Melatih Pengelolaan Emosi Pada Anak

Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan suatu campuran antara gejolak fisiologis (misalnya denyut jantung yang cepat) dan perilaku yang tampak (misalnya senyuman atau ringisan). Ada dua macam emosi yaitu emosi positif (afektifitas positif) dan emosi negatif (afektifitas negatif). Afektifitas positif merupakan emosi yang sifatnya positif, dari energi yang tinggi, ketertarikan, dan kegembiraan hingga perasaan sabar, dan tenang. Afektivitas negatif mengacu kepada emosi yang sifatnya negatif, seperti kecemasan, kemarahan, perasaan bersalah, dan kesedihan. Emosi tersebut adalah hal yang wajar dirasakan oleh setiap orang selama tidak berlebihan dan sesuai dengan situasi yang ada serta tidak mengganggu diri sendiri dan orang lain. Diperlukan kemampuan pengelolaan emosi yang baik agar setiap emosi yang muncul tidak berlebihan.

Pengelolaan emosi merupakan suatu proses merubah pengalaman emosional, ekspresi, reaksi fisiologi, dan situasi yang memunculkan emosi tersebut untuk menghasilkan respon yang sesuai dengan tuntutan yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan. Berikut ini adalah aspek pengelolaan emosi menurut Gratz dan Roemer:

1.     Kesadaran dan pemahaman mengenai emosi

2.     Penerimaan emosi

3.     Kemampuan untuk menggunakan perilaku yang memiliki tujuan dan menahan diri dari perilaku yang impulsif ketika mengalami emosi negatif.

4.     Kemampuan untuk menggunakan stretegi pengelolaan emosi secara fleksibel berdasarkan situasi untuk mengatur respon emosional karena adanya keinginan memenuhi tujuan individu dan tuntutan lingkungan.

Pengelolaan emosi dapat dilatih kepada anak sejak usia dini dengan cara sebagai berikut:

  1. Ajarkan anak untuk menyadari dan memahami emosi yang sedang dirasakan. Beri nama pada setiap emosi yang muncul contohnya ketika anak tertawa maka bapak/ ibu dapat mengatakan “adik sedang senang” begitu pula ketika menangis maka bapak/ ibu dapat mengatakan “adik sedang sedih”. Pengamatan orang tua terhadap perubahan emosi anak sangat penting dalam proses belajar menyadari dan memahami emosi.
  2. Berilah pemahaman pada anak jika setiap emosi adalah hal yang alami, sebagai contoh ketika anak menangis karena mainannya rusak maka bapak/ ibu dapat berkata “adik sedih karena mainannya rusak ya? Tidak apa-apa jika ingin menangis dulu.”
  3. Ajarkan pada anak untuk dapat mengungkapkan perasaannya dengan cara “saya merasa sedih karena…”
  4. Berilah contoh perilaku pengelolaan emosi yang positif pada anak
  5. Bapak dan ibu dapat mengungkapkan emosi yang sedang dirasakan agar anak bisa belajar berempati pada persaan orag lain. 
  6. Gunakan media seperti buku pengenalan emosi atau boneka emosi agar anak dapat belajar mengenai macam-macam emosi & ekspresinya.
  7. Ajarkan teknik relaksasi sederhana seperti meniup lilin. Ketika anak sedang marah bapak/ ibu dapat mengajak anak membayangkan sebuah lilin ulang tahun kemudian menarik napas panjang dan hembuskan dengan kencang.
  8. Berikan dukungan dan pujian pada anak atas usaha yang telah dilakukan anak.

Setiap anak memiliki keunikan masing-masing sehingga orang tua harus lebih peka terhadap kebutuhan anak dalam proses mengenali dan memahami emosi agar anak mampu mengelola emosi dengan baik. Konsistensi dalam pengasuhan dan dukungan yang positif dapat menjadi dasar keterampilan emosi yang baik.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3125/melatih-pengelolaan-emosi-pada-anak

Diet Sehat untuk Menjaga Kesehatan Jantung

Morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler meningkat, menjadi masalah kesehatan yang penting di seluruh dunia. Telah diketahui bahwa risiko penyakit kardiovaskuler dipengaruhi oleh gaya hidup, termasuk pola makan yang tidak baik, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik. Pola makan yang tidak baik adalah penyebab utama obesitas dan diabetes tipe 2 yang menjadi kontributor utama terhadap morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler.Oleh sebab itu memperbaiki pola hidup merupakan hal yang sangat penting bagi penderita penyakit kardiovaskuler ataupun mencegahnya. Berikut adalah rekomendasi diet sehat untuk menjaga kesehatan jantung :

1.     Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan.

