Kerja Virtual Meeting Terus – Menerus, Telingaku Tetap Sehat?

Semenjak pandemi Covid-19 terjadi sejak awal tahun 2020, metode pekerjaan beralih dari mulanya tatap muka menjadi melalui virtual. Mulanya pertemuan virtual yang kita kenal, hanya menggunakan aplikasi skype. Sedangkan saat ini, aplikasi yang digunakan untuk menunjang pekerjaan dan diskusi dapat melalui zoom, google meet, dan atau microsoft teams. Demi kestabilan organisasi dan tercapainya tujuan atau indicator, pertemuan secara virtual bisa dilakukan berkali-kali setiap harinya hingga malam hari. Siapa yang diantara kita yang merasa tidak Lelah dengan mengikuti berkali-kali pertemuan virtual? 

Pada 5 Mei 2023, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan bahwa status kegawatdaruratan global untuk COVID-19 resmi berakhir. Namun, dengan metode pertemuan virtual yang dilakukan selama 3 tahun terakhir selama masa pandemi COVID-19 telah membuat pekerja terbiasa untuk melakukan pertemuan secara virtual agar bisa bekerja baik dari kantor, rumah, ataupun dimana saja. Tak dipungkiri bahwa pertemuan secara virtual akan tetap digunakan dalam bekerja walau pandemi telah berakhir.

Demi mendukung pekerjaan agar tetap fokus dan tidak terganggu suara bising dari lingkungan sekitar. Kita dapat menggunakan berbagai perangkat audio pada telinga seperti headphone, headset, earphone, handsfree, atau earbuds. Namun, penggunaan perangkat audio selama melakukan virtual secara terus menerus berpotensi pada pekerja mengalami “noise-induced hearing loss (NIHL),” atau kehilangan pendengaran dikarenakan paparan suara besar secara terus menerus. Gangguan Kesehatan ini merupakan gangguan yang bersifat permanen karena apabila mengalami NIHL tidak dapat diobati secara medis maupun operasi.

Penting bagi para pekerja untuk mencegah terjadinya NIHL dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut:

  • Melakukan virtual meeting di tempat yang tenang tanpa menggunakan perangkat audio pada telinga
  • Menghindari atau tidak melewati limit besar suara yang dianjurkan saat menggunakan  perangkat audio pada telinga (headphone, headset, earphone, handsfree, atau earbuds)
  • Tidak menggunakan headphone, headset, earphone, handsfree, atau earbuds sebisa mungkin saat melakukan pertemuan virtual dengan tingkat audio yang didengar dalam status aman
  • Menjauh dari area pertemuan dengan sumber suara yang besar apabila menggunakan perangkat audio saat melakukan pertemuan virtual

Yuk tetap jaga Kesehatan telinga kita! 

Jikalau anda mengalami gangguan pendengaran, jangan ragu untuk mendatangi spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan, agar dapat melakukan evaluasi pendengaran

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/kerja-virtual-meeting-terus—menerus-telingaku-tetap-sehat

Kapan Waktu yang Tepat untuk Deteksi Permasalahan Mata?

Mata adalah jendela dunia. Pada mata  terdapat  beberapa  organ dengan fungsi tersendiri.  Oleh sebab itu,  penting bagi seseorang  untuk menjaga kesehatan  mata. 

Banyaknya fungsi pada mata membuat indra penglihatan  tersebut  seringkali mengalami permasalahan. Lantas kapan waktu yang tepat untuk  deteksi permasalahan pada mata? Berikut waktu yang tepat untuk deteksi permasalahan pada mata:

1. Saat Merasakan Gejala Gangguan Penglihatan

Waktu yang paling pas untuk melakukan  deteksi permasalahan  pada mata yaitu saat kita merasakan gejala gangguan penglihatan seperti  mata lelah,  rabun jauh dan masih banyak lagi. Permasalahan  pada mata membuat penglihatan  terasa buram sehingga  harus mendapatkan  penanganan cepat dan tepat agar tidak semakin parah. 

