Kapan Sih Waktu Yang Tepat Untuk Mencuci Tangan Pakai Sabun?

Pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan diri tidak dapat diabaikan, terutama dalam menjaga kebersihan tangan. Salah satu cara yang efektif untuk membersihkan tangan adalah mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air mengalir bukan hanya sekadar rutinitas sehari-hari, tetapi juga merupakan tindakan penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan menjaga kesehatan diri dan orang lain di sekitar kita.

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan dengan sabun adalah setelah kita bersentuhan dengan hewan, manusia, benda atau permukaan yang berpotensi mengandung kuman. Karena itu, disarankan untuk mencuci tangan dengan sabun dalam situasi-situasi berikut:

  1. Sebelum dan setelah makan 

Mencuci tangan sebelum makan mencegah penyebaran kuman dari tangan ke makanan yang akan dikonsumsi. Setelah makan, mencuci tangan membersihkan sisa makanan dan melindungi diri dari kuman yang mungkin ada pada tangan anda.

  1. Setelah menggunakan toilet

Mencuci tangan setelah menggunakan toilet sangat penting untuk menghindari penyebaran kuman dan bakteri yang mungkin terdapat pada lingkungan toilet.

  1. Ketika Anda sakit atau merawat orang yang sakit

Jika anda atau orang di sekitar anda sedang mengalami sakit, mencuci tangan dengan sabun secara teratur membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit dan menjaga kebersihan lingkungan.

  1. Setelah menangani hewan peliharaan atau sampah

Hewan peliharaan atau membuang sampah dapat mengandung kuman atau bahan kimia yang berpotensi berbahaya. Oleh karena itu, penting untuk mencuci tangan setelah berinteraksi dengan hewan peliharaan atau membuang sampah.

  1. Ketika tangan terlihat kotor

Jika tangan terlihat kotor atau terdapat noda, sebaiknya mencuci tangan dengan sabun untuk membersihkan kotoran yang mungkin mengandung kuman.

Penting untuk diingat juga bahwa mencuci tangan dengan sabun harus dilakukan dengan benar, mencuci tangan dengan air saja tidak cukup untuk mematikan kuman penyebab penyakit. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir selama minimal 40-60 detik adalah cara yang baik untuk melindungi kita dari penyakit.

Lalu, langkah-langkah mencuci tangan pakai sabun yang benar itu seperti apa? Yuk kita perhatikan langkah-langkahnya pada gambar dibawah ini.

(Sumber : Pedoman Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

Langkah-langkah CTPS:

  1. Basahi kedua tangan dengan air bersih mengalir.
  2. Gunakan sabun pada tangan secukupnya.
  3. Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya
  4. Gosok punggung tangan dan sela jari
  5. Gosok telapak tangan dan sela jari dengan posisi saling bertautan
  6. Gosok punggung jari ke telapak tangan dengan posisi jari saling bertautan
  7. Genggam dan basuh ibu jari dengan posisi memutar
  8. Gosok bagian ujung jari ke telapak tangan agar bagian kuku terkena sabun
  9. Gosok tangan yang bersabun dengan air bersih mengalir
  10. Keringkan tangan dengan lap sekali pakai atau tisu
  11. Bersihkan pemutar keran air dengan lap sekali pakai atau tisu

Mengajarkan pentingnya mencuci tangan pakai sabun kepada keluarga, teman, dan lingkungan sekitar merupakan upaya yang berguna dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari penyakit. 

Jadi, jangan anggap sepele perlunya mencuci tangan dengan sabun. Jadikanlah aktivitas ini sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari dan terapkan dengan konsisten. Dengan mencuci tangan pakai sabun, kita dapat menjaga kebersihan tangan, mencegah penyebaran penyakit, dan memberikan kontribusi positif dalam memperkuat kesehatan kita maupun orang di sekitar kita.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/kapan-sih-waktu-yang-tepat-untuk-mencuci-tangan-pakai-sabun

YOU ARE WHAT YOU EAT

“You are what you eat”, ungkapan ini menggambarkan keadaan tubuh kita saat ini salah satunya dipengaruhi oleh apa yang kita makan baik di masa lalu ataupun masa kini. Hal ini selaras dengan masalah gizi salah satunya stunting yang tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi merupakan manifestasi jauh dari kekurangan nutrisi bisa dari masa sebelum bayi dilahirkan yaitu pada masa remaja atau pada masa kehamilan. Berikut beberapa tips yang dapat Healthies terapkan:

