6 Latihan Fisik yang Bisa Dilakukan Di Rumah

22 Oct 2022 Edukasi

Disiplin perilaku hidup sehat, merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Karena dengan perilaku sehat melakukan aktivitas fisik setiap hari, seseorang dapat memiliki tubuh yang sehat dan bugar. Selain itu, juga dapat membuat tubuh terhindar dari berbagai penyakit berbahaya seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi.

Dalam prakteknya, disiplin hidup sehat dapat dimulai dengan hal yang mudah, salah satunya adalah dengan rutin melakukan latihan fisik ringan/olahraga yang disesuaikan dengan kondisi tubuh, umur dan juga anjuran dari dokter.

Jenis Latihan Fisik di Rumah

Berikut ini adalah berbagai olahraga ringan yang dapat dilakukan secara mandiri di lingkungan rumah, diantaranya adalah:

  1. Jalan cepat di sekitar halaman/di dalam rumah selama 30-45 menit/hari
  2. Naik turun tangga di rumah selama 10-15 menit.
  3. Bermain hula hoop
  4. Wall push up
  5. Squat
  6. Jumping jacks

Penerapan Perilaku Hidup Sehat

Dengan menerapkan latihan fisik ringan yang telah disebutkan diatas, diharapkan dapat memberikan kesehatan bagi tubuh dan menghindarkan dari berbagai penyakit.

Selain itu, jangan lupa untuk didukung dengan perilaku hidup sehat lainnya seperti mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, mendapatkan waktu tidur yang cukup, serta menghindari berbagai aktivitas yang kurang sehat seperti merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol dan tinggi gula.

Tetap terapkan Perilaku Hidup Besih Sehat (PHBS) dan segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit, agar bisa segera mendapatkan penanganan sedini mungkin.

Sumber: https://promkes.kemkes.go.id/6-latihan-fisik-yang-bisa-dilakukan–di-rumah

5 Tips Mengatasi Insomnia

18 Oct 2022 Edukasi

Insomnia adalah suatu keadaan yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk tidur atau tidak dapat tidur dengan nyenyak. Tidak hanya pada usia dewasa maupun lansia, insomnia dapat menyerang semua golongan usia. Sehingga dengan demikian, penting bagi kita untuk bersegera dalam mengatasi insomnia.

Akibat insomnia yang berkepanjangan akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti stres, depresi, hingga berbagai kelainan kronis seperti diabetes dan sakit ginjal.

Tips Mengatasi Insomnia

Dalam mengatasi insomnia, terdapat beberapa kebiasaan yang dapat kamu ubah sebelum menggunakan obat insomnia, diantaranya adalah:

  1. Tidur dan bangun dalam periode waktu yang teratur
  2. Makan makanan yang mengandung rendah karbohidrat sebelum tidur
  3. Mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang bersifat stimulan yang dapat membuat kita terjaga, seperti teh, kopi, alkohol dan rokok.
  4. Mandi dengan air hangat 30 menit atau 1 jam sebelum tidur
  5. Berolahraga secara teratur

Pembahasan mengenai perilaku hidup sehat, tidak dapat dilepaskan dari pola tidur yang cukup, sehingga permasalahan tidur seperti insomnia harus mendapatkan penanganan sesegera mungkin, salah satunya dengan mengubah pola kebiasaan sebelum tidur seperti yang telah disebutkan diatas.

Tetap terapkan perilaku hidup sehat dan segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila gejala insomnia atau insomnia tidak kunjung sembuh, agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat.

Sumber: https://promkes.kemkes.go.id/5-tips-mengatasi-insomnia

Mengenal Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner

14 Oct 2022 Edukasi

Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kardiovaskular telah menyebabkan 17,6 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya. Penyakit kardiovaskular ini mengganggu jantung dan pembuluh darah yang dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya. 

Salah satu jenis penyakit kardiovaskular adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK). Jenis penyakit kardiovaskular ini merupakan pembunuh nomor 1 yang menyebabkan kematian di dunia. Penyebab penyakit jantung koroner karena adanya penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah arteri koroner yang membentuk plak.

