Kenali Gejala dan Penyebab Gondongan

Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi biasanya menyerang kelenjar parotis (kelenjar yang memproduksi air liur) sehingga memicu pembengkakan. Gejala umum saat seseorang mengalami gondongan adalah pembengkakan pada pipi dan rahang. Kelenjar parotis, yang terletak di bawah telinga, berfungsi untuk memproduksi air liur. Gondongan terjadi ketika kelenjar parotis mengalami peradangan akibat infeksi virus dari golongan paramyxovirus. Virus tersebut dapat dengan mudah menyebar ke orang lain melalui percikan ludah atau air liur yang keluar mulut atau hidung. Penyakit ini perlu diatasi dengan baik karena dapat memicu komplikasi pada pengidapnya, seperti penyebaran infeksi virus pada otak hingga kehilangan pendengaran. Untuk itu, penting mengetahui pencegahan atau pengobatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko gondongan.

 

Penyebab Gondongan

Gondongan disebabkan oleh infeksi virus dari golongan paramyxovirus. Virus ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia kemudian akan menetap, berkembang biak, dan menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada kelenjar parotis.

Penyebaran virus ini bisa dengan mudah terjadi saat :

  1. Menghirup percikan lendir saat penderita batuk, bersin, dan berbicara.
  2. Melakukan kontak langsung dengan penderita, misalnya berciuman.
  3. Menyentuh benda-benda yang ada di sekitar penderita, lalu menyentuh hidung dan mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
  4. Berbagi alat makan dan minum dengan penderita.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gondongan, yaitu :

  1. Belum mendapat vaksin MMR untuk mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubella.
  2. Berusia 2-12 tahun.
  3. Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya akibat menderita HIV/AIDS, menggunakan obat kortikosteroid dalam jangka panjang, atau sedang dalam pengobatan kemoterapi.
  4.  Tinggal atau bepergian ke daerah yang memiliki banyak kasus gondongan.

 

Gejala Gondongan

Gejala gondongan biasanya baru akan muncul 12-25 hari setelah terinfeksi virus. Gondongan ditandai dengan pembengkakan kelenjar parotis dan gejala penyakit infeksi.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang akan timbul saat terjadi gondongan :

  1. Pipi bengkak, bisa hanya satu sisi atau kedua sisi, akibat pembengkakan kelenjar parotis.
  2. Nyeri saat mengunyah atau menelan makanan.
  3. Demam hingga 39°C.
  4. Mulut kering
  5. Sakit kepala
  6. Nyeri sendi
  7. Nyeri perut
  8. Mudah lelah
  9. Hilang nafsu makan.

Meski demikian, pada beberapa penderita, gejala gondongan dapat lebih ringan atau menyerupai gejala pilek. Beberapa penderita bahkan tidak mengalami gejala apa pun.

Segera Ke Dokter

Pemeriksaan ke dokter perlu segera dilakukan jika Anda atau anak Anda mengalami gejala yang lebih serius, seperti :

  1. Sakit kepala hebat.
  2. Kesadaran menurun atau pingsan.
  3. Kejang

 

Pemeriksaan Gondongan

Dokter akan melakukan pemeriksaan pada pipi atau leher pasien yang membengkak, serta melihat kondisi tenggorokan dan tonsil (amandel) pasien.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa :

1.      Tes swab pada pipi bagian dalam (buccal swab), untuk mendeteksi jenis mikroorganisme yang menyebabkan gondongan.

2.      Tes darah, untuk mendeteksi infeksi virus dalam darah.

3.      Tes urine, untuk mengonfirmasi dan mendeteksi penyebaran infeksi ke saluran kemih.

 

Penanganan Gondongan

Jika sistem imun penderita baik, gondongan dapat pulih dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan keluhan dan gejala yang muncul saat menderita gondongan adalah :

  1. Mencukupkan waktu tidur dan istirahat.
  2. Memperbanyak minum air putih.
  3. Mengompres area yang bengkak dengan air hangat atau air dingin guna meredakan rasa sakit.
  4. Mengonsumsi makanan lunak agar tidak perlu mengunyah terlalu banyak.
  5. Mengonsumsi pereda demam dan nyeri, seperti ibuprofen dan paracetamol.

Pencegahan Gondongan

Penyakit gondongan bisa dicegah dengan memberikan imunisasi MMR (measles, mumps, rubella) pada anak-anak. Vaksin MMR berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit campak, gondongan, dan rubella.

Vaksin ini perlu diberikan pada anak sebanyak dua kali, yaitu saat anak berusia 18 bulan dan saat anak berusia 5-7 tahun. Namun, jika imunisasi pertama belum sempat dilakukan saat usia 18 bulan, vaksin pertama masih dapat diberikan hingga anak berusia 3 tahun.

Jika belum pernah dilakukan pada masa kanak-kanak, vaksin MMR masih dapat diberikan pada usia dewasa. Pemberian vaksin MMR untuk dewasa disarankan bagi orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus penyebab gondongan.

Selain itu, pencegahan gondongan juga bisa dilakukan dengan cara berikut :

  1. Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
  2. Tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita.
  3. Menerapkan etika batuk, seperti menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk dan bersin.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/kenali-gejala-dan-penyebab-gondongan

Bahaya Konsumsi Gula Berlebihan: Dampak dan Cara Mencegahnya

Akhir-akhir ini Indonesia dikejutkan dengan meningkatnya kasus cuci darah akibat kerusakan ginjal pada usia muda. Konsumsi gula yang berlebihan dituding sebagai salah satu pemicu meningkatnya kasus gagal ginjal ini di kalangan orang-orang muda. 

Karena menganggap kondisi kesehatan masih prima, banyak orang muda yang mengabaikan bahaya mengonsumsi gula berlebihan. Namun, ternyata godaan sensasi rasa manis tersebut dapat memicu peningkatan masalah kesehatan yang serius.

Konsumsi Minuman Bergula: Ancaman Tersembunyi

Maraknya gerai minuman kekinian yang menawarkan berbagai variasi rasa dan bentuk yang menarik, membuat konsumsi minuman manis semakin meningkat. Apalagi banyak diantara produk minuman manis ini juga tersedia dalam bentuk kemasan yang harganya terjangkau.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein Rondonuwu menyebut Indonesia sebagai negara dengan konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) tertinggi di Asia Pasifik. Padahal, minuman dalam kemasan ini rata-rata mengandung 22,8 gr gula per 250 ml, yaitu sekitar 45,6% dari batas konsumsi gula yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI. 

Data dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 juga menunjukkan sebanyak 47,5% warga Indonesia berusia 3 tahun ke atas, mengkonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali dalam sehari. Kemudian 43,3% lainnya mengkonsumsinya 1-6 kali dalam satu minggu.

Waspadai ancaman tersembunyi di balik berbagai jenis minuman yang cukup digemari masyarakat ini, karena kandungan gulanya yang tinggi, antara lain:

1. Soda

Minuman bersoda memiliki kandungan gula yang paling tinggi, dimana kadar gula dalam satu kaleng minuman setara dengan 9 sendok teh gula atau lebih.

2. Minuman Berenergi

Minuman ini seringkali dikaitkan dengan gaya hidup sehat, terutama bagi orang-orang yang gemar berolahraga. Namun ternyata, minuman ini seringkali ditambahkan pemanis buatan untuk memperkaya rasanya, sehingga memiliki kandungan gula yang cukup tinggi.

