anda secara teratur.

3.      Tekanan darah tinggi sering tanpa gejala.

4.      Tekanan darah yang tidak terkontrol akan menimbulkan komplikasi.

5.      Pastikan ketersediaan obat di rumah.

6.      Obat penting untuk menjaga tekanan darah Anda.

7.      Minum obat teratur dan sesuai anjuran dokter.

8.      Ketahui efek samping obat yang Anda minum.

9.      Berhati-hati menggunakan obat bebas.

Mengatur Pola Makan, dengan :

1.      Membatasi konsumsi gula.

2.      Membatasi konsumsi garam.

3.      Perbanyak konsumsi buah dan sayur.

Pencegahan

C : Cek kesehatan secara rutin

E : Enyahkan asap rokok

R : Rajin melakukan aktifitas fisik

D : Menerapkan diet seimbang

I  : Istirahat cukup

K : Kelola stres

Dengan adanya upaya pencegahan dan pengendalian tekanan darah tinggi, maka diharapkan kita mengetahui kondisi tekanan darah melalui cek kesehatan secara rutin dan bagi pasien tekanan darah tinggi penanganan dan pengobatan dapat segera dilakukan sebelum menimbulkan komplikasi.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3616/ketahui-komplikasi-tekanan-darah-tinggi

Saraf Terjepit pada Ibu Hamil

Hernia Nucleus Pulposus (NPH) atau biasa dikenal dengan istilah “saraf terjepit” adalah suatu kondisi di mana terjadi perpindahan cakram tulang rawan yang menyekat antara badan vertebra (annulus fibrosus) dan nukleus pulposus dari cakram intervertebralis yang dipindahkan tersebut, dan tekan langsung pada saraf (sumsum tulang belakang). Banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil selama masa kehamilannya, di antaranya adalah perasaan tidak nyaman dan tentunya hal ini akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil sepanjang masa kehamilannya. Ketidaknyamanan yang dialami ibu antara lain peregangan ligamen di area kemaluan yang menyebabkan nyeri pinggang, nyeri punggung, bahkan kompresi saraf, edema pada ibu hamil dengan tekanan darah tinggi, dan kandidiasis vagina. Saraf terjepit merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat kerusakan saraf akibat tekanan langsung maupun tidak langsung. Masalah yang biasa terjadi pada ibu hamil seringkali diabaikan, padahal hal tersebut merupakan kesalahan besar, karena saraf terjepit sangatlah berbahaya. Jika saraf tertekan maka dapat menyebabkan sistem saraf berkurang kemampuannya dalam mengirimkan sinyal dari otak atau sebaliknya. Penyebab saraf terjepit adalah posisi berbaring yang salah saat tidur atau posisi tubuh yang salah saat mengangkat benda berat. Ibu hamil dengan kompresi saraf dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin jika melahirkan secara alami karena ibu harus menderita. sulit untuk dipegang. Kenyamanan ibu juga terganggu, seperti posisi tidur ibu. Adaptasi bagi ibu hamil saraf terjepit antara lain dengan meningkatkan semangat kerja, berpikir positif, dukungan suami dan keluarga, tidak menyerah dalam berobat, dan menjaga semangat untuk hamil.

Dampak Saraf Terjepit pada Ibu Hamil

Ibu hamil dengan kompresi saraf dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin jika melahirkan secara alami karena ibu akan kesulitan mengatasi, misalnya posisi tidurnya. Beberapa efek dapat terjadi ketika saraf tertekan, seperti jaringan lunak atau lapisan pelindung di sekitar saraf dapat robek. Hal ini dapat menumpuk cairan, yang dapat menyebabkan pembengkakan, tekanan tambahan, dan jaringan parut. Jika saraf terjepit terjadi dalam jangka waktu singkat, tentunya saraf tersebut tidak mengalami kerusakan permanen. Namun jika tekanan terus berlanjut, saraf bisa rusak.