Tanda dan gejala khas PJK adalah keluhan rasa tidak nyaman di dada atau nyeri dada yang berlangsung selama lebih dari 20 menit saat istirahat atau saat aktivitas yang disertai gejala keringat dingin atau gejala lainnya seperti lemah, rasa mual, dan pusing. 

Gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner. Faktor risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) dibagi menjadi 2, yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah, dan faktor risiko yang dapat diubah. Diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Risiko yang tidak dapat diubah
  1. Umur
  2. Jenis Kelamin
  3.  Keturunan

      B.  Risiko yang dapat diubah

  1. Merokok
  2. Disiplidemia
  3. Hipertensi
  4. Diabetes Melitus
  5. Stres
  6. Diet yang Tidak sehat
  7. Konsumsi alkohol berlebih
  8. Kurang aktivitas fisik
  9. Berat badan yang berlebih dan obesitas

Keterangan terkait faktor risiko penyakit jantung koroner diatas, diharapkan dapat mendorongan masyarakat untuk mau melakukan tindakan pencegahan dengan disiplin dalam menerapkan perilaku gaya hidup sehat agar terhindar dari potensi terjangkit penyakit jantung koroner.

Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan seperti tekanan darah, gula darah dan koleterol di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Segera hubungi petugas kesehatan jika mengalami gejala penyakit jantung koroner agar segera  mendapatkan penanganan sedini mungkin dari petugas kesehatan.

Sumber: https://promkes.kemkes.go.id/mengenal-faktor-risiko–penyakit-jantung-koroner

Mengenal Penyakit Tidak Menular dan Pencegahannya

14 Oct 2022 Edukasi

Menjaga kesehatan tubuh merupakan salah satu hal penting bagi kita untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik di masa yang akan datang. Karena hanya dengan demikian, tubuh akan bisa terhindar dari berbagai penyakit yang dapat mengganggu kesehatan saat harian kita menjalankan aktivitas sehari-hari.

Menurut jenisnya, penyakit dibedakan menjadi dua, yaitu penyakit menular dan penyakit tidak menular. Penyakit menular adalah perpindahan penyakit dari orang yang sakit ke orang yang sehat. Sedangkan penyakit tidak menular adalah sebuah penyakit yang tidak mengalami proses pemindahan dari orang lain, namun menjadi penyebab kematian paling banyak bagi masyarakat.

Macam-Macam Penyakit Tidak Menular

Berikut ini adalah berbagai macam penyakit yang tergolong tidak menular, diantaranya adalah;

  1. Penyakit jantung
  2. Kanker
  3. Diabetes
  4. Penyakit paru kronik
  5. Stroke.

Cara Mencegah Penyakit Tidak Menular

Melihat bahaya yang ditimbulkan dari berbagai penyakit yang tidak menular tersebut, maka penting bagi kita untuk mengetahui cara pencegahan penyakit tidak menular, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak secara berlebihan
  2. Rutin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari
  3. Tidak merokok atau terpapar asap dan residu rokok
  4. Jaga berat badan ideal dan cegah obesitas
  5. Cek kesehatan secara teratur

Dengan menjalankan berbagai cara mencegah penyakit tidak menular tersebut, diharapkan mampu meminimalisir kemungkinan terserang penyakit yang akan mengganggu segala aktivitas kita.

Tetap terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit, agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dari petugas kesehatan.

Sumber: https://promkes.kemkes.go.id/mengenal-penyakit-tidak-menular-dan-pencegahannya

4 Gejala Umum Tubuh Mengalami Dehidrasi

8 Oct 2022 Edukasi

Kurangnya kadar air dalam tubuh dapat menjadi ancaman dehidrasi dan berbahaya bagi tubuh. Dehidrasi adalah kondisi dimana seseorang kehilangan lebih banyak cairan dalam tubuh daripada yang mereka terima.

Dehidrasi tidak hanya dapat dirasakan oleh orang dewasa, namun juga oleh bayi, anak-anak hingga orang tua. Pada kenyataannya, terdapat variasi gejala dehidrasi yang dialami, dan tergantung dari tingkat keparahannya sehingga banyak orang yang tidak menyadari bahwa tubuhnya telah mengalami dehidrasi.

