Penting Pahami Ancaman Polusi Udara Pada Kesehatan

Polusi udara telah menjadi salah satu tantangan lingkungan yang semakin mengemuka dalam era modern yang kita hadapi saat ini. Tidak hanya berasal dari kendaraan bermotor, tetapi juga dari asap pabrik, polusi udara memiliki dampak signifikan terhadap kualitas udara yang kita hirup dan kesehatan kita secara keseluruhan.

Polusi Udara Jakarta Semakin Memburuk

Pada tanggal 22 Agustus 2023, pukul 12.00 WIB, Jakarta menghadapi tingkat polusi udara sebesar 161 AQI, menempatkannya pada peringkat ke-dtiga dari 100 kota dengan tingkat kualitas udara yang buruk.

Seperti yang disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, polusi udara memberikan kontribusi sekitar 15-30% terhadap penyakit paru-paru. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami ancaman yang dihadapi akibat polusi udara. Beberapa dampak kesehatan yang bisa timbul karena paparan polusi udara antara lain:

  • Flek Kulit dan Serangan Asma: Polutan seperti Hidrokarbon (HC) dan Sulfur Oksida (SOx) dapat memicu flek pada kulit dan serangan asma.
  • Iritasi dan Peradangan Mata: Polusi udara dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada mata, mengganggu kenyamanan visual.
  • Iritasi Saluran Napas: Debu dan partikel-partikel lain dalam polusi udara dapat memicu iritasi pada saluran napas, mengganggu fungsi pernapasan.
  • Gangguan Kulit: Paparan polusi udara dapat menyebabkan kulit menjadi gatal dan bersisik, mengganggu kenyamanan kulit.
  • Dampak pada Pertumbuhan Anak: Timbal yang terdapat dalam udara tercemar dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak jika masuk ke dalam saluran pernapasan mereka.
  • Risiko Kanker Paru-paru: Paparan jangka panjang terhadap polusi udara telah terkait dengan peningkatan risiko kanker paru-paru.

Ketahui Asal Muasal Polusi Udara

Polusi udara masuk ke dalam atmosfer Bumi melalui berbagai cara yang berbeda. Sebagian besar polusi udara diciptakan oleh manusia, berupa emisi dari pabrik, mobil, pesawat terbang, atau kaleng aerosol. Asap rokok dari perokok pasif juga dianggap sebagai polusi udara. Sumber-sumber polusi yang dihasilkan oleh manusia ini disebut sebagai sumber antropogenik.

Beberapa jenis polusi udara, seperti asap dari kebakaran hutan atau abu dari gunung berapi, terjadi secara alami. Sumber-sumber ini disebut sebagai sumber alami.

Polusi udara paling umum terjadi di kota-kota besar di mana emisi dari berbagai sumber terkonsentrasi. Terkadang, pegunungan atau gedung-gedung tinggi mencegah polusi udara menyebar. Polusi udara ini sering kali muncul sebagai awan yang membuat udara menjadi keruh. Ini disebut sebagai kabut asap atau “smog”. Kata “smog” berasal dari penggabungan kata “asap” dan “kabut”.

Tak kurang dari 2,4 miliar orang menggunakan bahan bakar yang mencemari udara untuk memasak dan menghangatkan rumah mereka, dan setiap tahunnya, sekitar 3,2 juta nyawa dipertaruhkan akibat polusi udara di dalam rumah.

Lebih dari 99% penduduk hidup di wilayah dimana tingkat polusi udara melebihi pedoman kualitas udara dari WHO, dan setiap tahunnya, 4,2 juta kematian dapat dikaitkan dengan polusi udara lingkungan.

Perlunya tindakan serius dalam menghadapi permasalahan polusi udara menjadi suatu keharusan, karena dampak buruknya bagi kesehatan.

Mengetahui dampak-dampak tersebut, penting bagi masyarakat, terutama yang banyak beraktivitas di luar ruangan, untuk mengambil langkah-langkah pencegahan.