  1. Pola makan “Isi Piringku”
    Penting sekali untuk mengonsumsi makanan yang beragam dengan porsi sesuai “isi piringku” yaitu dalam sekali makan harus ada makanan pokok, lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, sayur serta buah dan jangan lupa konsumsi air putih sesuai kebutuhan harian.
  2. Konsumsi makanan yang beragam
    Faktanya tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung seluruh zat gizi yang diperlukan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatan kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai usia 6 bulan. Sebagai contoh, nasi mengandung karbohidrat tetapi vitamin dan mineralnya rendah, sehingga dibutuhkan juga sayur dan buah yang kaya vitamin, mineral serta serat. Selain itu dibutuhkan juga lauk pauk sumber protein hewani dan nabati seperti ikan, ayam, tahu, tempe. 
  3. Sumber karbohidrat yang beragam
    Nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat yang bisa dikonsumsi sesuai kebutuhan harian. Selain nasi terdapat sumber karbohidrat lain seperti singkong, jagung, ubi, talas dan lainnya. Pada beberapa jenis umbi seperti ubi jalar ungu dan ubi jalar kuning ternyata juga mengandung zat non-gizi yang bermanfaat untuk kesehatan yaitu antosianin. Selain itu, serealia utuh seperti jagung, beras merah, beras hitam atau biji-bijian yang tidak disosoh dalam penggilingannya mengandung serat tinggi yang bermanfaat untuk melancarkan buang air besar, pengendalian kolesterol darah serta memiliki zat karbohidrat yang lambat diubah menjadi gula darah sehingga turut mencegah gula darah tinggi. Dari banyaknya sumber karbohidrat yang ada, Healthies dapat konsumsi makanan pokok yang beragam yaitu lebih dari satu jenis makanan pokok dalam sehari atau sekali makan, misalnya sarapan pagi dengan roti lalu makan siang dengan nasi dan makan malam dengan olahan ubi.
     
  4. Cukupi kebutuhan protein, sayur dan buah
    Selain makanan pokok, jangan lupa ditambah dengan lauk protein hewani dan nabati, sayur serta buah sesuai kebutuhan. Sumber protein dapat ditemukan di ayam, telur, ikan, daging, tempe, tahu, kacang-kacangan dan lainnya. Healthies juga dapat konsumsi ikan yang mudah didapatkan seperti ikan kembung, bandeng, ikan nila yang enak dan bergizi tinggi.
  5. Penuhi kebutuhan air
    Selain konsumsi makanan yang beragam, cukupi kebutuhan air harian dengan minum 8 gelas air sehari, air ini sangat penting dalam proses metabolisme, memperlancar pencernaan, membantu menghilangkan racun dalam tubuh serta mencegah dehidrasi. Sesuai dengan tema Hari Pangan Sedunia Tahun ini yang diperingati pada tanggal 16 Oktober 2023 “Water Is Life, Water is Food, Leave No One Behind”, menekankan tentang pentingnya air bagi kehidupan kita.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/you-are-what-you-eat

Mata Tetap Sehat Saat Asyik Membaca

Membaca tak sekadar menjadi hobi, tetapi juga dapat menambah ilmu dan pengetahuan. Bagi yang gemar membaca, menjaga kesehatan mata menjadi sangat penting agar dapat terus melakukan hobi ini. Namun, apabila membaca dilakukan terus-menerus dengan posisi, jarak, pencahayaan, dan durasi yang tidak sesuai akan mengakibatkan kelelahan hingga gangguan kesehatan mata. 

Kelelahan mata terjadi akibat otot-otot mata dipaksa bekerja keras terutama saat melihat objek dekat dalam jangka waktu lama (Randy Septiansyah, 2014). Tak perlu khawatir, beberapa kiat berikut dapat dilakukan agar mata tidak mudah lelah saat membaca 

1. Mengatur posisi baca

Mengatur posisi baca yang benar dapat menghindari mata lelah dan melancarkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Atur posisi duduk yang baik dengan menempatkan posisi badan tegak dan kaki lurus. Hindari posisi berbaring sambil membaca.

 2. Menjaga jarak baca 

Jarak yang tepat saat membaca adalah 30 cm dihitung mulai dari bahan bacaan ke mata. Membaca dengan jarak kurang dari itu akan meningkatkan tegangan otot siliaris mata. Akibatnya membuat mata lelah dan lensa mata menjadi terlalu cembung sehingga menimbulkan risiko rabun jauh atau miopia.

3. Mengatur tingkat pencahayaan

Penerangan yang buruk akan mengakibatkan gangguan akomodasi mata dan kontraksi otot siliaris terus-menerus sehingga menimbulkan gangguan refleksi mata, yaitu miopia (Fredrick, 2012). Untuk itu, perlu mengoptimalkan pencahayaan dan mengatur intensitas cahaya di dalam ruangan. 

4. Mengatur durasi membaca

Di sela-sela aktivitas membaca kita perlu memberikan jeda atau rehat sejenak untuk mata. Ini bertujuan untuk melenturkan otot mata yang tegang serta mengurangi lelah. 

