Kolesterol dan Penyakit Jantung: Mengungkap Keterkaitan yang Penting

Penyakit jantung tetap menjadi ancaman utama kesehatan global, merenggut nyawa lebih banyak daripada penyakit lain di dunia. Di antara beragam faktor risiko yang terlibat, kolesterol tinggi menonjol sebagai pemicu utama yang dapat memperburuk kondisi kardiovaskular. Artikel ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang hubungan antara kolesterol dan penyakit jantung, menyoroti peran esensial kolesterol dalam tubuh, mengapa LDL atau kolesterol jahat dapat berbahaya, dampak negatif kolesterol tinggi pada kesehatan secara keseluruhan, strategi pencegahan yang efektif, serta kesimpulan penting yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan jantung.

Apa Itu Kolesterol?

Kolesterol adalah komponen lemak yang penting untuk menjaga fungsi tubuh yang sehat. Sebagai zat lemak yang larut dalam lemak, kolesterol memiliki peran vital dalam berbagai proses biologis. Salah satunya adalah kontribusinya dalam pembentukan membran sel, yang menjadi struktur dasar dari setiap sel dalam tubuh. Tanpa kolesterol, sel-sel akan kesulitan mempertahankan integritas membran mereka dan tidak dapat berfungsi secara optimal.

Selain itu, kolesterol juga diperlukan dalam sintesis hormon. Hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks (estrogen, progesteron, dan testosteron), kortisol, dan aldosteron, diproduksi dari prekursor kolesterol. Ini menunjukkan betapa pentingnya kolesterol dalam menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh dan berperan dalam berbagai fungsi fisiologis, termasuk reproduksi, metabolisme, dan respons terhadap stres.

Kolesterol juga berperan dalam produksi asam empedu, senyawa penting yang dibutuhkan dalam pencernaan lemak. Asam empedu diproduksi dari kolesterol oleh hati dan dilepaskan ke saluran pencernaan untuk membantu dalam emulsifikasi lemak, sehingga memudahkan penyerapan nutrisi oleh tubuh. Proses ini memastikan bahwa lemak yang kita konsumsi dapat dicerna dan diserap dengan efisien, memberikan energi dan nutrisi yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh yang optimal.

Namun, karena kolesterol tidak larut dalam air, tubuh harus menggunakan lipoprotein untuk mengangkutnya melalui aliran darah. Lipoprotein adalah partikel khusus yang terdiri dari protein dan lemak, yang membawa kolesterol dan lemak lainnya dari satu tempat ke tempat lain dalam tubuh. Terdapat beberapa jenis lipoprotein yang berbeda, yang masing-masing memiliki peran spesifik dalam metabolisme kolesterol. Di antara jenis lipoprotein tersebut, LDL (Low-Density Lipoprotein) sering disebut sebagai kolesterol “jahat” karena cenderung mengendap di dinding arteri dan berkontribusi pada pembentukan plak aterosklerotik, yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

Apa itu LDL atau Kolesterol Jahat?

LDL (Low-Density Lipoprotein) sering diidentifikasi sebagai kolesterol “jahat” karena perannya yang krusial dalam pembentukan plak aterosklerotik. Plak adalah deposit yang terdiri dari campuran kolesterol, lemak, sel darah, dan zat-zat lain yang beredar di dalam aliran darah. Ketika kadar LDL tinggi, partikel-partikel ini cenderung menumpuk di dinding arteri, terutama pada tempat-tempat di mana arteri mengalami kerusakan atau peradangan.

Proses penumpukan ini, dikenal sebagai aterosklerosis, menyebabkan arteri mengeras dan menyempit, mengurangi aliran darah yang bersih dan lancar. Selain itu, plak ini juga dapat pecah atau terkelupas dari dinding arteri, membentuk gumpalan yang bisa menyumbat aliran darah secara tiba-tiba. Ketika ini terjadi di arteri koroner yang memasok darah ke jantung, dapat mengakibatkan serangan jantung. Sementara jika terjadi di arteri yang memasok darah ke bagian lain dari tubuh, seperti arteri yang memasok darah ke otak atau kaki, dapat menyebabkan stroke atau penyakit vaskular perifer.

Bahaya Kadar Kolesterol yang Tinggi

Kolesterol tinggi, atau hiperlipidemia, telah terbukti menjadi faktor risiko utama untuk penyakit jantung yang serius. Kondisi ini meningkatkan risiko pembentukan plak aterosklerotik dalam arteri, yang merupakan tumpukan material seperti kolesterol, lemak, sel-sel darah, dan zat lainnya di dalam dinding arteri. Akibatnya, berbagai masalah kesehatan yang mengancam jiwa dapat terjadi, termasuk:

1.    Penyakit Jantung Koroner (PJK): Aterosklerosis arteri koroner, yang mengarah pada pembentukan plak di arteri yang memasok darah ke jantung, dapat menghambat aliran darah ke jantung. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke otot jantung, yang pada gilirannya dapat menyebabkan serangan jantung atau angina (nyeri dada).

2.    Stroke: Plak aterosklerotik yang terbentuk di arteri yang memasok darah ke otak memiliki potensi untuk pecah atau tersumbat, menyebabkan gumpalan darah yang dapat menghambat aliran darah ke otak. Ketika suplai oksigen ke otak terganggu, dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak yang luas, yang dikenal sebagai stroke. Stroke dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada fungsi otak, bahkan kematian.

3.    Penyakit Vaskular Perifer: Aterosklerosis juga dapat terjadi di arteri di luar jantung dan otak, yang dikenal sebagai penyakit vaskular perifer. Penyempitan pembuluh darah perifer dapat menyebabkan masalah sirkulasi yang serius, seperti nyeri kaki saat berjalan (claudication), luka yang sulit sembuh, atau bahkan amputasi pada kasus yang parah. Penderita penyakit vaskular perifer juga berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius lainnya, seperti infeksi dan gangren.

Ketiga kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya pengendalian kadar kolesterol dalam mencegah penyakit jantung dan kesehatan vaskular yang buruk. Upaya pencegahan yang ditujukan untuk mengurangi kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit yang berpotensi fatal ini.

Pencegahan agar Kolesterol tidak Tinggi

Untuk mencegah kadar kolesterol tinggi dan mengurangi risiko penyakit jantung, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

1.    Pola Makan Sehat: Makanan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL. Hindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol, seperti makanan olahan, makanan cepat saji, dan daging berlemak.

2.    Berolahraga secara Teratur: Aktivitas fisik yang teratur, seperti berjalan kaki, jogging, berenang, atau bersepeda, dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).

3.    Menghindari Kebiasaan Merokok: Merokok tidak hanya meningkatkan risiko penyakit jantung, tetapi juga dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan kadar kolesterol LDL.

4.    Mengelola Berat Badan: Menjaga berat badan yang sehat dengan pola makan seimbang dan olahraga teratur dapat membantu mengurangi kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan.

5.    Minum Alkohol dengan Bijak: Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida, yang merupakan jenis lemak dalam darah. Batasi konsumsi alkohol agar tidak lebih dari satu atau dua minuman per hari.

Kolesterol tinggi adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung, tetapi dapat dikelola melalui gaya hidup sehat dan pengobatan yang tepat. Penting untuk memahami peran kolesterol dalam tubuh dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan jantung. Dengan menerapkan perubahan gaya hidup yang sehat dan berkonsultasi dengan profesional medis secara teratur, kita dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan kualitas hidup kita. Jaga kadar kolesterol Anda tetap terkendali, dan jantung Anda akan berterima kasih.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3658/kolesterol-dan-penyakit-jantung-mengungkap-keterkaitan-yang-penting

Apakah Benar Makanan Bersantan Berakibat Buruk terhadap Kesehatan Jantung?