  • Mengurangi aktivitas di luar ruangan
  • Menggunakan masker saat berada di luar ruangan
  • Menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
  • Hemat energi dalam berkegiatan sehari-hari

Apabila mengalami gejala yang dihubungkan dengan penyakit akibat polusi udara, segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat. Tindakan awal yang cepat akan membantu dalam penanganan penyakit dan pemulihan yang lebih cepat, memungkinkan kita untuk kembali menjalani aktivitas normal tanpa hambatan.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/penting-pahami-ancaman-polusi-udara-pada-kesehatan

Mengenal Bahaya Polusi Udara untuk Tubuh

Polusi udara merupakan salah satu masalah lingkungan yang banyak kita temukan di era modern seperti saat ini, baik yang berasal dari kendaraan bermotor maupun asap yang ditimbulkan dari pabrik. Polusi udara kini tidak hanya mengancam kualitas udara yang kita hirup, namun juga memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan kita.

Permasalahan polusi udara sangat perlu mendapatkan penanganan dan perhatian, mengingat dampak polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan kita, serta memicu berbagai masalah kesehatan yang sangat serius.

Di Jakarta sendiri, tingkat polusi udara per-tanggal 5 Juli 2023 pukul 10:42 sudah mencapai 153 AQI yang menempatkan jakarta sebagai peringkat kelima dari 100 negara dengan kondisi udara yang tidak sehat. 

Dampak Polusi Udara Bagi Tubuh

Menurut Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan, pada penyakit paru polusi udara menyumbang 15-30% sehingga penting bagi kita untuk mengetahui berbagai ancaman yang dapat ditimbulkan akibat polusi udara. Berikut ini merupakan beberapa dampak yang dapat ditimbulkan dari polusi udara terhadap kesehatan manusia, diantaranya adalah:

  1. Menimbulkan flek dan memicu serangan asma akibat paparan HC & SOx (Hidrocarbon dan Sulfur oksida)
  2. Memicu iritasi dan peradangan pada mata
  3. Iritasi pada saluran napas akibat banyaknya paparan debu-debu kotor
  4. Menyebabkan kulit menjadi gatal dan bersisik
  5. Kandungan Timbal pada udara kotor apabila masuk ke saluran pernapasan anak, bisa menyebabkan penghambatan pertumbuhan dan perkembangan anak
  6. Memicu kanker paru-paru

Dengan mengetahui berbagai dampak yang ditimbulkan akibat polusi udara bagi tubuh, diharapkan bisa menjadi acuan terhadap masyarakat, khususnya yang sering melakukan aktivitas di luar ruangan untuk bisa memperhatikan kesehatan dengan rutin menggunakan masker saat berada di ruang publik, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta melakukan hemat energi.

Tidak lupa untuk segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami satu dari beberapa gejala penyakit akibat polusi udara yang telah disebutkan diatas, sehingga penanganan dapat dilakukan sedini mungkin, agar kita mampu kembali beraktivitas seperti sedia kala

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/mengenal-bahaya-polusi-udara-untuk-tubuh

Mengatasi Ancaman Sedentary Lifestyle untuk Kesehatan

Perkembangan teknologi yang semakin pesat ditambah masa pandemi yang telah merubah pola kerja dan kebiasaan, membuat kita bisa melakukan banyak hal hanya dengan berada di rumah saja atau tanpa perlu berpindah tempat. Fenomena ini menciptakan tren yang dikenal sebagai sedentary lifestyle atau ketidakaktifan fisik, di mana sebagian besar waktu dihabiskan dalam posisi duduk atau berbaring. Fenomena ini memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan.

Apa Itu Sedentary Lifestyle

Sedentary lifestyle merujuk pada kegiatan yang dilakukan di luar waktu tidur, di mana aktivitas fisik sangat minim dan menghasilkan sedikit kalori terbakar, kurang dari 1 metabolic equivalent. 

Kementerian Kesehatan RI (2013) mendefinisikan sedentary behavior sebagai perilaku duduk atau berbaring sepanjang hari, di luar waktu tidur. Contohnya meliputi menonton TV dalam waktu lama, bermain video game, duduk berjam-jam di depan komputer, atau bahkan menggunakan kendaraan untuk jarak pendek yang sebenarnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Semua ini mencerminkan gaya hidup yang kurang aktif.

Dampak Buruk Sedentary Lifestyle pada Kesehatan

Pola hidup yang tidak aktif memiliki dampak serius pada kesehatan. Sirkulasi darah yang buruk dan metabolisme tubuh yang terganggu dapat menyebabkan kesulitan dalam memecah lemak dan gula, mengakibatkan peningkatan berat badan. 