2. Memiliki Riwayat Penyakit Kronis

Orang yang memiliki riwayat penyakit  kronis seperti diabetes,  tekanan darah tinggi hingga riwayat keluarga berkacamata wajib mendeteksi permasalahan  penglihatan.  Pendeteksian tersebut  harus sejak dini agar tidak timbul permasalahan  pada mata di kemudian  hari. 

Pasalnya, orang dengan penyakit kronis seperti  diabetes  berpotensi  tinggi mengalami gangguan penglihatan  ringan. Tekanan darah tinggi juga memicu kerusakan  pada pembuluh  darah mata. Oleh sebab itu,  seseorang  dengan riwayat  penyakit tersebut harus melakukan pendeteksian dengan cara memeriksa kesehatan  mata dalam waktu dekat. 

3. Tidak Merasakan Gejala tapi Beresiko

Deteksi  permasalahan  penglihatan  harus segera dilakukan  oleh orang-orang yang beresiko tinggi mengalami gangguan mata. Rata-rata orang yang beresiko mengalami gangguan penglihatan tidak memiliki gejala.

Orang yang beresiko mengalami permasalahan penglihatan  biasanya  selalu berdampingan  dengan teknologi  seperti laptop,  hp,  hingga tv.  Gangguan penglihatan  pada orang yang  beresiko mengalami permasalahan  penglihatan  memang dipengaruhi  oleh gaya hidup ataupun kebiasaan.

4. Metode MELIHAT

Terdapat salah satu alternatif  paling pas untuk mendeteksi  permasalahan  penglihatan  sejak dini.  Alternatif  ini sering kali orang sebut dengan metode MELIHAT.  Metode ini dapat membantu  Kita untuk mengetahui  kondisi kesehatan  pada indra penglihatan  mulai dari resiko hingga potensi gangguan.

Jika kita beresiko mengalami permasalahan  penglihatan,  sangat disarankan  untuk melakukan pengecekan berlanjut. Pengecekan  ini dilakukan  dengan memanfaatkan  layanan kesehatan. Melalui  layanan kesehatan,  Kita juga bisa melakukan  kontrol  faktor resiko penyakit kronis seperti  diabetes,  hipertensi,  dan masih banyak lagi. 

Waktu atau momen deteksi permasalahan  penglihatan  seperti di atas membantu Kita mengurangi  resiko gangguan kesehatan  mata.  Mata yang sehat membuat penglihatan  lebih akurat.  Pendeteksian  harus dilakukan  secara rutin agar indra penglihatan  terhindar dari berbagai  gangguan.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/kapan-waktu-yang-tepat-untuk-deteksi-permasalahan-mata

Memulai Berlari Bagi Pemula

Lari merupakan olahraga yang sangat mudah dan murah. Selain baik untuk kesehatan jantung, lari juga efektif menurunkan berat badan. Keunggulan ini membuat banyak orang tertarik mencoba untuk mulai berlari. 

Namun, ternyata mereka mendapatkan masalah seperti “gak kuat nafas, cepet capek, kaki jadi sakit” dan akhirnya memutuskan untuk berhenti berlari. Pelari pemula biasanya terlalu bersemangat dan secara tidak sadar berlari terlalu jauh melebihi kemampuan sehingga memberikan efek buruk bagi tubuh. 

Jika kamu paham beberapa tips berikut, maka pondasimu sebagai pelari pemula bisa bagus dan memperkuat kemampuan fisikmu. 