Penanganan Saraf Terjepit pada Ibu Hamil

Bagi ibu yang mengalami nyeri saraf terjepit saat hamil, penting untuk tetap tenang dan memeriksakan. Kasus hernia nukleus pulposus ringan hingga sedang biasanya tidak menimbulkan gangguan kesehatan atau membahayakan keselamatan ibu atau bayi. Namun, kasus yang parah mungkin memerlukan beberapa jenis pengobatan atau intervensi.

Perlu diketahui, nyeri punggung bawah dan nyeri panggul juga sering terjadi selama kehamilan, terutama pada trimester ketiga. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk memeriksakan nyeri yang alami ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.

Bicarakan dengan dokter kandungan tentang pilihan pengobatan konservatif yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit, seperti NSAID, tirah baring, atau olahraga intensitas ringan yang aman. Selain itu, bicarakan dengan dokter sebelum mencoba metode berikut untuk mengatasi saraf terjepit :

1.      Terapi fisik dengan latihan peregangan aman dilakukan selama kehamilan.

2.      Akupunktur

3.      Gunakan kompres panas dan dingin.

4.      Pijat prenatal

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3618/saraf-terjepit-pada-ibu-hamil

Waspada Infeksi Cacar Monyet (Monkeypox)

Cacar air merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari genus orthopoxvirus. Virus cacar monyet ditemukan pada tahun 1958 selama isolasi lesi vesikular bernanah dari monyet penangkaran di Kopenhagen. Cacar terjadi terutama di hutan hujan tropis di Afrika Tengah dan Barat. Masyarakat yang tinggal di dekat hutan mungkin berisiko terkena paparan yang menyebabkan infeksi subklinis. Namun, baru-baru ini cacar monyet muncul kembali dan salah satunya di Indonesia. Monkeypox ini dapat menyebar dari hewan ke manusia atau dari orang ke orang. Masa inkubasi penyakit Cacar Monyet berkisar antara 6 sampai 13 hari (5 sampai 21 hari). Penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui gigitan dan cakaran hewan yang tertular, kontak dengan darah dan cairan tubuh hewan yang tertular, penanganan produk hewan yang tertular, atau memakan daging hewan liar yang tertular (bushmeat). Proses masuknya virus bergantung pada jenis sel dan jenis karakteristik virus dan terjadi setelah virus menempel pada permukaan sel melalui interaksi antara ligan virus dan reseptor seluler yang berbeda, misalnya kondroitin sulfat dan heparan sulfat. Jalur masuk lainnya melalui membran sel difasilitasi oleh efek fusi virus atau makropinositosis. Setelah masuk ke dalam tubuh, infeksi virus Monkeypox diawali dengan invasi pada epitel mukosa saluran pernafasan dan faring. Virus kemudian akan bersirkulasi ke saluran limfatik dan akan terjadi viremia primer. Virus akan menginfeksi organ limfoid lain dan kelenjar getah bening (seperti limpa), setelah itu akan terjadi replikasi virus dan infeksi virus sekunder. Setelah munculnya infeksi virus sekunder, muncul gejala kerusakan kulit dan organ tersier.

Gejala Cacar Monyet

Gejala pertama setelah masa inkubasi bersifat umum, sistemik, dan nonspesifik. Gejalanya antara lain demam, sakit kepala parah, nyeri punggung, nyeri otot, lemas, sakit tenggorokan, kesulitan bernapas, batuk berdahak atau tanpa dahak, kehilangan nafsu makan, dan menggigil. Demam adalah gejala paling umum ketika inang memasuki tahap invasi. Setelah penderita mengalami masa demam yang berlangsung sekitar 4 sampai 5 hari, akan muncul pembengkakan kelenjar getah bening terutama di daerah leher, disusul ketiak, dan selangkangan. Pembesaran kelenjar getah bening bisa menjadi tanda khas infeksi virus MPX.