Untuk itu, mengetahui gejala umum dehidrasi menjadi penting untuk diketahui untuk menghindari bahaya dehidrasi seperti merusak fungsi ginjal, meningkatkan risiko terkena batu ginjal, hingga menyebabkan kerusakan otot.

Gejala Dehidrasi yang Harus Diwaspadai

Berikut ini adalah 4 gejala umum seseorang mengalami dehidrasi, diantaranya adalah:

  1. Merasa Pusing
  2. Kelelahan/kurang energi
  3. Buang air kecil dengan intensitas jarang
  4. Merasa kering pada daerah mulut bibir dan mata.

Dengan mengetahui gejala dehidrasi diatas, diharapkan mampu meningkatkan kewaspadaan serta kesadaran terhadap diri sendiri untuk mau mencukupi kebutuhan cairan pada tubuh. Konsumsi air putih yang disarankan untuk orang dewasa adalah 2 liter per hari. Selain dari minuman, makanan juga dapat memberikan asupan cairan pada tubuh yaitu sekitar 20% yang dapat diperoleh dari buah dan sayur, misalnya bayam dan semangka yang mengandung 90% air. 

Tetap terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk menjaga kesehatan. Segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit yang timbul akibat dehidrasi, agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dan cepat oleh petugas kesehatan.

Sumber: https://promkes.kemkes.go.id/4-gejala-umum-tubuh-mengalami-dehidrasi

Mengenal Gejala TBC Pada Anak

8 Oct 2022 Edukasi

TBC atau Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang organ paru-paru. TBC tidak hanya dapat diderita oleh orang dewasa, namun juga anak-anak.  Penyakit ini terutama menyerang paru, namun juga bisa mengenai organ lain seperti selaput otak, usus, kelenjar getah bening, ginjal, tulang, dan kulit. TBC ditularkan lewat udara dari pasien TBC ke orang yang ada di sekitarnya, melalui percikan air ludah pasien saat batuk, bicara, atau bersin tanpa menutup mulut dan hidung atau tanpa menggunakan masker. Orang tua diharapkan dapat waspada dan mengetahui berbagai gejala yang muncul apabila anak mengalami TBC.

Secara umum, gejala TBC dapat tampak secara fisik seorang anak, seperti:

  1. Berat badan anak dengan gejala TBC Paru turun atau tidak naik dalam 2 bulan terakhir
  2. Demam lama lebih dari 2 minggu dan atau berulang tanpa sebab
  3. Suhu umumnya tidak tinggi
  4. Batuk lama lebih dari 2 minggu yang makin lama makin parah yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik
  5. Badan lemas/lesu sehingga tidak aktif bermain
  6. Munculnya benjolan di kelenjar daerah leher rahang bawah, ketiak dan selangkangan

Pengobatan TBC

Melakukan diagnosa TBC pada anak sedikit berbeda dengan orang dewasa. Pemeriksaan dahak pada dewasa biasanya dengan dahak namun bila pemeriksaan dahak pada anak   biasanya agak sulit dan jika hasilnya negatif ada akses tuberkulin atau foto toraks, pemeriksaan TB anak dilakukan penilaian dengan sistem pembobotan (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang.

TBC anak bisa disembuhkan dengan pengobatan TBC yang tepat. Jika obat tidak diminum dengan disiplin dan sampai tuntas, maka dapat beresiko menjadi TBC resistan atau kebal obat. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan TBC pada anak yaitu:

  • Vaksinasi BCG pada bayi yang baru lahir
  • Pemberian asupan gizi seimbang untuk menjaga imunitas anak
  • Cari sumber penularan, adakah orang yang sakit TBC tinggal serumah atau yang kontak erat dengan anak. Orang yang sakit TBC ini harus mendapat pengobatan TBC yang adekuat dan tuntas.
  • Pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT) kepada anak yang kontak serumah dengan pasien TBC aktif.
  • Upayakan menjaga lingkungan rumah/ tempat tinggal tetap bersih, tidak lembab dan pastikan sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah.

Informasi dan gambaran umum terkait TBC pada anak diatas, diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan kepada para orangtua untuk bisa lebih memperhatikan tumbuh kembang dan berbagai gejala yang muncul pada sang anak.

