Hati-hati Salmonellosis ! Asing Ya Istilahnya? Cari Tau Yuk!!!
Salmonellosis merupakan penyakit menular (zoonosis) yang menyerang sistem pencernaan, tepatnya bagian saluran usus baik manusia dan hewan akibat infeksi dari bakteri Salmonella melalui kontaminasi makanan dan minuman yang sudah tercemar bakteri tersebut, dan juga bisa dibawa oleh serangga seperti lalat. Gejala umumnya berupa diare dan bisa menyebabkan kematian jika terjadi komplikasi. Intensitas reaksi mulai terinfeksi bakteri Salmonella akan terjadi sekitar 7 sampai 36 jam dan akan berlangsung selama 2 sampai 7 hari.
Berbagai gejala lainnya termasuk:
• Muntah dan mual
• Sakit perut, kram perut, atau nyeri hebat pada perut
• Panas dingin atau demam
• Menggigil
• Nyeri otot
• Feses berdarah
• Terdapat tanda-tanda dehidrasi, seperti urine sedikit atau warnanya gelap, mulut kering, dan energi lemah (lemas)
Penyakit Salmonellosis mempunyai dua jenis variasi yakni tifoid dan non tifoid. Salmonellosis tifoid terdiri dari demam tifoid (thypoid fever) dan demam paratifoid (parathyphoid fever) yang ditimbulkan oleh tiap-tiap Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi A dan B, sedangkan Salmonellosis non tifoid biasanya disebabkan oleh serovar-serovar yang tidak menyimpan hospes (inang) detail, serovar ini berkarakter sebagai pathogen baik kepada hewan dan manusia.
Bakteri Salmonella ini biasanya didapati pada:
- Daging mentah, biasanya bakteri Salmonella dapat hinggap pada daging yang terkena kotoran selama pemotongan atau terbengkalai begitu saja, bisa melalui perantara lalat.
- Telur mentah, telur ini juga bisa menjadi penyebab Salmonellosis. Hewan unggas sangat rawan terinfeksi bakteri Salmonella apabila menghasilkan telur maka telur tersebut juga bisa ikut terinfeksi.
- Susu, jus, atau minuman lainnya yang tidak dipasteurisasikan atau disteriliasasi.
- Sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan bisa terkontaminasi apabila tidak dibersihkan dengan benar.
Jalur masuk bakteri Salmonella ke tubuh melewati makanan ataupun minuman yang tercemar kuman atau bisa juga bakteri dibawa oleh serangga (lalat) kemudian hinggap di makanan tersebut, kemudian masuk ke saluran pencernaan lambung (sebagian dimusnahkan) dan sebagian lainnya lolos berkembang biak di saluran usus setelah itu hipotalamus merespon dengan meningkatkan suhu tubuh dan terjadilah demam typhoid (tipes) yang menimbulkan gejala berupa diare dan lainnya (Nuruzzaman & Syahrul 2016).
Tingkatan infeksi bakteri Salmonella dibagi menjadi beberapa tingkatan, diantaranya :
- Gastroenteritis atau lebih dikenal dengan keracunan makanan yaitu penyakit yang bisa menginfeksi saluran pencernaan (usus) dan tidak didapati zat racun (toksin) sebelumnya. Penyebab terjadinya gastroenteritis yaitu menyantap makanan serta minuman yang tercemar bakteri Salmonella, seperti daging dan telur. Gejalanya akan berlangsung sekitar delapan hingga empat puluh delapan jam berupa pusing, mual ataupun muntah, diare, juga ditemui darah pada tinja, beserta hendak terjadi demam ringan yang bisa sembuh dalam dua sampai tiga hari.
- Demam tifoid (penyakit tipes) ini yang diakibatkan oleh bakteri salmonella typhi A, B, dan C. Terjadinya penyakit ini akan dimulai dari bakteri Salmonella masuk ke mulut melalui makanan atau minuman yang sudah tercemar lalu masuk kedalam usus halus dan sebagian hancur di dalam lambung, kemudian ke kelenjar getah bening, menerobos ke ductus thoracicus. Lalu bakteri menuju kedalam salurah darah yang akan terlihat gejala setelah itu sampai ke hati, limpa, sumsum tulang, ginjal, dan lainnya. Bakteri akan berkembang biak didalam tubuh dan akan terjadinya demam tifoid atau tipes.