Diagnosis Cacar Monyet

Diagnosis banding klinis yang harus dipertimbangkan antara lain penyakit lain dengan tanda-tanda ruam, seperti cacar (walaupun disingkirkan), cacar air, campak, infeksi bakteri pada kulit, kudis, sifilis, dan alergi obat. Limfadenopati pada stadium prodromal cacar monyet mungkin merupakan gambaran klinis yang membedakan cacar monyet dengan cacar lainnya. Monkeypox hanya dapat didiagnosis jika virusnya dapat diidentifikasi dengan berbagai tes yang dilakukan di laboratorium khusus. Jika dicurigai adanya monkeypox, petugas medis harus mengumpulkan sampel yang sesuai dan menbawanya dengan aman ke laboratorium yang sesuai. Sampel diagnostik yang optimal adalah dari luka berupa eksudat luka atau kasa berkrusta yang disimpan dalam tabung kering dan steril serta disimpan pada suhu dingin. Darah dan serum dapat digunakan tetapi seringkali tidak dapat disimpulkan karena singkatnya waktu bertahan hidup virus dalam darah dan faktor-faktor yang ada pada saat pengambilan sampel. Untuk menafsirkan hasil tes, sangat penting bahwa sampel disertai dengan informasi pasien termasuk :

1.      Perkiraan tanggal timbulnya demam.

2.      Tanggal timbulnya ruam.

3.      Tanggal pengambilan sampel.

4.      Kondisi orang tersebut saat ini (tahap ruam).

5.      Umur

Pencegahan Cacar Monyet

Selama epidemi cacar monyet pada manusia, kontak dekat dengan pasien merupakan faktor risiko penularan yang paling penting. Karena kurangnya pengobatan atau vaksin khusus, satu-satunya cara untuk mengurangi infeksi pada manusia adalah dengan meningkatkan kesadaran akan faktor risiko dan mendidik tentang langkah-langkah yang harus diambil untuk mengurangi paparan terhadap virus. Pengawasan dan identifikasi cepat terhadap kasus-kasus baru sangat penting untuk membendung epidemi ini :

1.      Mengurangi Risiko Penularan dari Hewan ke Manusia

Upaya pencegahan penularan di daerah endemis sebaiknya fokus pada menghindari kontak dengan tikus dan primata, membatasi kontak langsung dengan darah dan daging, serta memasak daging hingga matang sebelum dimakan. Sarung tangan dan pakaian pelindung lain yang sesuai harus dipakai saat menangani hewan yang sakit atau jaringan yang terinfeksi dan saat menyembelih hewan. Jaga kebersihan tangan, misalnya dengan mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol.

2.      Mengurangi Risiko Penularan dari Manusia ke Manusia

Kontak dekat dengan penderita cacar monyet atau dengan bahan yang terkontaminasi harus dihindari. Sarung tangan dan peralatan pelindung harus dipakai saat merawat individu yang terkena dampak. Sering-seringlah mencuci tangan setelah merawat atau menjenguk orang sakit. Pasien harus diisolasi di rumah atau di fasilitas medis.

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3619/waspada-infeksi-cacar-monyet-monkeypox

Latihan Fisik terhadap Perbaikan Resistensi Insulin

Resistensi insulin pertama kali dijelaskan untuk menggambarkan gangguan metabolik yang disebabkan oleh berkurangnya respons seluler terhadap sinyal insulin, terutama pada jaringan yang bergantung pada insulin. Secara lebih spesifik, resistensi insulin merupakan ketidakmampuan insulin untuk menghasilkan respons biologis normal pada konsentrasi yang efektif pada individu normal. Resistensi ini bisa terjadi pada beberapa tingkat seluler, termasuk pre-reseptor, reseptor, dan post-reseptor. Gangguan pre-reseptor dapat timbul karena adanya autoantibodi anti-reseptor atau molekul abnormal lain yang mengganggu pengikatan insulin dengan reseptor. Selain itu, mutasi pada gen yang mengkode reseptor insulin juga dapat mengurangi jumlah reseptor insulin yang tersedia. Gangguan pada tingkat reseptor dapat terjadi karena penurunan afinitas dan sensitivitas reseptor terhadap insulin. Penyebab umum dari resistensi insulin adalah kerusakan pada jalur post-reseptor, khususnya gangguan pada jalur sinyal insulin (insulin signaling pathways). Kerusakan ini menghambat translokasi GLUT-4 yang diperlukan untuk mengambil glukosa oleh sel, sehingga menurunkan kemampuan sel untuk mengambil glukosa dari darah. Resistensi terhadap insulin adalah penyebab utama penyakit kronis seperti diabetes melitus, yang memiliki tingkat keparahan dan angka kematian yang tinggi. Ini adalah kondisi patologis di mana respons sel terhadap hormon insulin terganggu karena masalah dalam jalur sinyal insulin. Ketika insulin tidak dapat mengikat reseptornya dengan benar, fosforilasi tirosin tidak terjadi, yang menghalangi aktivasi insulin receptor substrate-1 (IRS-1). Kegagalan dalam aktivasi ini mengurangi ekspresi Glucose transporter-4 (GLUT-4) pada membran sel otot rangka, yang mengakibatkan penurunan penyerapan glukosa oleh sel dan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Latihan fisik yang teratur, dilakukan secara konsisten, dan sesuai dengan intensitas yang tepat dapat mengaktifkan adenosin 5’-monophosphate-activated protein kinase (AMPK). Ini memungkinkan translokasi vesikel yang mengandung GLUT-4 ke permukaan sel tanpa memerlukan ikatan insulin pada reseptornya. Dengan demikian, ekspresi GLUT-4