Konsumsi sayuran sangat penting untuk kesehatan jantung terkait komposisi dan manfaatnya bagi kesehatan. Sayuran umumnya mengenyangkan dan memiliki indeks glikemik yang rendah dan kaya akan mikronutrient yang bermanfaat, seperti serat, vitamin, mineral dan fitokimia. Diet kaya akan sayuran memiliki manfaat yang signifikan pada penurunan risiko penyakit kardiovaskuler karena memiliki manfaat antioksidan dan antiinflamasi pada senyawa karotenoid yang terdapat pada sayuran warna-warni, seperti bayam, wortel, ubi jalar dan tomat. Konsumsi buah juga direkomendasikan bagi penderita jantung karena efek antioksidan dan anti inflamasi. Buah-buahan sebaiknya dikonsumsi secara utuh karena jus sari buah atau smoothie dikaitkan dengan pengurangan serat atau adanya tambahan gula.

2.     Batasi atau hindari konsumsi lemak trans.

Tubuh kita tidak membutuhkan lemak trans sama sekali, namun lemak ini ada pada beberapa jenis makanan. Lemak trans adalah lemak yang paling dikaitkan dengan efek merugikan kardiovaskuler diikuti dengan lemak jenuh. Lemak trans adalah lemak yang berasal dari industri atau secara alami diproduksi oleh hidrogenasi bakteri dari asam lemak tak jenuh di usus hewan ruminansia, seperti sapi, domba, kambing sehingga terdapat dalam daging dan susu yang berlemak. Lemak trans yang diproduksi secara industry ditemukan dalam lemak nabati seperti margarin, makanan yang digoreng, produk bakery (seperti biskuit, kue kering, cookies, cake, donat) yang dibuat dengan lemak terhidrogenasi secara industri telah dilaporkan sebagai sumber makanan utama lemak trans dengan kandungan akhir mencapai 60?ri lemak total. Sedangkan lemak trans alami yang terkandung dalam daging dan susu jauh lebih rendah dan tidak lebih dari 6?ri total lemak.Dan untuk produk fermentasi seperti yogurt, direkomendasikan karena dikaitkan dengan efek protektif terhadap diabetes dan jantung coroner (PJK).

3.     Meningkatkan konsumsi ikan

Makan ikan atau konsumsi omega-3 memiliki manfaat terhadap penudaan progresivitas sindrom koroner akut menjadi Miocard Infark (MI) dan komplikasi jantung termasuk kematian.  Meskipun sangat dianjurkan, masih belum diketahui secara pasti apakah makan ikan lebih banyak, terutama minyak ikan sama efektifnya untuk pencegahan kardiovaskuler. Sebuah survey melaporkan bahwa makan ikan 175 g/ minggu (sekitar 2 porsi) ikan dengan peningkatan jumlah omega-3 dikaitkan dengan pengurangan risiko kejadian penyakit jantung dan kematian total diantara individu yang berisiko tinggi atau pasien dengan penyakit pembuluh darah.

4.     Mengurangi asupan garam

Konsumsi garam yang berlebihan merupakan kontribusi utama terhadap peningkatan tekanan darah dan akibatnya terhadap morbiditas kardiovaskuler.Pada sebuah meta analisis menunjukkan mereka yang memiliki hipertensi dan asupan natrium > 7 g/hari memiliki peningkatan risiko 23% terhadap kejadian kardiovaskuler dan kematian selama median 4,2 tahun. Studi kohort observasional lainnya telah menunjukkan hubungan signifikan antara konsumsi natrium dengan stroke dan PJK. Efek penurunan tekanan darah dari obat hipertensi dapat ditingkatkan dengan menghindari penambahan garam dan makanan kaya garam sesuai dengan DASH diet. Asupan kalium yang tinggi juga dapat meningkatkan efek penurunan tekanan darah. American Heart Association merekomendasikan konsumsi garam tidak lebih dari 2.300 mg/hari (sekitar 1 sendok teh). Namun kebanyakan garam yang dikonsumsi berasal dari makanan terproses seperti makanan kaleng, makanan beku, dan makanan cepat saji. Selain itu juga hati-hati dalam mengonsumsi saus seperti kecap, saus tomat, mayones karena juga mengandung tinggi natrium.

5.     Mengurangi minuman berpemanis

Konsumsi > 10% energi dari gula tambahan menunjukkan peningkatan mortalitas penyakit kardiovaskuler berkaitan dengan meningkatnya insiden diabetes tipe 2. 1 porsi/hari meningkatkan risiko diabetes tipe2 sebesar 6%.3

6.     Konsumsi daging tanpa lemak dalam jumlah sedang tetapi membatasi daging olahan

Konsumsi daging olahan seperti sosis, kornet, daging asap, dan sebagainya dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler. Sedangkan daging merah dikonsumsi dalam jumlah sedang dan mengganti daging merah dan daging olahan dengan seafood, unggas rendah lemak atau kacang kacangan. Penelitian membedakan daging segar dengan daging olahan disebabkan dengan pengolahan dimungkinkan adanya peningkatan kandungan lemak dan garam. Suatu penelitian analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara daging yang tidak diproses dengan kejadian PJK, sedangkan untuk daging olahan terkait dengan peningkatan 42% risiko PJK untuk 50 g/ hari.