Santan, bahan makanan yang umum digunakan dalam berbagai masakan di Asia terkhusus Indonesia, sering kali menjadi pusat perhatian dalam diskusi tentang dampaknya terhadap kesehatan jantung. Meskipun memiliki rasa yang lezat dan tekstur yang khas, beberapa penelitian telah menyoroti potensi dampak negatif dari konsumsi santan terhadap kesehatan jantung. Namun, apakah santan benar-benar berakibat buruk terhadap jantung? Mari kita telaah lebih lanjut melalui artikel ini.

Komposisi Santan dan Kandungan Lemak

Santan, yang umumnya diekstrak dari kelapa parut, kaya akan kandungan lemak jenuh. Lemak jenuh adalah jenis lemak yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung. Konsumsi lemak jenuh dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung.

Santan juga dianggap tidak sehat karena mengandung lemak jenuh dengan kandungan dari sekitar 48 g lemak dalam 1 cangkir santan kaleng, hampir semuanya adalah lemak jenuh (sekitar 43 g). Untuk perbandingan, 1 cangkir susu sapi utuh (lemak susu 3,25%) mengandung kurang dari 5 g lemak jenuh. Para ahli, termasuk American Heart Association, merekomendasikan untuk mengonsumsi jumlah lemak jenuh yang sangat terbatas (kurang dari 6?ri total kalori harian Anda), terutama bagi orang yang ingin menurunkan kolesterol mereka.Para ilmuwan telah menyarankan bahwa antioksidan dalam minyak kelapa murni mungkin membantu mengurangi efek negatif dari kandungan lemak jenuh yang tinggi.

Pengaruh Lemak Jenuh terhadap Kesehatan Jantung

Penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya. Ini terjadi karena lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah, yang dapat menyebabkan plak tersimpan di dinding arteri dan akhirnya menyebabkan penyempitan arteri yang disebut aterosklerosis.

Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa konsumsi santan yang berlebihan (>3 kali/minggu) secara signifikan meningkatkan risiko penyakit vaskular sebesar 1,3 kali lipat dibandingkan dengan penggunaan santan yang jarang (<2 OR=1,33; p=0,002)>

Santan dalam Pola Makan Tradisional

Meskipun santan mengandung lemak jenuh, penting untuk memahami bahwa konsumsi santan dalam pola makan tradisional mungkin tidak selalu berkontribusi secara signifikan terhadap risiko penyakit jantung. Ini karena pola makan tradisional yang kaya akan santan seringkali juga mencakup berbagai bahan makanan lain yang sehat seperti sayuran, buah-buahan, dan protein nabati.

Peran Keselarasan dalam Konsumsi

Sebagaimana dengan banyak hal dalam nutrisi, keseimbangan dan moderasi adalah kunci. Konsumsi santan dalam jumlah sedang sebagai bagian dari pola makan yang seimbang mungkin tidak berdampak buruk pada kesehatan jantung, terutama jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan sehat lainnya.

Alternatif Santan yang Lebih Sehat

Untuk mereka yang peduli akan kesehatan jantung mereka namun tetap ingin menikmati masakan tradisional yang biasanya menggunakan santan, ada alternatif yang lebih sehat yang dapat dipertimbangkan. Misalnya, penggunaan susu kelapa rendah lemak atau susu nabati lainnya sebagai pengganti santan dapat mengurangi jumlah lemak jenuh dalam makanan.

Pentingnya Kebiasaan Makan Secara Keseluruhan

Lebih penting daripada mengisolasi satu bahan makanan tertentu adalah pentingnya menerapkan pola makan secara keseluruhan yang seimbang dan sehat. Ini mencakup mengonsumsi berbagai jenis makanan yang kaya akan nutrisi, membatasi asupan gula tambahan dan makanan olahan, serta menjaga berat badan yang sehat.

Meskipun santan mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, konsumsi santan sebagai bagian dari pola makan yang seimbang mungkin tidak selalu berdampak negatif pada kesehatan jantung.

Penting untuk memperhatikan kebiasaan makan secara keseluruhan dan memilih alternatif santan yang lebih sehat jika diperlukan. Konsultasi dengan profesional kesehatan juga dapat membantu dalam merencanakan pola makan yang sesuai dengan kebutuhan individu dan tujuan kesehatan jantung.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3662/apakah-benar-makanan-bersantan-berakibat-buruk-terhadap-kesehatan-jantung

Manfaat Minyak Zaitun untuk Kesehatan Jantung

Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang dihadapi masyarakat global saat ini. Menurut data dari World Health Organization (WHO), penyakit kardiovaskular menyebabkan hampir 18 juta kematian setiap tahun, menjadikannya penyebab kematian nomor satu di dunia 1 Faktor risiko penyakit jantung meliputi gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang buruk, kurang aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan. 

Di tengah meningkatnya prevalensi penyakit jantung, banyak penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat membantu mencegah dan mengelola kondisi ini. Salah satu fokus utama penelitian adalah peran nutrisi dalam menjaga kesehatan jantung. Minyak zaitun, yang merupakan komponen penting dalam diet Mediterania, telah menarik perhatian para peneliti karena potensi manfaatnya bagi kesehatan jantung.

Diet Mediterania, yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan minyak zaitun, telah terbukti memiliki efek kardioprotektif 2. Minyak zaitun, secara khusus, telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung koroner dan stroke 3. Manfaat kesehatan dari minyak zaitun ini sebagian besar dikaitkan dengan kandungan asam lemak tak jenuh tunggal yang tinggi, terutama asam oleat, serta keberadaan senyawa bioaktif seperti polifenol.

Kandungan Nutrisi Minyak Zaitun

Minyak zaitun adalah minyak sehat yang mengandung banyak lemak baik, terutama asam oleat. Asam oleat termasuk dalam kelompok lemak tak jenuh tunggal yang telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan jantung. Lemak jenis ini dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam tubuh, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung.

Selain lemak baik, minyak zaitun juga kaya akan antioksidan, seperti polifenol, vitamin E, dan squalene. Antioksidan adalah senyawa yang dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel sehat dan berkontribusi terhadap perkembangan berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung.

Polifenol dalam minyak zaitun memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan yang kuat. Senyawa ini dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, yang merupakan faktor risiko penting untuk penyakit jantung. Vitamin E, yang juga terdapat dalam minyak zaitun, adalah antioksidan yang larut dalam lemak dan berperan penting dalam melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif. Squalene, senyawa lain dalam minyak zaitun, juga memiliki sifat antioksidan dan dapat membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif.