Resistensi Insulin

Secara normal, insulin adalah hormon anabolik yang merangsang peningkatan cadangan energi di berbagai jaringan sasaran, termasuk sel otot rangka. Di dalam sel otot rangka, insulin mempromosikan masuknya glukosa ke dalam sel, yang meningkatkan metabolisme glukosa, pembentukan glikogen, dan juga meningkatkan penyerapan asam amino untuk mendukung sintesis protein.

Latihan Fisik

1. Latihan fisik adalah kegiatan yang direncanakan dengan baik, terstruktur, diulang secara berkala, dan bertujuan untuk meningkatkan atau menjaga kesehatan. Berbeda dengan aktivitas fisik sesaat, latihan fisik adalah bagian dari aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur, berkelanjutan, dan bertahap. Volume latihan terkait dengan intensitas, durasi, dan frekuensi yang spesifik, disesuaikan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan dari latihan fisik meliputi peningkatan atau pemeliharaan kebugaran, performa, dan prestasi, serta sebagai cara untuk bersantai atau mengembangkan hobi. Semua ini menjadi dasar untuk merumuskan dosis latihan yang tepat. Frekuensi latihan merujuk pada seberapa sering latihan dilakukan dalam seminggu. Melakukan latihan tiga kali seminggu sudah cukup untuk meningkatkan kebugaran, kekuatan, dan kelenturan tubuh.

2. Durasi latihan mencakup berapa lama program latihan berlangsung (dalam bulan atau minggu) serta durasi tiap sesi latihan (dalam menit). Intensitas, frekuensi, dan durasi latihan saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Latihan dengan intensitas berat biasanya dilakukan selama 15-20 menit, sedangkan latihan dengan intensitas rendah dapat memerlukan durasi lebih lama. Latihan yang konsisten dilakukan selama 6-8 minggu telah terbukti memberikan hasil yang signifikan.

3. Latihan interval (interval training) melibatkan pergantian antara fase kerja dan fase istirahat, dengan fase istirahat terbagi menjadi istirahat aktif dan istirahat pasif.

4. Terdapat berbagai jenis latihan yang dibedakan berdasarkan metabolisme otot dan penggunaan oksigen sebagai sumber energi, seperti latihan aerobik dan anaerobik, serta berdasarkan beban tubuh seperti latihan bearing berat (weight bearing) dan non-bearing berat (non-weight bearing). Jenis latihan lainnya termasuk latihan resistensi, isometrik, dan isotonic.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3611/latihan-fisik-terhadap-perbaikan-resistensi-insulin