  1. Tidur Lebih Awal
    Waktu tidur yang cukup (7-8 jam) dapat membuat tubuh lebih segar dan bertenaga. Lakukan tidur lebih awal dan mulailah berlari pukul 5-6 pagi saat udara masih terasa sejuk dan nyaman untuk berolahraga. 
  2. Sarapan Ringan
    Agar dapat berolahraga dengan nyaman dan bertenaga, tubuh membutuhkan asupan energi dari karbohidrat ringan. Konsumsilah telur rebus, energy bar, biskuit, atau kurma. Tak lupa ditemani kopi, teh, atau susu hangat untuk merangsang otak agar dapat terjaga. Pastikan juga air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi. 
  3. Lakukan pemanasan
    Pemanasan untuk melemaskan sendi, otot, dan tendon dengan melakukan gerakan secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh anggota tubuh. 
  4. Tidak Memaksa Tubuh
    Sangat penting bagi pemula untuk menaikkan durasi dan jarak lari secara bertahap agar tidak memaksa tubuh. Gunakan metode walk and run agar intensitas latihan di awal menyesuaikan dengan kemampuan tubuh. Polanya dengan jalan kaki – lari – jalan kaki – lari dan seterusnya. 
  5. Durasi dan Jarak Lari
    Durasi pelari pemula sebaiknya sekitar 20-30 menit per lari. Setelah beberapa minggu rutin berlari, tambahkan sebanyak 5-10 menit. Larilah secara rutin sebanyak 2-4 kali tiap minggu. Jarak lari terbaik untuk pemula sangat bervariasi tergantung pada kondisi fisik. Namun, pelari pemula biasanya menjadikan jarak 3 km sebagai target awal sebelum mulai lari lebih jauh lagi. 

Pendinginan sama pentingnya dengan pemanasan untuk melindungi tubuh dari efek samping lari. Sebagai langkah awal pendinginan, sebaiknya jangan langsung duduk. Jalan kaki 5-10 menit diikuti dengan stretching seluruh badan agar membantu otot dan jantung untuk cool down dan kembali ke kondisi normal.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/memulai-berlari-bagi-pemula

Pemberian Vitamin A Rutin: Cegah Penyakit, Jaga Kesehatan Anak

Selain kebutuhan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak, tubuh manusia, khususnya balita membutuhkan asupan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Salah satu program rutin Kementerian Kesehatan dalam memenuhi kebutuhan zat gizi mikro tersebut adalah pemberian vitamin A pada balita. 

Vitamin A adalah salah satu zat gizi esensial yang dibutuhkan balita untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin A dalam tubuh menstimulasi produksi sel darah putih yang berperan dalam pembentukan tulang, menjaga dan mendukung pertumbuhan sel-sel tubuh, serta meningkatkan daya tahan tubuh. 

Sumber vitamin A didapatkan dari sayuran berdaun hijau, tomat, wortel, buah, hati sapi, minyak ikan, telur, dan lain sebagainya. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi beragam bahan makanan yang kaya akan vitamin A, khususnya buah dan sayur, dapat melindungi tubuh dari berbagai penyakit. 

Sayangnya, hanya 5 dari 10 baduta yang mengonsumsi makanan beragam (Survei Status Gizi Indonesia, 2021). Dengan belum maksimalnya konsumsi makanan yang beragam, perlu ada upaya khusus untuk memastikan balita mendapatkan kebutuhan zat gizi yang mencukupi. 

Suplementasi vitamin A dilakukan pada bayi, balita, dan ibu nifas. Pemberian vitamin A dalam bentuk kapsul vitamin A biru 100.000 IU (internasional unit) untuk bayi 6-11 bulan dan kapsul vitamin A merah 200.000 IU untuk balita 12-59 bulan serta ibu nifas. Pemberian vitamin A dapat dilakukan di Posyandu ataupun fasilitas pelayanan kesehatan lain pada bulan Februari dan Agustus. 

Pada tahun ini dikarenakan adanya pengambilan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 untuk pemeriksaan serum retinol dalam darah pada balita usia 6 – 59 bulan, pemberian kedua vitamin A rutin dilakukan selama bulan Oktober. Karena kadar serum retinol dalam darah akan meningkat jika sebelumnya balita telah diberikan suplementasi vitamin A. Dengan demikian pemberian suplementasi vitamin A tidak dapat diberikan sebelum dilakukan SKI agar didapatkan data yang sebenarnya. Oleh karena itu, pemberian kedua vitamin A rutin dilakukan selama bulan Oktober setelah SKI yang terintegrasi dengan pemeriksaan serum retinol darah selesai dilakukan. Jadi, jangan sampai terlewat ya, Healthies!

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/pemberian-vitamin-a-rutin-cegah-penyakit-jaga-kesehatan-anak

Mengenali Gejala ISPA dan Tindakan yang Perlu Dilakukan

Menurut survei Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019, penyakit pernapasan masuk dalam 10 penyakit terbanyak yang terjadi di Indonesia. Bahkan, penurunan kualitas udara dinyatakan sebagai faktor risiko kematian kelima tertinggi di Indonesia, setelah hipertensi, gula darah tinggi, merokok, dan obesitas.