Dengan kandungan lemak baik dan antioksidan yang tinggi, minyak zaitun dapat menjadi pilihan minyak yang sehat untuk digunakan dalam masakan sehari-hari. Mengonsumsi minyak zaitun sebagai bagian dari pola makan yang seimbang dan sehat dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.4

Efek Minyak Zaitun pada Kadar Lemak

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi minyak zaitun dapat membantu memperbaiki kadar lemak (lipid) dalam tubuh kita. Lemak dalam tubuh terdiri dari berbagai jenis, termasuk kolesterol total, kolesterol LDL (kolesterol jahat), dan kolesterol HDL (kolesterol baik). Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 200 orang dewasa dengan risiko penyakit jantung, para peserta diminta untuk mengonsumsi minyak zaitun selama 4 minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar kolesterol total dan kolesterol LDL dalam tubuh mereka mengalami penurunan yang signifikan setelah mengonsumsi minyak zaitun selama periode tersebut.2

Penelitian lain juga menemukan bahwa mengganti lemak jenuh, seperti lemak hewani dan minyak kelapa, dengan minyak zaitun dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL dalam tubuh. Kolesterol HDL dikenal sebagai kolesterol baik karena membantu membersihkan pembuluh darah dari kolesterol jahat dan membawanya kembali ke hati untuk diproses. Perbaikan profil lipid ini penting karena kadar kolesterol total dan kolesterol LDL yang tinggi, serta kadar kolesterol HDL yang rendah, merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung.3

 Minyak Zaitun dan Tekanan Darah

Hipertensi, atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi, adalah kondisi di mana tekanan darah dalam pembuluh arteri kita lebih tinggi dari normal. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama untuk penyakit jantung. Semakin tinggi tekanan darah, semakin berat kerja jantung dalam memompa darah, dan semakin besar risiko kerusakan pada jantung dan pembuluh darah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi minyak zaitun dapat membantu menurunkan tekanan darah. Dalam sebuah studi yang melibatkan 23 pasien dengan hipertensi, para peserta diminta untuk mengonsumsi minyak zaitun selama 6 bulan. Setelah 6 bulan, hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah mereka, baik tekanan darah atas (sistolik) maupun tekanan darah bawah (diastolik), mengalami penurunan yang signifikan.

Penurunan tekanan darah ini mungkin terkait dengan kandungan asam oleat dan antioksidan dalam minyak zaitun. Asam oleat dapat membantu meningkatkan fleksibilitas pembuluh darah, sehingga memudahkan darah untuk mengalir. Sementara itu, antioksidan seperti polifenol dapat membantu melindungi pembuluh darah dari kerusakan akibat stres oksidatif dan peradangan.Meskipun hasil penelitian ini menjanjikan, penting untuk diingat bahwa minyak zaitun harus dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang. Mengganti lemak jenuh dengan minyak zaitun dapat menjadi langkah yang baik untuk membantu menurunkan tekanan darah, tetapi ini harus disertai dengan perubahan gaya hidup lainnya, seperti mengurangi asupan garam, meningkatkan aktivitas fisik, dan mengelola stres dengan baik.5

Efek Antiinflamasi Minyak Zaitun

Inflamasi atau peradangan kronis merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh terus-menerus aktif, meskipun tidak ada ancaman nyata yang harus dilawan. Kondisi ini dapat merusak jaringan tubuh sehat, termasuk pembuluh darah dan jantung. Ketika pembuluh darah mengalami peradangan kronis, dapat terjadi penumpukan plak yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan arteri, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.Minyak zaitun mengandung senyawa yang memiliki sifat antiinflamasi, salah satunya adalah oleocanthal. Oleocanthal bekerja dengan cara yang mirip dengan obat antiinflamasi seperti ibuprofen, yaitu menghambat produksi enzim yang terlibat dalam proses peradangan, seperti COX-1 dan COX-2.

Dalam sebuah studi laboratorium (in vitro), peneliti menemukan bahwa oleocanthal dalam minyak zaitun dapat menghambat produksi mediator inflamasi, yaitu senyawa yang berperan dalam proses peradangan. Dengan mengurangi produksi mediator inflamasi ini, oleocanthal dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh.Meskipun hasil studi ini menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian ini dilakukan di laboratorium dan bukan pada manusia secara langsung. Masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya bagaimana oleocanthal dan senyawa antiinflamasi lainnya dalam minyak zaitun dapat mempengaruhi kesehatan jantung pada manusia.6

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, terdapat bukti-bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa mengonsumsi minyak zaitun dapat memberikan manfaat bagi kesehatan jantung kita. Minyak zaitun dapat membantu memperbaiki kadar lemak dalam tubuh, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi peradangan.

Namun, penting untuk diingat bahwa minyak zaitun harus dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang. Mengonsumsi minyak zaitun secara berlebihan atau menambahkannya ke dalam makanan yang sudah tinggi lemak dan kalori dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan masalah kesehatan lainnya. Jadi, gunakanlah minyak zaitun dengan bijak dan sesuaikan dengan kebutuhan kalori harian Anda.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3663/manfaat-minyak-zaitun-untuk-kesehatan-jantung

Bawang Putih dan Kunyit: Senjata Alami Melawan Masalah Kesehatan Jantung

Kesehatan jantung adalah salah satu aspek terpenting dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Masalah kesehatan jantung, seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke, menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Namun, bagaimana kita dapat menjaga kesehatan jantung kita? Salah satu jawabannya adalah dengan memperhatikan pola makan dan mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan alami, seperti bawang putih dan kunyit. Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya bawang putih dan kunyit untuk kesehatan jantung.

Mengenal Bawang Putih dan Kunyit

Bawang Putih (Allium sativum)

Bawang putih telah lama digunakan sebagai bumbu dapur dan obat tradisional di berbagai budaya di seluruh dunia. Tanaman ini termasuk dalam keluarga Allium yang juga mencakup bawang merah, bawang bombay, dan bawang prei. Bawang putih kaya akan senyawa-senyawa biologis yang memiliki potensi kesehatan yang luar biasa, salah satunya adalah allicin, yang memberikan aroma khas pada bawang putih dan diketahui memiliki sifat antimikroba dan antiinflamasi.

Kunyit (Curcuma longa)

Kunyit, atau sering disebut dengan kunyit putih, adalah tanaman rimpang yang juga telah digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, terutama di Asia. Senyawa aktif utama dalam kunyit adalah kurkumin, yang memberikan warna kuning cerah pada rempah ini. Kurkumin telah banyak diteliti karena berbagai manfaat kesehatan, termasuk sifat antiinflamasi, antioksidan, dan bahkan potensi melawan kanker.

Antioksidan dalam Bawang Putih dan Kunyit

Antioksidan adalah senyawa yang melindungi tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas, molekul yang dapat menyebabkan stres oksidatif dan berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung. Bawang putih dan kunyit kaya akan antioksidan alami yang dapat membantu melindungi kesehatan jantung.

Allicin dalam Bawang Putih

Salah satu senyawa utama dalam bawang putih adalah allicin. Allicin terbentuk ketika bawang putih dihancurkan atau diiris, melepaskan aroma khasnya. Allicin telah terbukti memiliki sifat antioksidan yang kuat, yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif. Selain itu, allicin juga telah dikaitkan dengan penurunan tekanan darah dan kolesterol, faktor risiko utama untuk penyakit jantung.

Kurkumin dalam Kunyit

Kurkumin adalah senyawa aktif dalam kunyit yang telah menjadi fokus utama penelitian dalam bidang kesehatan. Kurkumin diketahui memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan yang kuat. Studi menunjukkan bahwa kurkumin dapat membantu meningkatkan fungsi endotel, lapisan sel di dalam pembuluh darah, yang penting untuk kesehatan jantung. Selain itu, kurkumin juga dapat membantu mengurangi peradangan dan stres oksidatif, dua faktor yang berkontribusi pada penyakit jantung.

Manfaat untuk Kesehatan Jantung

1.    Menurunkan Kolesterol

Kolesterol tinggi adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung. Studi telah menunjukkan bahwa bawang putih dan kunyit dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam tubuh. Allicin dalam bawang putih dan kurkumin dalam kunyit bekerja bersama-sama untuk mengurangi penyerapan kolesterol dalam usus dan meningkatkan pengeluarannya dari tubuh.