Jamur pada Mulut Bayi

Bayi adalah makhluk yang sangat sensitif dan halus. Masa bayi dimulai dari usia 0 hingga 12 bulan ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat, serta perubahan kebutuhan gizi yang terus berubah. Penyakit yang muncul di dalam rongga mulut dapat mempengaruhi siapa pun, tidak hanya orang dewasa tetapi juga balita dan anak-anak. Kesehatan dan kebersihan mulut sangat penting untuk dijaga dengan baik oleh orang tua, terutama karena mulut balita belum sekuat mulut orang dewasa. Oleh karena itu, masalah kesehatan mulut lebih sering muncul pada balita dan perlu mendapatkan perhatian ekstra. Candidiasis adalah kondisi yang disebabkan oleh infeksi jamur candida. Selain dapat mempengaruhi kulit bayi, candidiasis juga dapat menyerang bagian tubuh lain seperti mulut, area genital, bahkan bisa mencapai aliran darah. Kondisi ini tidak hanya berpotensi pada bayi, tetapi juga pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, terutama bayi dan wanita. Penting bagi ibu untuk mengenali gejala candidiasis pada bayi agar dapat mengobati dengan cepat. Misalnya, infeksi candida di mulut dapat menunjukkan tanda-tanda bercak putih pada lidah dan mulut bayi. Selain itu, dapat terjadi pembengkakan gusi dan luka di sekitar mulut. Ketika candida menginfeksi kulit, biasanya ditandai dengan ruam merah yang gatal dan perih. Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko candidiasis pada anak, seperti cuaca panas, penggunaan pakaian yang terlalu ketat, kurangnya kebersihan kulit, dan rendahnya sistem kekebalan tubuh. Pada infeksi candida di mulut atau kerongkongan, kebersihan yang kurang terjaga sering menjadi penyebab utama. Mengutamakan kebersihan dan perawatan yang baik pada anak sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit, termasuk candidiasis.

Penyebab Jamur pada Mulut Bayi

Jamur Candida albicans biasanya hadir dalam kondisi normal di rongga mulut manusia. Namun, beberapa faktor dapat menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan dari jamur ini pada bayi, termasuk :

1. Bayi yang baru lahir atau yang berusia di bawah 6 bulan memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang. Karena itu, tubuh mereka belum mampu melawan infeksi dengan baik dan rentan terhadap infeksi jamur di mulut. Faktor lain yang berkontribusi adalah kekurangan gizi pada bayi dan anak-anak, yang membuat mereka rentan terhadap serangan infeksi jamur. Hal ini disebabkan oleh kurangnya nutrisi yang diperlukan untuk membangun sistem kekebalan tubuh dan memperbaiki sel-sel tubuh.

2. Jika bayi mengonsumsi antibiotik karena sakit seperti batuk atau infeksi saluran kemih, pertumbuhan jamur di mulutnya bisa tidak terkendali. Hal ini terjadi karena antibiotik dapat mengganggu keseimbangan jamur di mulut, yang dapat menyebabkan oral thrush.

3. Bayi yang minum susu formula atau ASI dari botol susu bisa lebih rentan terhadap infeksi jamur mulut jika dot yang digunakan kurang bersih atau terkontaminasi jamur. Tetapi, bayi yang langsung menyusu pada puting payudara yang terinfeksi jamur Candida albicans juga bisa mengalami infeksi serupa.

4. Bayi yang baru lahir dapat mengalami penularan dan infeksi jamur di mulutnya saat proses kelahiran. Meskipun kejadian ini jarang, bayi memiliki risiko tertentu terkena kondisi ini jika dilahirkan dari ibu yang memiliki riwayat infeksi jamur pada vagina saat melahirkan secara normal.

Gejala Infeksi Jamur pada Mulut Bayi

1. Ibu dapat mengetahui apakah bayinya menderita infeksi jamur di mulut dari tanda-tanda yang muncul. Beberapa tanda yang sering terlihat meliputi : lidah bayi berwarna putih atau bercak putih yang sulit dihilangkan meskipun sudah dibersihkan dengan lembut menggunakan lap atau kasa. Bercak putih ini bisa muncul di beberapa bagian mulut seperti dalam pipi, bibir, gusi, dan langit-langit mulut.

2. Bibir bayi terkena inflamasi atau terlihat retak-retak, bayi menolak untuk menyusui atau makan, menjadi rewel atau menangis sering, serta mengalami demam. Ini umumnya terjadi saat infeksi jamur telah menyebar hingga ke kerongkongan.