Tetap terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), bersegera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala TBC untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan secara tepat oleh petugas kesehatan.

Sumber: https://promkes.kemkes.go.id/mengenal-gejala-tbc-pada-anak

3 Tips Mencegah Obesitas Bagi Lansia

8 Oct 2022 Edukasi

Obesitas adalah suatu kondisi dimana tubuh mengalami penumpukan lemak yang berlebihan akibat adanya ketidak seimbangan asupan energi yang masuk (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama. Kondisi obesitas pada seseorang merupakan hal yang buruk bagi kesehatan. Orang dengan obesitas, dapat mudah terserang berbagai penyakit seperti penurunan tingkat kesuburan, berisiko terkena batu empedu, hingga serangan jantung koroner.

Tidak hanya bagi anak-anak maupun remaja, obesitas juga dapat menyerang para lanjut usia (lansia). Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat mencegah obesitas dan mengurangi resiko terserangnya Penyakit Tidak Menular (PTM).

Tips Mencegah Obesitas pada Lansia

Berikut ini adalah 3 Tips mencegah obesitas pada lansia (berumur lebih dari 60 Tahun), diantaranya adalah:

  1. Melakukan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan diri sendiri, seperti jalan kaki
  2. Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan mengandung sumber kalsium
  3. Membatasi konsumsi makan makanan yang mengandung tinggi gula, garam lemak dan tinggi natrium

Obesitas menjadi salah satu faktor penyebab penyakit pada seseorang. Dengan memperbaiki kualitas hidup khususnya bagi lansia, dapat mengurangi risiko terkena penyakit yang berbahaya bagi tubuh.

Tetap terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta bersegera dalam melakukan pemeriksaan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit, agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat.

Sumber: https://promkes.kemkes.go.id/3-tips-mencegah-obesitas-bagi-lansia

9 Penyakit Akibat Merokok

3 Jun 2022 Edukasi

Satu batang rokok mengandung berbagai bahan kimia yang berbahaya untuk kesehatan. Gas karbon monoksida, kandungan tar, gas oksidan, dan arsenik dalam tiap batang rokok meningkatkan risiko gangguan kesehatan pada tubuh. Sebaiknya, kurangi kebiasaan merokok karena beberapa penyakit dapat mengintai.

  1. Kanker

Merokok adalah salah satu penyebab utama terjadinya kanker paru yang sebagian besar bisa menyebabkan kematian. Semakin banyak atau lama Anda merokok, semakin besar pula risiko untuk terkena kanker paru.

Tak hanya menimbulkan kanker paru-paru, kebiasaan merokok juga terbukti dapat memicu kanker lain, seperti kanker mulut, kanker hidung, kanker lidah, dan kanker kerongkongan.

  1. Penyakit jantung koroner

Penyakit pada perokok ini juga tak kalah berbahaya dan patut diwaspadai. Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang terjadi ketika otot jantung rusak akibat kekurangan oksigen. Penyakit ini terjadi karena adanya sumbatan dan kerusakan di pembuluh darah jantung (aterosklerosis).

Selain karena kebiasaan merokok, risiko terjadinya penyakit jantung koroner juga dapat meningkat karena faktor lainnya, seperti obesitas, jumlah kolesterol jahat (LDL dan trigliserida) yang berlebihan, faktor turunan, dan kebiasaan jarang berolahraga.

  1. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

Bronkitis kronis, emfisema, atau kombinasi keduanya termasuk dalam penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Pada emfisema, dinding yang membatasi kantong udara di dalam paru-paru menjadi rusak dan mengakibatkan kantung udara (alveoli) menjadi lebih besar dan jumlahnya berkurang.

Hal ini dapat mengganggu proses pertukaran oksigen dan karbondioksida. Akibatnya, jumlah oksigen dalam tubuh penderita PPOK bisa menurun secara berkepanjangan. Jika tidak tertangani, kondisi ini bisa menimbulkan gangguan fungsi organ tubuh lainnya.

  1. Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit yang terjadi ketika jaringan paru-paru mengalami peradangan akibat infeksi. Pneumonia bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau pun jamur. Penyakit ini banyak menyerang perokok karena asap rokok dapat membuat jaringan paru sering meradang dan juga menurunkan imunitas tubuh.