3. Jus Buah dalam Kemasan

Minuman ini juga seringkali dipersepsikan sebagai minuman sehat yang mengandung berbagai vitamin dan antioksidan. Namun, tak seperti jus buah asli, minuman ini seringkali juga ditambahkan pemanis buatan untuk memperkaya rasanya, sehingga tinggi kadar gulanya.

4. Minuman Teh dan Kopi Kekinian

Sekarang ini, sangat mudah menemukan minuman teh dan kopi yang ditambahkan berbagai bahan untuk memperkaya rasanya, seperti krim, sirup, jelly atau boba, membuat kadar gulanya naik cukup tinggi.

Orang yang kecanduan minuman manis ini lambat laun akan menumpuk gula darah berlebih dalam tubuhnya. Kenali ciri-ciri berikut ini, yang mungkin menjadi indikasi kelebihan gula dalam tubuh Anda:

  • Mudah merasa lelah dan lapar.
  • Penglihatan mata kabur.
  • Gerakan tubuh lebih lambat.
  • Muncul keinginan untuk selalu mengonsumsi makanan manis.
  • Luka susah sembuh.

Dampak Kesehatan dari Konsumsi Gula Berlebihan

Konsumsi gula sebenarnya sudah didapatkan dari makanan sehari-hari, terutama karbohidrat. Fungsinya adalah memberi energi dan kalori bagi tubuh dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Menurut Kementerian Kesehatan RI, batas konsumsi gula yang disarankan bagi setiap orang adalah 10% dari total energi (200 kkal), atau sebanyak 50 gram atau 4 sendok makan per hari.

Kelebihan gula yang dikonsumsi akan disimpan dalam tubuh sebagai cadangan kalori, yang jika tidak digunakan lama kelamaan akan menumpuk menjadi lemak. Inilah yang akan memicu timbulnya berbagai masalah kesehatan. Apa saja bahaya dari konsumsi gula yang berlebihan? Berikut adalah dampak kesehatan yang ditimbulkannya:

1. Obesitas

Penumpukan lemak dalam tubuh lama kelamaan akan memicu kenaikan berat badan. Kandungan gula berlebih juga dapat menghambat otak dalam mengenali rasa kenyang dan saatnya berhenti makan, sehingga tubuh mudah merasa lapar dan makan berlebihan. Hal inilah yang akhirnya mengakibatkan obesitas atau berat badan berlebih.

2. Penyakit Jantung 

Kelebihan berat badan membuat orang berisiko tinggi terserang penyakit jantung koroner. Kadar gula tambahan juga dapat meningkatkan tekanan darah dan trigliserida, serta menyebabkan peradangan kronis, yang meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.

3. Diabetes Melitus

Peningkatan kadar gula dalam darah dapat merusak fungsi insulin dan meningkatkan resistensi insulin. Jika terjadi terus menerus, hal ini akan membuat orang akhirnya menderita Diabetes Melitus tipe 2.

4. Gigi Berlubang

Sisa karbohidrat dan makanan manis dalam mulut akan dicerna oleh bakteri menjadi asam, yang dapat mengikis lapisan enamel gigi dan menyebabkan karies atau gigi berlubang.

5. Penyakit Lemak Hati (NAFLD)

Gula yang masuk ke dalam darah akan dipecah menjadi fruktosa dan glukosa. Glukosa dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi, sedangkan fruktosa sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan oleh tubuh. Asupan fruktosa yang berlebih akan membebani hati dan memicu penumpukan lemak pada hati, yang dapat menyebabkan kerusakan hati serius dan berkembang menjadi non alcoholic fatty liver disease (NAFLD) atau penyakit hati berlemak.

6. Kerusakan pada Kulit 

Kelebihan gula dapat menyebabkan kulit cepat menua. Molekul gula yang banyak itu akan menempel pada protein di kulit, dan mengakibatkan kulit kehilangan kekenyalan dan elastisitasnya. 

7. Penyakit Kanker

Konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan potensi peradangan dan kelebihan berat badan, sehingga meningkatkan risiko terkena berbagai jenis kanker, seperti kanker payudara, kanker usus dan kanker pankreas.

8. Kerusakan pada Ginjal

Kadar gula tinggi dalam darah atau diabetes melitus, yang berlangsung cukup lama, dapat mempengaruhi fungsi ginjal dalam mengeluarkan racun dan cairan berlebih dari dalam tubuh. Kondisi ini lambat laun akan merusak sistem penyaringan dalam ginjal, hingga akhirnya kerusakan pada ginjal dan gagal ginjal. Inilah yang menyebabkan semakin banyaknya orang yang melakukan cuci darah di usia muda karena ginjalnya gagal berfungsi menyaring kotoran dan racun dalam darah.

Cara Mencegah Konsumsi Gula Berlebihan

Setelah mengetahui batas asupan gula yang dapat dikonsumsi setiap hari serta bahaya konsumsi gula berlebihan terhadap kesehatan, mulailah untuk mengurangi konsumsi gula dengan cara-cara berikut ini:

1. Baca Label Makanan

Perhatikan label informasi nilai gizi pada produk makanan dan minuman yang akan Anda konsumsi, terutama saran penyajian dan angka kecukupan gizi (AKG) yang merupakan informasi tentang kontribusi suatu produk terhadap kebutuhan gizi dalam sehari. Contohnya, kandungan gula sebanyak 13 gr menunjukkan kadar gula dalam satu kali penyajian. 

Membaca label informasi nilai gizi akan membuat Anda tahu kandungan gula yang ada dalam makanan minuman tersebut, terutama gula tambahan. Seringkali gula tambahan ini ditulis dalam berbagai istilah, seperti gula tebu, gula sirup, fruktosa, sukrosa atau istilah lainnya yang artinya sama saja. Semua informasi ini akan membantu Anda menentukan pilihan yang lebih sehat.

2. Pilih Makanan Minuman dengan Pemanis Alami

Saat Anda membeli makanan dan minuman, pilihlah produk yang tidak memiliki pemanis tambahan. Contoh makanan dengan pemanis alami, antara lain oatmeal, susu kedelai, atau buah.

3. Kombinasikan Gula dengan Sumber Makanan Lain

Saat Anda mengkonsumsi gula berlebih, kandungan gula dalam darah akan naik, kemudian turun kembali dengan cepat, sehingga Anda akan mudah merasa lapar kembali. Untuk mencegahnya, kombinasikan gula dengan protein, serat dan lemak sehat untuk memperlambat metabolisme gula darah dalam tubuh, sehingga Anda akan merasa kenyang lebih lama. Contohnya, memadukan sereal atau oatmeal dengan susu, telur dan buah.

4. Membiasakan Pola Makan Rendah Gula

Masukkan pola makan rendah gula ke dalam diet sehari-hari. Kurangi konsumsi karbohidrat, karena karbohidrat juga mengandung gula. Perbanyak konsumsi serat dan protein, seperti buah, sayur dan susu rendah lemak.