Cara Mengatasi Jamur Pada Mulut Bayi

Infeksi jamur pada mulut bayi umumnya akan sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu. Namun, disarankan bagi setiap ibu untuk mengunjungi dokter jika anak menunjukkan gejala infeksi jamur, terutama jika menyebabkan ketidaknyamanan saat menyusui. Dokter umumnya akan meresepkan obat anti jamur dalam bentuk tetes atau gel. Obat ini dioleskan beberapa kali ke lidah bayi dengan cotton bud dan perlu digunakan secara rutin selama 10 hari atau sesuai anjuran dokter. Selain menggunakan obat antijamur, Bunda dapat mempertimbangkan penggunaan bahan alami sebagai pendamping, tetapi sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikannya anak.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3612/jamur-pada-mulut-bayi

Cara Mengatasi Jerawat pada Kulit Wajah

Acne vulgaris, atau jerawat, adalah kondisi kulit yang disebabkan oleh peradangan kronis dengan proses patogenesis yang kompleks. Ini melibatkan kelenjar sebasea, hiperkeratinisasi folikular, kolonisasi bakteri berlebihan, respons imun tubuh, dan proses peradangan. Pada dasarnya, keberadaan bakteri Propionibacterium acnes dan penyumbatan folikel dalam batas tertentu adalah hal normal bagi semua orang. Perkembangan klinis jerawat dipengaruhi oleh tingkat respons imun, yang juga dipengaruhi secara genetik, seperti hipersensitivitas Faktor pemicu jerawat meliputi genetik, aktivitas hormonal selama siklus menstruasi, stres, aktivitas hiperaktif kelenjar sebasea, kebersihan kulit, pola makan, dan penggunaan kosmetik. Jerawat terjadi ketika pori-pori kulit tersumbat, menghambat sekresi minyak, yang kemudian membesar dan dapat mengalami peradangan. Peningkatan hormon estrogen dan progesteron pada remaja perempuan, serta hormon testosteron pada remaja laki-laki, dapat meningkatkan produksi minyak dan keringat. Hal ini menyebabkan kulit wajah menjadi berminyak, yang pada gilirannya dapat menyebabkan jerawat. Jerawat adalah kondisi umum pada kulit yang mempengaruhi sekitar 85% populasi global usia 11-30 tahun. Jerawat dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk seperti akne komedonal, akne papulo-pustuler, akne konglobata, dan bentuk berat lainnya. Penderita jerawat cenderung memiliki kadar androgen serum dan sebum yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami jerawat, meskipun kadar androgen serum mereka masih dalam batas normal. Untuk mencegah jerawat, penting untuk menjaga kebersihan kulit wajah. Ini bisa dimulai dengan mencuci wajah dua kali sehari menggunakan sabun cuci muka atau cleanser. Selain itu, perawatan pencegahan dapat melibatkan penggunaan scrub atau porepack untuk membersihkan komedo secara fisik. Namun, perlu diingat bahwa membersihkan wajah terlalu sering dengan sabun atau cleanser dapat mengakibatkan kulit menjadi kering atau dehidrasi. Dehidrasi kulit dapat mengganggu lapisan kulit (stratum korneum) dalam proses alami pelepasan sel-sel kulit mati, yang dapat memperburuk jerawat. Dengan demikian, menjaga keseimbangan dalam perawatan kulit adalah kunci untuk mencegah jerawat tanpa mempengaruhi kelembapan alami kulit secara negatif. Kulit wajah sangat sensitif terhadap zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya, termasuk produk anti jerawat. Kesalahan dalam memilih produk tersebut dapat meningkatkan tingkat sensitivitas dan iritasi pada kulit. Perilaku mencakup pemahaman dan aktivitas seseorang yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Secara evolusioner, domain perilaku telah berkembang menjadi tiga tingkat yang mencakup pengetahuan, sikap, dan tindakan atau praktik.

Cara Mengatasi Jerawat

1. Untuk merawat kulit berjerawat, disarankan untuk mencuci wajah secara teratur hanya dua kali sehari, yakni pagi setelah bangun dan malam sebelum tidur. Anda dapat menggunakan pembersih wajah yang mengandung bahan alami seperti lemon, minyak pohon teh, Centella asiatica (pegagan), kunyit, dan peppermint. Bahan-bahan ini membantu membersihkan kotoran dan minyak yang dapat menyumbat pori-pori kulit.