  1. Sindrom gangguan pernapasan akut

Penyakit yang juga disebut dengan acute respiratory distress syndrome (ARDS) ini ditandai dengan gejala utama sesak napas. Penyakit ini terjadi karena adanya penumpukan cairan di alveoli atau kantung udara di paru-paru.

Penumpukan cairan di alveoli menyebabkan suplai oksigen pada aliran darah berkurang sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi secara semestinya. Jika tidak segera ditangani, penyakit yang mengintai para perokok ini dapat menyebabkan komplikasi seperti fibrosis paru. Bahkan bisa pula mengancam nyawa penderitanya.

  1. Stroke

Stroke juga termasuk salah satu penyakit pada perokok yang perlu diwaspadai. Berbagai riset menunjukkan bahwa perokok lama memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskular, termasuk stroke.

Ini diduga berkaitan dengan efek merokok yang dapat merusak pembuluh darah otak, sehingga mengurangi jumlah oksigen yang diperoleh organ tersebut.

Selain berbagai penyakit di atas, masih ada banyak penyakit yang bisa lebih berisiko terjadi pada perokok, di antaranya adalah:

  • Penyakit gigi dan gusi
  • Diabetes tipe 2
  • Penyakit ginjal
  • Gangguan kesuburan (infertilitas)
  • Gangguan mental, seperti gangguan cemas dan depresi

Pada ibu hamil yang merokok, ada banyak dampak buruk merokok yang mengintai, di antaranya kelahiran prematur, keguguran, dan komplikasi kehamilan, termasuk preeklamsia.

Tidak hanya pada ibu hamil,  kesehatan janin dalam kandungan juga bisa terganggu. Bayi yang lahir dari ibu perokok lebih berisiko untuk lahir dengan berat badan yang rendah dan bersiko tinggi untuk mengalami sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

  1. Gangguan Lambung

Dilansir dari Everyday Health, kebiasaan merokok dengan gangguan lambung berkaitan erat. Ada beberapa alasan yang menyebabkan perokok rentan alami gangguan lambung, seperti sphincter esofagus pada bagian bawah yang melemah akibat kandungan nikotin dan kebiasaan merokok dapat memproduksi asam lambung lebih banyak.

  1. Kanker Kulit

Merokok dapat tingkatkan risiko penuaan dini. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti psoriasis. Psoriasis umumnya disebabkan oleh adanya gangguan autoimun. Jika kamu merokok, maka risiko terkena psoriasis menjadi lebih tinggi.

  1. Tingkat Kesuburan

Kebiasaan merokok dan mengganggu tingkat kesuburan seseorang. Pada pria, kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko impotensi, mengurangi produksi sperma, dan kanker testis. Tidak hanya pada pria, kebiasaan merokok yang dilakukan wanita juga dapat sebabkan ketidaksuburan dan risiko kanker serviks. Kebiasaan merokok membuat sistem imun tubuh melemah dan mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV yang menjadi penyebab kanker serviks pada wanita.

Sumber: https://www.alodokter.com/penyakit-pada-perokok-yang-berbahaya-bagi-kesehatan https://www.halodoc.com/artikel/penyakit-ini-mengintai-perokok-aktif

Berbagai Dampak Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

27 May 2022 Edukasi

Asap rokok mengandung ribuan zat berbahaya, termasuk zat karsinogenik. Setiap rokok yang Anda hisap bisa meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, stroke, masalah kesuburan, dan gangguan pada paru-paru, misalnya PPOK dan kanker paru-paru.Kebiasaan merokok juga bisa merusak dan menyebabkan munculnya beragam masalah kulit. Efek ini tidak hanya bisa dialami oleh perokok aktif saja, tetapi orang yang tidak merokok namun terpapar asap rokok atau perokok pasif juga berisiko mengalami gangguan kesehatan pada kulit.

Setiap rokok yang Anda hisap bisa meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, stroke, masalah kesuburan, dan gangguan pada paru-paru, misalnya PPOK dan kanker paru-paru.