BACA: Cara Mengurangi Asupan Gula Setiap Hari

Selain pola makan sehat, aktivitas fisik secara teratur serta kebiasaan hidup sehat juga membantu mencegah gula darah berlebih dalam tubuh. Meski demikian, semua upaya untuk mencegah asupan gula berlebih ini harus dimulai dari kita sendiri. Agar kita dapat menjalani hidup dengan tenang dan nyaman hingga ke masa akan datang.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/bahaya-konsumsi-gula-berlebihan

Kesehatan Jiwa: Masalah Yang Sering Disepelekan Dan Dianggap Tidak Penting

Seorang penyair dari Aquino bernama Decimus Iunius Juvenalis pada abad kedua Masehi mempopulerkan sebuah ungkapan atau frasa mens sana in corpore sano yang dimaknai sebagai di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Frase tersebut terus berkembang dalam dunia olahraga, agar seorang anak memahami betapa pentingnya berolahraga dalam menjaga kondisi tubuh, baik fisik (badan) maupun psikis (jiwa). Frase tersebut seakan menyiratkan bahwa tubuh yang sehat akan membuat jiwa seseorang menjadi sehat.

Berdasarkan pandangan tersebut, kesehatan jiwa sering kali dianggap sebagai sesuatu yang kurang penting dibandingkan dengan kesehatan fisik, karena adanya anggapan jika badan sehat, maka jiwa akan ikut sehat. Padahal, kesehatan jiwa memiliki peran yang sangat krusial dalam kualitas hidup seseorang. Berapa banyak orang yang tubuhnya sehat, namun perilakunya cenderung menyimpang, mudah cemas, depresi dan bahkan sebagian melakukan bunuh diri. Sayangnya, masih banyak orang yang enggan atau takut untuk berbicara tentang masalah kesehatan jiwa, sehingga masalah tersebut seringkali terabaikan. Dampaknya, penyakit yang diderita seseorang sulit untuk diatasi, terlebih untuk disembuhkan. Orang yang ingin berkonsultasi ke psikolog atau psikiater karena masalah depresi atau kecemasan di dalam dirinya, sering kali distigma sebagai orang yang mengalami gangguan jiwa bahkan gila.

Pandangan tersebut tentunya sangat berbeda dengan kondisi di era mileneal. Berdasarkan penelitian pada beberapa tahun terakhir, ditemukan kaitan yang erat antara kesehatan jiwa dengan kesehatan tubuh/fisik seseoarang. Bahkan beberapa hasil penelitan menyebutkan adanya pengaruh kesehatan jiwa terutama depresi dan kecemasan terhadap penyakit kronis, seperti gagal ginjal, gagal jantung, kanker, diabetes melitus, hipertensi, tuberculosis, tukak lambung dan lain-lain. Artinya, jika jiwa seseorang sehat, maka penyakit fisik seseorang akan lebih mudah disembuhkan.

Mengapa Kesehatan Jiwa Sering Terabaikan?

Masyarakat sering kali masih menempelkan stigma negatif dan diskriminasi terhadap orang yang mengalami masalah kejiwaan dan atau gangguan jiwa. Hal ini membuat banyak orang merasa malu atau takut untuk mencari bantuan. Bahkan untuk melakukan skrining kesehatan jiwapun, seseorang sering kali dihantui perasaan takut dikatakan mengalami gangguan jiwa.

Masalah lainnya adalah masih banyak orang yang kurang memahami tentang gangguan jiwa. Mereka acap kali menganggap gangguan jiwa sebagai kelemahan atau tanda kepribadian yang buruk. Berkonsultasi terkait masalah kesehatan jiwa juga dianggap tabu.

Akses terhadap layanan kesehatan jiwa juga masih terbatas, terutama di daerah-daerah terpencil. Psikolog dan atau dokter spesialis jiwa hanya ada di perkotaan. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap upaya seseorang menyelesaikan masalah kejiwaannya.

Kesehatan fisik juga dianggap lebih penting dan mendesak dibandingkan dengan kesehatan jiwa. Hal tersebut dipengaruhi oleh pandangan terkait dengan di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.

Dampak dari Pengabaian Kesehatan Jiwa

Pengabaian terhadap kesehatan jiwa dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Beberapa dampak tersebut antara lain:

  • Peningkatan risiko bunuh diri dikarenakan gangguan jiwa yang tidak tertangani.
  • Penurunan kualitas hidup disebabkan oleh gangguan jiwa yang mengganggu kemampuan seseorang untuk bekerja, belajar, dan bersosialisasi.
  • Peningkatan risiko penyakit fisik, seperti penyakit jantung, diabetes melitus, gagal ginjal dan gangguan pencernaan.
  • Beban ekonomi dikarenakan penanganan dan pengobatan gangguan jiwa yang terlambat, sehingga membuat seseorang tidak mampu belajar dan bekerja dengan baik yang berdampak pada tidak adanya pemasukan.
  • Dampak pada keluarga dan masyarakat akibat gangguan jiwa yang tidak tertangani dan dapat menyebabkan masalah sosial.

Bagaimana Kesehatan Jiwa Mempengaruhi Penyakit Fisik dan Pengaruh Timbal Baliknya?

Kesehatan jiwa dan kesehatan fisik mempunyai hubungan dua arah dan saling mempengaruhi. Ketika seseorang mengalami masalah kejiwaan seperti depresi, kecemasan, atau stres kronis, tubuh akan merespons dengan cara yang berbeda. Respons ini dapat memicu atau memperburuk berbagai penyakit fisik. Selain masalah kejiwaan atau gangguan jiwa yang mempengaruhi kesehatan fisik, penyakit fisik juga dapat memicu masalah kejiwaan atau memperburuk masalah kesehatan jiwa, terutama terkait depresi atau kecemasan.

Beberapa penyakit fisik yang dipengaruhi oleh kondisi kesehatan jiwa seseorang adalah:

  • Penyakit jantung, dikarenakan stres kronis dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
  • Diabetes melitus, dipengaruhi oleh gangguan makan yang sering terjadi pada orang dengan masalah kejiwaan, seperti bulimia atau anorexia, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan kadar gula darah dan meningkatkan risiko diabetes.
  • Gangguan pencernaan, di mana stres dan kecemasan dapat mengganggu fungsi pencernaan dan menyebabkan masalah seperti sindrom iritasi usus besar.
  • Gangguan imun/kekebalan, karena sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat stres kronis membuat seseorang lebih mudah terkena infeksi.
  • Gangguan tidur, seperti insomnia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya.
  • Sakit kepala dan migrain yang dipicu stres dan kecemasan.

Bagaimana Mengatasinya?

Dalam Upaya mengatasi masalah Kesehatan jiwa tersebut, diperlukan pendekatan yang komprehensif dengan melibatkan:

  • Pengobatan medis untuk penyakit fisik dan masalah kejiwaan atau gangguan jiwa harus dilakukan secara bersamaan.
  • Terapi psikologis, seperti terapi kognitif-behavioral (pengetahuan dan perilaku) dapat membantu mengelola stres dan emosi negatif.
  • Perubahan gaya hidup dengan melakukan pola makan sehat, olahraga teratur, dan tidur yang cukup untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
  • Dukungan sosial dari keluarga, teman dan masyarakat untuk membantu seseorang mengatasi masalah kesehatan jiwanya.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Setiap orang dapat mengalami masalah kejiwaan dan gangguan jiwa, karena setiap orang mempunyai ambang batas dalam menghadapi stres, depresi dan masalah kejiwaan lainnya, sehingga pada gilirannya dapat mengalami gangguan jiwa. Agar setiap orang tidak lagi berstigma jelek atau mendiskriminasi orang yang mengalami masalah kejiwaan dan gangguan jiwa, maka setiap kita harus melakukan hal-hal berikut:

