Apa Itu Hepatitis Akut? Kenali Gejalanya Sebelum Terlambat

13 May 2022 Edukasi

Hepatitis adalah kondisi peradangan pada hati atau liver. Salah satu jenis hepatitis yang marak ditemukan beberapa pekan ini adalah hepatitis akut.

Apa itu hepatitis akut?

Sama seperti hepatitis pada umumnya, hepatitis akut adalah liver yang mengalami radang atau inflamasi.

Hanya saja, penyakit ini terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dalam jangka waktu yang singkat.

Hepatitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Meski demikian, ada beberapa hal lain yang bisa menyebabkan peradangan pada hati, seperti:

  • infeksi bakteri,
  • kerusakan liver, dan
  • cedera pada bagian liver.

Seberapa umumkah hepatitis akut?

Hepatitis akut cukup umum ditemui dan menyerang lebih banyak pria dibanding dengan wanita. Kondisi ini dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa pun.

Belakangan ini, marak munculnya hepatitis akut pada anak di berbagai benua, seperti Eropa, Amerika, dan Asia.

Penyakit ini ditemukan pada bayi usia 1 bulan hingga anak 16 tahun. Hingga saat ini, penyebabnya belum diketahui secara pasti.

Oleh karena itu, WHO menyebut penyakit ini sebagai hepatitis akut yang belum diketahui etiologinya.

Gejala hepatitis akut

Waktu kemunculan gejala berkaitan dari berapa lama masa inkubasi virus yaitu saat virus belum aktif bereplikasi di dalam tubuh. Masing-masing virus penyebab hepatitis memiliki masa inkubasi yang berbeda-beda.

Pada sebagian penderita yang terinfeksi virus hepatitis A, B, dan C (HAV, HBV, HCV) bisa tidak menunjukkan gejala hepatitis sama sekali. Hal ini umumnya terjadi ketika infeksi masih berlangsung secara jangka pendek atau tahap akut (kurang dari 6 bulan).

Apabila terdapat gejala, gangguan kesehatan yang muncul juga bukanlah gejala yang khas dan spesifik sehingga masih sulit dibedakan dengan gejala penyakit lainnya.

Tak jarang, gejala hepatitis yang muncul umumnya mirip dengan gejala penyakit flu, yang meliputi:

  • merasa letih,
  • demam,
  • mual dan muntah, serta
  • kehilangan nafsu makan.

Gejala hepatitis kronis

Sementara itu, setidaknya 20 – 30 % orang yang terdiagnosis hepatitis akut juga bisa mengalami gangguan kesehatan yang lebih berat. Gejala yang paling terlihat seperti ikterus atau penyakit kuning juga bisa muncul.

Infeksi virus yang tidak memunculkan gejala memang tidak mengganggu, namun dapat berbahaya apabila infeksi akhirnya berkembang ke tahap kronis. Masalah kesehatan yang muncul bisa lebih berat, yang meliputi:

  • kelelahan,
  • mual atau muntah,
  • nyeri lambung,
  • nyeri sendi atau otot,
  • warna urine jadi gelap seperti teh,
  • feses berwarna putih seperti dempul,
  • warna kulit dan bagian putih mata menguning (penyakit kuning),
  • gatal pada kulit,
  • perubahan mental, seperti keadaan tidak sadar atau koma, serta
  • perdarahan dalam tubuh.

Untuk lebih jelasnya, sebaiknya Anda mengetahui karakteristik tanda-tanda dari masing-masing jenis penyakit hepatitis yang paling umum menyerang banyak orang dan konsultasikan ke dokter.