- Bakterimia (septikimia) yaitu penyakit yang ditemukan pada infeksi Salmonella non-typhi dan demam tifoid. Indikasi akan keluar berupa panas serta bakterimia intermiten, juga bisa terdapat abnormalitas lain berupa osteomyelitis, pneumonia, abses paru-paru, meningitis, dan lainnya. Jika bakteri Salmonella typhi berada didalam darah sangat beresiko sekali 10 terjadinya infeksi. Perkembang biakan bakteri didalam tinja berupa negatif dan bakterimia ini tidak menyerang saluran pencernaan (usus).
- Carrier (pembawa) ini merupakan individu yang terinfeksi Salmonella typhi yang akan membuang sisa-sisa bakteri didalam fese dalam kurung waktu yang bermacam-macam dikenal dengan istilah carrier convalescent seumpama pasien tidak lagi mengeluarkan pembuangan sisa metabolisme bakteri Salmonella typhi dalam waktu dua sampai tiga bulan. Pengidap yang berjalan melakukan ekskresi bakteri Salmonella dalam waktu 1 tahun dikenal dengan istilah carrier kronik.
Beberapa golongan masyarakat yang rawan terkena Salmonellosis diantaranya:
- Berusia yang rawan kritis antara lain termasuk bayi (balita), anak-anak, atau usia lebih dari 65 tahun. Tidak menutup kemungkinan pada remaja bisa terjangkit bakteri Salmonella.
- Mempunyai sistem imun tubuh yang lemah pada seseorang, contohnya pada orang dengan riwayat penyakit HIV/AIDS, orang yang sedang menjalani transplantasi organ, maupun orang yang mendapatkan perawatan kemoterapi ataupun radiasi.
- Orang yang sebelumnya memiliki riwayat penyakit peradangan usus, sel sel selaput lendir pada usus yang sudah menempuh kerusakan sebelumnya lebih sensitif terkena bakteri Salmonella.
- Memiliki anggota keluarga yang mengalami infeksi Salmonella.
- Mempunyai hewan peliharaan terutama pada unggas seperti burung atau reptil, karena dapat membawa Salmonella.
- Menempuh perjalanan ke negara berkembang, yang mana sanitasinya buruk atau kebersihan di bawah sfesifikasi standar.
- Penggunaan obat antasida yang bisa menurunkan pH di dalam lambung, berakibat bakteri Salmonella akan lebih mudah masuk dan bertahan hidup di usus.
- Penggunaan obat antibiotik tanpa indikasi yang kurang tepat dari dokter, mampu menurunkan sejumlah bakteri baik dalam usus, lalu Salmonella dengan mudah merusak usus.
Penyakit Salmonellosis sangat sulit dideteksi, harus ada pemeriksaan fisik seperti memeriksa perut apabila terasa empuk dan mencari ruam dengan bintikbintik merah muda kecil di kulit. Apabila bintik tersebut disertai demam tinggi, terindentifikasi Salmonella yang serius maka akan terjadi demam tifoid. Selain 13 pemeriksaan fisik juga harus uji tes pada darah, urine, ataupun feses. Tes ini bertujuan untuk mencari bukti yang spesifik bahwa menunjukkan gejala terinfeksi bakteri Salmonella di tubuh penderita.
Cara menangani atau mencegah penyakit Salmonellosis bisa dimulai dari hal-hal sederhana dari individu ataupun dari lingkungan sekitar masyarakat, diantaranya:
- Mengatur atau mengolah makanan dengan baik dan benar, harus dimasak sampai benar benar matang
- Mengecek dengan teliti kebersihan tempat masak sebelum dan sesudah menyediakan makanan yang beresiko meningkatkan gejala
- Mencuci tangan hingga bersih (biasakan 6 langkah cuci tangan)
- Memakai alat-alat terpisah untuk makanan mentah dan matang
- Mencuci alat makan hingga benar benar bersih
- Hanya minum susu atau jus hasil yang sudah di pasteurisasi
- Budayakan kebersihan, jaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan.
Ingat ya, kebersihan bukan Cuma sebagian dari iman, tapi juga kunci dari kesehatan badan, salam sehat !
Sumber