  • Membangun kesadaran di diri sendiri dan masyarakat tentang pentingnya kesehatan jiwa dan menghilangkan stigma dan diskriminasi yang terkait dengan gangguan jiwa.
  • Menyediakan guru bimbingan konseling di setiap sekolah/madrasah minimal sesuai dengan rasio, dari sekolah dasar/sederajat hingga sekolah menengah.
  • Mempermudah akses masyarakat terhadap layanan kesehatan jiwa, baik psikolog maupun psikiater, termasuk mengoptimalkan peran guru bimbingan konseling di sekolah/madrasah dari penerimaan siswa baru untuk pemetaan dan pendampingan setiap siswa.
  • Mencari bantuan jika mengalami masalah kejiwaan atau gangguan jiwa dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
  • Memberikan dukungan kepada orang-orang yang mengalami masalah kejiwaan atau gangguan jiwa dengan mendengarkan cerita mereka dengan empati dan tunjukkan bahwa mereka tidak sendirian.
  • Mencegah masalah kejiwaan atau gangguan jiwa dengan mengelola stres dan menjaga kesehatan mental, seperti dengan berpikir positif, berolahraga, menjaga pola makan yang sehat, dan melakukan relaksasi.

Kesimpulan

Kesehatan jiwa adalah bagian yang tak terpisahkan dari kesehatan secara keseluruhan. Menjaga kesehatan jiwa sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Dengan memperhatikan kesehatan jiwa, kita dapat mencegah berbagai penyakit fisik dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Dengan meningkatkan kesadaran dan akses terhadap layanan kesehatan jiwa, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan bahagia. Hal tersebut senada dengan penggalan lagu Indonesia Raya, yakni bangunlah jiwanya, bangunlah badannya. Perbaiki jiwanya, maka akan baiklah badannya.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/kesehatan-jiwa-masalah-yang-sering-disepelekan-dan-dianggap-tidak-penting

Menghindari Keracunan Makanan: Tips Keamanan Pangan Untuk Keluarga di Rumah

Keamanan pangan rumah tangga ialah fondasi utama dalam menjaga kesehatan keluarga. Mulai dari cara penyimpanan, pengolahan, dan penyajian makanan terdapat tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa makanan tersebut bebas dari bakteri, virus, maupun kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit. Mari kita bahas bagaimana cara sederhana yang dapat diterapkan di rumah tangga untuk menjaga keamanan pangan agar keluarga terhindar dari panyakit bawaan makanan.

5 Kunci Keamanan Pangan Dalam Keluarga

Berikut ini adalah 5 kunci penting yang dapat diterapkan di rumah untuk memastikan makanan yang disajikan selalu aman dan berkualitas.

  1. Jaga Kebersihan Bahan Pangan, Wadah, Dan Area Dapur
    Langkah pertama dalam menjaga keamanan pangan adalah menjaga kebersihan. Selalu cuci tangan dengan benar minimal 20 detik sebelum menyentuh makanan. Selain itu, pastikan area dapur, peralatan, dan wadah yang digunakan selalu bersih dan terhindar dari hama seperti lalat atau tikus yang dapat membawa penyakit. Cuci semua bahan makanan sebelum diolah.
  2. Lakukan Pemisahan Bahan Pangan Mentah dan Masakan Matang
    Untuk menghindari kontaminasi silang, pisahkan bahan mentah seperti daging, unggas, ikan, seafood, dan telur dari makanan matang. Gunakan wadah, pisau, talenan, dan serbet yang berbeda untuk setiap jenis bahan tersebut. Ini akan mencegah bakteri menyebar dari bahan mentah ke makanan matang yang akan dikonsumsi.
  3. Masak dengan Benar Hingga Matang Sempurna
    Salah satu langkah terpenting dalam keamanan pangan adalah memastikan bahwa makanan dimasak hingga matang sempurna. Agar bakteri tidak berkembang, makanan harus dimasak maksimal 2 jam setelah dikeluarkan dari kulkas. Pastikan untuk memasak daging, ikan, dan unggas pada suhu yang cukup tinggi agar semua bakteri berbahaya mati.
  4. Simpan Pada Suhu Aman
    Penyimpanan makanan adalah bagian penting dari keamanan pangan. Untuk mencegah pertumbuhan bakteri, simpan bahan makanan di bawah 5°C atau di atas 60°C. Jangan membeiarkan makanan matang dalam suhu ruang lebih dari 4 jam. Untuk menyimpan makanan yang mudah rusak, gunakan kulkas atau pendingin.
  5. Gunakan Air Dan Bahan Baku Aman
    Untuk mengurangi risiko kontaminasi, pastikan bahan pangan yang digunakan berkualitas dan aman. Periksa bahan sebelum diolah, dan gunakan air matang untuk memasak.

Rantai Pengolahan Pangan: Mulai dari Berbelanja hingga Penyajian

  1. Saat Berbelanja
    Untuk menghindari membeli barang yang tidak diperlukan, buatlah daftar belanja sebelum berbelanja. Pastikan cuci tangan sebelum dan sesudah berbelanja, dan bersihkan pegangan troli. Sebelum membeli produk, periksa izin edar, kemasan, dan tanggal kedaluwarsa.
  2. Menyimpan Bahan Pangan
    Setelah berbelanja, simpan bahan pangan dengan benar. Setiap bahan mentah harus dipisahkan dalam wadah bersih dan disimpan dalam porsi masak untuk mempermudah pengolahan. Untuk mencegah kontaminasi, letakkan makanan matang di atas bahan pangan mentah dalam kulkas.
  3. Pengolahan Bahan Pangan
    Sebelum diolah, cuci sayur dan buah dengan air matang. Jika bahan seperti daging atau ikan masih beku, letakkan terlebih dahulu di dalam kulkas hingga mencapai suhu aman. Selain itu, perhatikan tanggal kedaluwarsa bahan pangan sebelum diolah.
  4. Penyajian Makanan
    Pastikan makanan selalu tertutup dan bersih sebelum disajikan, serta tidak dibiarkan di suhu ruang selama lebih dari 4 jam.
  5. Pengangkutan
    Dalam pengangkutan makanan, pastikan kendaraan dan wadah makanan bersih, kuat, tertutup, dan khusus untuk makanan. Untuk mengirim makanan beku atau dingin, gunakan cooler box agar suhu tetap stabil dan makanan tetap aman untuk dikonsumsi.

Dengan menerapkan beberapa langkah sederhana di atas, dapat memastikan keamanan pangan di rumah, melindungi keluarga dari risiko kontaminasi, dan mejaga kesehatan anggota keluarga. Setiap hidangan yang disajikan di meja makan pun tidak hanya lezat, tetapi juga memberikan rasa aman saat disantap bersama-sama.

Sumber

https://ayosehat.kemkes.go.id/menghindari-keracunan-makanan-tips-keamanan-pangan-untuk-keluarga-di-rumah

Kenali Ciri dan Gejala Keputihan Pada Ibu Hamil

Keputihan saat hamil biasanya tidak perlu dikhawatirkan jika memiliki ciri-ciri normal seperti berikut :
1). Tidak memiliki bau yang kuat atau tidak menyenangkan. 
2). Warna jernih atau putih. 
3). Tebal dan lengket. 
4). Licin dan basah.