 Sumber: https://hellosehat.com/pencernaan/hati/kenali-gejala-hepatitis-sebelum-terlambat/

7 Tips Agar Kembali Produktif Setelah Libur Lebaran

Memang tidak mudah untuk kembali semangat bekerja setelah libur lebaran yang panjang. Namun ingat, menjaga keseimbangan antara kerja dan liburan penting. Bagaimanapun juga kamu harus bekerja kan agar kamu bisa pergi liburan lagi selanjutnya. Jadi, jangan sampai rasa malas mengalahkan kamu, coba cara kembalikan produktivitas bekerja setelah libur lebaran berikut ini:

  1. Istirahat Sebelum Mulai Hari Kerja

Sebaiknya penuhi kebutuhan istirahat jelang kembali untuk bekerja. Biasanya, saat libur Lebaran akan menghabiskan waktu seharian untuk jalan, berkunjung ke tempat keluarga atau ke tempat wisata. Ketika waktu masuk kerja hampir tiba, kamu perlu meluangkan waktu satu hari untuk istirahat biar fit saat kerja.

  1. Kembali Aktif Berolahraga

Jika liburan membuatmu mengabaikan jadwal olahraga, saatnya kembali aktif secara fisik. Tubuh yang bugar karena olahraga juga dapat mengembalikan produktivitas bekerja setelah liburan. Ini menjadi bagian penting dilakukan supaya tetap bisa fit dan tidak terhalang saat melakukan aktivitas.

  1. Jangan Begadang

Besok kembali bekerja? Jangan tidur terlalu malam atau bahkan begadang. Sebelumnya, libur lebaran tidak mewajibkan kamu untuk bangun pagi, jadi kamu bebas tidur kapan saja, bahkan begadang hanya untuk terus mengobrol bersama keluarga dan sanak saudara. Sekarang, ketika kamu harus kembali produktif, istirahat menjadi hal yang penting. Jangan begadang jika tidak perlu, atau kamu akan terbangun dengan tubuh lelah keesokan harinya.

  1. Berangkat Lebih Pagi

Awali hari pertama kembali bekerja dengan berangkat atau tiba di kantor lebih pagi, setidaknya 20 menit lebih awal. Tidak ada salahnya, karena kamu bisa menggunakan waktu ini untuk kembali beradaptasi dengan lingkungan kantor yang telah lama ditinggalkan ketika liburan.  Kamu bisa juga membuka kembali folder pekerjaan, mencari tahu sampai mana pekerjaan terakhirmu sebelum liburan.

  1. Buat Rencana Kerja

Cara kembalikan produktivitas setelah libur lebaran lainnya adalah dengan membuat rencana kerja. Hari pertama pekerjaan terasa menumpuk? Tidak lagi jika kamu membuat rencana kerja dengan mengonsep pada skala prioritas. Ini akan membuat pekerjaan kamu lebih terukur, dan tugas dapat selesai satu per satu tanpa terasa membebani karena tenggat waktu yang ketat dan beban kerja yang terasa sangat menumpuk.

  1. Mendengarkan Musik Favorit

Mendengarkan musik favorit bisa menjadi salah satu cara mengembalikan produktivitas kerja sehabis liburan. Mood bisa lebih positif sehingga bekerja jadi lebih semangat.  Jadi, tidak ada salahnya untuk memulai hari kerja dengan mendengarkan musik menyenangkan agar produktivitas kerja dapat kembali normal.

  1. Ciptakan Ruang Kerja yang Nyaman

Hari pertama masuk kerja, ada baiknya untuk membersihkan atau membereskan meja kerja yang selama ini ditinggal untuk berlibur. Meja kerja yang rapi akan memengaruhi produktivitas kerja seseorang.

 

Sumber: https://www.halodoc.com/artikel/7-tips-mengembalikan-produktivitas-bekerja-setelah-libur-lebaranhttps://www.halodoc.com/artikel/ini-6-cara-kembalikan-produktivitas-setelah-libur-lebaran

8 Tips Mudik Agar Aman dan Sehat Saat Lebaran

27 Apr 2022 Edukasi

Persiapan mudik Idul Fitri atau Lebaran dilakukan banyak orang jauh-jauh hari sebelum hari raya besar tiba. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang mengabaikannya hingga memaksakan diri untuk pulang kampung saat kondisi kesehatan sedang kurang bagus. Akibatnya, perjalanan yang ditempuh kurang nyaman hingga berakhir pada kecelakaan yang fatal.

