Sleep Apnea dan Kematian Jantung Mendadak

Tidur yang nyenyak dan berkualitas adalah kebutuhan penting bagi kesehatan dan kesejahteraan kita. Namun, beberapa individu mengalami gangguan tidur yang serius yang dikenal sebagai sleep apnea obstruktif (OSA). Sleep apnea obstruktif adalah gangguan tidur kronis di mana saluran napas atas mengalami penyumbatan sebagian atau total, menyebabkan penghentian atau pengurangan aliran udara selama tidur. Gangguan ini dapat mengganggu kualitas tidur dan mengurangi kadar oksigen dalam darah.

OSA mempengaruhi lebih dari 1 miliar individu di seluruh dunia dan angka ini terus meningkat. Gangguan tidur ini dapat memiliki dampak negatif pada kualitas hidup seseorang dan meningkatkan risiko kematian.

Sleep apnea adalah kondisi di mana seseorang mengalami berhenti napas sementara selama tidur. Ada dua jenis utama dari sleep apnea:

1.    Obstruktif Sleep Apnea (OSA): Jenis sleep apnea ini terjadi ketika saluran napas terhalang oleh jaringan lunak yang roboh saat tidur. Hal ini menyebabkan berhenti napas yang sementara dan dapat membangunkan seseorang dari tidur.

2.    Central Sleep Apnea (CSA): Pada jenis sleep apnea ini, otak tidak mengirimkan sinyal yang tepat kepada otot-otot pernapasan untuk bernapas selama tidur. Ini dapat mengakibatkan napas yang tidak teratur atau berhenti sementara.

Kematian jantung mendadak (SCD) adalah kejadian yang tidak terduga di mana seseorang meninggal akibat masalah jantung dalam waktu satu jam setelah timbulnya gejala. Sleep apnea telah dikaitkan dengan peningkatan risiko SCD. Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara sleep apnea dan kematian mendadak akibat masalah jantung, terutama di luar rumah sakit.

Beberapa penelitian epidemiologi telah dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara sleep apnea dan SCD. Salah satu penelitian menemukan bahwa kadar oksigen terendah saat tidur (nadir O2 saturation) secara independen memprediksi risiko SCD. Setiap penurunan 10?lam kadar oksigen terendah ini dikaitkan dengan peningkatan risiko SCD sebesar 14%.

Sleep apnea dapat menyebabkan tekanan intratorakal yang negatif akibat obstruksi saluran napas. Hal ini dapat meningkatkan beban tekanan pada jantung dan meningkatkan kebutuhan oksigen jantung. Selain itu, sleep apnea juga dapat menyebabkan perubahan pada irama jantung dan memicu aritmia ventrikel.

Beberapa penanda elektrokardiografi (EKG) telah diidentifikasi pada pasien dengan sleep apnea yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami SCD. Penanda ini termasuk kompleks ventrikel prematur (PVC), perpanjangan interval QT, fibrilasi atrium, dan perubahan lain pada EKG yang dapat mengindikasikan risiko aritmia ventrikel.

Pengobatan sleep apnea dapat membantu mengurangi risiko SCD dan meningkatkan hasil kardiovaskular. Terapi tekanan positif kontinu di saluran napas (CPAP) adalah metode yang umum digunakan untuk mengobati sleep apnea. Penggunaan CPAP telah terbukti mengurangi kejadian aritmia ventrikel dan perpanjangan interval QT pada pasien dengan sleep apnea.

Terdapat beberapa penelitian yang sedang berlangsung untuk lebih memahami hubungan antara sleep apnea dan SCD serta pengaruh pengobatan sleep apnea terhadap hasil kardiovaskular. Penelitian ini mencakup penelitian observasional dan uji klinis yang melibatkan populasi pasien dengan sleep apnea dan masalah jantung.

Sleep apnea dapat meningkatkan risiko kematian mendadak akibat masalah jantung. Penelitian terus dilakukan untuk lebih memahami hubungan antara sleep apnea dan SCD serta pengaruh pengobatan sleep apnea terhadap hasil kardiovaskular. Penting bagi individu yang mengalami sleep apnea untuk mencari pengobatan yang tepat untuk mengurangi risiko komplikasi serius.

Sumber

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3222/sleep-apnea-dan-kematian-jantung-mendadak

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search

+