Jika cairannya berubah dari segi aroma, warna atau tekstur, bisa jadi merupakan tanda dari infeksi pada vagina. Seperti ciri-ciri keputihan tidak normal berikut ini :
1). Bau amis, menandakan vaginosis bakteri. 
2). Tekstur yang tebal dan putih seperti keju cottage menandakan thrush.
3). Warna hijau, kuning atau berbusa, menandakan trikomoniasis. 
4). Bila keputihan dibarengi dengan nyeri atau pendarahan panggul, menandakan klamidia atau gonore.

Beberapa ciri-ciri keputihan saat hamil yang menandakan risiko kesehatan tertentu dan perlu mengunjungi dokter :
1). Cairan keputihan berubah warna, bau atau tekstur.
2). Menghasilkan lebih banyak dari biasanya.
3). Merasa gatal atau sakit. 
4). Merasa sakit saat buang air kecil
5). Adanya rasa sakit di daerah antara perut dan paha (nyeri panggul).

Komplikasi keputihan pada ibu hamil, menyebabkan : 
1). Infeksi Saluran Kemih 

Keputihan yang berlebihan bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih yang jika tidak diobati, bahkan bisa berkembang menjadi infeksi ginjal. Infeksi saluran kemih juga dikaitkan dengan risiko kelahiran premature.
2). Gangguan Kehamilan

Infeksi yang tidak diobati dapat memengaruhi kesehatan umum ibu hamil, menyebabkan ketidak nyamanan, stres, dan gangguan terhadap kehamilan yang sehat.
3). Pelepasan Membran Amnion Prematur

Dalam beberapa kasus, keputihan yang abnormal bisa menjadi tanda dari pelepasan prematur membran amnion.Perluasan infeksi bakteri pada rahim dapat memicu infeksi pada selaput ketuban (korioamnionitis) menyebabkan kantung ketuban pecah sebelum waktunya.menyebabkan persalinan prematur. Bayi yang lahir prematur lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan, termasuk masalah tumbuh kembang anak.
4). Infeksi Jamur (Candidiasis Vaginal)

Keputihan yang tebal, berwarna putih, tidak berbau, gatal di area vagina, nyeri saat BAK (buang air kecil) dan hubungan sex dan terlihat seperti gumpalan mirip keju bisa menandakan infeksi jamur. keputihan ini tidak berbahaya bagi janin karena infeksinya bersifat lokal (di vagina)dan tidak akan naik kearah rahim ataupun pemicu keguguran dan prematur.
5). Infeksi Bakterial (Bacterial Vaginosis)

Jika keputihan berubah menjadi berbau dan berwarna abu-abu, ini bisa menandakan bacterial vaginosis. Tanpa pengobatan yang tepat, kondisi ini bisa menyebabkan radang panggul, keguguran, dan  meningkatkan risiko kelahiran prematur.
6). Infeksi trikomoniasis

Keputihan yang berwarna kekuningan atau kehijauan dan berbau amis. Trikomoniasis berisiko menimbulkan kelainan pada janin, lahir prematur,  bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), dan infeksi selaput ketuban.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3753/kenali-ciri-dan-gejala-keputihan-pada-ibu-hamil

Kalsium dan Gigi

Kalsium merupakan salah satu mineral utama dalam tubuh manusia. Tubuh manusia mengandung kalsium sebesar 1,5-2?rat badan. Sekitar 99% kalsium tersimpan di jaringan tulang dan gigi. Di dalam gigi, kalsium berperan dalam mendukung struktur gigi dan sebagai simpanan tubuh. Kalsium penting untuk perkembangan, pemeliharaan, dan mencegah permasalahan pada gigi.

Perkembangan gigi terjadi sejak janin masih dalam kandungan ibu hingga akhir masa remaja. Kalsium sangat diperlukan selama proses pembentukan gigi sebagai komponen utama penyusun jaringan keras gigi yaitu dentin, enamel, dan sementum gigi. Asupan kalsium pada ibu hamil berpengaruh pada perkembangan gigi bayi. Kekurangan kalsium pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan perkembangan gigi pada bayi seperti keterlambatan munculnya gigi atau kelainan pada struktur gigi. Kelainan gigi yang timbul akibat kekurangan kalsium pada saat kehamilan tidak dapat diperbaiki setelah lahir sebab masa pembentukan tunas gigi susu sudah selesai.

Kecukupan kalsium selama masa perkembangan gigi juga berpengaruh pada risiko karies gigi (gigi berlubang) pada anak. Karies gigi merupakan kerusakan struktur gigi akibat adanya pelepasan berlebih mineral (kalsium) dalam gigi akibat asam yang berasal dari makanan atau hasil produksi bakteri di mulut. Kekurangan kalsium selama proses perkembangan gigi menyebabkan struktur gigi tidak sempurna sehingga lebih rentan terhadap bakteri dan asam. Sebuah penelitian di Jepang menyatakan bahwa asupan kalsium yang lebih tinggi pada kehamilan menurunkan risiko karies gigi pada anak. Penelitian lain di Argentina menunjukkan bahwa risiko karies gigi pada anak dengan ibu yang mendapat suplemen kalsium selama kehamilan lebih rendah dibandingkan anak dengan ibu tanpa suplemen kalsium. Kecukupan kalsium pada masa kanak-kanak juga berperan dalam pencegahan karies. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kadar kalsium pada anak dengan karies gigi lebih rendah dibandingkan pada anak tanpa karies gigi. Oleh karena itu, asupan kalsium yang cukup pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak sangat penting untuk perkembangan dan kesehatan gigi anak.

Kecukupan kalsium pada ibu hamil juga berpengaruh terhadap kesehatan gigi ibu. Risiko karies gigi meningkat pada ibu hamil. Pada ibu hamil sering kali terjadi perubahan keasaman rongga mulut dan peningkatan konsumsi makanan manis yang meningkatkan pelepasan mineral gigi. Kalsium yang cukup diperlukan untuk mengembalikan mineral yang lepas dan mengurangi risiko terjadinya karies gigi.

Kalsium juga berperan dalam pemeliharaan struktur gigi pada semua usia. Pada gigi, terjadi proses pelepasan mineral (kalsium) secara terus menerus. Pelepasan mineral gigi dapat terjadi karena adanya asam pada mulut yang berasal dari makanan atau hasil dari fermentasi sisa makanan oleh bakteri dalam rongga mulut yang dapat melarutkan kalsium pada struktur gigi. Normalnya, proses ini diikuti dengan proses pengembalian mineral sehingga struktur gigi tetap terjaga. Kalsium yang tersedia di air ludah akan digunakan untuk mengembalikan mineral dalam gigi. Proses pengembalian mineral ini dapat terjadi jika kadar kalsium dalam tubuh cukup.

Dalam tubuh, kalsium juga memiliki fungsi lain, antara lain berperan dalam kontraksi pembuluh darah, kontraksi otot dan jantung, transmisi saraf, sinyal dalam sel, dan sekresi hormon. Jika tubuh kekurangan kalsium, maka tubuh akan mengambil simpanan kalsium dalam tulang dan gigi untuk mempertahankan fungsi tubuh lainnya. Pada kondisi ini, proses pelepasan mineral pada gigi akan meningkat, sementara kadar kalsium pada air ludah menurun sehingga proses pengembalian mineral terhambat. Jika proses ini terjadi secara terus menerus tanpa diimbangi asupan kalsium yang cukup, maka akan terjadi ketidakseimbangan antara proses pelepasan dan pengembalian mineral yang dapat menyebabkan gigi keropos. Kekeroposan pada gigi meningkatkan kerentanan terhadap infeksi dan terjadinya karies gigi. Oleh karena itu, asupan kalsium sesuai kebutuhan tubuh penting untuk memelihara struktur gigi dan mencegah terjadinya karies gigi.