Salah satu penyakit pernapasan yang umum terjadi di Indonesia adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Istilah medis ini digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis infeksi yang mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, termasuk hidung, tenggorokan, sinus, bronkus, dan paru-paru. Infeksi saluran pernapasan akut bisa disebabkan oleh berbagai agen penyebab, seperti virus, bakteri, atau bahkan jamur. 

Dampak buruk dari penurunan kualitas udara ini sangat jelas. Terutama yang tinggal di perkotaan, berisiko lebih tinggi terkena ISPA karena paparan polusi udara. Partikel-partikel berbahaya seperti debu halus, asap kendaraan bermotor, dan polusi industri dapat merusak saluran pernapasan dan memicu infeksi. 

Kenali Gejala ISPA

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala, mengambil tindakan pencegahan, seperti menggunakan masker saat polusi tinggi, menjaga kebersihan tangan, dan menjauhi orang yang sakit, untuk melindungi diri mereka sendiri dan mengurangi risiko ISPA. Berikut beberapa gejala-gejala ISPA yang perlu kita ketahui:

1. Batuk

Batuk adalah gejala utama ISPA. Ini bisa menjadi batuk kering atau batuk berdahak. Batuk dapat menjadi gejala yang cukup mengganggu dan menguras energi.

2. Hidung Tersumbat

Hidung tersumbat adalah ketika saluran hidung Anda menjadi penuh dengan lendir atau pembengkakan, membuat Anda sulit bernapas melalui hidung.

3. Sakit Tenggorokan

Rasa sakit atau terbakar di tenggorokan adalah gejala umum ISPA. Ini seringkali membuat menelan makanan atau minuman menjadi sulit.

4. Demam

Demam adalah respon alami tubuh terhadap infeksi. Jika suhu tubuh Anda naik di atas normal, ini bisa menjadi tanda bahwa Anda memiliki ISPA.

5. Sesak Nafas atau Sulit Bernapas

Sesak nafas atau kesulitan bernapas adalah gejala serius yang harus segera diatasi. Ini bisa menjadi tanda bahwa infeksi telah mencapai paru-paru Anda.

6. Sakit Kepala

Sakit kepala dapat menyertai ISPA dan membuat Anda merasa tidak nyaman. Ini bisa disebabkan oleh demam atau ketegangan otot.

7. Nyeri Otot dan Sendi

Nyeri otot dan sendi adalah gejala umum ISPA. Ini bisa membuat tubuh terasa tidak nyaman.

8. Lemas atau Lelah

ISPA seringkali membuat Anda merasa lemas atau lelah. Tubuh Anda berjuang melawan infeksi, sehingga energi Anda berkurang.

9. Suara Serak atau Hilangnya Suara

Jika Anda mengalami perubahan suara yang signifikan, seperti suara serak atau suara yang hilang sama sekali, ini bisa menjadi tanda bahwa ISPA mempengaruhi saluran pernapasan atas Anda.

10. Pilek atau Nyeri Sinus

Pilek atau hidung berair adalah gejala umum ISPA, terutama jika infeksi menyerang sinus.

11. Mual, Muntah, atau Diare

Beberapa orang dengan ISPA mungkin mengalami masalah pencernaan seperti mual, muntah, atau diare. Ini bisa disebabkan oleh peradangan tubuh.

12. Nafsu Makan Menurun

Infeksi seringkali mengurangi nafsu makan Anda. Ini normal karena tubuh Anda berfokus pada melawan infeksi.

Jika Anda mengalami satu atau lebih gejala di atas, sangat penting untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan terdekat. Mereka akan dapat memberikan evaluasi medis lebih lanjut dan memberikan perawatan yang sesuai.