Pola diet yang sehat bermanfaat dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler di masa depan. Diet yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian lebih direkomendasikan. Sumber protein lebih dipilih protein nabati diikuti dengan ikan dan unggas. Pola diet sehat dengan membatasi konsumsi pati olahan, tambahan gula (termasuk minuman berpermanis), lemak trans, daging merah (khususnya daging olahan) dan natrium (asupan garam). Lemak jenuh diganti dengan minyak tak jenuh. Konsumsi susu rendah lemak,diutamakan produk susu fermentasi seperti yogurt dan keju, tetapi hindari mentega dan krim terutama bagi penderita diabetes atau yang berisisko tinggi terkena penyakit kardiovaskuler. Kemudian diikuti dengan aktivitas fisik teratur, menjaga berat badan ideal, hindari merokok akan mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler dimasa depan.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3139/diet-sehat-untuk-menjaga-kesehatan-jantung

Pemberian Makanan Pendamping ASI yang Tepat untuk Pencegahan Stunting

Stunting merupakan perawakan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang /tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 Standar Deviasi ( SD) pada kurva pertumbuhan WHO. Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi utama pada balita di Indonesia yang belum teratasi. Angka kejadian stunting berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 adalah sebesar 30,8%.

Stunting akan memengaruhi perkembangan otak jangka panjang yang selanjutnya berdampak pada kemampuan kognitif dan prestasi sekolah. Selain itu stunting juga akan memengaruhi daya tahan tubuh, kapasitas kerja, peningkatan risiko obesitas dan penyakit-penyakit degeneratif antara lain seperti hipertensi, diabetes mellitus tipe 2, dan penyakit-penyakit kardiovaskular.

Stunting disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor keluarga dan rumah tangga, ASI, makanan pendamping ASI ( MP ASI), dan infeksi. MP ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang diberikan kepada bayi selama periode pemberian makanan peralihan. Pemberian MP ASI  yang tidak adekuat dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat. Kualitas MP ASI yang rendah seperti MP ASI dengan kandungan kalori, protein dan mikronutrien yang rendah dapat meningkatkan risiko stunting. Selain komposisi MP ASI, keamanan pangan dan air juga perlu diperhatikan dalam pemberian MP ASI. Penggunaan bahan makanan dan air yang terkontaminasi serta higienitas yang buruk dapat menurunkan kualitas MP ASI.

Pada Tahun 2003 WHO mengeluarkan rekomendasi tentang pemberian MP ASI yang dimulai  pada usia genap 6 bulan sambil melanjutkan ASI sampai 24 bulan.  MP ASI yang baik adalah yang memenuhi beberapa persyaratan yaitu tepat waktu, bergizi lengkap, cukup dan seimbang, aman serta  diberikan dengan cara yang benar.

WHO pada tahun 2003 merekomendasikan agar pemberian MPASI memenuhi 4 syarat, yaitu :

  1. Tepat waktu artinya MP ASI harus diberikan saat ASI ekslusif sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
  2. Adekuat artinya MP ASI memiliki kandungan energi, protein, dan mikronutrien yang dapat memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bayi sesuai usianya
  3. Aman, artinya MPASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang higienis, diberikan menggunakan tangan dan peralatan makan yang bersih
  4. Tepat cara pemberian mengikuti  prinsip responsive feeding artinya MPASI diberikan dengan memperhatikan sinyal rasa lapar dan kenyang seorang anak.

Tepat waktu

Sejak usia 6 bulan ASI saja sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan energi, protein, zat besi, vitamin D, seng, vitamin A sehingga diperlukan makanan pendamping ASI yang dapat melengkapi kekurangan zat gizi makro dan mikro tersebut. MP ASI mulai diberikan jika perkembangan oromotor bayi sudah baik yang pada umumnya dicapai pada usia 4-6 bulan.

Adekuat

Makanan Pendamping ASI secara kualitas dan kuantitas harus memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bayi sesuai usia. MPASI yang dianjurkan harus memenuhi kebutuhan zat gizi bayi, mengandung cukup energi, serta dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak dan mikronutrien bayi.