5. Pola makan sehat

Menjaga kesehatan mata juga dapat dilakukan dengan memberikan asupan makanan yang bergizi dan sehat. Konsumsilah sumber makanan yang mengandung asam lemak omega-3, seng, vitamin A, vitamin C, vitamin E, hingga karotenoid. Kandungan ini dapat ditemukan pada ikan salmon, tuna, sarden, kacang-kacangan, telur, wortel, jeruk, sayuran berdaun hijau seperti bayam, sawi, brokoli, daun lobak, dan lain-lain

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/mata-tetap-sehat-saat-asyik-membaca

Manfaat Ajaib Menyusui Bayi: Lebih dari Sekedar Zat Gizi

Setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk bayinya termasuk dalam pemberian makan. Lalu, makanan apa yang terbaik untuk bayi?

ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Di dalam ASI terkandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan bayi dari mulai karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Banyak sekali manfaat menyusui bagi bayi, tidak hanya terkait zat gizinya yang sangat lengkap. Dilansir dari beberapa sumber, berikut kami rangkum manfaat ajaib menyusui :

Melindungi Bayi dari Infeksi

ASI mengandung lebih banyak protein Whey yang mudah larut dimana di dalamnya banyak mengandung antiinfeksi seperti Immunoglobulin A (IgA), laktoferin, lisozim yang melindungi bayi dari infeksi. Bayi yang mendapat ASI akan lebih jarang sakit terutama diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

Gizi Tepat untuk Pertumbuhan Otak dan Mata Bayi

ASI mengandung Asam Lemak Essensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak dan mata bayi serta kesehatan pembuluh darah. Enzim Lipase juga terdapat di dalam ASI yang membantu mencerna lemak. Kesemuanya ini tidak ada di susu lain selain ASI.

Memberikan bonding (ikatan batin antara ibu dan bayi)

Saat menyusui, ibu selalu berdekatan dengan bayi, memeluk erat dan bertatap mata dengan bayi. Hal tersebut dapat membentuk ikatan yang kuat antara ibu dan bayi.

Lalu, apa risiko jika bayi tidak mendapatkan ASI?

Bayi yang tidak menyusu, berisiko untuk terserang penyakit infeksi seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas, dan infeksi lainnya karena bayi tidak mendapatkan zat-zat antiinfeksi dari ASI. Bayi lebih mungkin mengalami kurang gizi dan kekurangan vitamin A. Bayi juga dapat berisiko terjadi alergi, intoleransi laktosa serta terkena penyakit kronis (diabetes dan obesitas). Selain itu, bayi yang tidak menyusu kurang mendapatkan ikatan batin dengan ibu.

Semua ibu pasti ingin yang terbaik bagi baginya. Dengan menyusui, ibu sudah mengupayakan yang terbaik bagi bayinya untuk tumbuh dan kembang secara optimal. Semua ibu bisa menyusui. Tidak ada apapun/siapapun yang bisa menghalangi ibu untuk menyusui. Dukungan dari sekitar akan sangat membantu ibu untuk bisa tetap menyusui.

Bagaimana perjalanan menyusui ibu?

Adakah yang ingin diceritakan atau dikonsultasikan?

Jika ibu ingin berkonsultasi terkait proses menyusui bayi ibu silahkan hubungi konselor kami dengan klik link berikut ini:

https://link.kemkes.go.id/telekonselingmenyusui

Kami dampingi sampai ibu sukses menyusui selama 2 tahun ya…

Selamat menyusui……..

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/manfaat-ajaib-menyusui-bayi-lebih-dari-sekedar-zat-gizi

Waspadai Gejala Diabetes Tipe-1 Pada Anak

Diabetes Melitus adalah salah satu masalah kesehatan yang banyak mengancam masyarakat dan berpotensi mengakibatkan kematian apabila tidak mendapatkan penanganan sedini mungkin.

Penyakit diabetes juga tidak terkhusus untuk salah satu kelompok usia, sehingga memahami cara pencegahan dan gejala yang muncul merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Diabetes Melitus tipe 1 juga dapat kita temukan pada kelompok usia anak-anak, sehingga para orang tua dapat menerapkan sikap waspada dengan mencegah dan mengetahui beberapa gejala yang muncul pada anak.

Diabetes tipe 1 adalah kondisi dimana tubuh benar-benar berhenti untuk memproduksi insulin karena adanya kerusakan pada sel pankreas yang memproduksi insulin oleh sistem kekebalan tubuh.