Dengan mengenali gejala ISPA dengan cepat, Anda dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi dan mempercepat proses pemulihan. Selalu utamakan kesehatan Anda dan jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika diperlukan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda dan membantu Anda lebih memahami gejala ISPA.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/mengenali-gejala-ispa-dan-tindakan-yang-perlu-dilakukan

Bahaya Nge-Vape: Memahami Risiko di Balik Asap Modern

Di era teknologi yang terus berkembang, berbagai inovasi hadir untuk menggantikan tradisi lama. Salah satunya adalah kebiasaan merokok, yang kini semakin tergantikan dengan tren yang disebut “nge-vape”. Vaping, menggunakan alat elektronik yang menghasilkan uap yang dihirup penggunanya, dianggap sebagai alternatif yang lebih “bersih” daripada rokok konvensional. Namun, apakah benar nge-vape lebih aman? Mari kita telisik fakta-fakta ilmiah dibalik fenomena ini.

Apa Itu Vaping?

Vaping adalah aktivitas menghirup uap yang dihasilkan oleh rokok elektronik (e-rokok) atau perangkat serupa. Rokok elektrik atau Vape bekerja dengan memanaskan cairan yang biasanya mengandung nikotin, pelarut, dan perasa, menghasilkan uap yang kemudian dihirup penggunanya.

Persepsi vs Realita

Secara umum, vaping dipandang sebagai pilihan yang lebih sehat daripada merokok tradisional. Ini disebabkan oleh pengurangan jumlah zat berbahaya yang biasa ditemukan dalam asap rokok konvensional. Namun, persepsi ini seringkali menyesatkan. Faktanya, vaping juga menyimpan potensi bahaya yang tidak boleh diremehkan.

Bahaya Kimiawi dalam Vape

Vape mengandung berbagai bahan kimia yang berpotensi membahayakan. Salah satu contoh adalah diacetyl, yang sering digunakan untuk memberikan rasa mentega pada uap. Diacetyl terkait erat dengan penyakit paru-paru yang serius, seperti bronkiolitis obliterans, yang dikenal juga sebagai “popcorn lung”.

Selain itu, ketika cairan vape dipanaskan, proses ini dapat menghasilkan aldehida seperti formaldehida yang bersifat karsinogenik atau dapat memicu penyakit kanker. Walaupun tingkat karsinogen ini lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional, risiko kesehatan tetap ada, terutama dengan penggunaan jangka panjang.

Risiko Terhadap Remaja dan Penggunaan Ganda

Kecenderungan remaja untuk mencoba vaping menjadi perhatian khusus. Nikotin yang ada dalam sebagian besar cairan vape dapat menyebabkan ketergantungan dan memiliki dampak negatif pada perkembangan otak remaja. Selain itu, studi menunjukkan bahwa remaja yang mulai dengan vaping memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk beralih ke rokok konvensional, menempatkan mereka pada risiko kesehatan tambahan.

Potensi Masalah Kardiovaskular dan Respirasi

Vaping dapat memberikan dampak negatif pada sistem kardiovaskular. Nikotin meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, yang bisa berujung pada masalah jantung. Selain itu, ada bukti yang menunjukkan bahwa vaping dapat memicu respons inflamasi dalam tubuh yang berisiko terhadap kesehatan jantung.

Dampak terhadap sistem respirasi atau pernapasan juga signifikan. Meskipun vaping mungkin tidak menghasilkan tar seperti rokok konvensional, uapnya dapat menyebabkan iritasi dan peradangan di saluran pernapasan, serta mempengaruhi fungsi paru.

Isu Kesehatan Mental

Vaping juga berkaitan dengan masalah kesehatan mental. Nikotin adalah zat adiktif yang bisa menimbulkan ketergantungan, serta berpengaruh pada suasana hati dan konsentrasi. Pengguna yang ketergantungan nikotin mungkin mengalami gejala penarikan saat tidak vaping, termasuk kecemasan, iritabilitas, dan kesulitan konsentrasi.

Kualitas dan Regulasi Produk

Salah satu risiko terbesar dari vaping adalah inkonsistensi dalam kualitas dan regulasi produk. Beberapa produk vape yang beredar di pasaran mungkin tidak memenuhi standar kesehatan yang ketat, meningkatkan risiko penggunaan bahan yang berbahaya.