Nilai dari kebutuhan kalsium harian bervariasi tergantung pada usia dan jenis kelamin. Kebutuhan kalsium anak-anak dan remaja meningkat sesuai usia. Kebutuhan harian kalsium pada orang dewasa adalah 1100 mg (usia 19 hingga 29 tahun) dan 1.000 mg (usia 30 tahun ke atas). Ibu hamil dan menyusui memerlukan tambahan 200 mg kalsium per hari dari kebutuhannya berdasarkan usia. Cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan kalsium adalah dengan konsumsi sumber makanan tinggi kalsium.

Sumber utama kalsium adalah susu dan produknya seperti keju dan yoghurt. Segelas susu atau yoghurt dapat mengandung 200 – 400 mg kalsium. Ikan yang dimakan dengan tulangnya atau makanan laut lain seperti kerang atau tiram juga merupakan sumber kalsium yang baik. Bahan makanan lain yang mengandung kalsium antara lain kacang-kacangan (almond, kacang polong, kacang merah), tahu, tempe, dan beberapa sayuran (brokoli, kembang kol, kale). Sayuran hijau seperti bayam, daun katuk, daun singkong dan sawi juga merupakan sumber kalsium, namun bahan makanan ini mengandung oksalat tinggi yang dapat menghambat penyerapan kalsium. Konsumsi susu atau bahan makanan lain yang mengandung kalsium setiap hari diperlukan untuk menjaga kesehatan gigi.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3768/kalsium-dan-gigi

Cara Menghilangkan Tahi Lalat

Ada sebagian orang menganggap bahwa adanya tahi lalat yang letaknya tepat dapat menambah daya tarik seseorang, namun adanya tahi lalat di wajah atau bagian tubuh yang terlihat lainnya yang tidak pas dan jumlahnya banyak, bisa jadi menurunkan kepercayaan diri. Beberapa orang bahkan mencari tahu cara yang efektif untuk menghilangkannya. Cara menghilangkan tahi lalat tidak boleh dilakukan sembarangan. Pasalnya, tahi lalat yang dihilangkan dengan cara tidak tepat bisa menimbulkan bekas luka bahkan infeksi. Selain itu, cara menghilangkan tahi lalat juga harus disesuaikan dengan ukuran dan letak tahi lalat. Ada 2 (dua) langkah yang bisa dipilih untuk menghilangkan tahi lalat yang menempel. Cara pertama adalah dengan medis, lalu yang lainnya adalah dengan metode alami.

Faktanya, seseorang bisa memiliki tahi lalat sebanyak 10-40 buah termasuk kondisi yang normal. Sebab, warna hitam pada kulit ini bersifat jinak dan tidak menimbulkan bahaya. Meski begitu, ada juga tahi lalat yang ganas, atau disebut juga kanker kulit melanoma. Tahi lalat ini harus segera dihilangkan dari tubuh. Bukan hanya yang ganas, tahi lalat jinak juga dapat dihilangkan jika kita menginginkannya. Tahi lalat merupakan bercak atau benjolan kecil berwarna hitam atau cokelat pada kulit. Tahi lalat bisa terbentuk di mana saja, baik tunggal maupun berkelompok. Biasanya, tahi lalat muncul sebelum usia 20 tahun, tetapi bisa juga muncul sejak bayi. Jika tahi lalat tidak ganas, keputusan untuk menghilangkan tahi lalat tergantung pada masing-masing orang. Namun, jika tahi lalat mengalami perubahan warna, ukuran, dan ketebalan hingga mengganggu penampilan, berbagai cara menghilangkan tahi lalat penting diketahui guna mengatasi permasalahan tersebut.

Beberapa Cara Menghilangkan Tahi Lalat

Berikut ini adalah beberapa cara menghilangkan tahi lalat yang bisa kita jadikan pilihan :

1.      Eksisi cukur

Cara menghilangkan tahi lalat yang satu ini menggunakan alat tipis seperti pisau cukur dengan elektroda kecil di ujungnya untuk mengiris tahi lalat. Setelah prosedur dilakukan, dokter akan memeriksa tahi lalat di bawah mikroskop untuk melihat ada atau tidaknya tanda-tanda kanker kulit.

2.   Eksisi bedah

Jika tahi lalat berukuran besar, dokter akan melakukan cara menghilangkan tahi lalat berupa bedah eksisi. Dokter akan membius area di sekitar tahi lalat, kemudian memotong tahi lalat beserta jaringan kulit di sekitarnya dengan pisau bedah. Setelah itu, dokter akan menutup luka bekas pembedahan dengan jahitan.

Biasanya, dokter akan memeriksa ada atau tidaknya tanda-tanda kanker kulit. Jika merujuk ke kanker kulit, dokter akan menyarankan pemeriksaan biopsi kulit untuk memastikannya.

3.   Bedah beku dengan cairan nitrogen (cryotherapy)

Prosedur bedah beku dilakukan dengan menyemprotkan nitrogen cair bersuhu sangat dingin ke tahi lalat yang ingin dihilangkan. Nantinya, nitrogen cair ini akan bekerja dengan menghancurkan jaringan, sehingga tahi lalat dapat hilang.

Setelah prosedur bedah beku dilakukan, kulit akan mengalami luka lepuh seukuran tahi lalat. Namun, kita tidak perlu khawatir karena luka lepuh ini akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar 7-10 hari.

4.   Bedah listrik (kauterisasi)

Cara menghilangkan tahi lalat lainnya adalah dengan membakar lapisan kulit pada tahi lalat atau disebut juga kauterisasi.

Dalam prosedur ini, dokter akan membius area kulit di sekitar tempat munculnya tahi lalat, kemudian mengalirkan listrik melalui alat logam ke jaringan kulit. Teknik ini akan mengeringkan kulit dan membuat bercak cokelat pada kulit terlepas.

5.   Bedah laser

Teknik ini menggunakan sinar laser untuk menghancurkan sel-sel tahi lalat di permukaan kulit. Namun, bedah laser berisiko menimbulkan jaringan parut dan hiperpigmentasi pada kulit, sehingga kita perlu mempertimbangkan dengan baik bila ingin menghilangkan tahi lalat dengan cara ini.

Risiko yang dapat muncul setelah menjalani cara menghilangkan tahi lalat di atas adalah infeksi bekas luka. Oleh karena itu, penting untuk menjaga luka agar tetap bersih dan tertutup. Selain itu, jaringan parut dan perubahan warna kulit juga bisa muncul pada luka bekas operasi.

6.   Menggunakan Cairan Nitrogen

Tidak banyak orang yang tahu jika tahi lalat bisa dihilangkan dengan penggunaan cairan nitrogen. Cairan dingin ini disemprotkan dengan dosis kecil pada tahi lalat yang ingin dihilangkan. Proses ini dapat menghilangkan tahi lalat tapi meninggalkan luka lepuh. namun, luka ini dapat hilang sendirinya.