Gejala Diabetes Melitus Tipe-1 pada Anak

Berikut ini adalah beberapa gejala diabetes melitus tipe 1 pada anak yang biasa muncul dan dapat diamati oleh para orang tua, diantaranya:

1. Penurunan prestasi di sekolah dan mudah marah

2. Mengompol

3. Mudah merasa haus dan sering merasa lapar

4. Terjadi penurunan berat makan

5. Mengalami gatal pada kemaluan

6. Infeksi kulit yang berulang

Gejala diabetes tipe 1 pada anak yang telah disebutkan diatas, merupakan tanda bahwa anak mungkin saja mengalami diabetes tipe-1, sehingga diharapkan para orangtua bisa segera membawa sang anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk bisa mendapatkan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan.

Mari ajak anak untuk rutin menerapkan perilaku hidup sehat dengan menjaga pola makan, memenuhi kebutuhan tidurnya dan mengajak mereka untuk melakukan aktivitas fisik atau olahraga ringan.

Sumber

https://upk.kemkes.go.id/new/waspadai-gejala-diabetes-tipe-1-pada-anak

Memulai Berlari Bagi Pemula

Lari merupakan olahraga yang sangat mudah dan murah. Selain baik untuk kesehatan jantung, lari juga efektif menurunkan berat badan. Keunggulan ini membuat banyak orang tertarik mencoba untuk mulai berlari. 

Namun, ternyata mereka mendapatkan masalah seperti “gak kuat nafas, cepet capek, kaki jadi sakit” dan akhirnya memutuskan untuk berhenti berlari. Pelari pemula biasanya terlalu bersemangat dan secara tidak sadar berlari terlalu jauh melebihi kemampuan sehingga memberikan efek buruk bagi tubuh. 

Jika kamu paham beberapa tips berikut, maka pondasimu sebagai pelari pemula bisa bagus dan memperkuat kemampuan fisikmu. 

  1. Tidur Lebih Awal
    Waktu tidur yang cukup (7-8 jam) dapat membuat tubuh lebih segar dan bertenaga. Lakukan tidur lebih awal dan mulailah berlari pukul 5-6 pagi saat udara masih terasa sejuk dan nyaman untuk berolahraga. 
  2. Sarapan Ringan
    Agar dapat berolahraga dengan nyaman dan bertenaga, tubuh membutuhkan asupan energi dari karbohidrat ringan. Konsumsilah telur rebus, energy bar, biskuit, atau kurma. Tak lupa ditemani kopi, teh, atau susu hangat untuk merangsang otak agar dapat terjaga. Pastikan juga air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi. 
  3. Lakukan pemanasan
    Pemanasan untuk melemaskan sendi, otot, dan tendon dengan melakukan gerakan secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh anggota tubuh. 
  4. Tidak Memaksa Tubuh
    Sangat penting bagi pemula untuk menaikkan durasi dan jarak lari secara bertahap agar tidak memaksa tubuh. Gunakan metode walk and run agar intensitas latihan di awal menyesuaikan dengan kemampuan tubuh. Polanya dengan jalan kaki – lari – jalan kaki – lari dan seterusnya. 
  5. Durasi dan Jarak Lari
    Durasi pelari pemula sebaiknya sekitar 20-30 menit per lari. Setelah beberapa minggu rutin berlari, tambahkan sebanyak 5-10 menit. Larilah secara rutin sebanyak 2-4 kali tiap minggu. Jarak lari terbaik untuk pemula sangat bervariasi tergantung pada kondisi fisik. Namun, pelari pemula biasanya menjadikan jarak 3 km sebagai target awal sebelum mulai lari lebih jauh lagi. 

Pendinginan sama pentingnya dengan pemanasan untuk melindungi tubuh dari efek samping lari. Sebagai langkah awal pendinginan, sebaiknya jangan langsung duduk. Jalan kaki 5-10 menit diikuti dengan stretching seluruh badan agar membantu otot dan jantung untuk cool down dan kembali ke kondisi normal.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/memulai-berlari-bagi-pemula

Penyakit Jantung Akibat Kurang Tidur

Kurang tidur atau insomnia adalah masalah umum yang dialami oleh banyak orang. Tidur yang cukup merupakan kebutuhan penting bagi tubuh manusia. Namun, dalam kehidupan modern saat ini, banyak orang yang mengalami kurang tidur akibat berbagai faktor seperti pekerjaan, gaya hidup yang sibuk, dan gangguan tidur. Banyak orang tidak menyadari bahwa kurang tidur dapat memiliki konsekuensi serius terhadap kesehatan jantung. Beberapa studi menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, kerusakan pembuluh darah atau dalam bahasa medisnya disfungsi endotel, dan peradangan pada berbagai jaringan ataupun dalam aspek organ dalam tubuh.

Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Beberapa studi menunjukkan bahwa hanya beberapa jam tidur yang hilang dapat meningkatkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi atau prahipertensi. Hal ini terjadi karena kurang tidur dapat mempengaruhi sistem saraf otonom, yang bertanggung jawab mengatur tekanan darah. Kurang tidur juga dapat mempengaruhi fungsi ginjal, keseimbangan hormon, dan respon baroreseptor, yang semuanya berperan dalam regulasi tekanan darah. Kurang tidur juga dapat mempengaruhi ritme jantung. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan risiko aritmia jantung, termasuk takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel. Kurang tidur dapat mempengaruhi aktivitas saraf otonom yang mengatur ritme jantung dan dapat menyebabkan gangguan ritme yang berpotensi berbahaya.

Inflamasi merupakan faktor risiko penting dalam perkembangan penyakit kardiovaskular. Kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan produksi mediator inflamasi seperti interleukin-6 (IL-6) dan C-reactive protein (CRP). IL-6 diproduksi oleh adiposit dan sel endotel, dan dapat merangsang produksi CRP oleh hati. Peningkatan kadar IL-6 dan CRP dapat merusak dinding pembuluh darah dan memicu proses aterosklerosis. Selain itu, kurang tidur juga dapat mempengaruhi sistem imun dan meningkatkan aktivitas sel darah putih seperti monosit dan neutrofil, yang dapat menyebabkan peradangan. Dalam sebuah studi prospektif di Amerika Serikat, tingkat kematian akibat penyakit jantung koroner tertinggi terjadi pada mereka yang bekerja lebih dari 67 jam per minggu. Studi kasus-kontrol di Belanda, Denmark, dan Swedia juga melaporkan bahwa waktu kerja yang berkepanjangan terkait dengan risiko peningkatan serangan jantung. Sebuah studi kasus-kontrol di Jepang menemukan adanya peningkatan yang signifikan dalam rasio peluang serangan jantung pada mereka yang bekerja lebih dari 11 jam sehari. Penelitian lain dengan menggunakan data dari Nurses’ Health Study menunjukkan bahwa durasi tidur yang singkat atau panjang secara independen terkait dengan peningkatan kemungkinan terjadinya penyakit jantung koroner. Terdapat hubungan U-shaped antara durasi tidur dan insiden penyakit jantung koroner.

Penelitian telah menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan meningkatkan resistensi insulin. Studi eksperimental menunjukkan bahwa kurang tidur terkait dengan penurunan toleransi glukosa dan peningkatan resistensi insulin. Studi lain menunjukkan hubungan antara durasi tidur yang singkat atau panjang dengan peningkatan risiko terjadinya diabetes mellitus. Durasi tidur yang kurang dari 5 jam atau 6 jam per malam memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami diabetes mellitus, sedangkan durasi tidur yang lebih dari 8 jam per malam juga memiliki risiko yang lebih tinggi. Durasi tidur yang terlalu pendek atau terlalu panjang berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya diabetes mellitus. Durasi tidur yang pendek terkait dengan gangguan sistem endokrin dan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis. Beberapa penelitian telah menghubungkan kurang tidur dengan peningkatan kadar kortisol, penurunan kadar testosteron, dan perubahan dalam metabolisme hormon yang berhubungan dengan obesitas dan peningkatan risiko diabetes mellitus.

Kurang tidur dapat menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan peningkatan resistensi insulin, yang dapat mengganggu pengaturan glukosa dalam tubuh. Selain itu, kurang tidur juga dapat mempengaruhi produksi hormon lapar dan kenyang seperti leptin dan grelin, yang dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan akumulasi berat badan.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Wehrens et al, terungkap bahwa kurang tidur dapat menyebabkan gangguan fungsi endotel, yang merupakan tanda awal dari kerusakan pembuluh darah dan penyakit jantung. Penelitian ini melibatkan dua kelompok pekerja, yaitu pekerja yang bekerja dengan sistem shift dan pekerja yang tidak bekerja dengan sistem shift. Hasilnya menunjukkan bahwa pekerja dengan sistem shift memiliki fungsi endotel yang lebih buruk dibandingkan dengan pekerja yang tidak bekerja dengan sistem shift. Selain itu, pekerja dengan sistem shift juga memiliki variabilitas detak jantung yang lebih rendah, yang dapat menjadi indikator aktivitas saraf simpatis yang tinggi dan aktivitas saraf parasimpatis yang rendah.

Untuk mencegah penyakit jantung akibat kurang tidur, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, penting untuk memprioritaskan tidur yang cukup setiap malam. Usahakan untuk tidur selama 7-8 jam setiap malam untuk menjaga kesehatan jantung dan sistem tubuh lainnya. Selain itu, hindari kebiasaan tidur larut malam dan bangun terlambat, serta hindari konsumsi kafein dan alkohol sebelum tidur. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah dan mengobati penyakit jantung akibat kurang tidur antara lain:

1.      Menjaga jadwal tidur yang teratur dan tidur selama 7-8 jam setiap malam.

2.      Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan tenang, termasuk suhu yang tepat, kebisingan           minimal, dan pencahayaan yang redup.