Karbohidrat berperan sebagai sumber energi utama dan diperlukan sekitar 40-60% kebutuhan energi total. Bahan makanan sumber karbohidrat untuk bayi antara lain beras putih, jagung, kentang, gandum, ubi, singkong, dan pasta.

Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan regenerasi sel. Protein diperlukan sebesar 9,1-13,5 gram/hari pada usia bayi 0-12 bulan. Bahan makanan sumber protein antara lain ayam, daging merah, ikan, telur, tahu, tempe dan kacang-kacangan.

Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dan komponen utama membran sel. Kebutuhan lemak  sekitar 20-30% kebutuhan energi  total. Asam lemak esensial sangat diperlukan untuk perkembangan otak, respon kekebalan tubuh dan sebagai pengontrol peradangan. Contoh dari asam lemak esensial ini adalah omega-3 dan omega-6. Bahan makan sumber asam lemak esensial antara lain ikan tuna, ikan salmon, ikan makarel, ikan sarden, telur, alpukat,  flaxseed, chiaseed, dan  minyak canola,

Mikronutrien yang paling  tidak terpenuhi kebutuhannya setelah usia 6 bulan adalah zat besi. Dalam upaya pemenuhan zat gizi tersebut maka MP ASI dibuat dari bahan makanan yang tinggi zat besi. Bahan makanan sumber zat besi antara lain hati ayam/ hati sapi, daging merah, ikan, udang, tiram, dan tuna. Apabila terdapat kesulitan dalam pemenuhan zat besi dari bahan makan sumber makan dapat diberikan MP ASI yang difortifikasi zat besi.atau pemberian  suplemen zat besi. .

Aman

Makanan pendamping ASI yang diberikan harus terjamin kebersihan dan keamanannya. Oleh karena itu harus dilakukan beberapa hal berikut seperti mencuci tangan sebelum makan, pergunakan alat-alat makan yang bersih dan steril, masaklah makanan dengan benar, hindari mencampur makanan mentah dengan makanan yang sudah matang, cucilah sayur dan buah sebelum dimakan, pergunakanlah sumber air bersih, dan simpanlah makanan pada tempat yang aman

Tepat cara pemberian mengikuti prinsip responsive feeding :

Responsive feeding menurut WHO mencakup:

 • Pemberian makan langsung kepada bayi oleh pengasuh dan pendampingan untuk anak yang lebih tua yang makan sendiri

• Peka terhadap tanda lapar dan kenyang yang ditunjukkan bayi / batita

• Berikan makanan secara perlahan dan sabar

• Dorong anak untuk makan tanpa adanya paksaan.

• Mencoba berbagai kombinasi makanan, rasa, tekstur serta cara agar anak mau bila anak menolak banyak macam makanan.

• Sesedikit mungkin distraktor selama makan bila anak mudah kehillangan perhatian sewaktu makan.

• Waktu makan merupakan periode pembelajaran, pemberian kasih sayang termasuk berbicara kepada anak disertai kontak mata.

Semakin bertambah usia anak semakin bertambah energi yang dibutuhkan dari MP-ASI. Oleh karena itu frekuensi dan jumlah pemberian MP ASI semakin ditingkatkan sesuai dengan usia bayi. Jadwal pemberian MP ASI dapat diberikan menjadi tiga kali makan utama dan makanan selingan dua-tiga kali sehari. Waktu pemberian makan tidak lebih dari 30 menit.  Lingkungan  selama pemberian makan juga dibuat menyenangkan dan tidak ada distraksi saat makan seperti mainan, televisi atau perangkat elektronik.

Contoh jadwal pemberian makan pada bayi dan anak :

Jadwal                                                    USIA

                   6-8 bulan                            9-11 bulan                          12-23 bulan

06.00           ASI                                    ASI                                    ASI

08.00           Makan Pagi                        Makan Pagi                        Makan Pagi        

10.00           ASI / Makanan Selingan      ASI / Makanan Selingan      ASI / Makanan Selingan

12.00           Makan Siang                      Makan Siang                      Makan Siang

14.00           ASI                                    ASI                                    ASI

16.00           Makanan Selingan              Makanan Selingan               Makanan Selingan

18.00           Makan Malam                    Makan Malam                      Makan Malam

20.00           ASI                                    ASI                                      ASI

24.00           ASI*                                   ASI                                   ASI* 

03.00           ASI                                  ASI                                   ASI*

<!–[if gte vml 1]> <![endif]–><!–[if !vml]–><!–[endif]–>

* Bila bayi/anak masih menghendaki

Keterangan :

Umur 6-8 bulan      : MP ASI berupa makanan saring atau lumat

Umur 9-11 bulan    : MP ASI berupa makanan kasar/makanan keluarga yang dimodifikasi

Umur 12-23 bulan  : MP ASI berupa makanan keluarga

Makanan selingan berupa buah

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3121/pemberian-makanan-pendamping-asi-yang-tepat-untuk-pencegahan-stunting

Diet Pasca Stroke

Stroke atau penyakit peredaran darah otak adalah kerusakan pada bagian otak yang terjadi bila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat zat gizi ke bagian otak tersumbat atau pecah. Akibatnya, dapat terjadi beberapa kelainan yang berhubungandengan kemampuan makan pasien yang pada akhirnya berakibat pada penurunan status gizi. Untuk mengatasi keadaan tersebut diperlukan diet khusus.