Sebelum kemungkinan buruk tersebut terjadi, alangkah baiknya persiapkan diri sematang mungkin demi menyambut mudik sehat dengan rangkaian tip berikut ini.

1. Lengkapi Vaksinasi Covid-19

Vaksin Covid-19 menjadi salah satu syarat mudik 2022 yang harus ditaati. Pemudik diharuskan untuk melengkapi vaksin lengkap dan booster. Sebaiknya lakukan vaksinasi jauh-jauh hari sebelum mudik. Hal ini berguna untuk menghindari efek samping setelah vaksin. Untuk mendapatkan vaksin Anda bisa mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat.

2. Cek Kondisi Kendaraan

Apabila Anda mudik menggunakan mobil pribadi, maka pastikan untuk mengecek kondisi kendaraan yang akan digunakan untuk mudik. Hal ini diperlukan agar Anda dan keluarga aman selama perjalanan mudik ke kampung halaman.

3. Menjaga Kondisi Fisik

Kondisi fisik menjadi prioritas yang harus diperhatikan seseorang sebelum pulang kampung. Sayangnya, mereka yang terlalu sibuk sekolah atau bekerja kadang tak sempat menjaga kesehatan. Untuk mengatasi hal tersebut, usahakan konsumsi makanan sehat dengan penunjang seperti suplemen atau vitamin. Lalu, lakukan olahraga ringan secara teratur.

4. Istirahat Yang Cukup

Perubahan jam waktu tidur selama Ramadhan cukup mengacaukan porsi istirahat beberapa orang. Sebagian di antara mereka pun memilih begadang atau tidur berlebih yang akan mengganggu kondisi kesehatan. Jika tak mau mengalami masalah saat mudik, sebaiknya atur ulang porsi istirahat untuk mencegah rasa kantuk di perjalanan.

5. Lakukan Medical Check-Up

Diagnosis kesehatan sendiri sangat tidak dianjurkan dan membahayakan kondisi tubuh. Alangkah baiknya memeriksakan diri ke dokter langsung untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Jadi, bila ada gejala penyakit terdeteksi, dokter bisa langsung mengambil tindakan medis dan pasien dapat menerima pengobatan secepatnya.

6. Membawa Kotak P3K

Selalu bawa kotak P3K meski hasil medical check-up tidak mengindikasikan penyakit serius. Pasalnya, peluang gangguan kesehatan terjadi selama mudik tetap akan ada. Misalnya masuk angin, mabuk darat, atau cedera karena kecelakaan. Lengkapi kotak P3K yang dibawa dengan obat-obatan, balsem, kayu putih, perban, dan plester.

7. Membawa bekal Makanan dan Minuman

Tidak perlu yang berat, camilan sehat seperti kacang-kacangan dan potongan buah saja sudah cukup untuk mengganjal perut selama berada di perjalanan. Minuman seperti air mineral kemasan juga akan mencegah kemungkinan dehidrasi yang kerap menyerang pemudik. Konsumsi bekal 3-4 jam sekali untuk menjaga stamina tubuh.

8. Terapkan Protokol Kesehatan

Tips mudik aman saat pandemi selanjutnya yaitu pastikan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Jangan lupa kenakan masker sesuai standar, menjaga jarak, hindari kerumuman, rutin cuci tangan, bawa hand sanitizer, dan ketentuan lain yang berguna untuk mencegah penularan Covid-19 selama perjalanan mudik.