Kebiasaan ini juga berdampak pada sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitasdepresi, dan kecemasan. Bahkan, risiko kematian dini pun dapat meningkat. 

Sedentary lifestyle memiliki dampak buruk yang beragam pada tubuh manusia, termasuk peningkatan risiko kematian akibat berbagai penyebab, kematian akibat penyakit kardiovaskular, risiko kanker, serta risiko gangguan metabolik seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan dislipidemia; gangguan muskuloskeletal seperti nyeri sendi dan osteoporosis; depresi; dan gangguan kognitif. Oleh karena itu, mengurangi perilaku tidak aktif dan meningkatkan aktivitas fisik keduanya penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Semakin lama kita tidak bergerak, semakin besar risiko yang kita hadapi terhadap berbagai masalah kesehatan.

Mengatasi Sedentary Behavior Dengan Aktivitas Fisik

Orang yang kurang aktif memiliki risiko kematian 20-30% lebih tinggi daripada mereka yang cukup aktif. Bahkan, World Health Organization (WHO) mencatat bahwa kurangnya aktivitas fisik merupakan penyebab kematian nomor 4 di dunia, dengan dua juta orang meninggal setiap tahunnya akibat gaya hidup malas ini.

Namun, ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi sedentary behavior ini. Langkah sederhana yang bisa diambil di rumah meliputi melakukan pekerjaan rumah tangga, berkebun, dan berolahraga di rumah. 

Terus bergerak saat menonton TV dengan olahraga ringan atau berdiri saat berbicara di telepon juga dapat membantu. WHO memberikan pedoman yang rinci untuk berbagai kelompok usia dan kondisi kesehatan, mendorong kita untuk beraktivitas aerobik dan penguatan otot secara teratur.

Pentingnya Aktivitas Fisik untuk Kesehatan

Aktivitas fisik rutin, seperti berjalan kaki, bersepeda, berolahraga, atau rekreasi aktif, memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan. Aktivitas ini dapat meningkatkan kebugaran otot dan kardiorespirasi, kesehatan tulang, dan sistem kekebalan tubuh. 

Selain itu, beraktivitas fisik juga membantu mengurangi risiko berbagai penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, berbagai jenis kanker, dan depresi.

Mengadopsi pola hidup yang lebih aktif dapat dicapai melalui langkah-langkah sederhana, seperti melakukan pekerjaan fisik di rumah, berjalan-jalan di lingkungan sekitar, atau berpartisipasi dalam olahraga ringan. 

Dengan bergerak lebih banyak, kita dapat menjaga kesehatan secara lebih efektif dan menghindari dampak buruk yang mungkin timbul akibat sedentary behavior. Jadi, jangan biarkan diri kita menjadi “kaum rebahan”, mari beraktivitas fisik untuk menjaga kesehatan kita dengan lebih baik.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/mengatasi-ancaman-sedentary-lifestyle-untuk-kesehatan

Masalah Gizi, Permasalahan Kita Bersama

Pemenuhan gizi pada anak merupakan salah satu faktor krusial dalam memastikan tumbuh kembang dan kecerdasan otak anak yang optimal. Masa anak-anak merupakan periode penting dalam pembentukan struktur otak dan perkembangan seluruh organ tubuh, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan. Cakupan gizi pada masa ini akan memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan masa depan anak.

1. Tumbuh Kembang yang Optimal

Pertumbuhan dan perkembangan fisik yang baik adalah indikator utama kesehatan pada anak. Gizi yang cukup dan seimbang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan tulang, otot dan organ tubuh lainnya. Asupan protein yang memadai, kalsium, zat besi, vitamin dan mineral lainnya menjadi elemen penting dalam membentuk tulang yang kuat, otot yang sehat, serta menjaga kesehatan organ-organ tubuh.

2. Kecerdasan Otak

Pentingnya pemenuhan gizi pada anak juga sangat terkait dengan perkembangan otak mereka, Otak merupakan pusat kendali tubuh dan perkembangannya berlangsung dengan pesat selama masa kanak-kanak. Nutrisi yang tepat mendukung pertumbuhan dan fungsi syaraf, yang berperan dalam pembelajaran, memori, pemecahan masalah dan keterampilan kognitif lainnya.