7.   Metode Pembakaran

Metode pembakaran juga dapat menghilangkan tahi lalat yang tidak diinginkan. Tahi lalat akan ditempelkan logam panas dengan tenaga listrik, agar lapisan atasnya terbakar. Memang tidak ada efek samping yang timbul, tetapi harus dilakukan berulang kali.

Berbagai cara rumahan untuk hilangkan tahi lalat, seperti :

a.   Bawang Putih

Cara alami untuk menghilangkan tahi lalat adalah dengan bawang putih. Tempelkan bawang putih dan tutup dengan perban, lalu diamkan semalaman. Lakukan cara ini hingga tahi lalat menghilang.

b.   Cuka Sari Apel

Kamu juga bisa menggunakan cuka sari apel untuk menghilangkan tahi lalat. Kandungan asam malat dan tartaratnya dapat menghilangkan warna hitam pada kulit yang tidak diinginkan. Oleskan sedikit cuka ke tempat yang diinginkan, lalu diamkan sejenak dan bersihkan.

Pertimbangan dan penjelasan dokter mengenai cara menghilangkan tahi lalat perlu dijadikan rujukan agar kita tidak merasa ragu atau menyesalinya di kemudian hari. Jika mengalami keluhan karena tahi lalat, kita bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran penanganan yang sesuai.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3770/cara-menghilangkan-tahi-lalat

Penanganan Nyeri dengan Pendekatan Non Farmakologi

Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan  adanya atau potensi terjadinya kerusakan jaringan atau tergambarkan seperti ada kerusakan. Nyeri melibatkan aspek persepsi subyektif  (dilaporkan oleh pasien).

Klasifikas Nyeri dibagi 2 yaitu :

  1. Nyeri akut : Proses fisiologis yang berfungsi sebagai tanda potensi penyakit/situasi yang membahayakan. Dimulai dengan rangsangan pada reseptor nyeri. Berlangsung singkat (<30>2)
  2. Nyeri Kronis : Nyeri berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Umumnya berlanjut hingga melewati masa penyembuhan cedera atau berhubungan dengan penyakit kronis. Seringkali tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi dengan jelas.
  3. Nyeri Kanker : Nyeri yang terjadi pada pasien dengan keganasan / neoplastik. Nyeri ini dapat disebabkan oleh penyakit itu sendiri (misalnya: invasi tumor, obstruksi organ), dan pengobatan (misalnya: antikanker, radiasi, dan sayatan bedah),  serta prosedur diagnostik (misalnya, biopsi).

Penanganan nyeri dapat dilakukan secara farmakologi dengan menggunakan obat – obatan dan dapat dilakukan secara non farmakologi. Berikut cara penanganan nyeri secara non farmakologi, yaitu :

  1. Latihan Fisik : Dengan melakukan peregangan, penguatan dan latihan aerobik
  2. Intervensi Sederhana :Intervensi sederhana (misalnya, dengan cara edukasi penanganan nyeri . Diharapkan setelah intervensi tertentu mengurangi tekanan pasien dan membantu mengurangi nyeri pasca-prosedur) 
  3. Intervensi Psikologik : Dapat berupa manajemen diri (metode kognitif, relaksasi), terapi cognitive-behavioural, dan hipnosis. 
  4. Hidroterapi : Menggunakan air untuk tujuan terapeutik. Adapun efek fisiologis dan terapeutik didasari pada efek termal dan mekanik. 
  5. TENS (transcutaneus electrical nerve stimulation) : Terapi non invasif.  Prinsipnya meneruskan/menyampaikan arus listrik melalui perantara kulit.  Efek fisiologis berupa selektif depolarisasi saraf sensorik-motor-nosisepsi perifer pada lapisan kulit
  6. Cryotherapy : Terapi ini menggunakan ice pack, handuk dingin atau preparat gel pack yang diaplikasikan pada kulit dengan peringkat intensitas yang nyaman terhadap pasien. Diberikan selama 15 menit.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3783/penanganan-nyeri-dengan-pendekatan-non-farmakologi

Mencegah Stress Eating

Apakah Anda pernah memakan sepotong kue atau satu bungkus keripik setelah melewati hari yang melelahkan di kantor atau kuliah? Jika ya, Anda tidak sendirian. Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa stres berkaitan dengan perubahan asupan makanan pada orang dewasa maupun anak-anak. Sekitar 35–40% orang meningkatkan asupan makanannya ketika mengalami stres, yang disebut dengan ‘stress eating’. Tentunya hal ini perlu menjadi perhatian karena perilaku tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit kronik dalam jangka panjang, seperti obesitas, melitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan stroke.

Studi menunjukkan sebuah peristiwa yang memicu stres dapat mengaktivasi sistem yang berkaitan dengan metabolisme dan kognisi. Situasi saat seseorang makan dalam kondisi stres dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor fisiologis dan psikologis. Dalam keadaan stres, tubuh kita akan menghasilkan hormon kortisol dalam jumlah banyak. Jika kadar hormon kortisol yang tinggi dipertahankan dalam jangka waktu lama, maka akan mengarah pada peningkatan konsumsi makanan, penimbunan lemak, dan peningkatan berat badan. Secara psikologis, perilaku makan juga dapat membantu perasaan seseorang menjadi lebih baik dan mengurangi stres. Namun, studi menunjukkan hal tersebut hanya memberikan efek beberapa waktu saja dan tidak bertahan lama.

Berdasarkan studi, waktu memiliki peran yang penting dalam nafsu makan dan gut hormone yang berespons terhadap stres. Hasilnya menunjukkan bahwa sore hingga malam hari merupakan waktu dengan risiko tinggi seseorang untuk makan berlebihan, terutama jika dihubungkan dengan paparan stres.

Melihat dampak buruk stress eating yang begitu besar terhadap kesehatan, perlu bagi kita melakukan pencegahan dan pengelolaan agar stress eating tidak menjadi suatu kebiasaan. Berikut ada berbagai cara pencegahan stress eating yang dapat kita lakukan secara mandiri :

  1.  Mindfulness eating. Kesadaran menjadi aspek yang paling penting dalam mencegah stress eating. Seseorang sering kali tidak menyadari perilaku makannya yang disebut dengan “mindless eating”. Perilaku tersebut terjadi karena seringkali kita tidak memikirkan apa yang kita lakukan dan membiarkan kebiasaan atau dorongan bawah sadar kita mengambil alih. Oleh karena itu, mindfulness dapat membantu kita menempatkan momen jeda secara sadar sebelum perilaku makan dilakukan. Saat Anda akan memulai makan, cobalah untuk berlatih beberapa teknik berikut : Berhenti sejenak, ambilah nafas beberapa kali, amati perasaan anda, pilihlah opsi yangsesuai dengan perasaan anda (makanan atau aktivitas).
  2. <!–[if !supportLists]–><!–[endif]–>Mencari Tahu Aktivitas yang Menenangkan. Salah satu alasan mengapa aktivitas makan tidak dapat menghilangkan stres dalam jangka waktu lama adalah karena makan berhubungan dengan kesenangan. Sementara, saat Anda mengalami stres, yang Anda butuhkan adalah ketenangan, bukan kesenangan. Jadi, bagaimana cara mengetahui apa yang menenangkan Anda ? Keluarkan selembar kertas dan lakukan latihan 5-5-5-5-5, lalu tuliskan:
  • Lima orang yang bisa Anda hubungi saat Anda merasa sedih, kesal, atau perlu untuk bercerita (teman, orang tua).
  • Lima cara Anda ingin bersantai (mandi air panas, angkat kaki)
  • Lima tempat yang Anda datangi untuk menenangkan diri (tempat tidur, taman favorit)
  • Lima hal yang dapat Anda katakan pada diri sendiri (“Saya bisa melakukan ini,” “Ini akan berlalu,” ).
  • Lima aktivitas yang dapat Anda lakukan untuk mengalihkan perhatian (memulai teka-teki, menonton film, menjalankan tugas, dll.)
  1. Gantungkan daftar ini di tempat yang mudah dilihat, seperti di lemari es atau lemari, dan lihatlah ketika Anda membutuhkan pengingat untuk membuat pengalihan. Lakukan pengalihan tersebut setidaknya selama lima menit.  