Sumber:

  1. https://promkes.kemkes.go.id/tips-persiapan-mudik-lebaran-supaya-tetap-sehat-di-perjalanan
  2. https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/626762b9ab9ab/tips-mudik-saat-pandemi-agar-tetap-sehat-dan-aman

5 Manfaat Puasa bagi Kesehatan

12 Apr 2022 Edukasi

Beragam Manfaat Puasa bagi Kesehatan

Berikut adalah beragam manfaat puasa bagi kesehatan yang bisa Anda peroleh:

  1. Menurunkan berat badan

Manfaat puasa yang sudah cukup banyak diketahui adalah untuk membantu menurunkan berat badan. Tak hanya itu, puasa juga baik untuk menjaga berat badan tetap ideal.

Penelitian menyebutkan bahwa puasa dapat meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga pembakaran kalori dan lemak di dalam tubuh ikut meningkat. Hal ini bisa membuat berat badan menurun. Dengan begitu, Anda juga akan terhindar dari risiko obesitas.

  1. Menjaga kesehatan jantung

Beberapa riset menunjukkan orang yang rutin berpuasa selama sekitar 1 bulan terlihat memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena penyakit jantung, kolestetrol tinggi, dan tekanan darah tinggi, dibandingkan orang yang tidak menjalani puasa.

Ini diduga karena orang yang berpuasa bisa mengatur pola makannya dengan lebih sehat. Selama berpuasa, beberapa orang biasanya akan merubah pola makan menjadi lebih sehat, termasuk dengan mengurangi makanan tinggi lemak. Selain itu ada juga yang mungkin rutin mengonsumsi teh. Teh diketahui mengandung flavonoid yang baik untuk kesehatan.

Mengonsumsi jenis makanan atau minuman yang mengandung flavonoid, seperti teh diyakini bisa mencegah naiknya kadar lemak darah (kolesterol), menurunkan risiko terjadinya diabetes, dan membantu melancarkan peredaran darah.

  1. Mengurangi risiko terkena diabetes

Salah satu manfaat lain berpuasa adalah menurunkan risiko diabetes. Hal ini berkaitan dengan efek puasa yang dapat merangsang perbaikan metabolisme tubuh dan meningkatkan kinerja insulin, yakni hormon yang mengatur kadar gula darah.

Tak hanya itu, ada juga riset yang menyebutkan bahwa puasa dapat membantu mencegah resistensi insulin dan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Hal ini bisa menurunkan risiko terjadinya penyakit diabetes pada orang yang berpuasa.

  1. Mengurangi risiko munculnya kanker

Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa puasa bermanfaat untuk mencegah pertumbuhan sel-sel kanker. Pasalnya, selama berpuasa, laju pembelahan sel dalam tubuh, termasuk sel-sel kanker, akan berkurang akibat terbatasnya asupan nutrisi.

Selain itu, metabolisme yang lebih baik juga diduga turut berperan dalam membuat sel kanker lebih susah tumbuh pada orang yang berpuasa. Meski demikian, manfaat puasa yang satu ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

Ingat, untuk mencegah kanker, Anda juga dianjurkan untuk menjalani gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, beristirahat yang cukup, rutin berolahraga, mengurangi stres, serta tidak merokok dan menjauhi minuman beralkohol.

  1. Menjaga kesehatan mental

Tidak hanya baik bagi kesehatan fisik, puasa juga bermanfaat bagi kesehatan mental.

Pasalnya, puasa dapat membantu menurunkan kadar hormon stres atau kortisol serta merangsang hormon endorfin yang baik untuk meredakan rasa cemas. Hal ini diduga berkaitan dengan efek puasa yang dapat memperbaiki metabolisme tubuh.

Tak hanya itu, puasa juga akan membuat seseorang merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta. Hal ini bisa membuat perasaan dan suasana batin menjadi lebih tenang, sehingga pikiran akan lebih jernih.