Sementara vaping mungkin menawarkan alternatif bagi perokok berat untuk mengurangi penggunaan tembakau, penting untuk memahami bahwa ini bukan tanpa risiko. Untuk non-perokok, terutama remaja, memulai vaping bisa menjadi jalan menuju berbagai masalah kesehatan.

Masyarakat perlu edukasi menyeluruh mengenai dampak kesehatan dari vaping. Juga penting untuk memperketat regulasi terhadap produksi dan penjualan rokok elektronik untuk memastikan keamanan pengguna.

Dalam konteks kesehatan masyarakat, pendekatan pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Menghindari atau berhenti dari vaping adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Untuk mereka yang ingin berhenti merokok, konsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan metode yang lebih aman dan terkontrol adalah langkah yang bijak.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/bahaya-nge-vape-memahami-risiko-di-balik-asap-modern

Faktor Penyebab Kelahiran Prematur Dan Cara Mencegahnya

Kelahiran prematur, kejadian di mana persalinan terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu dan dapat membawa dampak serius pada kesehatan bayi. Pahami lebih lanjut mengenai faktor penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, serta langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil.

Kelahiran prematur dapat terjadi secara tak terencana, seperti dalam kasus ketuban pecah dini atau infeksi rahim selama kehamilan. Namun, dalam beberapa kasus, persalinan prematur dapat direncanakan, terutama dalam kasus preeklampsia. Minggu-minggu terakhir kehamilan menjadi krusial bagi pertumbuhan janin, dan bayi yang lahir prematur memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.

Penyebab Kelahiran Prematur

Meskipun penyebab pasti kelahiran prematur belum sepenuhnya diketahui, beberapa faktor dapat meningkatkan risiko, seperti riwayat kelahiran prematur sebelumnya, kehamilan dengan bayi kembar, atau adanya kelainan pada rahim atau plasenta. Faktor-faktor ini perlu diwaspadai untuk mengurangi risiko persalinan prematur.

Cegah Kelahiran Bayi Prematur

Mempertahankan berat badan ideal dan asupan gizi yang baik sebelum dan selama hamil dapat mengurangi risiko kelahiran prematur. Pada ibu hamil dengan resiko tinggi, langkah-langkah pencegahan seperti pemberian hormon progesteron atau pemasangan cerclage serviks dapat dipertimbangkan.

Kelahiran prematur dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang, seperti gangguan pernapasan, komplikasi jantung, atau masalah kesehatan jangka panjang seperti kerusakan otak atau gangguan penglihatan. Dengan penanganan dan perawatan yang tepat, bayi prematur memiliki peluang hidup yang baik.

Penting untuk mendapatkan perawatan medis berkualitas dan mengikuti tindakan pencegahan yang dianjurkan guna mengurangi risiko kelahiran prematur

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/faktor-penyebab-kelahiran-prematur-dan-cara-mencegahnya

Gunakan Obat Antibiotik dengan Bijak, Cegah Resistensi

Penyakit infeksi merupakan permasalahan yang sering terjadi di masyarakat Indonesia. Oleh karena itu tingginya penyakit infeksi mengakibatkan tingginya penggunaan antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi antibiotik, suatu masalah kesehatan global yang memerlukan perhatian serius.

Apa Itu Resistensi Antibiotik?

Resistensi antibiotik atau kebal terhadap efek antibiotik terjadi saat bakteri tidak lagi merespon efektif terhadap antibiotik yang seharusnya menghentikan pertumbuhan atau membunuh bakteri. Masalah ini semakin memburuk karena banyak orang yang mendapatkan antibiotik tanpa resep dokter dan kurang pemahaman tentang cara penggunaannya.

Masyarakat perlu memahami bahwa antibiotik hanya efektif melawan bakteri, bukan virus atau jamur. Jadi,hanya gunakan antibiotik saat diperlukan dan dengan resep dokter tentunya. Jangan menyimpan antibiotik yang tidak terpakai di rumah atau memberikannya kepada orang lain.

Faktor-Faktor yang Meningkatkan Risiko Resistensi Antibiotik

Resistensi antibiotik menjadi permasalahan serius dalam dunia kesehatan, dan pemahaman terhadap faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko resistensi menjadi kunci dalam upaya pencegahan. 