3. Melakukan Teknik Relaksasi

Teknik relaksasi merupakan cara terbaik untuk membantu dalam manajemen stres. Teknik ini umumnya melibatkan fokus dan kesadaran. Saat Anda mempelajari teknik relaksasi, Anda akan menjadi lebih sadar akan kondisi fisik diri sendiri, seperti adanya ketegangan otot atau reaksi fisik lainnya terhadap stres. Setelah Anda mengetahui seperti apa respons stres yang dirasakan, Anda bisa mencoba melakukan teknik relaksasi segera setelah Anda mulai merasakan gejala stres. Hal ini dapat mencegah stres menjadi tidak terkontrol dan memunculkan stress eating. Selain itu, teknik relaksasi dapat dilakukan di mana saja tanpa adanya biaya yang dikeluarkan, meliputi teknik bernafas dalam, relaksasi otot progresif, dan visualisasi.

4.  Mencoba Alternatif Makanan Sehat

Jika teknik-teknik sebelumnya tidak sepenuhnya menghilangkan dorongan stress eating, Anda tetap dapat melanjutkan makan, namun dengan menggunakan makanan yang lebih sehat, seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, serta cemilan sehat lainnya. Semua hal ini bisa bermanfaat bagi tubuh dan mencegah Anda dari kenaikan berat badan.

Stres eating merupakan perilaku normal, namun bisa juga merupakan aspek dari gangguan makan. Makan akibat stres dapat berkembang menjadi pola makan yang tidak teratur dan terkendali sehingga menjadi masalah bagi Anda dalam keseharian. Stres eating mungkin menjadi masalah jika:

  • <!–[if !supportLists]–>Sering terjadi
  • <!–[if !supportLists]–>Tidak dapat dikendalikan/dikontrol
  • <!–[if !supportLists]–>Menjadi cara utama untuk mengatasi stres
  • <!–[if !supportLists]–>Menyebabkan masalah lain, baik secara fisik maupun emosional.

Kapan saatnya mencari bantuan ?

Berbagai cara di atas dapat membantu Anda untuk mulai lebih memahami apa yang Anda rasakan dan bagaimana meresponsnya. Namun jika Anda sering mengalami stres akibat makan yang tidak terkendali dan sepertinya tidak bisa berhenti, mungkin inilah saatnya untuk mencari bantuan dan menemui profesional kesehatan mental, seperti psikiater.

Terapis dapat membantu dalam memahami pemicu Anda dan meningkatkan rutinitas perilaku baru untuk merespons stres. Selain itu, jika perilaku makan disebabkan oleh skema berpikir yang kurang tepat terkait stres, proses ini bisa dibantu oleh terapis dengan pendekatan terapi kognitif perilaku. Dengan memiliki pola pikir yang lebih baik, maka diharapkan kualitas hidup seseorang juga akan semakin meningkat.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3765/mencegah-stress-eating

Cegah Obesitas untuk Hindari Penyakit Degeneratif

Berdasarkan survei di Amerika, separuh dari orang dengan obesitas tidak mengetahui dampak negatifnya terhadap kesehatan. Bahkan, masih banyak diantara mereka yang tidak mengetahui bahwa ia mengalami obesitas. Kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan agar obesitas tidak hanya dikenal sebagai masalah kosmetik semata, namun merupakan penyakit serius dengan dampak kesehatan yang signifikan, dampak pada produktivitas, beban finansial, dan berisiko mengakibatkan kematian.

Obesitas merupakan permasalahan kesehatan global, yang kejadiannya terus meningkat secara signifikan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Pada tahun 2020, diperkirakan terdapat 764 juta orang dewasa, yaitu sekitar 15% orang dewasa di dunia mengalami obesitas. Di Indonesia, sejak tahun 1999 hingga 2016 kasus overweight dan obes di Indonesia meningkat dari 15,8% menjadi 28,2%. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 bahkan menunjukkan bahwa 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia mengalami overweight atau obes.

Orang dengan obesitas berisiko mengalami penyakit kronis degeneratif dari ujung kepala hingga ujung kaki, seperti stroke, demensia, penyakit jantung dan pembuluh darah, obstructive sleep apnea (OSA), penyakit ginjal kronis, kanker, osteoarthritis, bahkan hingga penyakit kulit seperti dermatitis atopi dan psoriasis. Obesitas pada wanita juga berdampak pada keselamatan ibu dan anak saat persalinan. Obesitas juga meningkatkan risiko kematian. Data tahun 2019 menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko ke-5 terbesar atas kematian setelah darah tinggi, merokok, polusi udara dan gula darah tinggi. Dampak obesitas pada luaran penyakit dapat dilihat pada masa pandemi. Terbukti bahwa pasien COVID-19 dengan obesitas memiliki risiko 4 kali lebih besar untuk mengalami COVID-19 yang berat, seperti dirawat di ICU dan  menggunakan alat bantu pernapasan berupa ventilasi.

Untungnya, obesitas dapat dicegah dan diobati. Obesitas terjadi karena adanya energi atau kalori berlebih di tubuh sehingga tersimpan sebagai lemak. Untuk mencegah obesitas, kondisi kalori berlebih harus dihindari dengan keseimbangan antara asupan kalori dan aktivitas fisik. Gaya hidup sehat dan aktif seperti yang diingatkan oleh pemerintah melalui slogan “CERDIK” – Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres – dapat mengurangi risiko obesitas.

Bagi mereka yang telah mengalami obesitas, penurunan berat badan menjadi tujuan utama dalam penanganan. Tahap pertama penanganan adalah intervensi gaya hidup yang terdiri dari diet sehat dan aktivitas fisik yang teratur untuk mencapai defisit kalori. Intervensi dengan obat anti-obesitas (OAO) dipertimbangkan pada beberapa kondisi namun harus selalu diberikan sebagai terapi pendamping intervensi gaya hidup. Beberapa terapi obat yang bisa digunakan adalah orlistat, phentermine-topiramate, naltrexone-bupropion, liraglutide dan semaglutide. Syarat dimulai terapi OAO adalah IMT ? 30 kg/m2 atau IMT ? 27 kg/mdengan minimal satu penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi maupun gangguan lipid.  Pada kondisi obesitas berat, yaitu IMT ? 40 kg/matau IMT ? 35 kg/m dengan penyakit penyerta yang berat, intervensi bedah seperti bariatric surgery perlu dipertimbangkan. Karena tingginya risiko relaps pada obesitas, penanganan tidak berhenti saat target berat badan tercapai, namun berkelanjutan dengan pemantauan dan manajemen berkala.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3767/cegah-obesitas-untuk-hindari-penyakit-degeneratif

1 2 3 4 5 6 24

Search

+