 

Sumber: https://www.alodokter.com/manfaat-puasa-bagi-kesehatan

Pencegahan Stunting Sejak Dini

14 Mar 2022 Edukasi

Masalah stunting adalah salah satu isu penting dalam dunia kesehatan anak-anak yang masih menjadi perhatian besar, khususnya anak-anak di negara terbelakang dan negara berkembang.

APA ITU STUNTING?

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO (World Health Organization).

PENYEBAB STUNTING YANG HARUS DIWASPADAI 

Stunting menurut WHO (World Health Organization) disebabkan oleh kekurangan nutrisi pada bayi dalam waktu lama, kurang ASI, infeksi berulang, atau penyakit kronis yang menyebabkan masalah penyerapan nutrisi dari makanan. Faktor resiko stunting juga akibat pola asuh yang tidak memadai dari sejak bayi di dalam kandungan, di mana ibu hamil mungkin memiliki masalah kesehatan atau tidak memenuhi nutrisi janin selama kehamilan.

Pelajari lebih banyak tentang penyebab masalah stunting berikut ini:

  1. Kekurangan gizi pada ibu hamil
  2. Infeksi atau penyakit menular
  3. Kurang gizi
  4. Pola pengasuhan yang tidak memadai
  5. Faktor lingkungan

CARA MENCEGAH STUNTING PADA ANAK

1. Penuhi Kebutuhan Gizi dan Nutrisi Selama Masa Kehamilan

Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi kebutuhan gizi selama kehamilan. Lembaga Kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter dan sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

2. Beri ASI Eksklusif Sampai Bayi Berusia 6 Bulan

Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan system kekebalan tubuh bayi.

3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI Sehat

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi makro dan mikro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrsi kepada makanan. Namun sebaiknya seorang ibu harus berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut.

4. Mengatasi Anak yang Susah Makan

Memberikan variasi makanan yang sehat dan beragam, melengkapi kebutuhan gizi seimbang, termasuk sepertiga buah dan sayuran, sepertiga karbohidrat seperti nasi, dan sepertiga protein seperti daging, ikan, atau sumber protein vegetarian lainnya. Dan konsumsi minuman sehat seperti susu, teh buatan rumah, jus sayur dan buah, infused water, yoghurt, dan lainnya.

5. Terus Memantau Tumbuh Kembang Anak

Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama tinggi dan berat badan anak. Bawa si kecil anda secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

 

Daftar Pustaka:

Nestle Health Science (2021). Masalah Stunting Pada Anak: Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya. Artikel Ilmiah Nestle Health Science, URL https://www.nestlehealthscience.co.id/artikel/masalah-stunting-pada-anak#:~:text=Stunting%20adalah%20kondisi%20serius%20pada,dan%20berlangsung%20dalam%20waktu%20lama  [diakses pada tanggal 4 Maret 2022 pukul 13.45]

Khairani, SKM, MKM. (2020). Situasi Stunting di Indonesia: Pemantauan Pertumbuhan Untuk Pencegahan Stunting, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Indonesia, Buletin Stunting (2020): hal 06

Pencegahan Stunting Pada Anak

14 Mar 2022 Edukasi

Masalah stunting adalah salah satu isu penting dalam dunia kesehatan anak-anak yang masih menjadi perhatian besar, khususnya anak-anak di negara terbelakang dan negara berkembang.

APA ITU STUNTING?

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO (World Health Organization).

PENYEBAB STUNTING YANG HARUS DIWASPADAI 

Stunting menurut WHO (World Health Organization) disebabkan oleh kekurangan nutrisi pada bayi dalam waktu lama, kurang ASI, infeksi berulang, atau penyakit kronis yang menyebabkan masalah penyerapan nutrisi dari makanan. Faktor risiko stunting juga akibat pola asuh yang tidak memadai dari sejak bayi di dalam kandungan, di mana ibu hamil mungkin memiliki masalah kesehatan atau tidak memenuhi nutrisi janin selama kehamilan.