2.    Menurunkan Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah faktor risiko lain yang dapat menyebabkan penyakit jantung. Konsumsi bawang putih dan kunyit telah dikaitkan dengan penurunan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Allicin dalam bawang putih dapat membantu melebarkan pembuluh darah, sementara kurkumin dalam kunyit dapat membantu meningkatkan fungsi pembuluh darah.

3.    Mengurangi Peradangan

Peradangan kronis telah dikaitkan dengan perkembangan penyakit jantung. Baik bawang putih maupun kunyit memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Allicin dalam bawang putih dan kurkumin dalam kunyit dapat menghambat aktivitas molekul yang memicu peradangan, membantu melindungi jantung dari kerusakan yang disebabkan oleh peradangan.

4.    Meningkatkan Fungsi Endotel

Fungsi endotel yang buruk dapat menyebabkan penumpukan plak dalam pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung. Studi menunjukkan bahwa baik bawang putih maupun kunyit dapat membantu meningkatkan fungsi endotel. Allicin dalam bawang putih dan kurkumin dalam kunyit dapat membantu merelaksasi pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, dan mengurangi kerusakan pada endotel.

Cara Mengonsumsi Bawang Putih dan Kunyit

Ada berbagai cara untuk mengonsumsi bawang putih dan kunyit untuk mendapatkan manfaat kesehatan jantungnya. Beberapa di antaranya termasuk:

  • Tambahkan ke makanan: Bawang putih dan kunyit dapat ditambahkan ke berbagai hidangan, mulai dari tumisan sayuran hingga sup dan kari.
  • Minuman herbal: Anda juga dapat membuat minuman herbal dengan menggunakan bawang putih dan kunyit. Misalnya, Anda dapat membuat teh kunyit dengan menambahkan irisan kunyit ke dalam air panas dan membiarkannya meresap selama beberapa menit.
  • Suplemen: Jika sulit untuk mendapatkan cukup bawang putih dan kunyit dalam diet sehari-hari, Anda juga dapat mempertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen yang mengandung ekstrak bawang putih atau kunyit.

Bawang putih dan kunyit adalah dua bahan alami yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional dan saat ini telah menjadi subjek penelitian ilmiah yang luas. Keduanya kaya akan senyawa-senyawa aktif yang memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi yang dapat membantu melindungi kesehatan jantung. Dengan mengonsumsi bawang putih dan kunyit secara teratur sebagai bagian dari pola makan yang seimbang, Anda dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan kesehatan jantung secara keseluruhan. Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, karena interaksi mungkin terjadi.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3665/bawang-putih-dan-kunyit-senjata-alami-melawan-masalah-kesehatan-jantung

Bahagia vs Stres: Dampaknya pada Kesehatan Jantung

Kesehatan jantung adalah aspek vital dalam menjaga kesejahteraan tubuh secara keseluruhan. Tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik seperti pola makan dan aktivitas fisik, tetapi juga oleh faktor psikologis seperti tingkat kebahagiaan dan tingkat stres seseorang. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara bahagia dan stres serta bagaimana keduanya mempengaruhi kesehatan jantung.

Bahagia: Kunci untuk Kesehatan Jantung yang Optimal

Bahagia adalah perasaan positif yang terkait dengan kepuasan, kegembiraan, dan kesejahteraan emosional. Orang yang bahagia cenderung memiliki pandangan hidup yang optimis, merasa puas dengan kehidupan mereka, dan mampu mengatasi tantangan dengan lebih baik. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa kebahagiaan memiliki dampak yang positif pada kesehatan jantung.

Pengaruh Bahagia pada Kesehatan Jantung

  1. Menurunkan risiko penyakit jantung: Individu yang merasa bahagia cenderung memiliki risiko lebih rendah untuk mengembangkan penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan stroke. Hal ini mungkin karena perasaan bahagia dapat mengurangi stres, meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh, dan mengurangi peradangan dalam tubuh, yang semuanya berkontribusi pada kesehatan jantung yang optimal.
  2. Meningkatkan faktor-faktor pelindung: Bahagia juga dikaitkan dengan peningkatan faktor-faktor pelindung bagi kesehatan jantung, seperti tekanan darah yang lebih rendah, kadar kolesterol yang sehat, dan fungsi pembuluh darah yang lebih baik. Ini semua dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan umur harapan hidup.
  3. Mengurangi perilaku berisiko: Orang yang bahagia cenderung lebih mungkin mengadopsi gaya hidup yang sehat, seperti pola makan yang seimbang, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan merokok atau konsumsi alkohol berlebihan. Semua ini merupakan faktor penting dalam mencegah penyakit jantung dan memelihara kesehatan jantung yang optimal.

Stres: Musuh Kesehatan Jantung

Di sisi lain, stres adalah reaksi tubuh terhadap tekanan fisik, emosional, atau mental yang dikenakan padanya. Stres dapat berasal dari berbagai sumber, seperti tekanan pekerjaan, masalah keuangan, atau konflik interpersonal. Meskipun reaksi stres alami dan kadang-kadang diperlukan untuk menghadapi situasi yang menantang, stres kronis atau berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung.

Dampak Stres pada Kesehatan Jantung

  1. Meningkatkan risiko penyakit jantung: Stres kronis telah terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung, termasuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan aritmia. Reaksi stres yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar hormon stres seperti kortisol, dan peradangan dalam tubuh, semua faktor yang berkontribusi pada perkembangan penyakit jantung.
  2. Mempengaruhi gaya hidup: Stres juga dapat memengaruhi kebiasaan hidup seseorang, mengarah pada perilaku berisiko yang dapat merugikan kesehatan jantung. Misalnya, beberapa orang cenderung merespons stres dengan meningkatkan konsumsi makanan tidak sehat, mengabaikan aktivitas fisik, atau mengonsumsi alkohol atau obat-obatan secara berlebihan, yang semuanya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
  3. Mempengaruhi fungsi jantung: Reaksi stres yang berlebihan juga dapat langsung memengaruhi fungsi jantung. Misalnya, stres yang kronis dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, aritmia, dan gangguan irama jantung lainnya. Ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung atau komplikasi jantung lainnya pada individu yang rentan.

Strategi Mengatasi Stres dan Meningkatkan Kesejahteraan Emosional

Mengingat pentingnya kesejahteraan emosional dalam menjaga kesehatan jantung, penting untuk mengembangkan strategi untuk mengatasi stres dan meningkatkan tingkat kebahagiaan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:

  1. Praktikkan teknik relaksasi: Praktikkan teknik pernapasan dalam, meditasi, atau yoga secara teratur untuk membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
  2. Jaga gaya hidup sehat: Pertahankan pola makan seimbang, rutin berolahraga, dan hindari kebiasaan merokok atau konsumsi alkohol berlebihan untuk mendukung kesehatan jantung yang optimal.
  3. Cari dukungan sosial: Bertukar cerita dengan teman atau keluarga, atau bergabung dengan kelompok dukungan sosial, dapat membantu mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
  4. Atur prioritas dan kelola waktu: Atur prioritas Anda, kelola waktu dengan baik, dan pelajari untuk mengatakan tidak ketika perlu untuk mengurangi beban stres yang tidak perlu.
  5. Temukan aktivitas yang membuat bahagia: Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang Anda nikmati, seperti hobi, olahraga, atau bersantai dengan orang-orang yang Anda cintai.

