Kenali Rhinitis Alergika Mulai dari Sekarang
Gangguan sistem imunitas tubuh akan memiliki berdampak terdapat timbulnya penyakit dan salah satu penyakit akibat gangguan sistem imun khususnya imun yang spesifik adalah rinitis alergika. Rinitis alergika adalah kelainan pada hidung dengan gejala seperti bersin-bersin, hidung berair, hidung gatal, dan juga tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh imunoglobulin E (IgE). Rinitis alergi umumnya bukan penyakit yang fatal tetapi gejalanya dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang dan menurunkan kualitas hidup penderita. Permasalahan terkait kualitas hidup yang sering dilaporkan terjadi pada penderita rinitis alergi di antaranya adalah gangguan tidur, rasa lelah dan mengantuk pada jam produktif, mudah marah, depresi, gangguan fungsi fisik dan sosial, penurunan atensi, kemampuan belajar serta defisit memori. Gangguan tidur pada penderita rinitis alergi dapat berupa sulit tidur, tidur tidak nyenyak, serta tidak merasa segar saat bangun tidur. Beban yang ditimbulkan dari penyakit rinitis alergi juga dapat dirasakan pada aspek sosio-ekonomi, baik yang berasal dari beban pembiayaan perawatan kesehatan serta beban yang ditimbulkan akibat penurunan produktivitas kerja. Terapi rinitis alergi dilakukan pendekatan bertahap sesuai dengan berat ringan penyakit dan respon terhadap pengobatan yang diberikan. Prinsip terapi rinitis alergi meliputi penghindaran terhadap alergen, edukasi, farmako terapi (antihistamin, kortikosteroid, dekongestan, antikolinergik), operasi, maupun imunoterapi.
Gejala Rhinitis Alergika
Gejala rhinitis alergika dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
1. Allergen
Allergen hirupan merupakan allergen terbanyak penyebab serangan gejala rhinitis alergika. Tungau debu rumah, bulu hewan, dan tepung sari merupakan allergen hirupan utama penyebab rhinitis alergika dengan bertambahnya usia, sedang pada bayi dan balita, makanan masih merupakan penyebab yang penting.
2. Polutan
Polusi dalam ruangan terutama gas dan asap rokok, sedangkan polutan di luar termasuk gas buang disel, karbon oksida, nitrogen, dan sulfur dioksida. Mekanisme terjadinya rhinitis oleh polutan akhir-akhir ini telah diketahui lebih jelas.
3. Aspirin
Aspirin dan obat anti-inflamasi nonsteroid dapat mencetuskan rhinitis elergika pada penderita tertentu.
Klasifikasi Rhinitis Alergika
Klasifikasi rinitis alergi berdasarkan berat ringannya penyakit :
1. Ringan, apabila penyakit tersebut : tidak mengganggu pola tidur, tidak mengganggu aktivitas pekerjaan, tidak mengganggu aktivitas penggunaan waktu luang, tidak mengganggu aktivitas sosial.
2. Rinitis alergi sedang-berat, apabila penyakit tersebut telah : mengganggu pola tidur, mengganggu aktivitas pekerjaan, mengganggu aktivitas penggunaan waktu luang, mengganggu aktivitas sosial.
3. Rinitis alergi dengan komplikasi, misalnya apabila rinitis alergi disertai : sinusitis, polip hidung, gangguan fungsi tuba auditiva dan telinga tengah.
Diagnosis
Diagnosis rhinitis alergika berdasarkan keluhan penyakit, tanda fisik dan uji laboratorium. Keluhan pilek berulang atau menetap pada penderita dengan riwayat keluarga atopi merupakan kunci penting dalam membuat diagnosis rhinitis alergika. Pemeriksaan fisik meliputi gejala utama dan gejala minor.
Uji laboratorium yang penting adalah pemeriksaan IgE total dan IgE spesifik, eosinophil pada hapusan mukosa hidung dan bisa dilakukan in vivo dengan uji kulit goresan atau tusukan atau suntikan.
Pencegahan
Pencegahan rhinitis alergika meliputi edukasi, penghindaran allergen, fatmakoterapi dan imunoterapi. Intervensi tunggal mungkin tidak cukup dalam pencegahan rhinitis alergika, penghindaran allergen hendaknya merupakan bagian terpadu dari strategi pencegahannya, terutama bila allergen penyebab dapat diidentifikasikan. Edukasi sebaiknya selalu diberikan berkenan dengan penyakit yang kronis, yang berdasrkan kelainan atopi, pengobatan memerlukan waktu yang lama dan pendidikan penggunaan obat harus benar terutama jika harus menggunakan kartikosteroid hirupan atau semprotan. Imunoterapi sangat efektif bila penyebabnya adalah allergen hirupan. Farmakoterapi hendaknya mempertimbangkan keamanan obat, efektifitas, dan kemudahan pemberian. Farmakoterapi masih merupakan andalan utama sehubungan dengan kronisitas penyakit.
Sumber
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3186/kenali-rhinitis-alergika-mulai-dari-sekarang