3.      Membatasi konsumsi kafein dan alkohol, terutama sebelum tidur.

4.      Melakukan aktivitas fisik secara teratur untuk meningkatkan kualitas tidur.

5.      Menghindari paparan terhadap cahaya biru dari perangkat elektronik sebelum tidur.

6.      Mengelola stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam.

7.      Jika kurang tidur terus-menerus menjadi masalah, berkonsultasilah dengan dokter untuk                     menentukan apakah ada kondisi medis yang mendasarinya dan untuk mencari pengobatan                 yang sesuai.

Kurang tidur secara konsisten dapat memiliki dampak serius pada kesehatan jantung Anda. Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan fungsi endotel, peningkatan aktivitas saraf simpatis, dan penumpukan plak pada dinding pembuluh darah. Untungnya, dengan mengadopsi kebiasaan tidur yang sehat dan mengikuti langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas tidur, Anda dapat mengurangi risiko penyakit jantung yang disebabkan oleh kurang tidur. Tidur yang cukup dan berkualitas adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan jantung Anda.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2932/penyakit-jantung-akibat-kurang-tidur

Rajin Minum Air Putih Wujudkan Gaya Hidup Sehat dengan Tubuh yang Terhidrasi

Konsumsi air masih dianggap kurang penting oleh sebagian orang, padahal tubuh membutuhkan asupan cairan agar dapat bekerja lebih optimal. Rajin mengkonsumsi air juga merupakan salah satu gaya hidup sehat. Ketika melakukan kegiatan sehari-hari, manusia akan melibatkan beberapa organ penting yang membutuhkan asupan air yang cukup, seperti jantung, ginjal, sendi, paru-paru, hingga ludah dan lendir sangat bergantung dengan air.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air putih setiap hari adalah sebagai berikut :

1.      Dengan mencoba untuk membiasakan minum air putih setiap waktu makan atau saat mengonsumsi camilan.

2.      Menyediakan gelas atau botol berisi air minum di meja atau tas yang akan dibawa saat aktivitas setiap hari.

3.      Pada air putih yang akan diminum juga dapat ditambahkan rasa agar terasa lebih enak, misalnya dengan menambahkan irisan buah-buahan seperti pada minuman infused water.

Apa saja gejala pada tubuh yang tidak terhidrasi dengan baik ?

Gejala awal seseorang kekurangan cairan adalah merasa haus dan urine berwarna lebih gelap dari biasanya, beberapa gejala lainnya juga sering terjadi seperti:

1.    Merasa pusing,

2.    sakit kepala,

3.    mulut, bibir dan mata terasa kering,

4.    buang air kecil dengan intensitas yang jarang,

5.    kurang energi.

6.    Kelelahan.

Kapan kita membutuhkan lebih banyak asupan air ?

1.      Saat berolahraga atau aktif secara fisik,

2.      ketika berada dalam cuaca yang sangat panas,

3.      saat mengalami demam, diare, atau muntah-muntah,

4.      pada wanita hamil, disarankan mengonsumsi air sekitar 2,4 liter sehari,

5.      sedangkan pada wanita yang menyusui disarankan mengonsumsi air sekitar 3,1 liter perhari.

Sebanyak 50% – 60% tubuh manusia dewasa terdiri dari air sesuai dengan berat tubuhnya. Maka, keperluan air yang baik dan menyehatkan sangat dibutuhkan baik bagi tubuh maupun kesehatan organ manusia. Ketentuan air minum yang layak dan aman untuk dikonsumsi menurut Kementerian Kesehatan RI, yakni air yang tidak memiliki rasa, bau atau warna, tidak mengandung bakteri, dan tidak mengandung bahan kimia melebihi batas yang diperbolehkan.

Jadikan kebiasaan minum air putih sebagai bagian dari gaya hidup.

Jadi, kamu sudah minum air hari ini?

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2911/rajin-minum-air-putih-wujudkan-gaya-hidup-sehat-dengan-tubuh-yang-terhidrasi

Mengoptimalkan Kesehatan Mental Melalui Work-Life Balance

Dalam dunia modern yang penuh dengan tuntutan pekerjaan yang tinggi dan tekanan hidup, work-life balance atau keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi semakin penting. Banyak dari kita cenderung fokus pada karier kita hingga mengorbankan kesehatan dan kebahagiaan pribadi.

Mengapa Work-Life Balance Penting untuk Kesehatan Anda?

1. Mengurangi Stres

Terlalu banyak tekanan dari pekerjaan tanpa istirahat yang cukup dapat menyebabkan stres kronis, yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan fisik dan mental seperti gangguan tidur, depresi, dan gangguan pencernaan. Melalui pengaturan yang baik antara kehidupan pribadi dan dunia kerja, tingkat stress dapat dikendalikan.

