Pencegahan Stunting Pada Anak

14 Mar 2022 Edukasi

Masalah stunting adalah salah satu isu penting dalam dunia kesehatan anak-anak yang masih menjadi perhatian besar, khususnya anak-anak di negara terbelakang dan negara berkembang.

APA ITU STUNTING?

Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO (World Health Organization).

PENYEBAB STUNTING YANG HARUS DIWASPADAI 

Stunting menurut WHO (World Health Organization) disebabkan oleh kekurangan nutrisi pada bayi dalam waktu lama, kurang ASI, infeksi berulang, atau penyakit kronis yang menyebabkan masalah penyerapan nutrisi dari makanan. Faktor risiko stunting juga akibat pola asuh yang tidak memadai dari sejak bayi di dalam kandungan, di mana ibu hamil mungkin memiliki masalah kesehatan atau tidak memenuhi nutrisi janin selama kehamilan.

Pelajari lebih banyak tentang penyebab masalah stunting berikut ini:

  1. Kekurangan gizi pada ibu hamil
  2. Infeksi atau penyakit menular
  3. Kurang gizi
  4. Pola pengasuhan yang tidak memadai
  5. Faktor lingkungan

CARA MENCEGAH STUNTING PADA ANAK

1. Penuhi Kebutuhan Gizi dan Nutrisi Selama Masa Kehamilan

Tindakan yang relative ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi kebutuhan gizi selama kehamilan. Lembaga Kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter dan sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

2. Beri ASI Eksklusif Sampai Bayi Berusia 6 Bulan

Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan system kekebalan tubuh bayi.

3. Damping ASI Eksklusi dengan MPASI Sehat

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi makro dan mikro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun merekomnedasikan fortifikasi atau penambahan nutrsi kepada makanan. Namun sebaiknya seorang ibu harus berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut.

4. Mengatasi Anak yang Susah Makan

Memberikan variasi makanan yang sehat dan beragam, melengkapi kebutuhan gizi seimbang, termasuk sepertiga buah dan sayuran, sepertiga karbohidrat seperti nasi, dan sepertiga protein seperti daging, ikan, atau sumber protein vegetarian lainnya. Dan konsumsi minuman sehat seperti susu, teh buatan rumah, jus sayur dan buah, infused water, yoghurt, dan lainnya.

5. Terus Memantau Tumbuh Kembang Anak

Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama tinggi dan berat badan anak. Bawa si bayi anda secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.

 

Daftar Pustaka:

Nestle Health Science (2021). Masalah Stunting Pada Anak: Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya. Artikel Ilmiah Nestle Health Science, URL https://www.nestlehealthscience.co.id/artikel/masalah-stunting-pada-anak#:~:text=Stunting%20adalah%20kondisi%20serius%20pada,dan%20berlangsung%20dalam%20waktu%20lama  [diakses pada tanggal 4 Maret 2022 pukul 13.45]

Khairani, SKM, MKM. (2020). Situasi Stunting di Indonesia: Pemantauan Pertumbuhan Untuk Pencegahan Stunting, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Indonesia, Buletin Stunting (2020): hal 06

Search

+