Tujuan diet pasca stroke adalah :

  1. Memberi makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit. 
  2. Memperbaiki keadaan stroke, seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal dan dekubitus..
  3. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
  4. Fase pada diet stroke : Berdasarkan tahapannya, diet pada pasien stroke dibagi menjadi dua fase :  Fase Akut ( 24 – 48 jam ) = Apabila keadaan tidak sadarkan diri atau kesadaran menurun, diberikan makanan parenteral dan dilanjutkan dengan makanan enteral (bisa melalui NGT).  
  5. Fase Pemulihan : Fase dimana pasien sudah sadar dan tidak mengalami gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan peroral secara bertahap dalam bentuk makanan cair, makanan saring, makanan lunak, dan makanan biasa. Apabila ada disfagia, makanan diberikan secara bertahapsebagai gabungan antara parenteral nutrisi, peroral, dan NGT.

Prinsip dan syarat diet pasca stroke dengan memperhatikan kandungan gizi, sebagai
berikut :

  1.  Energi : Energi cukup, yaitu 25-45 kkal/kg BB. Pada fase akut, energi diberikan 1100- 1500 kkal/hari.
  2. Protein : Protein cukup, yaitu 0,8-1 gr/kg BB. Apabila pasien dalam keadaan gizi kurang protein diberikan 1,2-1,5 gr/kg BB. Apabila disertai komplikasi Ginjal, protein diberikan rendah yaitu 0,8 gr/kg BB.
  3. Karbohidrat : Karbohidrat cukup, 60-70?ri total kebutuhan.
  4. Lemak : Lemak cukup, 20-25??ri kebutuhan total. Lemak jenuh dibatasi yaitu kurang dari 10?ri kebutuhan total, Kolesterol dibatasi < 300>
  5. Vitamin :Vitamin cukup, terutama vitamin A, riboflavin, B6, asam folat, B12, C dan E.
  6. Mineral : Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium. Penggunaan natrium dibatasi dengan memberikan garam dapur maksimal 1 ½ sdt/hari
  7. Serat : Serat cukup, Untuk menurunkan kolesterol dan mencegah Konstipasi.
  8. Bentuk makanan :Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien. Makanan diberikan dalam porsi sedikit tapi sering.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3118/diet-pasca-stroke

Apa Itu Beyond Use Date

Beyond Use Dates (BUD) dalam bahasa indonesia adalah batas waktu penggunaan obat merupakan suatu batas waktu obat racik ataupun obat kemasan lainnya yang sudah tidak boleh disimpan maupun digunakan, dihitung dari tanggal atau waktu obat tersebut diracik/ dibuka dari kemasan.

Hal ini perlu dipahami agar masyarakat mampu menentukan suatu produk obat masih berada dalam keadaan steril/bebas dari cemaran mikroba sehingga aman untuk digunakan tanpa mengalami kerusakan obat yang dapat berakibat pada kesehatan masyarakat itu sendiri.

Perbedaan BUD dengan expired date (ED):

BUD itu batas waktu penggunaan suatu obat yang telah di racik, disiapkan atau setelah kemasan dibuka = Tidak selalu tercantum pada kemasan.

ED (Expired Date) adalah batas waktu penggunaan suatu obat setelah di produksi, sebelum kemasan dibuka (selalu tercantum pada kemasan).

Tips dan trick mengingat ED dan BUD penggunaan obat dengan cara.

  • Menempelkan label waktu kadaluarsa dan batas waktu penggunaan obat pada kemasan obat
  • Obat yang telah dibuka dapat dimasukan ke dalam plastik klip lalu ditulis waktu kadaluarsa dan batas waktu penggunaan obat.

Untuk BUD pemakaian kosmetik, setelah pertama kali membuka kemasan produk maka jangka waktu pemakaian kosmetik tersebut hanya selama 12 bulan.

Beyond use date (BUD) sediaan steril, seperti tetes mata (multi dose ), salep mata dan tetes telinga selama 28 hari. BUD untuk tetes mama (mini dose) selama 3 hari. BUD insulin pena selama 28 hari pada suhu ruangan.