2. Hindari menyentuh wajah untuk mengurangi risiko penyebaran bakteri dan minyak dari tangan ke kulit wajah. Menghindari kebiasaan memencet jerawat juga penting karena dapat mengakibatkan infeksi serta bekas luka permanen.

3. Penting untuk menghindari produk skincare dan kosmetik yang mengandung minyak agar tidak menyebabkan penumpukan minyak di kulit wajah. Sebaiknya memilih produk perawatan kulit yang nonkomedogenik untuk mencegah hal ini.

4. Mengatur pola makan dengan seimbang, termasuk mengonsumsi makanan rendah glikemik seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan gandum, serta cukup minum air mineral, dapat mendukung kesehatan kulit Anda secara menyeluruh dari dalam tubuh.

5. Istirahat yang cukup dan kemampuan untuk mengelola stres tidak secara langsung menyebabkan jerawat. Namun, stres dapat mempengaruhi aktivitas hormonal tubuh, seperti peningkatan hormon stres seperti kortisol dan androgen, yang kemudian meningkatkan produksi minyak pada kulit. Selain itu, stres dan kecemasan juga dapat meningkatkan produksi protein sitokinin.

6. Melakukan olahraga secara teratur dapat mengurangi tingkat stres, meningkatkan pasokan oksigen, dan memperbaiki kondisi kesehatan secara keseluruhan. Sementara itu, meditasi rutin dapat menurunkan kadar kortisol dalam tubuh yang dapat mempengaruhi munculnya jerawat.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3614/cara-mengatasi-jerawat-pada-kulit-wajah

Manfaat Protein untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Dini

Konsumsi makanan mempengaruhi kondisi gizi seseorang. Kondisi gizi yang baik atau optimal tercapai saat tubuh menerima cukup zat gizi dan menggunakannya secara efisien, memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan umum pada level yang optimal. Namun, mengonsumsi makanan secara berlebihan bisa berdampak toksik atau berbahaya. Penyusunan makanan yang tidak tepat, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, yang disebabkan oleh masalah seperti kurangnya akses pangan, kurangnya pengetahuan, atau kebiasaan makan yang tidak sehat, adalah faktor utama dalam masalah gizi. Kurangnya asupan makanan baik dalam jumlah maupun kualitas dapat mengganggu berbagai proses seperti pertumbuhan, produksi energi, sistem kekebalan tubuh, perilaku, struktur, dan pola otak. Asupan makanan pada anak-anak harus memperhatikan kandungan zat gizi, terutama protein yang penting untuk pertumbuhan tinggi badan, serta dukungan untuk pertumbuhan otak dan kecerdasan. Protein adalah zat makanan vital yang tidak hanya berperan sebagai zat pembangun dan pengatur, tetapi juga menyediakan asam amino penting yang tidak terdapat dalam lemak atau karbohidrat. Anak-anak sering sulit makan, yang dapat menghambat pertumbuhan mereka. Kebiasaan tidak makan secara teratur, seperti tidak makan 3 (tiga) kali sehari, dapat menyebabkan perut kosong, penurunan kadar gula darah, kelesuan, kesulitan berkonsentrasi, dan penurunan motivasi belajar. Kurangnya asupan protein dapat menghambat pertumbuhan anak, yang dapat menyebabkan keterbelakangan pertumbuhan atau kekerdilan. Anak-anak yang kekurangan protein cenderung memiliki otot yang lemah dan rambut yang mudah rontok, karena protein berperan sebagai zat pembangun dalam tubuh. Anak-anak dari latar belakang sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung memiliki status gizi yang lebih baik, termasuk asupan protein yang mencukupi, dibandingkan dengan mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi rendah. Untuk pertumbuhan dan perkembangan otot yang optimal, asam amino yang diperlukan harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai individu yang berpengetahuan di bidang olahraga untuk tidak meremehkan pentingnya nutrisi bagi anak-anak.