Salah satu penyebab utama resistensi antibiotik adalah penggunaan antibiotik yang tidak tepat, termasuk minum antibiotik untuk penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti batuk pilek, dan penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan diagnosis penyakit. 

Selain itu, penggunaan antibiotik yang tidak teratur, seperti memberi jeda waktu 1-2 hari, juga dapat menjadi faktor risiko resistensi antibiotik. 

Ketidakpatuhan dalam menghabiskan seluruh resep antibiotik sesuai dengan waktu yang disarankan oleh dokter juga memberikan peluang bagi bakteri untuk mengembangkan resistensi. 

Melalui pemahaman mendalam terhadap penyebab ini, kita dapat mengambil langkah-langkah preventif yang lebih efektif dalam mengatasi resistensi antibiotik.

Cara Penggunaan Antibiotik yang Tepat:

  • Konsultasi dengan Dokter: Hindari membeli antibiotik tanpa resep dokter.
  • Diagnosa yang Akurat: Pastikan antibiotik digunakan untuk infeksi bakteri, bukan virus atau jamur.
  • Habiskan Sesuai Aturan: Jangan berhenti minum antibiotik sebelum habis, meskipun gejala telah mereda.
  • Jangan Menyimpan Sisa Obat: Hindari menyimpan antibiotik yang tidak terpakai di rumah.
  • Jangan Memberikan kepada Orang Lain: Antibiotik yang diresepkan untuk seseorang tidak boleh diberikan kepada orang lain.

Mengapa Antibiotik Harus Dihabiskan Sesuai Resep?

Pentingnya menyelesaikan seluruh resep antibiotik menjadi faktor kunci dalam eradicating bakteri penyebab infeksi secara tuntas. Dengan menyelesaikan resep antibiotik secara penuh, kita dapat meminimalkan peluang bakteri untuk mengalami mutasi atau mengembangkan resistensi, sehingga pengobatan pada kunjungan berikutnya tetap efektif. 

Selain itu, resistensi antibiotik merupakan ancaman serius bagi kesehatan global, di mana penghentian prematur pengobatan dapat meningkatkan risiko bakteri yang selamat mengembangkan mekanisme pertahanan, merugikan efektivitas antibiotik pada masa mendatang.

Mencegah resistensi antibiotik juga melibatkan upaya untuk mencegah bakteri menjadi lebih kuat. Bakteri yang selamat dari pengobatan antibiotik cenderung mengalami perkembangan yang membuatnya lebih tangguh. 

Oleh karena itu, pemahaman masyarakat tentang antibiotik dan penggunaannya yang bijak menjadi kunci dalam mengatasi resistensi antibiotik. Disiplin dalam mengikuti aturan penggunaan obat sesuai anjuran dokter menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah dampak buruk dari resistensi antibiotik.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/gunakan-obat-antibiotik-dengan-bijak-cegah-resistensi

8 Makanan Bernutrisi yang Menyehatkan Rambut

Kondisi rambut yang tidak sehat karena kekurangan nutrisi dapat menyebabkan beberapa masalah seperti ketombe, rambut rontok, kusam, bercabang, dan kebotakan. Selain rutin melakukan perawatan rambut, asupan makanan juga memengaruhi kondisi kesehatan rambut. 

Berikut beberapa jenis makanan yang dapat meningkatkan kesehatan rambut dirangkum dari berbagai sumber: 