2. Meningkatkan Kesejahteraan Emosional

Menghabiskan waktu dengan keluarga, teman-teman, dan melakukan hobi yang Anda nikmati dapat meningkatkan mood dan kesejahteraan emosional Anda.

3. Mengurangi Risiko Penyakit Kronis

Work-life balance dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas karena Anda memiliki waktu untuk makan dengan benar, berolahraga, dan merawat diri.

Setelah mengetahui pentingnya work-life balance, kita harus memiliki strategi untuk mencapai keseimbangan antara kedua hal tersebut. Berikut adalah cara mencapai work-life balance:

  • Atur Prioritas

Tentukan prioritas dalam hidup Anda. Fokuslah pada hal-hal yang benar-benar penting bagi Anda, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi. Bila tidak dikelola dengan baik, semua hal akan terasa menjadi penting dan seolah-olah menuntut untuk segera dilakukan atau dicapai. Dengan menentukan skala prioritas, Anda dapat mengatur urutan urusan yang harus dikerjakan. Untuk pengerjaan berbagai urusan pun Anda bisa mendelegasikan sebagian tugas kepada orang lain.

Stephen Covey dalam bukunya yang berjudul 7 Habits of Highly Effective People, Restoring The Character Ethic menyebutkan bahwa 4 kuadran merupakan cara efektif untuk membagi pekerjaan dari yang terpenting sekaligus mendesak hingga yang tidak penting dan tidak mendesak.

  • Buat Jadwal yang Seimbang

Buat jadwal yang memungkinkan Anda untuk menghabiskan waktu dengan keluarga, teman, dan untuk diri sendiri. Jadwalkan waktu untuk berlibur dan beristirahat sehingga energi Anda  terisi kembali ketika saatnya kembali bekerja.

  • Manfaatkan Teknologi

Gunakan teknologi untuk membantu Anda mengelola pekerjaan. Saat ini sudah banyak tersedia aplikasi komputer ataupun ponsel pintar yang dapat membantu Anda mengatur tugas dan waktu dengan lebih efisien.

  • Batasi Waktu Kerja

Usahakan untuk tidak membawa pekerjaan ke rumah. Tetapkan batasan waktu kerja yang jelas dan patuhi sehingga kita bisa memiliki kesadaran penuh (mindfulness) ketika berada baik di rumah maupun di tempat kerja.

  • Lakukan Olahraga dan Meditasi

Aktivitas fisik dan meditasi dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental Anda. Sisihkan waktu untuk melakukan aktivitas ini secara teratur. Durasi yang disarankan adalah 150 menit per minggu atau 30 menit setiap hari.

  • Komunikasi yang Baik dengan Atasan dan Keluarga

Bersikaplah terbuka dalam berbicara dengan atasan Anda tentang kebutuhan untuk work-life balance. Selain itu, berkomunikasilah dengan keluarga Anda tentang waktu yang Anda butuhkan untuk bekerja. Di masa sekarang ini sudah banyak perusahaan yang bersifat lebih fleksibel dalam menerapkan tempat kerja maupun jam kerja. Hal ini merupakan bentuk dukungan dari perusahaan terhadap kesehatan mental karyawan.

Work-life balance adalah kunci untuk menjaga kesehatan fisik dan mental Anda. Dengan mengatur prioritas, membuat jadwal yang seimbang, dan mengambil tindakan konkret untuk mencapainya, Anda dapat mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi Anda. Ingatlah bahwa kesehatan fisik dan mental Anda adalah aset berharga yang perlu dijaga, dan work-life balance adalah langkah pertama menuju hidup yang lebih sehat dan bahagia di kehidupan pribadi dan dunia kerja.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2916/mengoptimalkan-kesehatan-mental-melalui-work-life-balance

Stress Management: Kelola Kesulitan Menjadi Kemudahan!

Kita semua saat ini hidup di tengah dunia yang rentan menimbulkan stres. Ada begitu banyak perubahan besar yang sedang terjadi di dunia yang mempengaruhi pikiran dan tubuh. Stres bisa membuat Anda tidak mampu berpikir jernih dan bahkan tidak menikmati hidup.Penyebab stres bisa datang dari mana saja, mulai dari pekerjaan yang berat, hubungan yang kurang baik dengan orang lain, atau sekadar terjebak di kemacetan lalu lintas. Tingkat stres yang begitu tinggi bisa menjadi malapetaka terhadap keseimbangan kesehatan fisik, mental, dan emosional setiap individu.