Fungsi dan Peranan Protein

1. Molekul-molekul kecil dan ion-ion diangkut oleh protein-protein khusus. Sebagai contoh, oksigen dibawa dalam sel darah merah oleh hemoglobin dan dalam otot oleh mioglobin.

2. Proteksi kekebalan tubuh melibatkan antibodi, protein yang sangat khusus dan peka, yang mampu mengidentifikasi serta berikatan dengan benda asing seperti virus, bakteri, dan sel dari organisme lain.

3. Koordinasi gerak terjadi melalui kontraksi otot yang disebabkan oleh pergeseran 2 (dua) filamen protein, seperti yang terlihat dalam pergerakan kromosom selama mitosis dan gerakan sperma yang didorong oleh flagela.

4. Penunjang mekanis. Ketegangan dan kekerasan dari kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen, sebuah jenis protein serat yang penting.

5. Sebagian besar reaksi kimia dalam sistem biologi dijalankan dengan bantuan enzim, yang hampir semuanya terdiri dari protein.

6. Menghasilkan dan mengirimkan sinyal saraf. Respon terhadap rangsangan tertentu diatur oleh protein reseptor dalam sel saraf. Sebagai contoh, rodopsin adalah protein yang peka terhadap cahaya dan terdapat dalam sel batang di retina. Protein reseptor lainnya berperan penting dalam sinapsis saraf.

7. Protein yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi mengontrol bagaimana organisme tingkat tinggi tumbuh dan berkembang. Sebagai contoh, faktor pertumbuhan saraf mengatur pertumbuhan jaringan saraf, sementara banyak hormon yang ada juga berupa protein.

Sumber Protein

1. Protein dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya menjadi protein hewani dan protein nabati. Protein hewani berasal dari sumber-sumber seperti daging serta organ dalam hewan seperti hati, pankreas, ginjal, paru-paru, jantung, serta babat dan iso (usus halus dan besar).

2. Susu dan telur juga termasuk dalam sumber protein hewani berkualitas tinggi. Ikan, kerang, dan udang adalah contoh sumber protein hewani lain yang mengandung sedikit lemak, meskipun beberapa orang mungkin alergi terhadap jenis-jenis ini. Sumber protein hewani umumnya rendah lemak, sehingga cocok untuk hidangan rendah lemak. Namun, kerang memiliki kandungan kolesterol tinggi sehingga tidak disarankan untuk diet rendah kolesterol.

3. Ayam, burung, dan telurnya juga merupakan sumber protein hewani yang baik. Telur bagian kuningnya mengandung tinggi kolesterol, sehingga perlu dihindari dalam diet rendah kolesterol. Ayam dan berbagai jenis burung serta telurnya adalah sumber protein hewani yang berkualitas tinggi. Perlu dicatat bahwa kuning telur mengandung banyak kolesterol, sehingga sebaiknya dihindari dalam diet rendah kolesterol.

4. Sementara itu, protein nabati berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang koro, kelapa, dan lain-lain. Meskipun asam amino dalam protein nabati tidak sekomplit seperti pada protein hewani, kombinasi dua atau lebih sumber protein dengan jenis asam amino yang berbeda dapat saling melengkapi untuk meningkatkan kualitas nutrisinya. Misalnya, dengan mencampur tepung gandum dan kacang-kacangan, kekurangan asam amino lisin dalam tepung gandum dapat ditutupi oleh kelebihan asam amino belerang dalam kacang-kacangan, dan sebaliknya. Gabungan dua jenis protein yang memiliki jenis asam amino esensial pembatas yang berbeda bisa mendukung satu sama lain, sehingga mutu gizi dari campuran tersebut lebih baik daripada masing-masing protein secara terpisah. Contoh menu yang menggabungkan sumber protein nabati dan memperbaiki mutu proteinnya antara lain susu dengan sereal, nasi dengan tahu, kacang-kacangan dengan roti, atau bubur kacang hijau dengan ketan hitam. Kombinasi ini tidak hanya meningkatkan mutu protein, tetapi juga sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3610/manfaat-protein-untuk-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-usia-dini

1 6 7 8 9 10 22

Search

+