3. Sistem Kekebalan Tubuh

Pemenuhan gizi yang baik juga berperan dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh anak. Anak-anak yang mendapatkan asupan nutrisi yang memadai cenderung lebih tahan terhadap penyakit dan infeksi. Ini akan membantu mereka tetap aktif, bisa bersekolah dan mengalami lebih sedikit gangguan dalam proses pembelajaran

4. Investasi bagi Masa Depan Anak

Pemenuhan gizi yang baik pada masa kanak-kanak dapat membawa dampak jangka panjang pada masa depan anak. Anak yang tumbuh dengan gizi yang cukup memiliki potensi untuk menjadi generasi yang lebih produktif dan berkontribusi secara positif pada masyarakat. Mereka cenderung memiliki performa akademis yang lebih baik, memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat, serta memiliki kesempatan yang lebih besar untuk meraih cita-cita dan tujuan hidupnya

Namun sangat disayangkan masih banyak anak di berbagai wilayah Indonesia yang mengalami masalah gizi. Kenaikan berat badan dibawah rata-rata setiap bulannya, gizi kurang, gizi buruk, bahkan stunting/tengkes masih dialami banyak anak Indonesia yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Berbagai faktor menjadi kendala, mulai dari ekonomi, akses terhadap pangan hingga pengetahuan mengenai gizi yang tepat masih banyak ditemui.

Survei Badan Pusat Statistik tahun 2021 melaporkan bahwa pengeluaran rokok dan tembakau menjadi yang terbesar kedua setelah makanan dan minuman jadi yang bahkan mengalahkan pengeluaran beras, lauk pauk seperti ikan, daging dan telur serta sayuran. Proporsi pengeluaran rokok dan tembakau pun mencapai 5,76% dari totalnya yang sebesar Rp 1,2 juta per kapita sebulan. Menurut BPS, kebiasaan merokok bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga anggota keluarga lainnya. Pembelian rokok pada rumah tangga berdampak terhadap berkurangnya pengeluaran rumah tangga lain, seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan.

Sebagai bagian dari komponen bangsa, sangat penting bagi kita untuk ikut berpartisipasi meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemenuhan gizi pada anak. Pendidikan tentang pola makan yang sehat, keberagaman pangan serta akses terhadap sumber daya yang tepat dapat membantu memastikan anak-anak menerima nutrisi yang dibutuhkan untuk dapat tumbuh kembang dan masa depan yang cerah. Memberikan dukungan dan perhatian lebih pada gizi anak adalah investasi penting bagi cita-cita generasi yang akan datang dan masa depan bangsa. Ayo kita jaga anak-anak kita dari stunting dengan

  1. Memantau tumbuh kembang anak setiap bulan di Posyandu agar dapat mengetahui status gizinya
  2. Jika berat badan tidak naik segera ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan kesehatan agar anak tidak stunting
  3. Berikan anak makanan Protein Hewani

Marilah kita terus Bersatu dan berkolaborasi, karena pekerjaan kita belum selesai. Masih banyak anak-anak yang membutuhkan perhatian dan upaya kita untuk menjauhkan mereka dari ancaman masalah gizi. Bersama-sama, mari kita jadikan Indonesia sebagai contoh keberhasilan dalam mengatasi masalah ini.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/masalah-gizi-permasalahan-kita-bersama

Kenali Penyakit ADHD Pada Anak dan Terapinya

Apa itu ADHD? Pertanyaan ini mungkin akan muncul di tengah masyarakat yang masih asing terhadap isu kesehatan mental.

ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Masalah kesehatan ini merupakan kondisi yang membuat anak mengalami gangguan psikiatrik yang ditunjukkan dengan gangguan memfokuskan perhatian secara berlebihan dan hiperaktivitas.

Ada 3 karakteristik utama ADHD pada anak yang biasa ditemukan (Stahl, 2009), yaitu:

  1. Inatensi
    1. Kesulitan mempertahankan fokus
    2. Gagal fokus pada hal detail
    3. Terlihat tidak mendengarkan
    4. Kesulitan mengikuti instruksi
    5. Kesulitan mengorganisasi
    6. Sering kehilangan barang dll
  2. Hiperaktif
    1. Gelisah
    2. Tidak bisa duduk diam
    3. Tidak bisa antri
    4. Lari atau memanjat tak terkendali
    5. Bergerak tanpa kendali
    6. Banyak bicara
  3. Impulsif
    1. Kesulitan menunggu giliran
    2. Menjawab impulsif tanpa menunggu selesai
    3. Memotong pembicaraan orang lain

Seorang anak ADHD biasanya menunjukkan 1 atau lebih dari kategori perilaku diatas. Gejala ADHD yang tampak pada seorang anak, biasanya akan muncul sebelum usia 7 atau 12 tahun.