Pelajari lebih banyak tentang penyebab masalah stunting berikut ini:

  1. Kekurangan gizi pada ibu hamil
  2. Infeksi atau penyakit menular
  3. Kurang gizi
  4. Pola pengasuhan yang tidak memadai
  5. Faktor lingkungan

CARA MENCEGAH STUNTING PADA ANAK

1. Penuhi Kebutuhan Gizi dan Nutrisi Selama Masa Kehamilan

Tindakan yang relative ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi kebutuhan gizi selama kehamilan. Lembaga Kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter dan sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

2. Beri ASI Eksklusif Sampai Bayi Berusia 6 Bulan

Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan system kekebalan tubuh bayi.

3. Damping ASI Eksklusi dengan MPASI Sehat

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi makro dan mikro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun merekomnedasikan fortifikasi atau penambahan nutrsi kepada makanan. Namun sebaiknya seorang ibu harus berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut.

4. Mengatasi Anak yang Susah Makan

Memberikan variasi makanan yang sehat dan beragam, melengkapi kebutuhan gizi seimbang, termasuk sepertiga buah dan sayuran, sepertiga karbohidrat seperti nasi, dan sepertiga protein seperti daging, ikan, atau sumber protein vegetarian lainnya. Dan konsumsi minuman sehat seperti susu, teh buatan rumah, jus sayur dan buah, infused water, yoghurt, dan lainnya.

5. Terus Memantau Tumbuh Kembang Anak

Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama tinggi dan berat badan anak. Bawa si bayi anda secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

 

Daftar Pustaka:

Nestle Health Science (2021). Masalah Stunting Pada Anak: Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya. Artikel Ilmiah Nestle Health Science, URL https://www.nestlehealthscience.co.id/artikel/masalah-stunting-pada-anak#:~:text=Stunting%20adalah%20kondisi%20serius%20pada,dan%20berlangsung%20dalam%20waktu%20lama  [diakses pada tanggal 4 Maret 2022 pukul 13.45]

Khairani, SKM, MKM. (2020). Situasi Stunting di Indonesia: Pemantauan Pertumbuhan Untuk Pencegahan Stunting, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Indonesia, Buletin Stunting (2020): hal 06

Gizi Selama Puasa di Era Pandemi COVID-19

13 Jan 2022 Edukasi

Haloo Sobat Sehat
Selama berpuasa, kita juga harus tetap memperhatikan asupan gizi kita agar tetap sehat menjalankan puasa.

Yuk, ikuti Kuliah WhatsApp yang diselenggarakan oleh Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit Khusus Paru Karawang dengan tema “Gizi Selama Puasa di Era Pandemi Covid-19” dengan pemateri Ayu Wardani, A.Md.Gz yang merupakan ahli gizi di Rumah Sakit Khusus Paru

Catat tanggalnya yaa
Jum’at, 23 April 2021 09.00 WIB

Untuk pendaftaran silakan klik link berikut ini
https://forms.gle/ife3xpWYoe3XaweR6 

Pakai Masker

13 Jan 2022 Edukasi

Ayo Pakai Masker

Masker saat ini menjadi barang yang sangat dibutuhkan ketika melakukan aktivitas di luar rumah.

Penggunaannya pun menjadi kewajiban untuk menekan penyebaran virus corona alias Covid-19.

Namun saat menggunakan masker, kita tidak bisa membaca ekspresi lawan bicara seperti biasanya. Dengan begitu kita tak bisa memahami keadaan dan pikiran orang tersebut apakah mereka benar-benar senang atau sedih.

Profesor Emerita Ilmu Psikologi dan Otak di University of Massachusetts Amherst, Susan Krauss Whitbourne mengatakan, meskipun kehilangnya informasi wajah dalam berinteraksi, ada manfaat psikologis tersembunyi dari masker seperti berikut ini:

1. Orang lain tidak dapat membaca dengan jelas emosi Anda

Dengan menggunakan masker, Anda bisa menutupi ketidaksukaan, ketidaksetujuan, atau jenis emosi lain yang buruk dan biasa ditampilkan melalui mimik wajah.