  1. Ikan 
    Kaya akan protein dan vitamin D, ikan dapat membuat rambut tumbuh kuat, seperti salmon, tenggiri, tuna, dan ikan kembung. Asam lemak omega-3 yang terkandung di dalamnya juga baik untuk menutrisi rambut. 
  2. Kenari 
    Kenari dapat melindungi rambut dari paparan sinar matahari yang dapat merusak DNA sel rambut. Hal ini lantaran kenari kaya kandungan asam lemak omega-3, biotin, dan vitamin E.
  3. Tiram 
    Kekurangan zinc dapat menyebabkan rambut rontok serta kulit kepala kering dan bersisi. Mengonsumsi tiram yang kaya zinc dapat menghindari kerusakan rambut. Makanan lain yang juga mengandung zinc adalah daging sapi dan telur.
  4. Ubi Jalar 
    Kandungan beta karoten pada ubi jalar menghasilkan minyak yang dapat menyeimbangkan kelembaban kulit kepala. Makanan pilihan pengganti lainnya seperti wortel, melon, mangga, dan labu. 
  5. Bayam 
    Bayam merupakan sumber zat besi, beta karoten, asam folat dan vitamin C yang membantu memelihara folikel rambut dan kulit kepala. 
  6. Kacang-kacangan
    Kacang-kacangan banyak mengandung protein, zat besi, dan biotin. Ketiga zat ini menjadi nutrisi yang baik bagi rambut dan kulit kepala. 
  7. Yoghurt 
    Yoghurt kaya akan protein, vitamin B5, dan vitamin D yang baik untuk kesehatan rambut. Makanan serupa yang dapat dikonsumsi adalah keju rendah lemak dan susu skim. 
  8. Buah-buahan 
    Buah-buahan sarat akan vitamin C yang sangat dibutuhkan rambut. Vitamin C berperan penting dalam sirkulasi darah ke kulit kepala untuk memberi makan folikel rambut. 

Memiliki rambut sehat dan kuat bukan sekadar mimpi. Rawatlah rambut dengan mengonsumsi makanan yang bernutrisi. Sebaiknya, masukkan pilihan makanan di atas ke dalam daftar menu harian untuk mendapatkan rambut sehat

“Memiliki rambut sehat dan kuat bukan sekadar mimpi. Rawatlah rambut dengan mengonsumsi makanan yang bernutrisi”

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/8-makanan-bernutrisi-yang-menyehatkan-rambut

Waspada Low Back Pain Saat Bekerja

Bekerja seharian dengan posisi duduk berjam-jam di depan komputer tentu sudah menjadi makanan sehari-hari pekerja kantoran. Namun, kondisi ini acapkali menimbulkan rasa lelah dan ketegangan otot di area sekitar punggung. 

Posisi duduk yang kurang tepat dan tidak ergonomis ketika bekerja dapat menyebabkan ketegangan otot dan rasa nyeri punggung bawah atau low back pain. Tanpa disadari, perilaku menekuk (membungkuk), posisi kepala tidak tegak, pandangan selalu ke bawah, dan pola kerja yang monoton seringkali dilakukan saat bekerja. Padahal semua aktivitas itu dapat menjadi pemicu terjadinya low back pain.

Tak hanya itu, kondisi ini dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan duduk, kondisi tulang belakang yang tidak normal, atau penyakit tertentu seperti penyakit degeneratif. 

Sebagai langkah awal pencegahan sekaligus agar meringankan gejalanya, dapat dilakukan beberapa aktivitas yang membantu

  1. Mempertahankan postur tubuh yang benar selama bekerja dan melakukan peregangan setelah duduk dalam jangka waktu lama.
  2. Melakukan olahraga rutin juga dianjurkan, terutama jenis olahraga yang dapat melatih otot punggung seperti yoga, pilates, jalan kaki, dan berenang. 
  3. Hindari mengangkat beban berat yang dapat mencederai otot.
  4. Berendam di air hangat dapat menjadi pilihan saat tiba di rumah setelah seharian bekerja. Selain meredakan rasa nyeri, aktivitas ini juga dapat menghindarkan dari stres.
  5. Menerapkan gaya hidup sehat serta istirahat yang cukup juga perlu dilakukan. Selanjutnya
  6. periksakan diri ke dokter apabila rasa nyeri yang dirasakan tidak kunjung reda.

dengan menerapkan aktivitas tersebut dapat mencegah kita terkena low back pain. Jika terkena low back pain segera konsultasikan ke tenaga kesehatan agar tidak terjadi cedera yang lebih parah.

“Posisi duduk yang kurang tepat dan tidak ergonomis ketika bekerja dapat menyebabkan ketegangan otot dan rasa nyeri punggung bawah atau low back pain”

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/waspada-low-back-pain-saat-bekerja

1 17 18 19 20 21 26

Search

+