Namun para orang tua tidak perlu takut, karena dengan terapi pengobatan maupun terapi non pengobatan, ADHD akan membantu anak dalam mengatasi masalah yang dialaminya.

 

Terapi Anak dengan Gangguan ADHD

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa terdapat banyak pilihan terapi yang bisa dilakukan untuk mengendalikan ADHD pada anak, diantaranya adalah

  1. Terapi farmakologi (Terapi Pengobatan) dengan menggunakan obat stimulan methylphenidate dan amphetamine sulphate dan obat non stimulan seperti atomoxetine.
  2. Terapi non farmakologi (Terapi non pengobatan) dengan neurofeedback, yaitu terapi kognitif dan perilaku untuk melatih fungsi otak.

Dalam menghadapi kondisi ADHD pada anak, dukungan dan kasih sayang orang tua merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh sang anak.

Sehingga menjaga hubungan emosional yang baik diharapkan dapat memberi pengaruh positif terhadap perbaikan kondisi pada anak. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan dalam menangani anak dengan ADHD di rumah:

  1. Memberikan instruksi yang jelas: Berikan instruksi yang sederhana, langsung, dan spesifik. Jika perlu, gunakan panduan visual atau daftar tugas yang jelas untuk membantu anak memahami dan mengingat tugas yang harus dilakukan.
  2. Mengatur waktu untuk berolahraga dan kegiatan fisik
  3. Makanan sehat dan pola tidur yang teratur
  4. Dukungan dan komunikasi
  5. Pujian dan penghargaan untuk memperkuat motivasi dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.
  6. Menggunakan strategi belajar yang efektif: Visual, Auditory, Kinestetik

Penanganan dini pada anak dengan ADHD yang diawali dengan rutin melakukan pemeriksaan merupakan langkah bijaksana yang bisa dilakukan oleh para orangtua, sehingga proses penanganan dapat dilakukan secara cepat dan tepat dari petugas kesehatan.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/kenali-penyakit-adhd-pada-anak-dan-terapinya

Kenali Tanda Gejala Gangguan Pendengaran

Gaya hidup selama pandemi membuat banyak orang menggunakan headphone ataupun earbud selama berjam-jam untuk rapat online, video call maupun menonton film. Penggunaan headphone atau earbud yang terlalu sering dapat meningkatkan risiko gangguan pendengaran.

Penyakit gangguan pendengaran merupakan salah satu penyakit yang dapat mengganggu aktivitas harian kita. Melakukan pemeriksaan sedini mungkin merupakan langkah bijak agar bisa segera mendapatkan penanganan dari petugas kesehatan.

Menurut pengertiannya, gangguan pendengaran adalah sebuah kondisi dimana terdapat gangguan pada proses mendengar seseorang baik di telinga luar, tengah maupun dalam untuk sampai ke otak.

Tanda Gangguan Pendengaran.

Beberapa penderita gangguan telinga tidak menyadari secara penuh bahwa dirinya mengalami gangguan pendengaran. Untuk itu, berikut ini adalah tanda anda mungkin mengalami gangguan pendengaran, diantaranya adalah:

1. Sering menyalakan radio, televisi hingga musik dengan suara yang tinggi

2. Sering meminta lawan bicara kita untuk mengulangi pembicaraan yang sedang berlangsung

3. Telinga berbunyi atau berdengung (tinnitus)

4. Seseorang memberitahu kita bahwa kita berbicara dengan keras tanpa kita sadari

5. Sulit untuk mengikuti pembicaraan yang tengah berlangsung.

Jangan lupa isirahatkan telinga setiap satu jam selama 10-15 menit, jika tuntutan pekerjaan menggunakan headphone/earphone.  Atau gunakan secara secara bergantian pada telinga kanan saja, atau kiri saja. Lebih aman menggunakan headphone dari pada earphone. 

Jika mengalami tanda anda mengalami gangguan pendengaran diatas, masyarakat dapat melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk memastikan gejala yang timbul tersebut, agar bisa mendapatkan penanganan sedini mungkin.