Kesehatan jantung dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk tingkat kebahagiaan dan tingkat stres seseorang. Bahagia memiliki dampak positif pada kesehatan jantung, sementara stres kronis atau berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi untuk mengatasi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan jantung yang optimal. Dengan menjaga keseimbangan antara kebahagiaan dan stres, Anda dapat memelihara kesehatan jantung Anda dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3666/bahagia-vs-stres-dampaknya-pada-kesehatan-jantung

Diet Sehat untuk Menjaga Kepadatan Tulang dan Mencegah Osteoporosis

Masa tulang atau  Bone Mineral Density (BMD) berubah sepanjang berjalannya usia, ditandai dengan fase pertambahan masa tulang yang cepat selama masa kanak-kanak dan remaja, fase tenang atau relative datar pada usia pertengahan dan diikuti dengan kehilangan masa tulang selama tahun-tahun terakhir. Puncak masa tulang yaitu setelah mencapai usia 30 tahun dan akan secara alami menurun perlahan pada usia usia setelahnya. 1,2 Jika masa tulang tidak cukup terbentuk selama masa ini, maka akan terjadi pengeroposan tulang di kemudian hari dan memiliki peningkatan risiko untuk menjadi rapuh dan mudah patah (osteoporosis). Oleh sebab itu, perlu memenuhi asupan nutrisi dan gaya hidup yang sehat untuk membangun tulang yang kuat dan mempertahankan masa tulang seiring bertambahnya usia. Berikut beberapa cara untuk membangun tulang yang sehat:

1.    Makan banyak Sayur dan Buah

Buah dan sayur adalah salah satu sumber vitamin C terbaik yang dapat merangsang produksi sel-sel pembentuk tulang. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek antioksidan vitamin C dapat melindungi sel tulang dari kerusakan.Dianjurkan konsumsi buah-buah dan sayuran setidaknya 5 porsi sehari. Asupan sayuran hijau dan kuning yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan mineralisasi tulang selama masa kanak-kanak dan pemeliharaan masa tulang pada dewasa awal. Makan banyak sayuran juga terbukti bermanfaat pada wanita dengan usia yang lebih tua. Sebuah penelitian pada wanita berusia diatas 50 tahun ditemukan bahwa mereka yang paling sering mengonsumsi bawang Bombay memiliki risiko osteoporosis 20% lebih rendah dibandingkan wanita yang jarang mengonsumsinya.

2.    Konsumsi Protein yang Cukup

Asupan protein mempengaruhi produksi hormon pertumbuhan yang penting dalam pembentukan setiap sel dalam tubuh terutama otot dan tulang.4 Sebalikanya, asupan protein yang rendah menurunkan penyerapan kalsium yang dapat mempengaruhi tingkat pembentukan dan kerusakan tulang. Dengan demikian, rendahnya asupan protein dapat menyebabkan pengeroposan tulang sementara asupan protein yang tinggi dapat membantu melindungi kesehatan tulang selama masa penuaan dan penurunan berat badan. Direkomendasikan asupan protein lebih tinggi dari 0.8 g/kg berat badan per hari.1

3.    Konsumsi Makanan Tinggi Kalsium

Kalsium merupakan mineral utama pembentuk tulang dan 99% kalsium tubuh disimpan di dalam tulang. Karena sel-sel tulang yang sudah tua secara konstan dipecah digantikan oleh sel-sel tulang yang baru, maka penting untuk mengonsumsi kalsium setiap hari untuk melindungi struktur dan kekuatan tulang. Kalsium banyak terdapat pada susu, keju, yogurt, bayam, kale dan kacang kedelai. Rekomendasi asupan kalsium harian adalah 800-1200 mg per hari.4

4.    Dapatkan banyak Vitamin D dan Vitamin K

Vitamin D berperan dalam membantu penyerapan kalsium dalam tubuh. Pnelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dan orang dewasa dengan kadar vitamin D yang rendah cenderung memiliki kepadatan tulang yang rendah dan lebih berisiko mengalami pengeroposan tulang. Mendapatkan vitamin D dan K dalam jumlah yang cukup dari makanan atau suplemen dapat membantu melindungi kesehatan tulang. Anda bisa mendapatkan vitamin D yang cukup melalui paparan sinar matahari dan sumber makanan seperti ikan, hati dan keju. Sedangkan vitamin K terdapat dalam hati, telur, daging dan makanan fermentasi seperti keju dan nato.

5.    Lakukan Latihan Kekuatan dan Latihan Beban

Melakukan jenis olahraga tertentu dapat membantu membangun dan menjaga kekuatan tulang yang dapat meningkatkan pembentukan tulang selama pertumbuhan tulang dan melindungi kesehatan tulang pada orang dewasa yang lebih tua, termasuk mereka yang memiliki kepatan tulang yang rendah. Salah satu jenis aktivitas terbaik untuk kesehatan tulang adalah latihan aerobik dengan menahan beban seperti latihan yang melibatkan lengan, kaki, dan tungkai, misalnya berjalan, menaiki tangga, joging, bola voli dan tenis. Salah satu bentuk latihan aerobik yang paling umum adalah jalan kaki, latihan yang sangat diterima dengan baik oleh para lansia karena tidak berbahaya dan mudah dilakukan.

6.    Hindari Diet Rendah Kalori

Banyak sekali program diet dengan tujuan menurunkan berat badan termasuk pembatasan kalori dan intermittent fasting. Meskipun penurunan berat badan bermanfaat untuk hasil kardiometabolik pada pasien dengan kelebihan berat badan atau obesitas, namun menurunkan kalori terlalu rendah bukanlah ide yang bagus. Selain memperlambat metabolisme, menimbulkan rasa lapar kembali dan menyebabkan hilangnya masa otot, hal itu juga dapat membahayakan kesehatan tulang. Penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang menyediakan kurang dari 1.000 kalori per hari dapat menyebabkan kepadatan tulang yang lebih rendah pada individu dengan berat badan normal, overweight ataupun obesitas. Untuk membangun dan menjaga tulang tetap kuat, jalani diet seimbang yang menyediakan setidaknya 1.200 kalori per hari dan harus mencakup banyak protein dan kaya akan vitamin dan mineral.5

7.    Jaga Berat Badan Ideal

Selain mengonsumsi makanan yang bergizi, menjaga berat badan yang sehat dapat membantu mendukung kesehatan tulang. Misalnya, kekuranagn berat badan meningkatkan risiko osteopenia dan osteoporosis. Hal ini khususnya terjadi pada wanita pasca menopause yang telah kehilangan efek hormon estrogen yang melindungi tulang. Berat badan yang rendah pada usia ini berkontribusi terhadap berkurangnya kepadatan tulang dan peningkatan pengeroposan tulang.

8.    Konsumsi Makanan Tinggi Asam Lemak Omega-3

Asam lemak omega-3 berperan sebagai antiinflamasi. Mereka juga telah terbukti membantu melindungi terhadap pengeroposan tulang selama proses penuaan. Omega-3 terdapat pada ikan, minyak kanola, minyak zaitun, kacang kedelain dan biji-bijian.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3636/diet-sehat-untuk-menjaga-kepadatan-tulang-dan-mencegah-osteoporosis