Riskesdas mendata masalah gangguan kesehatan mental emosional (depresi dan kecemasan) di Indonesia sebanyak 9,8%. Hal ini terlihat peningkatan jika dibandingkan data Riskesdas tahun 2013 sebanyak 6% (Riskesdas, 2018).Dalam hal ini setiap orang membutuhkan kemampuan manajemen stres yang baik. Jika tidak, stres tentu dapat negatif pada kesehatan mental, fisik, hingga emosional. Namun, sebelum mengelola stres, Anda perlu mengetahui apa saja yang bisa dikategorikan sebagai gejala stress seperti:

  • Gelisah, perasaan berdebar-debar dan muka pucat.
  • Orang yang stres seringkali mengalami insomnia atau sulit tidur atau bisa tidur tapi terasa tak nyenyak.
  • Gejala stres lainnya adalah nafsu makan berlebih atau malah nafsu makan berkurang, berbeda dari nafsu makan yang biasanya.
  •  Orang yang stres juga mudah tersinggung, bahkan untuk hal sepele sekalipun.
  • Stres seringkali juga diiringi dengan keluhan sakit lainnya seperti sakit maag, sakit perut dan sakit kepala. 
  • Kesulitan untuk konsentrasi juga sering muncul ketika seseorang mengalami stres.

Selain gejala stress tersebut, kita sangatlah wajar jika merasa stres dalam situasi yang menantang seperti wawancara kerja, ujian sekolah, beban kerja yang tidak realistis, pekerjaan yang tidak aman, atau konflik dengan keluarga, teman, atau kolega. Namun setiap orang bereaksi berbeda terhadap situasi stress dengan gaya mengatasi dan gejala stres berbeda-beda.

Pada dasarnya setiap penyakit akan selalu ada obatnya, tentunya dengan stress dapat dikurangi dan dihindari dengan pengelolaan stress atau manajemen stress. Berikut pengelolaan stress yang paling efektif.

1.     Teruhubung dengan orang lain

Langkah pertama yang bisa dilakukan yakni membicarakan keluhan atau permasalahan yang Anda alami kepada orang yang bisa dipercaya. Bisa kepada pasangan, sahabat atau psikolog. 

2.     Lakukan aktivitas yang disukai

Lakukan aktivitas yang membuat Anda bersemangat. Bisa berupa hobi yang sudah lama ditinggalkan atau aktivitas lainnya yang tertunda. Melakukan hobi yang disukai lama kelamaan bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa bahagia dalam diri Anda.

3.     Beribadah

Jangan lupa untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan meningkatkan ibadah dan bersedekah. Terkadang bersedekah membuat diri kita bahagia karena bisa membantu orang lain sehingga menurunkan kadar stres.

4.     Pertahankan rutinitas harian

Memiliki jadwal harian dapat membantu kita menggunakan waktu secara efisien dan merasa lebih terkendali. Tetapkan waktu untuk makan teratur, waktu bersama anggota keluarga, olahraga, pekerjaan sehari-hari, dan aktivitas rekreasi lainnya.

5.     Tidurlah yang banyak

Tidur yang cukup penting bagi tubuh dan pikiran. Memperbaiki tidur, membuat rileks dan meremajakan tubuh kita serta dapat membantu membalikkan efek stres. Kebiasaan tidur yang baik (juga dikenal sebagai kebersihan tidur) meliputi:

  • Bersikaplah konsisten. Tidurlah pada waktu yang sama setiap malam dan bangun pada waktu yang sama setiap pagi, termasuk di akhir pekan.
  • Jika memungkinkan, buatlah area tidur Anda tenang, gelap, santai dan pada suhu yang nyaman.
  • Batasi penggunaan perangkat elektronik, seperti TV, komputer, dan ponsel pintar, sebelum tidur.
  • Hindari makan besar, kafein, dan alkohol sebelum tidur.
  • Berolahragalah. Aktif secara fisik di siang hari dapat membantu Anda lebih mudah tertidur di malam hari.

6.     Makan sehat

Apa yang kita makan dan minum dapat mempengaruhi kesehatan kita. Cobalah untuk makan makanan yang seimbang dan makan secara berkala. Minumlah cukup cairan. Makanlah banyak buah-buahan dan sayuran segar jika Anda bisa.

7.     Berolahraga secara teratur

Olahraga teratur setiap hari dapat membantu mengurangi stres. Ini bisa termasuk berjalan kaki, serta olahraga yang lebih intensif. Cobalah untuk melakukan yoga atau teknik pernapasan yang mampu membuat tubuh lebih rileks dan tenang.

Stres bisa muncul ketika terjadi perubahan dalam kehidupan kita. Selain melakukan kiat mengelola stres di atas, banyak-banyaklah bersyukur atas nikmat Tuhan serta kembangkan rasa sabar dan ikhlas demi mengurangi stres.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2917/stress-management-kelola-kesulitan-menjadi-kemudahan

1 18 19 20 21 22 26

Search

+