BUD obat racikan sediaan semi padat, seperti salep, krin, gel dan pasta selama 30 hari. Larutan berbasis air tanpa zat pengawet, contoh sirup kering antibiotik, BUD nya selama 7 hari. Larutan berbasis air dengan zat pengawet, BUD maksimal selama 35 hari. Larutan berbasis selain air ( sediaan larutan glycol based, oil based ) BUD nya selama 90 hari.

Sumber

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id)

Low Back Pain, Penyebab dan Apa yang Bisa dilakukan

Low Back Pain, yang berarti nyeri punggung bawah adalah penyakit yang sering ditemui di masyarakat umum. Nyeri pada daerah punggung bawah dapat disebabkan oleh banyak faktor. Secara anatomis, bagian punggung bawah terdiri dari banyak struktur. Pada bagian punggung bawah terdapat otot, saraf, tulang, dan bantalan tulang belakang. Gangguan pada salah satu organ tersebut dapat menyebabkan gejala nyeri punggung bawah.

Untuk mengetahui penyebab pastinya, jika kita merasakan nyeri pada daerah punggung bawah sebaiknya ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan sehingga mengetahui penyebab nyeri tersebut. Gejala yang bisa timbul antara lain nyeri yang dapat hilang timbul atau terus menerus, nyeri ada saat gerak, kaki kesemutan, kelemahan pada kedua kaki, dan gangguan BAK dan atau BAB.

Penegakkan diagnosa penyebab utama nyeri punggung bawah dilakukan oleh dokter. Penegakkan tersebut bisa dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang berupa foto rontgen, CT scan atau MRI.

Untuk nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh gangguan pada otot, dapat diberikan kompres dingin dan mengistirahatkan tubuh. Jika nyeri masih ada, dokter dapat meresepkan obat anti nyeri dan anti inflamasi. Pemasangan korset juga dapat membantu untuk mengurangi nyeri pada daerah punggung bawah.

Penyebab nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh saraf yang terjepit atau bantalan tulang yang menonjol membutuhkan penanganan lebih lanjut oleh dokter untuk mengetahui derajat keparahan penyakit dan melihat apakah ada tindakan operasi yang harus diambil sehingga rasa nyeri dapat berkurang.

Sebagai pencegahan latihan dan olahraga yang dapat menguatkan otot- otot punggung sangat dianjurkan. Tujuan dari latihan dan olahraga antara lain menguatkan otot punggung sehingga mengurangi resiko terjadinya nyeri dan cidera pada daerah punggung bawah. Olahraga yang bisa dilakukan adalah berenang dan latihan beban yang berfokus pada otot punggung.

Sumber

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id)

Apa itu Dismenorea pada Menstruasi

Haid atau menstruasi adalah pengeluaran darah dan sel sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim perempuan secara periodik. Definisi lain bisa juga diartikan sebagai siklus alami yang terjadi secara regular untuk mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya. Rata-rata masa haid perempuan 3-8 hari dengan siklus rata-rata 28 hari pada setiap bulannya. Dan batas maksimal masa haid adalah 15 hari. Selama darah yang keluar belum melewati batas tersebut, maka darah yang keluar adalah darah haid. Biasanya menstruasi diawali pada usia remaja 9-12 tahun. Ada sebagian perempuan yang mengalami haid lebih lambat dari itu (13-15 tahun). Kondisi remaja yang sudah mengalami haid secara emosional tidak stabil. Sebagian dapat juga menimbulkan gejala-gejala seperti pegal pada bagian paha, sakit pada daerah payudara, lelah, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, ceroboh dan gangguan tidur, bahkan pada sebagian perempuan ada yang mengalami rasa sakit saat haid yang disebut dengan dismenoreaDismenorea adalah nyeri pada daerah perut bagian bawah sampai kepanggul, di saat menstruasi yang disebabkan oleh produksi zat kimia yang bernama prostaglandin yang dinyatakan dapat meningkatkan nyeri haid atau ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan rasa nyeri   timbul.

Gejala

Gejala dismenorea yaitu kram di bagian bawah perut, biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 (dua) hari akan menghilang, gejala-gejala tingkah laku seperti kegelisahan, depresi, sensitif, lekas marah, gangguan tidur, kelelahan, lemah, mengidam makanan dan kadang-kadang perubahan suasana hati yang sangat cepat, keluhan fisik seperti payudara terasa sakit atau membengkak, perut kembung atau sakit, sakit kepala, sakit sendi, sakit punggung, mual,  muntah,  diare  atau sembelit,  dan  masalah  kulit  seperti  jerawat (acne).