Penanganan Sariawan

Penyakit mulut yang paling sering terjadi adalah sariawan. Kondisi ini tepatnya terjadi berupa luka (ulser) pada mukosa mulut, yang terdiri dari gusi, langit-langit, lidah, dasar mulut, bibir bagian dalam (mukosa labial), bagian dalam pipi (mukosa bukal). Sariawan merupakan penyakit mulut yang sudah tidak asing lagi. Berbagai kalangan mulai dari balita, remaja, orang tua, maupun lanjut usia tentu pernah mengalami penyakit tersebut. Efek dari sariawan itu sendiri ialah bisa menyebabkan para penderitanya tidak nafsu makan dan mulut terasa perih. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi zat pemati rasa dan antiseptika. Pemakaiannya obat bisa dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam sehari. Selain dengan zat pemati rasa, sariawan juga dapat diobati dengan antiseptika. Hasil terbaik dari penggunaan antiseptika terbukti oleh obat kumur provid-ion (Betadine) dan klorheksidin dalam bentuk tablet hisap srta larutan peroksida 3%. Selain itu juga bisa menggunakan obat kumur yang mengandung chlorhexidine gluconate 2%, sodium hyaluronate, PVP, dan glycyrrhetinic. BPOM menganjurkan penggunaan obat-obat yang memiliki kandungan enzydamine HCLprovidone iodine 1%, atau kombinasi dequalinium chloride dan vitamin C. Bagi yang ingin menyembuhkan sariawan dengan bahan-bahan alami, yaitu : tanaman gambir, daun sirih, air garam, dan cabai. Sariawan (stomatitis herpes) adalah suatu penyakit yang diawali gejala demam yang diikuti munculnya gelembung berisi cairan pada wajah, rongga mulut, dan bibir. Penyakit  ini disebabkan oleh adanya infeksi virus herpes simplex, ditambah dengan faktor lain sebagai pemicu : stres, demam, paparan sinar matahari, trauma, kondisi imunosupresi, dan gangguan hormon. Sariawan atau Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) perlu dibedakan dengan kelainan mukosa mulut lain, yang dapat terjadi karena infeksi virus, bakteri, jamur, penggunaan obat-obatan, serta karena penyakit sistemik maupun kelainan autoimun.

Ciri-ciri Sariawan

Ciri-ciri sariawan yang biasa terjadi ditandai dengan gejala seperti berikut :

1. Lesi Putih atau Merah yang Menonjol

Sariawan ditandai dengan munculnya lesi bulat atau oval, yang biasanya berwarna putih atau merah, di dalam mulut atau di bibir. Lesi ini sering kali terasa nyeri atau terbakar ketika terkena makanan atau minuman.

2. Ukuran Bervariasi

Sariawan dapat bervariasi dalam ukuran, dari yang sangat kecil hingga lebih besar dari satu sentimeter. Mereka biasanya berkembang di bagian dalam pipi, bibir, lidah, atau langit-langit mulut.

3. Kemerahan di Sekitar Lesi

Area di sekitar sariawan sering kali tampak merah atau teriritasi. Gejala ini dapat membuat mengunyah atau menggosok gigi menjadi tidak nyaman.

4. Nyeri atau Ketidaknyamanan

Sariawan dapat menyebabkan rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang signifikan saat makan, minum, atau bahkan berbicara. Sensasi terbakar atau gatal juga bisa terjadi tergantung pada ukuran dan lokasi sariawan.

5. Sariawan Tidak Menular

Penting untuk dicatat bahwa sariawan bukanlah kondisi menular dan umumnya tidak terkait dengan infeksi virus atau bakteri. Mereka biasanya muncul sebagai hasil dari iritasi lokal atau stres, meskipun faktor penyebabnya dapat bervariasi dari individu ke individu.

Apakah Sariawan Bisa Sembuh?

Jawabannya adalah ya, sariawan bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu hingga dua minggu. Namun, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi rasa sakit.

Apakah Sariawan Menular?

Tidak, sariawan tidak menular. Sariawan adalah luka kecil yang menyakitkan di dalam mulut yang sering kali disebabkan oleh cedera mulut, stres, kekurangan vitamin, atau kondisi medis tertentu. Berbeda dengan infeksi virus atau bakteri, sariawan bukanlah hasil dari organisme menular sehingga tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak fisik, udara, atau cairan tubuh.

Sariawan biasanya sembuh sendiri dalam beberapa minggu, namun pengobatan dapat membantu mengurangi rasa sakit dan mempercepat penyembuhan.

Penanganan Sariawan

1.Gunakan Obat Kumur Khusus

Salah satu cara paling efektif untuk mengobati sariawan adalah dengan menggunakan obat kumur khusus yang mengandung antiseptik. Obat kumur ini membantu membunuh bakteri dan menjaga kebersihan mulut, sehingga sariawan bisa sembuh lebih cepat.

2.Oleskan Gel atau Salep Sariawan

Gel atau salep yang mengandung bahan aktif seperti benzokain atau lidokain dapat dioleskan langsung pada sariawan. Ini akan membantu meredakan rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan.

3. Larutan Garam

Garam adalah bahan alami yang memiliki sifat antiseptik. Cukup larutkan satu sendok teh garam dalam segelas air hangat, lalu gunakan untuk berkumur selama beberapa detik. Lakukan ini beberapa kali sehari untuk membantu mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan.

4. Konsumsi Makanan yang Lembut

Hindari makanan keras atau tajam yang bisa memperparah sariawan. Pilihlah makanan yang lembut seperti bubur, sup, atau yogurt yang tidak akan melukai area sariawan.

5. Minum Air yang Cukup

Dehidrasi bisa memperburuk kondisi sariawan. Pastikan Anda minum air putih yang cukup setiap hari untuk menjaga kelembapan mulut dan membantu proses penyembuhan.

6. Konsumsi Vitamin C dan B12

Kekurangan vitamin C dan B12 seringkali dikaitkan dengan munculnya sariawan. Mengonsumsi suplemen vitamin ini atau makan buah-buahan yang kaya vitamin C, seperti jeruk dan kiwi, dapat membantu mempercepat penyembuhan sariawan.

7. Hindari Makanan Pedas dan Asam

Makanan pedas dan asam dapat memperparah iritasi di area sariawan. Sebaiknya hindari makanan seperti cabai, jeruk, atau tomat sampai sariawan Anda sembuh.

8. Jaga Kebersihan Mulut

Kebersihan mulut yang baik sangat penting untuk mencegah dan mengobati sariawan. Sikat gigi secara teratur dengan sikat yang lembut dan gunakan benang gigi untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang bisa memicu iritasi.

9. Gunakan Es Batu

Es batu bisa membantu meredakan rasa sakit akibat sariawan. Tempelkan es batu kecil pada area sariawan selama beberapa menit untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan.

10. Istirahat yang Cukup

Tubuh yang lelah dan stres bisa memperlambat proses penyembuhan. Pastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup setiap malam dan mengurangi stres agar tubuh bisa fokus pada penyembuhan sariawan.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3649/penanganan-sariawan

Perut Kembung pada Bayi: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kembung adalah salah satu gejala gastrointestinal yang paling umum dan sering menjadi keluhan pasien dari segala usia, tidak terkecuali pada bayi. Hal ini dikarenakan bayi memang memiliki banyak peluang untuk menelan udara, seperti saat mereka menyusu ASI melalui payudara ibu, menyusu melalui botol, dan menangis. Kondisi kembung menyebabkan bayi merasa tidak nyaman, rewel, penurunan nafsu makan, dan kesulitan tidur.

Bayi sering mengalami perut kembung saat berusia 0–3 bulan serta 6–12 bulan. Pada usia 0–3 bulan, bayi kerap mengalami perut kembung karena saluran pencernaannya masih belum bekerja dengan sempurna. Sementara pada bayi usia 6 bulan ke atas, perut kembung biasa terjadi karena saluran pencernaannya sedang beradaptasi untuk mencerna berbagai jenis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Kembung pada bayi dapat juga menyertai gangguan pencernaan lain, seperti muntah, diare, sakit perut, dan konstipasi. Bayi yang kembung biasanya mudah muntah.

Apakah penyebab kembung pada bayi?