Penanganan gangguan pendengaran sedini mungkin akan memberikan manfaat yang besar bagi penderita gangguan pendengaran. Masyarakat dapat kembali melakukan aktivitas harian dengan lancar dan menghindarkan dari berbagai potensi yang tidak diinginkan saat berada di luar ruangan.

Sumber

https://upk.kemkes.go.id/new/5-tanda-kamu-mengalami-gangguan-pendengaran

Pemberian Makanan Tambahan pada Balita

Masalah gizi Balita di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 prevalensi balita wasting sebesar 7,7% dan Balita stunting 21,6% 

Masalah gizi disebabkan oleh berbagai faktor. Kekurangan asupan makanan bergizi dan atau seringnya terinfeksi penyakit menjadi salah satu penyebab langsung terjadinya masalah gizi. Pola asuh yang kurang tepat, kurangnya pengetahuan, sulitnya akses ke pelayanan kesehatan, kondisi sosial ekonomi juga berpengaruh secara tidak langsung terhadap akses makanan bergizi dan layanan kesehatan. 

Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014, masih terdapat 48,9% Balita memiliki asupan energi yang kurang dibanding Angka Kecukupan Energi yang dianjurkan (70%- <100% AKE) dan 6,8% Balita memiliki asupan energi yang sangat kurang (<70% AKE). Selain itu, 23,6% balita memiliki asupan protein yang kurang dibandingkan Angka Kecukupan Protein yang dianjurkan (<80% AKP). Selain kurangnya asupan energi dan protein, jenis makanan yang diberikan pada Balita juga kurang beragam. Berdasarkan SSGI 2021, proporsi makan beragam pada baduta sebesar 52,5%. Infeksi pada balita juga cukup tinggi, yaitu proporsi Balita mengalami diare sebesar 9,8% dan ISPA sebesar 24,1% (SSGI 2021) 

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal merupakan salah satu strategi penanganan masalah gizi pada Balita dan upaya pencegahan STUNTING. Kegiatan PMT lokal tersebut  tidak hanya memberikan makanan tambahan saja tetapi disertai dengan edukasi, penyuluhan, konseling gizi dan kesehatan agar dapat mempercepat proses perubahan perilaku ibu dan keluarga dalam pemberian makan yang tepat sesuai dengan umur, penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan keamanan pangan. 

PMT berbahan pangan lokal ini bukan untuk menggantikan makanan utama. PMT diberikan setiap hari dengan komposisi sedikitnya 1 kali makanan lengkap dalam seminggu dan sisanya kudapan. Makanan lengkap diberikan sebagai sarana edukasi implementasi isi piringku yang bergizi seimbang dengan mengutamakan 2 (dua) jenis sumber protein hewani. 

Sasaran dari PMT berbahan pangan lokal ini adalah Balita Gizi Kurang, Balita Berat badan Kurang dan Balita dengan Berat Badan Tidak Naik, hal ini bertujuan agar Berat badan Balita kembali naik secara adekuat mengikuti kurva pertumbuhan, Berat Badan Kembali Normal dan menjadi Gizi Baik sehingga Kondisi Stunting pada Balita dapat dicegah.

PMT berbahan pangan lokal ini dapat dilakukan di Posyandu, Fasyankes, Kelas Ibu Balita atau melalui kunjungan rumah oleh kader/nakes/mitra.

Kolaborasi Bersama antara berbagai pihak baik pemerintah, Masyarakat, Swasta, Mitra potensial sebagai bagian dari Gerakan untuk Anak Sehat sangat diperlukan untuk Pelaksanaan PMT berbahan lokal ini menjadi luas dan masif. 

# Bersama wujudkan Anak Indonesia Sehat Bebas Stunting #

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/pemberian-makanan-tambahan-pada-balita

Gejala Demam Berdarah yang Perlu Diwaspadai

Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti yang sangat identik dengan musim hujan.

Meski pun bisa dicegah, namun penyakit DBD juga sangat perlu mendapatkan perhatian dari masyarakat mengingat gejala yang muncul hampir sama dengan penyakit flu biasa. Padahal, jika tidak mendapatkan penanganan sedini mungkin, akan menyebabkan komplikasi yang bisa berujung kematian kepada pasien yang terjangkit penyakit DBD.