Pengobatan

Pengobatan nyeri haid (dismenorea) dilakukan dengan memberikan obat anti-nyeri yang bekerja dengan cara menekan sintesis prostaglandin atau obat-obat golongan analgetik seperti aspirin, asam mefenamat, parasetamol, kofein, dan feminax. Nyeri haid juga dapat diatasi dengan  minum  ramuan  tradisional  yang  disebut  jamu,  salah  satunya  yaitu  kunyit asam.

Sumber

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id)

Apa Sebenarnya Pola Makan Sehat?

Dalam kehidupan modern saat ini, banyak cara ditempuh individu untuk menjaga kesehatan tubuh. Sesuai saran ahli gizi, berbagai macam menu makanan diolah, disajikan, dan dikonsumsi untuk mencapai kesehatan optimal. Seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan pemeliharaan kesehatan, variasi kuliner mudah dijumpai, baik yang disajikan tayangan televisi, maupun dimuat di media cetak. Semuanya terlihat begitu menggugah selera, dan lezat. Dari menu tradisional, modern, bahkan sajian kreatif yang membuat orang sering tergoda untuk menikmatinya. Hal itu tidak salah selama orang dapat mengontrol asupan makanannya. Apabila terjadi sebaliknya, di mana orang makan melebihi kebutuhan tubuhnya, menurut hasil penelitian, “berisiko pada timbulnya penyakit, seperti jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi, arthritis, batu empedu, dan penyakit lainnya”.

Terdapat berbagai macam pola makan yang dikenalkan ahli gizi dan dianut masyarakat, sebagai salah satu bentuk dari gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat pada intinya “mengerjakan secara konsisten pola makan sehat dan berolah raga dengan cukup”. Pola makan sehat adalah makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Bagi individu yang lebih banyak bekerja di belakang meja, misalnya, “kemungkinan hanya membutuhkan makanan yang mengandung 1.700 – 1.900 kalori, dan untuk memenuhi kebutuhan ini, makanan yang dikonsumsi di antaranya mengandung karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral”.

Untuk pola makan, beberapa program atau pedoman yang diperkenalkan ahli nutrisi mungkin berbeda prinsip dan tujuannya. Salah satunya, kombinasi makanan serasi yang dikenal food combining, yaitu “pola makan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah fungsi tubuh manusia. Tujuannya untuk memudahkan kerja pencernaan dan pemanfaatan energi sehingga lebih efisien.

Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola makan yaitu :

1.      Budaya

2.      Agama / Kepercayaan

3.      Status Sosial Ekonomi

4.      Personal Preference

5.      Rasa lapar, nafsu makan dan rasa kenyang

6.      Kesehatan 

Manfaat Pola Hidup Sehat

1.      Setiap individu maupun rumah tangga meningkatkan kesehatan serta tidak mudah sakit.

2.      Anak tumbuh sehat dan cerdas.

3.      Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat. Karena biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk kepentingan yang lain.

Tidak jarang sekarang ini, banyak penyakit yang datang menyerang diusia yang masih produktif   pencernaan, kolesterol, diabetes, ataupun obesitas. Semua disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, utamanya dari pola makan yang tidak teratur. Disiplin terhadap pola makan adalah salah satu cara agar bisa mendapatkan hidup sehat yang jauh dari penyakit.

Sumber

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id)

Pencegahan Kanker Payudara

Mengingat adanya  kecenderungan  peningkatan  jumlah  penderita  kanker,  maka  perlu dilakukan upaya untuk pencegahannya. Kemenkes RI telah melaksanakan program deteksi dini kanker  payudara  yang  dikenal  dengan  metode  SADARI  (Pemeriksaan  Payudara  Sendiri). SADARI yaitu pemeriksaan yang mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mengetahui adanya benjolan atau kelainan payudara lainnya.

Tujuan utama SADARI adalah menemukan kanker dalam stadium dini sehingga pengobatannya menjadi lebih baik, namun sebagian besar wanita mempunyai kesadaran yang sangat rendah untuk melakukan SADARI. Penderita kanker payudara telah banyak ditemukan pada usia muda bahkan tidak sedikit remaja  putri  usia  empat  belas  tahun  menderita  tumor  di  payudaranya  dimana  tumor  dapat berpotensi  menjadi kanker bila tidak terdeteksi lebih awal.

Faktor RIsiko Penyebab Kanker Payudara

Faktor risiko penyebab kanker payudara terbagi menjadi 2 (dua) yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu gender, genetik, atau keturunan, usia, dan pengaruh hormon. Sedangkan faktor risiko yang masih dapat diubah yaitu berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti obesitas, diet, atau konsumsi makanan yang kurang baik untuk kesehatan, mengkonsumsi alkohol, merokok, pengunaan kontrasepsi oral, dan stres.