1.      Makan dan minum sambil bermain

Ketika bayi diberi makan atau minum sambil bermain, ia akan cenderung bersemangat, sehingga menelan makanan lebih cepat. Akibatnya, ada semakin banyak udara yang ikut tertelan dan masuk ke dalam lambung dan berisiko bayi tersedak.

2.      Menangis terlalu lama

Bayi yang menangis terlalu lama sering mengalami kembung karena banyak menelan udara (aerofagia) yang masuk ke saluran pencernaannya.

3.      Terlalu banyak makan atau minum susu

Bayi yang terlalu banyak makan atau minum susu (overfeeding) juga dapat kembung karena sebagian dari susu tersebut tidak dicerna. Gangguan penyerapan akibat fungsi enzim pencernaan yang belum sempurna juga dapat menyebabkan kembung karena makanan atau susu yang tidak dicerna tersebut akan turun ke usus besar yang banyak mengandung bakteri komensal. Zat makanan tersebut akan difermentasi oleh bakteri tadi dan menghasilkan gas yang menimbulkan kembung.

4.        Intoleransi laktosa

Intoleransi laktosa menimbulkan kembung karena laktosa dalam susu tidak dicerna akibat kurangnya enzim laktase (enzim untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa). Laktosa yang tidak tercerna akan turun ke usus besar dan difermentasi oleh bakteri penghuni usus besar dan menghasilkan gas. Kekurangan enzim laktase dapat terjadi karena belum matangnya perkembangan usus pada bayi (transient lactose intolerance).

5.        Kembung akibat gejala suatu kelainan kongenital

Kelainan kongenital yang menimbulkan keluhan kembung sebagai salah satu gejalanya adalah terpuntirnya usus (volvulus), bagian usus atas terlipat masuk ke bagian yang lebih bawah (invaginasi), kelainan saraf pada segmen usus bawah (hirschprung) atau tidak terbentuknya segmen usus sejak lahir (atresia).

Bagaimana cara mengatasi perut kembung pada bayi ?

Orang tua dapat mencoba mengatasi perut kembung bayi di rumah dengan teknik tertentu. Berikut cara penanganan keluhan perut kembung yang dapat dilakukan di rumah.

1.      Mengatur posisi menyusui

Ketika ibu menyusui bayi langsung ke payudara atau melalui botol, cobalah untuk menjaga agar kepala bayi lebih tinggi dari perutnya. Dengan begitu, susu akan turun ke dasar perut dan udara naik ke atas, dan bayi akan lebih mudah untuk bersendawa. Bila perlu, gunakan bantal menyusui untuk menyangga kepala bayi.

2.      Sendawakan bayi

Salah satu cara termudah untuk mengatasi sakit perut akibat kembung pada bayi adalah dengan sendawa. Bayi perlu bersendawa selama dan setelah menyusui. Jika bayi tidak langsung bersendawa sesaat setelah menyusui, coba baringkan dalam posisi telentang selama beberapa menit. Coba beberapa kali hingga bayi bersendawa.

3.      Berikan pijatan lembut

Pijat bayi dengan lembut pada perut mungilnya untuk membantu mengeluarkan gas. Setidaknya ini dapat membantu perutnya merasa lebih baik. Gerakkan kaki bayi ke depan dan ke belakang (seperti gerakan mengayuh sepeda) saat ia telentang. Ibu juga bisa meletakkan bayi dengan posisi tengkurap, kemudian gosok punggungnya. Ini juga dapat membantu melepaskan tekanan gas. Selain itu, mandi air hangat juga dapat membantu mengeluarkan gas di perut bayi.

4.      Pilih peralatan menyusui yang sesuai

Bila memberikan susu dengan botol, pastikan ukuran lubang dot pas. Caranya, coba teteskan susu formula dingin lewat lubang itu. Bila ukurannya pas, susu akan menetes satu kali setiap detik.

Cara-cara di atas efektif untuk meredakan bayi kembung. Namun, jika cara tersebut belum berhasil, atau bayi kembung disertai gejala-gejala lain, seperti demam, diare, dan muntah, orangtua dianjurkan untuk segera membawa bayi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang sesuai.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3629/perut-kembung-pada-bayi-penyebab-dan-cara-mengatasinya

Kejang Demam pada Anak: Gejala, Tipe dan Cara Tepat Mengatasinya

Febrile seizure atau kejang demam adalah demam yang disertai dengan kejang yang biasanya dialami oleh anak-anak. Kondisi ini umum terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Kejang demam atau lebih dikenal dengan penyakit step pada anak terjadi akibat kenaikan suhu tubuh yang terlalu cepat di atas suhu normal anak dan kemampuan tubuh anak untuk beradaptasi terhadap kondisi tersebut.

Tidak semua anak rentan mengalami kejang demam, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya kejang demam pada anak, seperti riwayat keluarga dengan kejang demam, demam dengan suhu tubuh yang tinggi, riwayat berat badan lahir rendah, lahir prematur, dan anak dengan keterlambatan tumbuh kembang. Namun, sebelum melakukan prosedur atau langkah penanganan dari kejang demam, pastikan terlebih dulu jika anak memang mengalami kejang demam.

Gejala kejang demam pada anak:

1.       Kenaikan suhu tubuh secara drastis hingga lebih dari 38° Celcius.

2.       Berkeringat secara berlebihan.

3.       Tangan dan kaki gemetar, serta mengalami kejang.

4.       Buang air kecil tiba-tiba dan bola mata berputar ke atas.

5.       Tidak merespons komunikasi, seperti tidak menjawab saat diajak bicara.

6.       Pingsan atau kehilangan kesadaran, terutama setelah kejang.

Tipe kejang demam yang bisa terjadi pada anak-anak

1.    Kejang demam sederhana, yaitu ketika bangkitan kejang hanya terjadi sebentar, biasanya berhenti sendiri kurang dari 5 menit, dan tidak berulang dalam 24 jam. 80% kejang demam termasuk ke dalam kejang demam sederhana.

2.    Kejang demam kompleks, yaitu ketika bangkitan kejang terjadi lebih dari 15 menit, berulang dalam 24 jam, atau bangkitan hanya terjadi di sebagian tubuh.

Adapun jika Anda melihat anak mengalami sejumlah gejala-gejala kejang demam, segera lakukan langkah penanganan kejang demam secara cepat. Pastikan Anda tidak panik dan tetap tenang ketika mempraktikkannya.

Langkah-langkah untuk menangani kejang demam pada anak:

1.      Letakkan anak di tempat yang datar, luas, dan bebas, sehingga anak tidak akan terbentur atau tertimpa benda tertentu saat mengalami kejang. Segera singkirkan benda yang berbahaya di sekitarnya.

2.      Baringkan dalam posisi miring agar anak tidak tersedak oleh air liur atau muntahan.

3.      Longgarkan pakaian, terutama pada bagian leher.

4.      Jangan menahan gerakan kejang anak karena akan membuat anak tidak nyaman dan memicu patah tulang. Catat berapa lama anak mengalami kejang dan pantau terus agar posisi bayi selama kejang tetap aman. Jika memungkinkan Anda dapat merekam kejadian kejang demam, untuk ditunjukkan kepada dokter seperti apa kejang demam yang dialami anak.

5.      Tidak memasukkan apapun ke dalam mulut anak saat kejang, termasuk obat atau air. Hal ini akan memicu anak tersedak.

6.      Segera panggil ambulans atau bawa ke IGD jika kejang terjadi lebih dari 5 menit, terutama jika anak mulai terlihat mengalami kesulitan bernapas atau wajah yang memucat atau membiru.