Di Indonesia, diperkirakan ada lebih dari 230.000 orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok setiap tahunnya.

Bahaya Merokok bagi Kesehatan

Kandungan zat kimia yang terdapat dalam rokok sangat berbahaya bagi kesehatan Anda dan orang-orang di sekitar Anda. Ada beberapa bahaya merokok bagi kesehatan, di antaranya:

  1. Meningkatkan risiko terjadinya penuaan dini

Merokok dapat menyempitkan pembuluh darah yang membuat kulit kekurangan oksigen dan nutrisi. Bahan kimia pada asap tembakau juga dapat menurunkan produksi kolagen, elastin, dan vitamin A di kulit. Inilah yang menyebabkan elastisitas kulit menurun dan membuatnya menjadi berkerut, kendur, serta tampak lebih tua.

  1. Menghambat penyembuhan luka

Penyempitan pembuluh darah akibat merokok dapat menghambat peredaran darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, jika ada luka, akan lebih sulit untuk sembuh. Bahkan, luka kecil akibat goresan pun membutuhkan waktu untuk pulih lebih lama. Selain itu, kemungkinan munculnya jaringan parut karena luka juga lebih tinggi.

  1. Memicu berbagai penyakit kulit

Penelitian telah membuktikan jika orang yang sering merokok berisiko lebih besar mengalami eksim atau hidradenitis suppurativa. Racun pada rokok juga berpotensi merusak sel-sel kulit yang kemudian bisa berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa, yaitu sejenis kanker kulit. Tidak hanya itu saja, merokok juga bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit autoimun pada kulit, seperti psoriasis atau penyakit Buerger.

  1. Melemahkan sistem imun

Asap rokok mengandung tar dan zat kimia lain yang bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh.Ketika sistem kekebalan tubuh melemah, bagian ini tidak bisa bekerja maksimal untuk melawan infeksi yang masuk.Hal ini membuat Anda lebih rentan terkena berbagai penyakit, bahkan yang ringan sekali pun.

Melemahnya sistem kekebalan tubuh juga membuat Anda menjadi lebih rentan terkena penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis atau rematik. Penyakit ini menyerang sendi di tulang tangan dan kaki. Jika tidak segera diobati, penyakit ini bisa menyebabkan keropos tulang dan kelainan bentuk sendi.

  1. Penyakit mulut dan tenggorokan

Bau mulut, gigi bernoda, dan penyakit gusi merupakan efek yang kerap timbul akibat merokok. Tak hanya itu, merokok juga bisa menimbulkan masalah serius lain, seperti kanker pada mulut, bibir, lidah, dan tenggorokan, termasuk kanker laring dan kanker nasofaring.

  1. Penuaan dini

Merokok dapat merusak kulit dan menyebabkan penuaan dini. Tanda-tanda penuaan dini, seperti kerutan di sekitar mata dan mulut, berisiko muncul lebih awal pada perokok aktif. Hal ini karena kurangnya asupan oksigen ke kulit, sehingga orang yang merokok akan terlihat lebih tua daripada orang yang tidak merokok.

  1. Masalah pada organ reproduksi

Merokok bisa mengganggu sistem reproduksi dan kesuburan. Pada pria, merokok bisa menyebabkan gangguan ereksi dan mengurangi produksi sperma.

Sementara pada wanita, merokok dapat mengurangi tingkat kesuburan. Selain itu, risiko terkena kanker serviks pun lebih tinggi karena rokok mengurangi kemampuan alami tubuh dalam melawan infeksi HPV.

  1. Gangguan psikologis

Selain penyakit fisik, merokok juga dapat menimbulkan gangguan psikologis, seperti gangguan cemas, susah tidur, dan depresi. Efek ini bisa terjadi karena otak sudah mengalami kerusakan karena sering terpapar zat beracun dari rokok atau karena berhenti merokok secara tiba-tiba.