Dampak Kanker Payudara

Dampak dari kanker payudara apabila tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan gangguan fisik yaitu perubahan bentuk tubuh, serta gangguan psikologis atau kejiwaan dan mental penderita kanker payudara. Salah satu penyebab penyakit ini menjadi mematikan adalah kurangnya kesadaran pasien untuk melakukan pemeriksaan dini, baik dari diri sendiri maupun dengan tenaga medis, biasanya gejala-gejala awal pada penyakit ini tidak disadari oleh pasien sehingga pasien menyadari bahwa dirinya sudah mengidap kanker stadium lanjut.

Pencegahan Kanker Payudara

Pencegahan kanker payudara dibagi menjadi pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan primer merupakan usaha agar tidak terkena kanker payudara, berupa mengurangi atau meniadakan faktor yang diduga berkaitan erat dengan peningkatan insiden kanker payudara, sedangkan pencegahan sekunder merupakan kegiatan melakukan skrining kanker payudara. Skrining kanker payudara adalah pemeriksaan atau usaha untuk mendeteksi abnormalitas / ketidaknormalan yang mengarah pada kanker payudara pada seseorang yang tidak mempunyai keluhan, skrining atau deteksi dini ini bisa di lakukan dengan tindakan : Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), Periksa Payudara Klinis (SADANIS), dan mammografi skrining. Pencegahan primer dan sekunder yang dilakukan dengan baik dapat mengurangi tingkat risiko terkena kanker payudara dan dapat mencegah keparahan stadium lanjut pada kanker payudara, berbeda dengan pencegahan kanker payudara yang tidak dilakukan dapat menyebabkan gangguan fisiologis, psikologis, serta menurunkan kekebalan di dalam tubuh yang menyebabkan kematian.

Sumber

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (kemkes.go.id)

Manfaat Jalan Kaki untuk Menurunkan Hipertensi

Tekanan darah sangat bervariasi tergantung pada keadaan. Tekanan darah akan meningkat ketika terjadi peningkatan aktifitas fisik, stres, dan emosi.  Salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan energi. Hipertensi merupakan penyakit yang dapat diminimalisasikan tingkat kekambuhannya, hal tersebut dapat dilakukan dengan tetap menjaga gaya hidup berupa asupan makanan yang seimbang serta aktivitas fisik yang cukup.

Pada lansia penderita hipertensi diperlukan pengukuran tekanan darah yang rutin agar tekanan darahnya dapat terpantau dengan baik. Hipertensi dapat dicegah dengan menghindari faktor penyebab terjadinya hipertensi yaitu pengaturan pola makan, gaya hidup yang benar, menghindari kopi, merokok dan alkohol, mengurangi konsumsi garam yang berlebihan dan aktivitas yang cukup seperti olahraga yang teratur. Aktivitas olahraga berpengaruh terhadap tingkat kebugaran seseorang seperti jalan kaki. Apabila jalan kaki dilakukan secara terprogram dan terstruktur, maka dapat memberikan dampak yang baik terhadap kebugaran dan kesehatan. Jalan kaki membantu menurunkan tekanan darah systole dan diastole penderita hipertensi, intensitas jalan kaki yang dianjurkan adalah 30 menit.

Manfaat Jalan Kaki

Aktivitas jalan kaki dapat memberikan manfaat yang cukup banyak seperti meningkatkan kerja otot-otot dan peredaran darah, meningkatkan elastisitas pembuluh darah, darah yang dipompa oleh jantung akan lebih banyak karena kerja jantung menjadi lebih efisien, membantu menurunkan kadar lemak dalam darah, mengurangi terjadinya penggumpalan darah, meningkatkan ketahanan terhadap stres, membantu menurunkan kadar gula darah, mengurangi kegemukan dan tekanan darah tinggi.

Latihan jalan kaki sebaiknya dilakukan secara teratur oleh penderita hipertensi. Latihan jalan kaki yang dilakukan selama 30 menit, dalam jangka waktu 6 minggu dengan frekuensi 3x/minggu memang belum dapat menurunkan tekanan darah sampai tingkat tekanan darah normal. Tetapi pada penelitian ini, latihan jalan kaki selama 30 menit cukup efektif dalam menurunkan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Meskipun banyak faktor yang akan berpengaruh terhadap kestabilan tekanan darah, namun aktivitas jalan kaki minimal 30 menit bisa dijadikan alternative intervensi dalam membantu menstabilkan tekanan darah. Akan tetapi intervensi tersebut perlu dibarengi dengan mengontrol faktor hipertensi lain seperti pola makan pasien, kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, konsumsi alkohol, obesitas, stres, dan lain sebagainya.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3107/manfaat-jalan-kaki-untuk-menurunkan-hipertensi

1 15 16 17 18 19 26

Search

+