Umumnya, kejang demam berlangsung selama 1-2 menit, anak akan rewel selama beberapa jam sebelum kemudian terlelap karena kelelahan. Walaupun kejang demam sudah berhenti dan Anda telah melakukan penanganan kejang demam dengan baik, Anda tetap perlu untuk membawa anak ke dokter. Namun, apabila anak Anda sampai harus dilarikan ke rumas sakit maka dokter akan memberikan obat kejang yang bisa menghentikan kejang melalui cairan infus. Obat yang diberikan melalui anus hanya dilakukan orang tua ketika di rumah dengan catatan orang tua sudah teredukasi dan anaknya sudah pernah kejang. Ketika kejang sudah berhenti, dokter baru akan mencari tahu penyebab kejang.

Saat anak telah mendapatkan diagnosis kejang demam, pemeriksaan dengan EEG, CT scan, atau MRI tidak selalu diperlukan. Namun, ketika kejangnya di luar kejang demam dan sudah masuk ke derajat kompleks serta berulang, maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Kemudian, untuk menghindari terjadinya kejang demam pada anak Anda yang memiliki risiko kejang demam, berikut ini merupakan beberapa tips yang bisa Anda lakukan.

1.     Jika si kecil demam:

a.       Berikan penurun panas parasetamol sesuai aturan.

b.       Kompres badan si Kecil dengan kain dan air

c.        Berikan cairan lebih banyak dengan makan dan minum lebih sering

d.       Pantau BAK si Kecil, jika lebih dari 6 jam tidak BAK segera bawa ke IGD.

2.     Gunakan diazepam melalui dubur sesuai anjuran dokter, jika si Kecil mengalami kejang di rumah.

3.     Konsultasikan obat kejang yang perlu disiapkan di rumah dengan dokter anda, karena Sebagian besar kejang demam tidak membutuhkan obat rutin

Kejang pada anak adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika anak mengalami kejang atau ada kekhawatiran mengenai kondisi kesehatannya. Dengan pemahaman yang tepat dan perawatan yang sesuai, anak dapat mengelola kondisi kejangnya dan menjalani kehidupan yang sehat.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3630/kejang-demam-pada-anak-gejala-tipe-dan-cara-tepat-mengatasinya

  

Apa itu Diet DASH?

Hipertensi merupakan silent killer yang dipengaruhi oleh gaya hidup tidak sehat meliputi kebiasaan makan-makanan berlemak jenuh dan tinggi Natrium, hal ini dapat ditangani dengan pengaturan pola makan. Penatalaksanaan diet yang direkomendasikan bagi penderita Hipertensi dengan Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). Penerapan diet DASH dapat menurunkan tekanan darah, peningkatan konsumsi sayuran dan buah-buahan yang kaya akan serat. Diet DASH ini merupakan diet yang difokuskan pada penurunan asupan garam dan lemak jenuh, serta memperbanyak konsumsi makanan yang memiliki kadar Kalium, Kalsium, Magnesium dan juga serat yang tinggi. Garam baik itu Sodium atau Natrium merupakan zat yang menjadi penyebab utama kejadian Hipertensi karena dampak yang diberikan dapat meningkatkan tekanan darah. Pasien dengan Hipertensi perlu memikirkan untuk diet DASH agar ketegangan peredaran darah atau tekanan darah terkendali. Standar langsung dalam melakukan diet DASH adalah mengatur secara ketat konsumsi Natrium dalam bentuk garam atau sumber makanan lain yang tinggi Natrium misalnya sumber makanan kemasan dan makanan cepat saji. Membatasi konsumsi daging dan makanan dengan kolesterol tinggi dan lemak trans. Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan dan susu dengan kandungan rendah lemak. Sebaiknya konsumsi ikan, daging unggas, kacang-kacangan serta makanan dengan gandum utuh.

Tujuan Diet DASH

Mengontrol tekanan darah agar mencapai kisaran normal serta berperan dalam pencegahan Hipertensi.

Manfaat Diet DASH

1.      Mengontrol tekanan darah.

2.      Membantu pasien obesitas untuk mengurangi berat badan dan mengecilkan ukuran lingkar pinggang.

3.      Menurunkan kadar LDL dan kolesterol dalam tubuh.

Diperlukan adanya konseling dan edukasi untuk memperkenalkan diet DASH kepada penderita Hipertensi. Edukasi kesehatan pada masyarakat dapat meningkatkan pemahaman, keinginan dan kemampuan masyarakat dalam mencegah kejadian Hipertensi serta komplikasinya.

Klasifikasi Diet DASH

1.      Diet DASH standar, yaitu maksimal asupan Sodium yang diperbolehkan adalah 2300 mg per hari atau setara dengan 1 (sdt).

2.      Diet DASH di bawah standar, yakni asupan Sodium per hari tidak boleh melebihi 1500 mg per hari atau setara dengan ½ (sdt).

Prinsip Diet DASH

1.      Konsumsi buah dan sayur yang mengandung Kalium, Fitoesterogen dan serat. Konsumsi Kalium (Potasium) yang bersumber dari buah-buahan seperti pisang, mangga, air kelapa muda bermanfaat untuk mengendalikan agar tekanan darah menjadi normal dan terjadi keseimbangan antara Natrium dan Kalium dalam tubuh. Konsumsi Kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah. Fitoesterogen dapat menghambat terjadinya menopause, menghindari gejala Hotflaxes (rasa terbakar) pada wanita menopause, dan menurunkan risiko kanker. Sedangkan serat dibutuhkan tubuh terutama untuk membersihkan isi perut dan membantu memperlancar proses defekasi. Serat juga mempengaruhi penyerapan zat gizi dalam usus, manfaat serat terutama dapat mencegah kanker Colon.

2.      Low-Fat Dairy Product (menggunakan produk susu rendah lemak). Pada diet Hipertensi diberikan produk susu rendah lemak, dimana susu mengandung banyak Kalsium. Dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler Kalsium memegang peran penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk mengatur transmisi saraf, kontraksi otot, pengumpalan darah, dan menjaga permeabilitas membran sel. Kalsium mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan. Susu rendah lemak baik diberikan kepada wanita manula, tidak hanya untuk mendapat tambahan Kalsium tapi juga protein, vitamin dan mineral.

3.      Konsumsi ikan, kacang, dan unggas secukupnya intake protein yang cukup dapat membantu pemeliharaan sel untuk membantu ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi dan mengangkut zat-zat gizi.

4.      Kurangi daging berlemak. Lemak jenuh bersifat Arterogenik, yaitu asam urat, asam palmitat, asam stearate. Seseorang dengan penyakit pembuluh darah umumnya harus membatasi konsumsi lemak jenuh berlebihan terutama dari sumber hewani seperti daging merah, minyak kelapa, coklat, keju, krim, susu krim dan mentega. Penimbunan lemak dalam pembuluh darah menyebabkan timbulnya Arteriosclerosis yang artinya meningkatkan tekanan darah.

5.      Membatasi garam dan gula. Pembatasan garam bertujuan untuk menurunkan tekanan darah, mencegah Odema dan penyakit jantung sedangkan pembatasan gula untuk menurukan kadar gula darah pada tubuh. Adapun yang disebut diet rendah garam adalah rendah sodium dan natrium. Dalam diet rendah garam, selain membatasi konsumsi garam dapur juga membatasi sumber Sodium antara lain makanan yang mengandung soda kue, Baking Powder, Monosodium Glutamat (MSG) atau penyedap makanan dan pengawet makanan (terdapat dalam saos, kecap dan makanan kemasan).

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3615/apa-itu-diet-dash

1 5 6 7 8 9 24

Search

+