Sumber: https://www.alodokter.com/segudang-bahaya-merokok-terhadap-tubuh https://hellosehat.com/hidup-sehat/berhenti-merokok/bahaya-merokok-pada-daya-tahan-tubuh/ https://www.alodokter.com/4-dampak-merokok-bagi-kesehatan-kulit

Hepatitis Pada Anak: Gejala, Penyebab dan Cara Pencegahan

20 May 2022 Edukasi

Hepatitis merupakan peradangan pada organ hati (liver). Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak usia 1 bulan hingga 16 tahun. Hepatitis, baik hepatitis pada anak maupun orang dewasa, dapat dibedakan menjadi hepatitis kronis dan hepatitis akut.

Penyebab Hepatitis pada Anak

Penyebab hepatitis pada anak pada dasarnya sama dengan penyebab hepatitis pada orang dewasa, yaitu:

Infeksi virus

Ada berbagai jenis hepatitis akibat infeksi virus, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Namun, hepatitis A merupakan jenis penyakit hepatitis yang paling umum terjadi pada anak-anak.

Melansir dari situs Stanford Children’s Health, ada beberapa virus penyebab hepatitis pada bayi dan anak yang harus diwaspadai, yakni meliputi.

  • Virus hepatitis. Ada 5 jenis utama virus hepatitis, di antaranya virus hepatitis A, B, C, D, dan E.
  • Cytomegalovirus. Virus ini adalah bagian dari keluarga virus herpes.
  • Virus Epstein-Barr.
  • Virus herpes simpleks.
  • Virus varicella zoster (cacar air). Komplikasi dari virus ini adalah hepatitis. Tapi ini sangat jarang terjadi pada anak-anak.
  • Enterovirus. Ini adalah sekelompok virus yang sering terlihat pada anak-anak. Mereka termasuk virus coxsackie dan echovirus.
  • Rubella.
  • Adenovirus.
  • Parvovirus.

Gejala Hepatitis pada Anak

Hepatitis pada anak tidak selalu menampakkan gejala. Namun, orang tua perlu waspada jika anak menunjukkan gejala hepatitis. Gejala biasanya muncul 2–4 minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh.

Berikut adalah berbagai gejala hepatitis pada anak:

  • Tidak nafsu makan
  • Demam
  • Nyeri perut, terutama pada area kanan atas
  • Tidak enak badan
  • Kulit dan bagian putih mata menguning (sakit kuning)
  • Urine berwarna gelap seperti teh
  • Kotoran atau feses berwarna pucat
  • Mual dan muntah
  • Perut terasa tidak nyaman dan bengkak

Untuk memastikan hepatitis pada anak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik disertai dengan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, USG perut, dan biopsi hati.

Penanganan Hepatitis pada Anak

Penanganan hepatitis pada anak akan disesuaikan dengan tingkat keparahan, gejala, usia, dan kondisi kesehatan anak secara umum. Tujuan utama penanganan ini adalah untuk menghentikan kerusakan hati dan meringankan keluhan yang dialami anak.

Beberapa pengobatan yang dapat diberikan oleh dokter meliputi pemberian obat untuk mengobati virus atau penyebab lain hepatitis pada anak dan obat untuk mengurangi demam atau gejala yang dirasakan. Selain itu, pastikan anak cukup istirahat serta mengonsumsi makanan yang bergizi, bersih, dan matang.

Perawatan di rumah sakit mungkin akan disarankan jika hepatitis yang diderita anak tergolong berat atau bila anak sampai memerlukan transplantasi hati.

Langkah Pencegahan Hepatitis pada Anak

Untuk mencegah hepatitis pada anak, orang tua diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dengan beberapa cara berikut:

  • Mengajari dan mengingatkan anak untuk mencuci tangan dengan air dan sabun
  • Memberikan makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga benar-benar matang
  • Menghindari berbagi penggunaan alat makan anak dengan orang lain
  • Menghindari kontak langsung anak dengan orang sakit
  • Memberikan makanan sehat dan bergizi seimbang kepada anak
  • Mendapatkan vaksinasi hepatitis untuk anak
  • Menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas

Jika Anda mendapati gejala hepatitis pada anak, jangan ragu untuk memeriksakan anak ke dokter agar penyebabnya dapat diketahui dan diberikan penanganan yang sesuai.

Sumber: https://www.alodokter.com/kenali-hepatitis-pada-anak-di-sini https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/pencernaan-anak/mencegah-hepatitis-pada-bayi/

1 21 22 23 24

Search

+