 

Gejala DBD yang Perlu Diwaspadai

Berikut ini adalah beberapa gejala awal penyakit DBD yang perlu diwaspadai agar bisa segera mendapatkan penanganan medis, diantaranya adalah

  1. Demam tinggi yang mendadak.

meskipun hampir sama dengan penyakit lainnya, namun demam tinggi pada penyakit DBD mencapai 40 Derajat celcius dan tidak disertai dengan gejala bersin atau batuk

  1. Nyeri otot

Setelah mengalami demam, pasien yang terjangkit DBD akan mengalami nyeri pada beberapa bagian tubuh seperti sendi, tulang, otot, hingga daerah belakang mata

  1. Sakit kepala parah

Gejala ikutan yang muncul setelah demam adalah rasa sakit kepala yang parah, biasanya terjadi di sekitar dahi

  1. Mual dan muntah

Gejala lainnya yang turut dirasakan oleh pasien dewasa maupun anak-anak yang terjangkit penyakit DBD, akan merasakan mual dan juga muntah sehingga juga akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman pada area perut maupun punggung

  1. Kelelahan

Setelah mengalami berbagai gejala di atas, tubuh akan merasakan kelelahan akibat penurunan nafsu makan.

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang berbahaya dan sangat butuh penanganan secara langsung dari petugas kesehatan atau dokter, sehingga dengan mengetahui beberapa gejala diatas, diharapkan pasien dapat segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan serta terhindar dari berbagai dampak buruk akibat DBD itu sendiri.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/gejala-demam-berdarah-yang-perlu-diwaspadai

Fakta-Fakta Penting Seputar Demam Berdarah

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang sangat perlu kita waspadai, hal ini dikarenakan DBD merupakan masalah kesehatan serius yang mampu mengancam nyawa seseorang.

Penyebab penyakit DBD sendiri adalah akibat dari gigitan nyamuk aedes Aegypti. Penyakit ini sangat identik dengan musim hujan, sehingga masyarakat diharapkan bisa menerapkan sikap waspada dengan menerapkan 3M Plus.

Fakta Seputar Demam berdarah Dengue

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Demam Berdarah Dengue, berikut ini adalah beberapa fakta yang mungkin perlu diketahui oleh masyarakat agar bisa lebih waspada terhadap penyakit DBD, diantaranya adalah:

  1. Tidak semua nyamuk dapat membawa virus demam berdarah. Hanya nyamuk aedes aegypti betina yang menularkan virus demam berdarah. Nyamuk tersebut akan menularkan virus setelah menggigit manusia yang telah terinfeksi sebelumnya. Penularan DBD tidak mungkin ditularkan secara  langsung antar manusia, perlu “peran” dari nyamuk aedes aegypti betina untuk memindahkan virus tersebut lewat gigitan.
  2. Demam berdarah memiliki gejala yang khas, yaitu 4 sampai 10 hari pasca gigitan nyamuk, orang tersebut akan mengalami demam hingga 40 derajat celcius yang diikuti dengan sakit kepala yang parah, nyeri otot dan sendi, hingga munculnya ruam atau bintik merah pada area kulit dan mimisan serta pendarahan ringan pada gusi.
  3. Demam yang terjadi pada pasien terjangkit demam berdarah tidak dapat dibedakan, sehingga masyarakat diharapkan bisa waspada dan melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila demam tak kunjung turun
  4. Terdapat beberapa fase dalam demam berdarah, yaitu fase demam, fase kritis dan fase penyembuhan yang setiap fase nya memiliki ciri tersendiri. Saat demam menurunan, apabila masuk fase kritis maka akan terjadi gangguan tekanan darah dan tanda vital lainnya. Namun, jika tanda vital baik, artinya DBD telah masuk fase penyembuhan
  5. Jika tidak ditangani sedini mungkin demam berdarah dapat berujung komplikasi seperti kerusakan hati, jantung, hingga otak.

Dengan mengetahui beberapa fakta DBD di atas, diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan dan perhatian masyarakat mengenai penyakit DBD. Sehingga proses penanganan dapat segera dilakukan dan meminimalisir kematian akibat demam berdarah.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/fakta-fakta-penting-seputar-demam-berdarah

Penting Pahami Ancaman Polusi Udara Pada Kesehatan

Polusi udara telah menjadi salah satu tantangan lingkungan yang semakin mengemuka dalam era modern yang kita hadapi saat ini. Tidak hanya berasal dari kendaraan bermotor, tetapi juga dari asap pabrik, polusi udara memiliki dampak signifikan terhadap kualitas udara yang kita hirup dan kesehatan kita secara keseluruhan.