“Tentu saja, Anda harus menjaga wajah di sepertiga bagian atas otot wajah, terutama mata,” ujar Krauss dilansir dari Psychology Today, Selasa (23/6/2020).

2. Anda tidak dapat membaca emosi orang lain juga

Memang benar bahwa membaca emosi adalah bagian tak terpisahkan dari komunikasi antarpribadi, tetapi jika Anda terlalu sensitif untuk dikritik oleh orang lain, masker wajah dapat menutupi ekspresi mereka yang mengkritik. Dengan begitu, emosi anda lebih terkontrol.

3. Meminimalisir pengeluaran dan waktu untuk perawatan wajah

Wanita tidak perlu lagi membeli lipstik atau bahkan riasan wajah (selain untuk mata) ketika memakai masker. Sebagian wajah pun terhindar dari debu dan polusi yang bisa menimbulkan jerawat.

4. Masker untuk mode

Belakangan masker bukan hanya berfungsi sebagai alat pelindung diri namun juga untuk bergaya. Banyak mereka yang berkreasi untuk menciptakan masker dengan warna yang cerah, gambar, hingga payet untuk menunjukkan nuansa glamor.

5. Masker wajah dapat membuat pernyataan publik

Mengenakan masker menunjukkan bahwa Anda peduli dengan orang lain. Seperti yang sering dinyatakan oleh pakar kesehatan masyarakat, bahkan jika Anda sendiri tidak khawatir tertular virus itu, pemakaian masker wajah menunjukkan bahwa Anda mengkhawatirkan kesehatan orang lain dan meminimalisir pandemi Covid-19.

Himbauan Pemakaian Masker (Sosialisasi)

13 Jan 2022 Edukasi

Dalam rangka Kewaspadaan COVID-19
Bagi Pasien, Penunggu dan Karyawan
RS KHUSUS PARU KARAWANG DIHARAP MENGGUNAKAN MASKER Saat berada di kawasan rumah sakit. Berlaku efektif
mulai 28 Maret 2020 sampai dengan batas waktu
yang belum ditentukan.

Penyebaran virus Corona Covid-19 sampai saat ini masih menjadi masalah di seluruh dunia. Beragam upaya terus dilakukan untuk mencegah penyebarannya. Salah satunya adalah dengan menggunakan masker.

Seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan, ada beberapa kemungkinan penularan virus melalui udara yang kini telah menginfeksi lebih dari 1 juta orang dan membunuh 50.000 orang di seluruh dunia sejak muncul di China pada Desember 2019 lalu.

Tetapi pendorong utama pandemi itu masih diyakini datang dari orang sakit dengan gejala batuk dan bersin, serta mencemari permukaan atau orang lain.

“Kita harus memprioritaskan masker respirator bedah medis untuk pekerja garis depan kita. Tetapi gagasan untuk menggunakan penutup pernapasan atau penutup mulut untuk mencegah batuk atau bersin yang memungkinkan penyebaran penyakit ke lingkungan dan terhadap orang lain … bukanlah ide yang buruk,” kata Dr. Mike Ryan, pakar darurat darurat WHO pada konferensi pers, dilansir dari Channel News Asia, Sabtu, 4 April 2020.

Dengan adanya kebijakan baru dari WHO tersebut, Indonesia pun saat ini mendorong agar seluruh masyarakat menggunakan masker apabila berkegiatan di luar.

“WHO di awal menyampaikan bahwa yang pakai masker hanya yang sakit, (orang) sehat enggak. Tapi sekarang enggak, semua yang keluar rumah harus pakai masker,” ujar Presiden Joko Widodo atau Jokowi, saat memimpin rapat terbatas melalui video conference, Senin (6/4/2020)

1 22 23 24

Search

+