Polusi Udara Jakarta Semakin Memburuk

Pada tanggal 22 Agustus 2023, pukul 12.00 WIB, Jakarta menghadapi tingkat polusi udara sebesar 161 AQI, menempatkannya pada peringkat ke-dtiga dari 100 kota dengan tingkat kualitas udara yang buruk.

Seperti yang disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, polusi udara memberikan kontribusi sekitar 15-30% terhadap penyakit paru-paru. 

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami ancaman yang dihadapi akibat polusi udara. Beberapa dampak kesehatan yang bisa timbul karena paparan polusi udara antara lain:

  • Flek Kulit dan Serangan Asma: Polutan seperti Hidrokarbon (HC) dan Sulfur Oksida (SOx) dapat memicu flek pada kulit dan serangan asma.
  • Iritasi dan Peradangan Mata: Polusi udara dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada mata, mengganggu kenyamanan visual.
  • Iritasi Saluran Napas: Debu dan partikel-partikel lain dalam polusi udara dapat memicu iritasi pada saluran napas, mengganggu fungsi pernapasan.
  • Gangguan Kulit: Paparan polusi udara dapat menyebabkan kulit menjadi gatal dan bersisik, mengganggu kenyamanan kulit.
  • Dampak pada Pertumbuhan Anak: Timbal yang terdapat dalam udara tercemar dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak jika masuk ke dalam saluran pernapasan mereka.
  • Risiko Kanker Paru-paru: Paparan jangka panjang terhadap polusi udara telah terkait dengan peningkatan risiko kanker paru-paru.

Ketahui Asal Muasal Polusi Udara

Polusi udara masuk ke dalam atmosfer Bumi melalui berbagai cara yang berbeda. Sebagian besar polusi udara diciptakan oleh manusia, berupa emisi dari pabrik, mobil, pesawat terbang, atau kaleng aerosol. Asap rokok dari perokok pasif juga dianggap sebagai polusi udara. Sumber-sumber polusi yang dihasilkan oleh manusia ini disebut sebagai sumber antropogenik.

Beberapa jenis polusi udara, seperti asap dari kebakaran hutan atau abu dari gunung berapi, terjadi secara alami. Sumber-sumber ini disebut sebagai sumber alami.

Polusi udara paling umum terjadi di kota-kota besar di mana emisi dari berbagai sumber terkonsentrasi. Terkadang, pegunungan atau gedung-gedung tinggi mencegah polusi udara menyebar. Polusi udara ini sering kali muncul sebagai awan yang membuat udara menjadi keruh. Ini disebut sebagai kabut asap atau “smog”. Kata “smog” berasal dari penggabungan kata “asap” dan “kabut”.

Tak kurang dari 2,4 miliar orang menggunakan bahan bakar yang mencemari udara untuk memasak dan menghangatkan rumah mereka, dan setiap tahunnya, sekitar 3,2 juta nyawa dipertaruhkan akibat polusi udara di dalam rumah.

Lebih dari 99% penduduk hidup di wilayah dimana tingkat polusi udara melebihi pedoman kualitas udara dari WHO, dan setiap tahunnya, 4,2 juta kematian dapat dikaitkan dengan polusi udara lingkungan.

Perlunya tindakan serius dalam menghadapi permasalahan polusi udara menjadi suatu keharusan, karena dampak buruknya bagi kesehatan.

Mengetahui dampak-dampak tersebut, penting bagi masyarakat, terutama yang banyak beraktivitas di luar ruangan, untuk mengambil langkah-langkah pencegahan.

  • Mengurangi aktivitas di luar ruangan
  • Menggunakan masker saat berada di luar ruangan
  • Menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
  • Hemat energi dalam berkegiatan sehari-hari

Apabila mengalami gejala yang dihubungkan dengan penyakit akibat polusi udara, segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat. Tindakan awal yang cepat akan membantu dalam penanganan penyakit dan pemulihan yang lebih cepat, memungkinkan kita untuk kembali menjalani aktivitas normal tanpa hambatan.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/penting-pahami-ancaman-polusi-udara-pada-kesehatan

1 19 20 21 22 23 24

Search

+